Selamat membaca!
Setelah terdiam dalam kekesalan dalam hati, akhirnya aku pun menjawab permintaan Almira dengan penuh amarah. "Jangan gila, Mira! Kamu mau menghancurkan pernikahanku? Memberi tahu Mas Denis tentang kehamilanmu sama dengan membongkar rahasiaku. Dia akan sangat marah kalau tahu kamu menggantikanku di malam pertama kami." Aku menentang permintaannya dengan sorot mata yang tajam menatap wajahnya.
Almira mengembuskan napas panjang. Tak kulihat rasa takut seperti biasanya ketika dia menghadapi kemarahanku. Dia malah balas menentang tatapanku.
"Lalu apa Kakak pikir Mas Denis tidak akan marah kalau dia tidak diberi tahu soal anaknya yang sedang aku kandung ini?" Almira mendelikkan mata padaku.
Ah, sial! Baru kali ini kulihat Almira begitu berani menentangku. Apa ini adalah insting seorang ibu yang akan melakukan apa saja demi anaknya? Begitulah yang banyak kudengar dari teman-temanku yang sudah memiliki anak.
Melihat keberanian Almira, aku berusaha menekan ego dan kemarahanku. "Ayolah, Mira! Jangan keras kepala begini. Aku akan membiayai kehamilanmu sampai kamu melahirkan. Kalau kamu mau, aku juga bisa mencarikan pria yang mau menjadi ayah dari janin yang ada dalam kandunganmu. Kamu bisa menjalani kehamilanmu dengan tenang dan rumah tanggaku bersama Mas Denis pun akan berjalan baik-baik saja." Aku berusaha sekuat hati untuk membujuk Almira. Namun, alih-alih menyetujui usulanku, Almira malah mendengus dan tersenyum dengan sinis.
"Jangan samakan aku dengan Kakak yang bisa beralih dari pelukan satu lelaki ke yang lelaki lain. Aku hanya ingin ayah dari janin yang aku kandung ini tahu bahwa aku sedang mengandung darah dagingnya! Jadi jangan salahkan aku kalau aku sampai menuntut tanggung jawab dari Mas Denis karena dia memang ayah dari anak ini." Almira mencodongkan badannya ke arahku dan berkata dengan kilatan amarah di matanya.
Entah apa yang membuatnya seperti kesetanan, tetapi ini adalah pertama kalinya aku melihat amarahnya begitu menggebu-gebu. Dia memang sangat keras kepala. Membuatku merasa kesal hingga tak tahu harus melakukan apalagi untuk membujuknya. Memang apa ruginya jika dia menikah dengan pria yang akan aku carikan untuk menjadi ayah dari janin yang dikandungnya? Apalagi dia bisa hidup enak dengan banyak uang yang pasti akan terus aku berikan padanya.
"Mira, tolong singkirkan egomu! Kamu bisa hidup tenang tanpa harus merusak kebahagiaanku. Aku mohon mengalah untuk Kakak!" Aku genggam tangan Almira yang berada di atas meja dengan erat. Berharap agar dia luluh dan mau menuruti keinginanku.
Sesaat kami terdiam. Hening menyelimuti di area tempat kami duduk. Almira sibuk dengan pikirannya. Semoga saja dia mau menerima saran terbaik yang aku usulkan. Namun, tiba-tiba saja dia menyentakkan tanganku.
"Aku tidak butuh lelaki lain, Kak. Kehamilan ini terjadi karena kamu yang memintaku untuk bertukar peran di malam pertamamu. Jadi, aku mau Mas Denis tahu kalau aku mengandung anaknya."
Permintaan Almira membuat amarahku kian meluap. Aku benar-benar merasa geram dengan sikapnya yang tak mau mengalah. Dia begitu berbeda, tidak seperti Almira yang aku kenal seperti biasanya. Terlihat kurang ajar dan begitu egois memikirkan keinginannya harus dituruti.
"Kenapa begitu sulit menundukkan Mira kali ini?" batinku menahan amarah yang tengah menguasai pikiranku.
"Aku beri dua pilihan, Kak. Kakak yang memberi tahu Mas Denis atau aku yang langsung menemui Mas Denis dan mengatakan padanya kalau aku hamil anaknya." Almira menatapku tajam dengan seringai di bibirnya.
Aku merasa gugup mendengar ultimatum dari Almira. Bagaimana bisa dia berpikir untuk menemui Mas Denis dan mengatakan kalau dia hamil. Hal ini tidak bisa kubiarkan. Almira sungguh keterlaluan.
Bersambung ✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Bunda Kayla
rumit...
2023-02-26
0
Tri Kesumayani
salah Lissa nya sendiri,, dia yg egois malah nyalahin orang, malah org itu kembarannya sendiri lagii,, emosi kita dibuatnya😡🤬
2023-02-22
0
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
lha situ egois juga kan🙄,gak ngaca
2023-01-26
0