Bunda Pingsan

Dua hari berlalu, Sebenarnya Ruqayyah sudah lelah, tapi entah kenapa tiba-tiba dia meminta Vita menghubungi Luqman, desain kue yang Abidzar inginkan akan dia desainkan, mengenai jam nya Ruqayyah belum bisa memastikan.

Luqman pun menyampaikan apa yang di sampaikan oleh Vita kepada Abidzar, senyum nya mengembang mendengar kabar itu dari Luqman.

"Lo udah atur waktu nya...??" tanya Luqman

"dia hari ini ada pemotretan, jadi kita bisa ke lokasi pemotretan nya" jawab Abidzar

"Lo kabarin aja, nanti mereka akan menuju lokasi dengan membawa kue nya" ujar Luqman

Jika Abidzar nampak bahagia, Ruqayyah nampak bekerja ekstra untuk mendesain kue sesuai permintaan Abidzar, kue dengan bentuk tas branded yang cukup ternama.

Sebelum bada Ashar desain pun selesai, Vita pun menginfokan ke Luqman, lokasi pun di kirim oleh Luqman, sekitar jam 5 nanti mereka tiba di lokasi.

Ruqayyah , Vita dan Desi pun sudah sampai di lokasi yang di infokan oleh Luqman, di sebuah resort yang cukup besar, dan Ruqayyah menunggu kedatangan Abidzar dan Luqman di salah satu cafe yang ada di resort tersebut.

"Kak... beneran mobil nya kami bawa untuk antar pesanan yang lain??" tanya Vita

"iya gak papa, kakak nanti naik ojol aja, kalian antarkan pesanan yang lain aja, ingat hati-hati" ujar Ruqayyah, Vita dan Desi pun kembali ke mobil untuk delivery pesanan kue yang lain.

Sedangkan Ruqayyah sedang menunggu kedatangan Abidzar dan Luqman

"Mbak Ruqayyah...." sapa Luqman

"pak Luqman.. ini pesanan pak Abidzar..."

"Langsung kasih ke orang nya aja Mbak"

Abidzar pun membuka sebuah kotak, kotak tas branded, tapi isi kue.

Abidzar cukup terkesima dengan hasil mahakarya dari Ruqayyah, benar-benar copas nya, tak ada dua nya.

"Terimakasih.. saya gak tahu jika Bu Ruqayyah tidak berkenan membantu" ujar Abidzar dengan senyum mengembang

"sama-sama pak, semoga kekasih pak Abidzar suka..." balas Ruqayyah

"hmm....kalau begitu saya permisi, dan untuk pembayaran bisa langsung Transfer ke rekening aja" tambah Ruqayyah

Abidzar pun menganggukkan kepala, baru kali ini Abidzar nampak lembut dan penuh senyuman, berbeda dari sebelumnya.

"Mbak Ayya nya langsung balik..?? naik ke apa..??" tanya Luqman

"oh saya naik ojol pak, mobil lagi di bawa Vita ngantar pesanan yang lain"

"saya antar aja gimana??" Tanya Luqman menawarkan

"Gak perlu pak , saya gak papa kok naik ojol, udah biasa juga"

Ada rasa kecewa di tolak, berharap bisa ngobrol lebih dekat ternyata Ruqayyah.

"Kalau begitu saya temani nunggu ojol nya.."

Merekapun keluar dari lokasi cafe, sedangkan Abidzar sudah menuju dimana sang kekasih sedang melakukan pemotretan.

Saat Ruqayyah sedang menunggu ojol yang di pesan, tiba-tiba handphone nya berdering.

"Assalamualaikum,.Qil..."

"Waallaikumusallam kak, bunda kak bunda..." Ujar Aqila sambil terisak dari sebrang

"Bunda kenapa...??" Tanya Ruqayyah mulai khawatir dengan keadaan sang Bunda dengan kaget

Luqman pun ikut penasaran dengan apa yang terjadi, wajah Ruqayyah berubah seketika.

"Bunda pingsan kak....Qila harus gimana..??"

"Astagfirullah....ya udah kakak pulang sekarang, Kakak lagi ada di luar"

Telfon pun terputus, Ruqayyah mengcansel ojol yang tadi dia pesan, beralih memesan taksi online, tapi di hentikan oleh Luqman.

"Bunda nya kenapa Mbak..??" Tanya Luqman

"Bunda saya pingsan pak, saya harus segera pulang kerumah.."

"Biar saya antar..."

"Tapi..."

"Udah gak ada waktu untuk terlalu banyak berfikir, biar saya antar, kalau taksi online masih harus menunggu"

Ruqayyah tidak ada pilihan, dia pun mengikuti langkah Luqman untuk menuju mobil Luqman.

Luqman membukakan pintu mobil nya untuk Ruqayyah,saat Ruqayyah sudah masuk mobil, Luqman pun berlari menuju pintu mobil nya.

