Ruqayyah membantu Bunda keluar dari mobil dan Abidzar mengeluarkan kursi roda dari dalam bagasi mobil. Saat bunda susah duduk di kursi roda nya, Ruqayyah mendorong kursi roda bunda masuk ke dalam rumah dan Abidzar membawa masuk ransel bunda.
Sebuah rumah dua lantai dengan desain minimalis, di bagian atas ada teras untuk bersantai yang di penuhi bunga. Mata Abidzar menerawang sekeliling, bersih dan juga rapi, mungkin karna penghuni rumah ini perempuan semua, jadi mereka dangat menjaga kebersihan nya.
‘’Kak Abi…’’ teriak Ayunda, ayunda langsung berlari keluar saat sang bunda sudah di dalam dan mengetahui Abidzar lah yang mengantar mereka pulang.
‘’Yunda…gimana tadi sekolah nya??’’ tanya Abidzar ambil ikut masuk kerumah dengan tarikan tangan Ayunda .
Moment yang indah, dan itu terlihat oleh Luqman. Semakin banyak pertanyaan di benak Luqman, bagaimana dalam waktu singkat Abidzar akrab dengan keluarga Ruqayyah.
‘’Lancar kak, tadi Yunda ujian mid semester kak..’’
‘’Yunda kenapa malah narik-narik tangan Kak Abi..??’’ tanya Ruqayyah
Abidzar memberikan ransel Bunda ke Aqila, karna Aqila lah yang sudah meminta nya terlebih dahulu.
‘’Bun, Abi langsung pamit ya..’’ pamit Abidzar
‘’mau langsung, gak makan dulu, Aqila pasti sudah masak..’’ jawab Bunda
‘’iya kak, Qila udah masak loh..’’ Aqila ikut angkat bicara
‘’Lain waktu, udah sore juga Bun..’’
Bunda pun menganggukan kepala memberi Abidzar izin, Bunda pun tahu tidak mungkin menahan Abidzar terlalu lama, dirumah ini semua adalah perempuan dan dia laki-laki seorangpun, apa kata orang-orang nanti.
‘’Ay.. antar nak Abi ke depan, bunda biar sama Qila aja’’ titah Bunda dan Ruqayyah tak bisa menolak
Ruqayyah pun mengantar Abidzar sampai di depan mobil Abidzar.
‘’Makasih udah bantuin kami, tapi saya rasa Pak Abidzar gak perlu terlalu merepotkan diri’’
‘’Tapi Kak, sekarang kok Pak..??’’ tanya Abidzar, bukan menjawab ucapan terima kasih atau respon Ruqayyah soal bantuan nya, malah membahas panggilan
‘’karna itu di depan Ayunda…’’ jawab Ruqayyah dengan jutek nya tampa melihat ke arah Abidzar
Abidzar malah terkekeh dengan tingkah Ruqayyah.
‘’ya sudah saya pamit, dan saya akan sering kesini nanti, kamu gak bisa melarang saya, atau kamu mau saya boyong ke hotel kemarin..??’’ tanya Abidzar dengan senyum devil nya
Dan itu mampu membuat ruqayyah langsung menoleh ke arah Abidzar.
‘’Gak usah macam-macam apa lagi mengingat apa yang terjadi di hotel..’’ balas Ruqayyah dengan penuh kekesalan
‘’Bahkan saya ikhlas bayar kamar itu agar tidak ada yang memakainya.. karna ada moment bersejarah kita disana..’’
Ruqayyah benar-benar geram dengan apa yang Abidzar bahas.
‘’kenapa?? Pasti moment itu gak bisa kamu lupakan kan..??’’ lagi-lagi sambil tersenyum devil
‘’Terserah…’’ balas Ruqayyah sambil membalikan badan dan meninggalkan Abidzar begitu saja
Abidzar bukan marah, kali ini dia malah tersenyum sumringah penuh kepuasan, entah syaitan apa yang membisikan nya dengan pembahasan malam pertama mereka.
Karna bagaimanapun dia sendiri juga tidak bisa melupakan moment itu, mungkin ada keterpaksaan di dalam diri Ruqayyah, tapi setidak nya malam itu adalah Ibadah, terlepas apa niat awal pernikahan mereka.
🍂
Malam pertama kepulangan Bunda, Bunda masih harus bed rest dan malam ini mereka berkumpul di kamar Bunda.
‘’Udah malam, besok sekolah kan??’’ tanya Bunda
‘’ya udah Bunda, Bunda juga istirahat ya, kami ke kamar’’ balas Aqila sambil menarik sang Adik
Ruqayyah akan ikut beranjak, tapi di tahan oleh Bunda.
‘’Ay, duduk dulu sini..’’ pinta Bunda dan Ruqayyah pun menuruti apa permintaan Bunda
‘’kenapa Bun?? Butuh sesuatu..??’’ tanya Ruqayyah
‘’anak Bunda ini sudah dewasa, sudah 23 tahun, sudah cocok loh untuk berkeluarga, mempunya lelaki yang bisa menjaga nya..’’ ujar Bunda dan itu membuat Ruqayyah terdiam seribu Bahasa, jawaban apa yang harus dia berikan.
