Ruqayyah sebelum ke rumah sakit kembali kerumahnya terlebih dahulu, dan itu membuat Abidzar tahu rumah Ruqayyah.
Setelah mengganti pakaiannya, Ruqayyah kembali masuk ke dalam mobil, mampir untuk membeli sarapan dan juga buah.
Sebenarnya dia sudah sangat lapar, tapi dia memutuskan untuk makan bersama adik-adiknya.
Akhirnya Ruqayyah sampai di rumah sakit dimana sang Bunda di rawat, berasa ada yang mengikuti nya, tapi setiap menoleh ke belakang tidak nampak siapapun yang mencurigakan dan membuat melanjutkan langkah kaki nya.
"Kak...." teriak Ayunda sambil berlari ke arah Ruqayyah
"kok lama...??" tanya Ayunda
"Nih..." sambil menunjuk bungkusan yang berisi buah dan sarapan untuk dirinya dan ke dua adik nya.
"Yunda tadi izin lagi sama Bu Guru,.Kak Qila yang bilang yang Bu guru..."
"ya sudah, kakak juga udah nelfon Bu guru kok tadi.... sekarang kita sarapan dulu.." balas Ruqayyah sambil menggandeng sang adik kecilnya menuju ruangan Bunda.
Tanpa Ruqayyah tahu ada sepasang mata yang selalu mengamati nya.
"Ay..." panggil sang Bunda saat Ruqayyah sudah masuk ke kamar Bunda.
"kenapa Bun....ada yang sakit???" tanya Ruqayyah
"Bunda takut kalau_"
"ssttt...." sambil menaruh jari telunjuknya ke bibir Bunda
"Bismillah, Bunda harus semangat ya... kami semua menunggu dan mendoakan bunda dari luar" ujar Ruqayyah berusaha menenangkan sang Bunda, walaupun sebenarnya dia tak kalah khawatir dengan hasil operasi nanti.
"kamu harus berhutang sebanyak itu untuk bunda...."
"itu tidak setara dengan apa yang sudah Bunda berikan untuk Ayya dari di dalam kandungan hingga saat ini..."
"laper..." ujar Ayunda, moments haru itu berubah jadi tawa saat melihat Ayunda mengeluh lapar sambil mengelus perutnya
Mereka bertiga pun makan bersama, senyum mengembang terbit dari bibir Bunda melihat ke tiga Putrinya saling menyayangi.
"Kak, emang nya kalau mau operasi harus puasa ya..??" tanya Ayunda
"mungkin memang seperti itu prosedur nya,.kita kan gak tahu, dokter yang lebih tahu, kita doain ya operasi Bunda berjalan lancar.." sambil mengusap kepala sang adik yang berbalut jilbab
"Aamiin..." balas Aqila dan Ayunda bersamaan
Ada pertanyaan besar menyelimuti Abidzar, hanya ada 4 wanita di dalam ruangan itu. apakah tidak ada keluarga lain, Abidzar pun sebenarnya baru tahu Ruqayyah adalah anak Yatim saat ijab Qabul. Abidzar Memutuskan untuk ke kantin rumah sakit, dia tak kalah lapar nya.
🍂
Saat Abidzar kembali nampa suster , Ruqayyah dan kedua adik nya mendorong brankar Bunda untuk menuju ruang operasi.
Tampa sengaja Ruqayyah melihat Abidzar tapi mata nya dengan cepat dia alihkan ke Bunda sambil merangkul Ayunda.
Abidzar mengikuti mereka dengan menjaga jarak,.ada rasa iba.
"Bunda harus optimis, harus berjuang untuk kami, kami menunggu bunda disini" ujar Ruqayyah saat mereka sudah berada di depan ruang operasi.
"Maafkan bunda yang selalu menyusahkan kamu Ay..."
"Gak ada yang di susahkan disini Bun... kami bertiga menunggu Bunda..." sambil berkali-kali mencium tangan Bunda
"hiks..hiks..hiks... bunda harus sehat..." tangis Ayunda
"iya bunda kami disini untuk Bunda.." tambah Aqila dengan teriak juga
Mereka bertiga pun merangkul Bunda, dan bunda pun masuk ke ruang operasi.
Duduk dengan merangkul ke dua adik nya yang masih terisak.. dia harus kuat dan harus menguatkan.
Abidzar ikut duduk tapi dari jarak yang Cukup jauh, melihat tiga wanita itu terisak.
Lampu merah menyala menandakan operasi pun di mulai, doa demi doa tak henti mereka panjatan.
Dua jam telah berlalu, lampu masih merah seperti yang sudah dokter di jelaskan proses memakan waktu 3 sampai 5 jam.
Waktu Dzuhur pun sudah datang.
"kita sholat dulu ya, kita minta keselamatan dan kesehatan untuk Bunda..." ujar Ruqayyah dan kedua adiknya pun menganggukan kepalanya.
