Selamat Membaca!
Bulan maduku dan Mas Denis telah berakhir. Kami kembali ke rumah dengan beberapa aktivitas yang sudah terjadwal. Mulai hari ini Mas Denis akan kembali bekerja menjalankan tugas sebagai CEO Starvisi Grup dengan hari-harinya yang pasti akan begitu sibuk.
Sejak pulang ke rumah, dia tak lagi membahas masalah pesan yang dikirimkan Almira untuk mengajakku bertemu.
Pagi ini, saat kami tengah sarapan tiba-tiba saja Mas Denis mengatakan sesuatu. Sebenarnya aku sangat cemas dia akan bertanya soal Almira hingga aku menatapnya dengan gugup.
"Sayang, jangan lupa carikan orang yang bisa membantu Mira untuk menjaga ibu. Kasihan adikmu kalau kuliahnya jadi terganggu karena lelah menjaga dan mengurus ibu sendirian!"
Begitu mendengar hal itu, seketika aku merasa lega dan bisa kembali bernapas dengan normal. Tadinya aku sudah ketakutan setengah mati, pikiranku membayangkan Mas Denis akan mengatakan sesuatu tentang Almira, beruntung ternyata pikiranku salah.
Di sisi lain, aku sedikit terkejut mendengar ucapan Mas Denis. Aku sama sekali tidak menyangka jika dia mengingat alasanku saat membahas pesan dari Almira waktu itu di hotel.
Tak ingin membuat Mas Denis curiga, aku pun segera menganggukkan kepala sambil menatapnya yang kini tengah mengunyah roti bakar sambil menyesap kopi yang sengaja aku buat untuk sarapan pagi suamiku. "Iya, Mas. Rencananya hari ini aku mau izin sama kamu untuk ke rumah ibu. Sekalian aku aku ingin membahas sama Mira tentang rencana untuk mencari orang yang bisa menemani dan membantunya merawat ibu. Boleh kan aku ke rumah ibu, Mas?" tanyaku sembari menyodorkan selembar tisu pada Mas Denis saat dia menunjuk kotak tisu yang ada di dekatku.
Mas Denis mengelap mulutnya dengan tisu yang kuberikan. Lalu, dia menghabiskan sisa kopi yang tersisa di gelasnya.
"Tentu boleh, Sayang. Titip salam buat ibu ya. Sampaikan permintaan maafku karena belum sempat menjenguk ibu lagi," ucap Mas Denis dengan menampilkan raut menyesal di wajahnya, kemudian dia pun kembali meletakkan gelas di permukaan meja setelah meminumnya.
Aku menganggukkan kepala dan mengulas senyuman manis di kedua sudut bibirku. "Iya, Mas. Aku akan menyampaikannya pada ibu. Kamu tidak perlu khawatir, ibu pasti ngerti kok karena ibu tahu kalau menantunya itu sibuk."
"Selain beruntung memiliki istri baik seperti kamu, aku juga merasa sangat beruntung karena memiliki mertua pengertian seperti ibu. Kalau begitu aku jalan sekarang ya, Sayang. Satu jam lagi aku ada meeting dengan klien dari Malaysia." Mas Denis terdengar tulus saat mengatakannya dan itu benar-benar membuatku bahagia karena memiliki suami seperti dia. Selain bisa memanjakanku dengan hartanya yang melimpah dan barang-barang mewah, Mas Denis juga memperlakukanku seperti seorang ratu.
Mendengar suamiku harus segera pergi ke perusahaan, dengan cepat aku bangkit dari kursiku dan menghampirinya. Seperti biasa, aku akan mengantarkan suamiku sampai naik ke mobil pribadinya dan kami meninggalkan ruang makan seraya melangkah beriringan.
Setibanya di halaman rumah, aku melepaskan lengan Mas Denis yang sempat aku peluk. Lalu, dia berdiri di hadapanku sembari menangkup kedua sisi wajahku dengan lembut.
"Aku pergi dulu ya, Sayang. Nanti hati-hati kalau mau ke rumah ibu. Kabari aku begitu kamu sampai di sana ya! Aku berangkat kerja dulu." Setelah berpamitan tidak lupa Mas Denis mencium kening dan kedua pipiku.
Setelah kedua tangan Mas Denis turun dari wajahku, aku pun segera meraih tangan suamiku dan mencium punggung tangannya.
"Kamu juga hati-hati di jalan ya, Mas. Saat jam istirahat nanti jangan lupa makan siang!" ucapku memperingati Mas Denis yang langsung menjawabnya dengan sebuah anggukan dan senyuman.
Mas Denis mulai beranjak pergi dari hadapanku dan langsung masuk ke mobil, lalu dia menghidupkan mesinnya. Setelah itu Mas Denis membunyikan klakson sembari membuka kaca mobil. Aku pun melambaikan tangan hingga suara deru mesin mobilnya terdengar samar setelah keluar dari halaman rumah.
Selepas Mas Denis berangkat kerja, aku segera mengeluarkan ponselku dari dalam saku celana untuk mengirim pesan pada Almira.
"Kita bertemu di restoran biasa. Satu jam lagi aku jalan ke sana!" Tanpa menunggu balasan pesan dari Almira, aku bergegas kembali masuk ke rumah dan langsung menuju kamar untuk bersiap-siap.
Bersambung ✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
apa masih akan ngomong begitu setelah tau semuanya 🤣
2023-01-26
0
WILUJENG TEPANG TAUN SUHU⁶⁹
semoga cepet kebongkar dah semua kebusukan mu itu Lissa
2023-01-26
0
Nur Janah
ga tau kak mau komen apa, lanjut aja ya😂🙏🏻
2023-01-22
0