Memasang sabuk pengaman dan dengan cepat dia melajukan mobil nya, setelah bertanya dimana alamat dan arah rumah Ruqayyah.

Rasa Khawatir, cemas semua nya tak bisa Ruqayyah sembunyikan, Luqman pun tak kalah ikut khawatir, tapi untuk bertanya lebih jauh bukan waktu yang tepat.

Lima belas menit perjalanan mampu Luqman tempuh, dan kini Ruqayyah sudah sampai di depan rumah nya, dengan cepat Ruqayyah dan Luqman pun masuk ke dalam rumah.

"kak bunda...hiks..hiks..." Tangis Ayunda

"Bunda pasti baik-baik aja, Yunda doain Bunda ya..." Walau khawatir Ruqayyah tetap berusaha menenangkan sang Adik

Ruqayyah menuju dimana sang bunda terbaring.

"Bunda..." Sambil menepuk pipi sang Bunda

"Biar saya bopong, tolong bukakan pintu mobil nya..." Ujar Luqman, dan saat ini Ruqayyah hanya bisa menurut.

Mereka pun bergegas menuju rumah sakit, Ayunda duduk di kursi depan, sedangkan Ruqayyah dan Aqila mangkuk sang Bunda.

Luqman langsung melajukan mobil nya menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit Luqman langsung membawa bunda ke UGD. Bunda pun langsung di tangani dokter.

Kedua adik nya menangis dalam pelukan Ruqayyah, Luqman hanya bisa menatap sendu, ada pertanyaan besar, dimana Ayah mereka?? Tapi bukan waktu yang tepat untuk bertanya dan Luqman hanya bisa diam sendu melihat mereka.

Tak berselang lama dokter pun keluar.

"Keluarga Ibu Ratih..." panggil sang Dokter

Ruqayyah pun berdiri mendekat ke arah dokter.

"Saya anak nya dok.. gimana kondisi Bunda??"

"ibu Ratih sudah sadar, nanti akan kami pindahkan ke ruang rawat.. untuk kondisi lebih lanjut sedang kami lakukan pemeriksaan, dan akan segera kami informasikan setelah hasil pemeriksaan keluar" jawab Sang dokter

Ruqayyah membuang napas nya sedikit lega, walaupun sebenarnya ada ke khawatiran yang dia simpan.

"Bunda Kak..."

"Bunda cuma kelelahan, nanti bunda istirahat dulu di rumah sakit, Yunda harus kuat,. biar Bunda semangat untuk cepat sehat nya" ujar Ruqayyah menenangkan sang adik kecil nya.

"kak tadi Bunda ngeluh perutnya sakit kak.." ujar Aqila

"kita doain ya, semoga hanya asam lambung bunda aja yang kumat.." balas Ruqayyah sembari merangkul ke dua adik nya

Tak lama kemudian Bunda pun di pindah ke ruang rawat, Luqman dengan setia menunggu di luar.

Cek rek

pintu kamar pun terbuka

"Pak Luqman..." panggil Ruqayyah

"Gimana kondisi Bunda...??" tanya Luqman

"masih lemah, saya mau mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan pak Luqman"

"kayak nya gak enak ngobrol terluka format, panggil Luqman aja,biar lebih akrab.."

Ruqayyah tersenyum canggung mendengar permintaan Luqman, namun di detik berikut Ruqayyah mengangguk sambil berkata "baik lah..."

Ruqayyah mengambil posisi duduk tapi masih berjalan beberapa Kursi dengan Luqman

"oh ya saya boleh tanya??"

"apa itu...??"

"sedari tadi hanya ada kalian bertiga...."

"kami bersaudara memang cuma bertiga, kami di rumah hanya berempat dengan Bunda..."

"Ayah sudah meninggalkan lima tahun lalu.." tambah Ruqayyah dengan senyum mengembang, seakan tahu arah pertanyaan Luqman

Getir mendengar nya, hanya ada 4 orang wanita di rumah itu, tidak ada laki-laki seorangpun

🍂🍂🍂

Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

Luqman seems to like ruqayyah

2024-02-26

0

SEPTi

SEPTi

naik apa???