Mereka pun bergegas menuju mushola yang ada di rumah sakit.
Abidzar sudah tidak berada di tempat duduknya tadi, ada sedikit pertanyaan di dalam hati Ruqayyah, kemana kah Abidzar?
Selepas melaksanakan sholat Dzuhur mereka kembali lagi ke ruang operasi, wajah sendu mereka sudah sedikit lebih segar.
"kalian tunggu disini, Kakak mau beli makan siang, kalian mau apa .??" tanya Ruqayyah, sebenarnya tidak ada selera makan, tapi dia harus tegar di hadapan kedua adik nya, bagaimana adik-adik nya bisa kuat jika dia terpuruk.
Begitulah Ruqayyah yang selalu memperlihatkan dirinya baik-baik saja, walaupun sebenarnya dia yang paling terluka saat ini.
Saat baru akan berdiri ada sosok yang tak asing untuk nya, tapi asing untuk kedua adik nya , berdiri di hadapan mereka sambil memberikan dua paper bag yang berisikan makanan dan minuman
"makan dulu, jangan sampai yang sehat jadi ikut sakit.." ujar Abidzar
Kedua adik nya tampak bingung.
"siapa kak...??" Tanya Ayunda
"saya_"
"dia rekan kerja kakak..." potong Ruqayyah dengan cepat, tak mau jika sampai Abidzar berbicara lebih lagi , apalagi mengungkap status yang sebenarnya.
"Pak Abidzar gak perlu repot-repot.. Saya bisa kok beli sendiri.." ujar Ruqayyah sambil berdiri
"kak.. kata Bunda jika ada yang berniat baik, apalagi kita mengenal nya, jangan di tolak...itu sama saja tidak menghargai nya" ujar Ayunda
Ayunda masih SD jadi dia tidak akan berpikir panjang untuk apa yang dia ucapkan, dia akan mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya.
"tuh dengar kan..." ujar Abidzar sambil tersenyum miring
"gak boleh menolak rezeki...dari suami" ujar Abidzar tapi saat mengucapkan kata dari suami, dia hanya menggerakkan bibir nya tanpa bersuara membuat mata Ruqayyah membulat
"Biasanya kak Ayya selalu ramah deh ya kan kak Qila, kok sama Abang satu ini jutek ya, gak pas kaya sama bang Luqman..." oceh Ayunda ke arah Aqila dan Aqila hanya bisa mengangkat bahu nya
"Bang Luqman??" kali ini Abidzar mengambil posisi duduk di samping Ayunda setelah memberikan dua paper bag itu ke Ruqayyah
"iya bang Luqman, dia teman kak Ayya..."
"emang sering ketemu nya...??" tanya Abidzar dengan senyum manisnya
"se_"
"laper kan, ya udah buruan makan ya, nanti keburu gak enak makanan nya..." potong Ruqayyah
Ada 4 kotak nasi dan 4 minuman, Ruqayyah pun memberikan ke Abidzar dengan tatapan malas.
"kak... kalau bang Luqman kami kan manggilnya Abang,.abang ini teman dan juga rekan kerja kakak, kami panggil apa..." tunjukkan pada Abidzar
"Kak Abi aja..." Abidzar yang menjawab bukan Ruqayyah
Ruqayyah benar-benar ingin menerkam Abidzar, tapi dia tak bisa berbuat banyak.
Merekapun makan bersama, tapi mata Ruqayyah gak henti melihat lampu ruangan operasi.
"Bunda pasti akan baik-baik saja.." ujar Abidzar seakan tahu perasaan Ruqayyah saat ini.
"aamiin..." balas Ruqayyah, tanpa menoleh ke Abidzar
Saat selesai makan Abidzar nampak asik ngobrol dengan Ayunda.
"kak, tatapan kakak ke kak Abi kok beda ya, gak kaya kakak ke bang Luqman...??" tanya Aqila
"sama aja..."
"beda kak, dia pacar kakak ya?? kakak lagi marahan ya..??" tanya Aqila
"iih, ngomong apa sih..."
"iya nih, dia pacar kakak, dan lagi marahan, kelihatan kesel nya..."
"Qilaaa... dia gak lebih dar rekan kerja aja..."
"lebih juga boleh kok kak, selama dia baik, dia sayang sama kakak... ganteng juga.."
"Baik?? sayang...?? kamu gak tahu dek, saat talak dia ucapkan, maka kakak resmi menjadi janda.." batin Ruqayyah sambil membuang napas nya panjang.
🍂🍂🍂
Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. @cerita_ajengkirana
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Neulis Saja
next
2024-02-26
0
Rara Azalea shaquera
wes janda g perawan trz siri lg g ad yg tau klo bnr2 d talak suatu hari ad yg tau d kiea macam2
2022-11-29
2
Tasmiyati Yati
yg kasihan Lukman kalau sudah pulang dari luar kota pujaan hatinya sudah jadi milik orang
2022-11-09
2