Menjawab dia sudah menikah??
‘’Ay, kenapa malah melamun???’’ tanya Bunda dan Ruqayyah menggeleng
‘’Ada dua pria baik, ada nak Abi dan Luqman, apa di antara kedua nya ada yang lebih dari teman atau rekan kerja..??’’ tanya Bunda
‘’ya Allah, jawab apa yang harus Ayya berikan, ini yang Ayya takutkan, jika Ayya jujur apa Bunda akan menerimanya, atau Ayya harus berbohong???’’ batin Ruqayyah
‘’Ay…’’
‘’Bunda gak usah mikir kemana-mana ya, doain yang terbaik aja buat Ayya, Allah berikan jodoh yang terbaik buat Ayya..’’ ujar Ruqayyah
‘’sekarang kita fokus ke Kesehatan Bunda..’’ tambah Ruqayyah
‘’Apa Abi membantu kamu karna dia punya perasaan ke kamu sayang..??’’ tanya Bunda
Pertanyaan apa ini, dan harus di jawab apa, Ruqayyah benar-benar bingung di buat nya.
‘’Ayya gak tahu Bun soal perasaan pak Abidzar, terlepas dari itu Ayya sedang fokus untuk Ayya bisa melunasi nya, Bunda cukup fokus dengan Kesehatan Bunda’’ jawab Ruqayyah, tak ingin melanjutkan pembicaraan ini semakin jauh.
Ruqayyah menyelimuti tubuh Bunda, mencium kening bunda, memasang lampu tidur lalu keluar dari kamar Bunda, Bunda menatap penuh keheranan, ada yang sang putri sembunyikan, tatapan antara Abidzar dan Ruqayyah membuat Bunda bertanya-tanya.
Haruskan dia melakukan kebohongan demi menutup kebohongan yang lain.
Sekali saja kebohongan itu di ucapkan, ia akan menjadi awal lahirnya kebohongan-kebohongan berikutnya.
Kebohongan itu fungsi nya Cuma dua, kalau tidak untuk menutupi Kebenaran, ya untuk menutupi Kebohongan.
Dilema, Ruqayyah dalam dilemma besar.
Memori nya kembali memutar saat kejadian di hotel, mulai dari ijab Qabul hingga di malam meraka melakukan ibadah itu.
‘’Ya Rabb… Hamba ridho dengan semua yang Engkau tentukan, bantu Hamba, Tuntun Hamba’’ doa Ruqayyah
🍂
Di kediaman keluarga Abidzar
‘’kenapa malah melamun..??’’ tanya sang Mama saat melihat Abidzar duduk di kursi tak jauh dari kolam.
‘’menikmati suasana aja Ma.. Mama kenapa belum tidur..??’’ tanya Abidzar balik
‘’udah mau tidur sih, Mama mau ngambil air minum, trus lihat pintu terbuka, teryata ada kamu..’’
‘’Ma…’’
‘’iya..’’ sambil mengambil posisi duduk di samping sang putra
Abi menyandarkan kepalanya di pundak sang Mama.
‘’Apa Abi yang jarang sholat ini, Abi yang jauh dari kata baik ini, berhak mendapatkan istri yang Baik dan Shaleha..??’’ tanya Abidzar
‘’tunggu-tunggu, kamu udah putus sama model baju gak jadi itu..??’’ tanya Mama sedikit kaget dengan pertanyaan Abidzar
‘’Mama…’’
‘’ya kan memang benar, dia kalau pakai baju suka kurang bahan..’’
‘’Ma, jangan bahas itu, cukup jawab pertanyaan Abi..’’
‘’kamu itu sama kaya Papa, dingin bahkan terkesan angkuh, tapi Mama percaya kamu anak yang baik, mengenai jodoh itu rahasia Allah, sekarang kalau kamu mau dapat yang Sholeha ya harus berjuang untuk mendapatkan nya..’’
‘’Mama selalu berdoa kamu di berikan jodoh yang Sholeha, agar bisa membawa anak mama ini ke jalan menuju surga nya Allah…’’
"Ada Ma... tapi Abi melakukan kesalahan, Tapi kesalahan itu yang mengikat kami Ma.. tapi di bersikeras untuk terlepas". Batin Abidzar
🍂🍂🍂
Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. @cerita_ajengkirana
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Neulis Saja
memintalah kepada yg menciptakannya karenabutk kebaikan selalu ada jalan semoga allah membolak balikan hati seseorang yg tadinya benci menjadi sayang dan yg tadinya sayang menjadi benci mudah2an ruqayyah menjadi sayang padamu
2024-02-26
1
Sus Susyla
keburu hamil rugayah
2022-12-31
2
@ oktarini#
segera sm" jujur ya kk ajeng.. biar di satukan karna sudah dlm ikatan pernikahan... semoga di restui sm 2 belah keluarga..
2022-11-10
1