Selamat membaca!
Sampai akhirnya, panggilan dari sopir taksi seketika membuyarkan lamunanku yang tengah berkutat dengan pergolakan batinku sendiri.
"Mbak, kita sudah sampai."
Aku pun segera tersadar dan bersiap untuk keluar. Setelah mengambil uang dari dompet, aku langsung memberikan dua lembar uang seratus ribuan pada sopir taksi. "Ini ambil saja kembaliannya, Pak!"
"Mbak, tetapi ini lebihnya banyak banget. Ongkosnya cuma 78.000. Mbak cukup kasih satu lembar saja, ini satu lembar lagi saya kembalikan."
Aku membuka pintu mobil sambil menolak kembalian uang. "Tidak apa-apa, Pak. Saya ikhlas kok."
"Kalau begitu terima kasih banyak ya, Mbak. Semoga sehat terus dan banyak rezekinya. Sekali lagi terima kasih."
Sang pengemudi mengucapkan terima kasih berkali-kali, dia terlihat sangat bahagia padahal itu hanyalah uang receh bagiku. Aku pun segera melangkah keluar dan kembali menutup pintu taksi.
Secepatnya aku mengenakan kacamata untuk menutupi sebagian wajahku sebelum masuk ke restoran. Lalu, aku mulai berjalan masuk dan mencari keberadaan Almira. Ternyata dia duduk di sudut terdalam tempat ini. Aku pun langsung menghampirinya. "Hai." Aku menarik salah satu kursi untuk duduk di seberangnya sambil menyapa.
Almira yang sedang termenung entah memikirkan apa, sontak mendongak saat aku menyapanya. Wajahnya kelihatan lesu. Apa itu memang efek dari kehamilannya karena biasanya dia selalu ceria setiap kali bertemu denganku.
"Hai, Kak. Bagaimana bulan madunya? Seru dong ya. Pasti Kakak kewalahan kan mengimbangi permainan Mas Denis? Dia memang perkasa." Almira menjawab dengan pernyataan tentang keperkasaan Mas Denis di atas ranjang.
Aku pun mendengus kesal mendengar ucapan Almira. Betapa kurang ajarnya dia membicarakan suami kakaknya secara terang-terangan seperti ini.
"Jaga ucapanmu, Almira! Enggak pantas kamu membicarakan soal Mas Denis seperti itu. Apalagi ini tempat umum!" Aku sampai mengepalkan tangan di atas meja seraya menekan kalimatku dengan nada tak suka.
Almira tertawa pelan sambil menutup mulutnya. "Kenapa, Kak? Apa aku salah? Bukankah Kakak yang memintaku untuk menggantikanmu di malam pertama? Biar aku kasih tahu sesuatu, Kak. Permainan Mas Denis itu luar biasa loh. Dia bahkan kuat melakukannya berkali-kali sampai tubuhku benar-benar lemas dan akhirnya aku hamil. Mas Denis menghamiliku hanya dalam permainan semalam." Almira kembali terkekeh seolah mengejekku.
Aku semakin geram mendengar ucapan Almira. Dia seperti mengolok-olokku karena sampai saat ini, tepatnya satu bulan setelah menikah aku belum juga hamil.
"Oke, jadi kamu mau uang berapa untuk membiayai kehamilanmu?" Aku yakin Almira pasti butuh uang untuk menjalani kehidupannya selama mengandung. Makanya, aku coba menawarkan hal itu dan berharap dia mau menerimanya.
Almira pun terdiam. Mungkin dia sedang berhitung apa saja kebutuhannya dan berapa biaya yang diperlukan selama menjalani kehamilan seorang diri. Aku tak keberatan membiayainya. Toh, itu juga anak Mas Denis.
"Aku enggak butuh uangmu, Kak. Aku mau kamu kasih tahu Mas Denis tentang kehamilanku. Aku kasih kamu waktu satu Minggu untuk menyampaikan semuanya pada suamimu!" ujar Almira yang terdengar sangat memaksa.
Perkataan Almira benar-benar membuatku kesal. Aku hampir tak mampu membendung amarahku saat ini. Namun, beruntung seketika aku sadar jika sekarang aku sedang berada di tempat umum dan itu artinya aku harus bisa mengendalikan emosiku, walau sebenarnya aku ingin sekali memberikan Almira pelajaran agar dia sadar jika permintaannya tadi sungguh keterlaluan.
"Mira! Walaupun sekarang kamu sedang mengandung darah daging suamiku, tetapi aku tidak akan pernah memberi tahu Mas Denis soal kehamilanmu! Dia adalah milikku dan selamanya akan terus seperti itu! Kamu dan calon bayimu tidak berhak atas dirinya!" batinku dengan napas tercekat, bahkan aku merasa air mata sudah mulai membasahi kedua mataku karena berusaha menahan amarah.
Bersambung ✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
setuju aku Mira,dia aja gak ada hati nyuruh gantiin di malam pertama
2023-01-26
0
Nur Janah
jangan mau di bodohin lagi sama Lissa ya Almira biar dia ga nganggep remeh orang lain
2023-01-22
0
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓
𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘬𝘢𝘬𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘳𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘶𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘦𝘨𝘰𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘬𝘢
2023-01-17
1