Selamat membaca!
Setelah selesai makan, Mas Denis tiba-tiba berdiri dan membungkuk di hadapanku sambil mengulurkan tangannya. Aku menyambut dengan senyuman, lalu meraih tangannya. Dia mulai membimbingku untuk melangkah maju ke depan lampu hias berbentuk lambang cinta berlatar balon udara.
"Ayo kita dansa, Sayang!" Mas Denis meletakkan tangan kirinya di pinggangku, sementara tangan kanannya menggenggam tangan kiriku.
"Tapi aku malu, Mas." Aku melihat ada dua pelayan dan pemain biola yang tak sekalipun melihat ke arah kami. Sepertinya mereka memang menjaga privasi kami malam ini agar bisa leluasa menikmati setiap momen yang kami lewati.
"Tidak perlu malu, mereka tidak akan menertawakanmu." Walaupun awalnya ragu, aku mulai meletakkan tangan kananku di bahu kirinya dan kami pun mulai berdansa di bawah langit bertabur bintang diiringi alunan biola yang sungguh indah bagiku. Ini seperti film-film romantis yang sering aku tonton dan kadang membuatku iri, tetapi sekarang aku bisa merasakannya. Kebahagiaan yang pastinya tidak akan pernah bisa aku lupakan sepanjang hidupku.
Rasanya aku tidak ingin mengakhiri makan malam yang romantis ini. Namun, apa daya keberadaan kami di rooftop hotel dibatasi oleh waktu yang tentu saja tidak menunggu kami puas untuk melewati momen indah ini.
Setelah mengabadikan beberapa foto, Mas Denis pun kembali melingkarkan tangannya pada pinggangku dan kami mulai melangkah menuju lift yang ada di depan sana.
"Mas, aku bahagia sekali malam ini."
"Sungguh?"
"Iya, Mas. Aku benar-benar bahagia dengan semua ini."
Mas Denis mengecup keningku begitu dalam sebelum menjawab apa yang aku katakan. "Aku juga bahagia, Sayang. Pokoknya nanti aku akan sering mengajak kamu makan malam seperti ini ya." Entah berapa lama aku tersenyum malam ini. Namun, entah kenapa tiba-tiba ingatan tentang Almira kembali mengusikku. Membuatku takut jika kebahagiaan ini bisa hilang dan berubah menjadi perpisahan.
"Mas …." Aku menjeda pertanyaanku. Masih takut apa aku harus menanyakan hal itu atau tidak.
"Kenapa, Sayang?" tanya Mas Denis sambil menuntun langkahku masuk ke lift.
"Kalau aku … suatu saat melakukan kesalahan, apa kamu akan maafin aku?" tanyaku yang awalnya ragu, tapi akhirnya aku berani mengatakannya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Sayang? Tentu saja aku akan memaafkan kamu selama itu bukan tentang perselingkuhan." Mas Denis mengatakan dengan penuh penekanan di akhir kalimat yang diucapkannya.
Aku merasa sedikit lega. Walaupun mungkin aku merasa kesalahan yang aku lakukan lebih besar dari sekadar perselingkuhan. Bagaimana tidak, bertukar peran di malam pertama hanya demi menutupi ketidakperawananku pasti siapa pun akan murka jika mengetahuinya, termasuk Mas Denis. Tetapi saat mendengar perkataannya, setidaknya aku masih punya harapan jika suatu saat semua itu terbongkar, Mas Denis mungkin akan memaafkanku.
"Tentu saja aku tidak akan melakukan itu, Mas. 1000 tahun pun aku hidup, aku akan tetap setia padamu." Kami berdua pun kembali tersenyum. Melangkah bersamaan menuju kamar hotel setelah pintu lift terbuka karena sudah berhenti tepat di lantai yang kami tuju.
Saat aku tengah membuka pintu kamar, lagi-lagi aku dibuat terkejut dengan keromantisan Mas Denis. Dia meraih tubuhku dan menggendongku ala bridal style. Dengan kakinya Mas Denis menutup pintu yang langsung otomatis terkunci setelah electronic key dimasukkan ke tempatnya.
Perlahan Mas Denis menurunkanku di ranjang. Dia membungkuk di atas tubuhku, lalu menghujaniku dengan ciuman. Tanganku seketika melingkar pada lehernya dan membalas ciuman panasnya.
Sebelum Mas Denis melanjutkan cumbuannya, aku berbisik, "Sebaiknya aku lepaskan dulu gaun ini. Sayang kalau rusak, Mas." Aku gigit kecil telinganya saat berbisik hingga membuat Mas Denis menggeliat akibat gigitan kecilku di telinganya. Dengan gerakan kilat, Mas Denis membantuku melepas gaun yang aku kenakan hingga tubuh indahku terlihat oleh kedua matanya.
Kami pun melewati malam panjang saling berbagi kenikmatan. Menyempurnakan kebahagiaan dan pastinya malam ini akan jadi malam yang sulit untuk aku lupakan seumur hidupku. Malam di mana aku semakin yakin untuk mempertahankan pernikahanku, walau seberat apa pun rintangan ke depannya.
Bersambung ✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Yurika Tara
kasian bngt Almira membawa beban..kk y
2023-02-03
0
Mawar Berduri
aku tidak tau mau bilang apa jadi diem waelah nggak komen
2023-02-01
0
WILUJENG TEPANG TAUN SUHU⁶⁹
Jangan lupa kan ada sosok yg kmu hancurkan d balik kebahagiaan ini.. adik mu harus menanggung beban yg cukup berat tpi kamu seolah lupa dan berbahagia d atas deritanya..
2023-01-26
2