2023-06-02

0

SEPTi

SEPTi

lebih dekat dengan ruqqayah

2023-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menyampaikan amanah Ayah
3 Bucin VS Cuek
4 Pertemuan
5 In Sya Allah
6 Bunda Pingsan
7 Dua Luka di Dua tempat
8 Kondisi Bunda
9 Walau Hanya Satu Malam
10 Perasaan yang Sulit di Jelaskan
11 Pernikahan Semalam
12 Operasi Bunda
13 Arti Namamu
14 saya gak punya kekasih, saya punyanya istri
15 Gundah
16 Luqman mengetahui nya
17 Bawa saya menuju jalan Allah
18 Inikah Jalan Juang-Ku
19 Berbisik di Bumi terdengar di Langit
20 Jadi Imam kami atau Sholat di Masjid
21 Jawaban Ruqayyah
22 Pengakuan Abi ke Sang Mama
23 Pengumuman
24 Kedatangan Mama Abidzar
25 Maafkan anak Saya
26 Siap Jadi Alarm
27 Sholat itu Prioritas
28 Suami??
29 Penjelasan
30 Mandiri dan Sholeha
31 Keputusan
32 Menjelang hari H
33 Ijab Kabul ke dua
34 Nanti Yunda jewer
35 Menjadi Imam untuk pertama kali
36 Obrolan Pengantin Baru
37 Rumah untuk Ruqayyah
38 Anda belum beruntung Bii
39 Mau di suapi pakai apa?
40 Cemburu ya?
41 Bukan Malam Pertama
42 Di Sambut Bawang Mewah
43 Kodrat wanita
44 Kisah Sahabat Rasulullah yang ingin Miskin
45 Luar Biasa tapi Sederhana
46 Kayak nya Mas yang kecuil!
47 Wanita Masa Lalu
48 Cinta Para sahabat sang Suri Tauladan
49 Ya Buat Kamulah Sayang
50 Kejutan untuk Ruqayyah
51 Telur Gosong
52 LECET NANTI WOOI
53 Seperti ABG lagi pacaran
54 Sang Maling Hati
55 Harapan yang Tertunda
56 Quality Time
57 Preman Pasar
58 Bingung dan Bahagia
59 Begitu Kecil
60 Posesif
61 Kita adalah Abdullah
62 Wanita dengan Singa Lapar
63 Lagi-lagi di tinggal tidur
64 Fa inna ma’al usri yusra
65 Kue Lapis
66 Promo Cerita Baru
67 Semua berproses
68 Masak Sarapan Berdua
69 Permintaan Ayunda
70 Praktek buat Donat
71 Perjuangan Wanita Sholehah
72 Asyraf Al Wafi
73 Doa Ibu Mampu Menembus Langit
74 Panggilan pertama Wafi
75 Tanah Suci
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Prolog
2
Menyampaikan amanah Ayah
3
Bucin VS Cuek
4
Pertemuan
5
In Sya Allah
6
Bunda Pingsan
7
Dua Luka di Dua tempat
8
Kondisi Bunda
9
Walau Hanya Satu Malam
10
Perasaan yang Sulit di Jelaskan
11
Pernikahan Semalam
12
Operasi Bunda
13
Arti Namamu
14
saya gak punya kekasih, saya punyanya istri
15
Gundah
16
Luqman mengetahui nya
17
Bawa saya menuju jalan Allah
18
Inikah Jalan Juang-Ku
19
Berbisik di Bumi terdengar di Langit
20
Jadi Imam kami atau Sholat di Masjid
21
Jawaban Ruqayyah
22
Pengakuan Abi ke Sang Mama
23
Pengumuman
24
Kedatangan Mama Abidzar
25
Maafkan anak Saya
26
Siap Jadi Alarm
27
Sholat itu Prioritas
28
Suami??
29
Penjelasan
30
Mandiri dan Sholeha
31
Keputusan
32
Menjelang hari H
33
Ijab Kabul ke dua
34
Nanti Yunda jewer
35
Menjadi Imam untuk pertama kali
36
Obrolan Pengantin Baru
37
Rumah untuk Ruqayyah
38
Anda belum beruntung Bii
39
Mau di suapi pakai apa?
40
Cemburu ya?
41
Bukan Malam Pertama
42
Di Sambut Bawang Mewah
43
Kodrat wanita
44
Kisah Sahabat Rasulullah yang ingin Miskin
45
Luar Biasa tapi Sederhana
46
Kayak nya Mas yang kecuil!
47
Wanita Masa Lalu
48
Cinta Para sahabat sang Suri Tauladan
49
Ya Buat Kamulah Sayang
50
Kejutan untuk Ruqayyah
51
Telur Gosong
52
LECET NANTI WOOI
53
Seperti ABG lagi pacaran
54
Sang Maling Hati
55
Harapan yang Tertunda
56
Quality Time
57
Preman Pasar
58
Bingung dan Bahagia
59
Begitu Kecil
60
Posesif
61
Kita adalah Abdullah
62
Wanita dengan Singa Lapar
63
Lagi-lagi di tinggal tidur
64
Fa inna ma’al usri yusra
65
Kue Lapis
66
Promo Cerita Baru
67
Semua berproses
68
Masak Sarapan Berdua
69
Permintaan Ayunda
70
Praktek buat Donat
71
Perjuangan Wanita Sholehah
72
Asyraf Al Wafi
73
Doa Ibu Mampu Menembus Langit
74
Panggilan pertama Wafi
75
Tanah Suci

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!