Chapter 16

Tabib baru saja selesai mengobati luka Sienna.

"Apa yang terjadi sayang? Kenapa tangan mu bisa terluka?" tanya Albert.

"Aku tidak sengaja menumpahkan teh panas di tangan ku ayah hiks. Rasanya sangat sakit." rintih Sienna dengan airmatanya yang mengalir deras.

"Tidak apa sayang, ayah akan merawat luka mu sampai sembuh, tidak akan sakit."

"Terimakasih ayah. Ayah yang terbaik, aku sayang ayah." Sienna memeluk Albert, Albert membalas pelukan itu seraya mencium pucuk kepala Sienna.

"Istirahatlah, ayah akan kembali lagi nanti."

"Iya ayah."

Albert pergi dari kamar Sienna.

Sienna tersenyum. "Lihatkan? Ayah langsung meninggalkan kakak begitu saja ketika tahu aku terluka. Ayah lebih menyayangi ku dari pada kakak."

...🍃🍃🍃...

Seminggu berlalu setelah drama yang di buat Sienna di kediaman Marquess Wilson dan kini Patrizia telah kembali ke kediamannya.

Saat ini Patrizia dan Ruben berada di kalung dimensi. Patrizia tengah menyempurnakan kekuatan sihirnya.

"Ruben tinggal 8 bulan lagi, kenapa dia belum juga muncul?" tanya Patrizia.

Bersabarlah, dia akan datang jika memang sudah saatnya dia datang.

Patrizia menatap datar Ruben. "Terserah."

Kau sebaiknya persiapkan diri mu, karena untuk membangkitkan kekuatan sihir hitam dalam diri mu kau membutuhkan banyak mana.

"Hm."

"Lady.."

"Lady.."

Terdengar suara Imelda yang membangunkan Patrizia yang memang raganya tengah tertidur di kamar bersama si kucing Ruben yang juga tertidur di sebelahnya.

"Ck! Dia selalu saja mengganggu ku."

Kembalilah, dia tidak akan mengganggu mu jika tidak ada hal yang penting.

"Kau benar."

Patrizia pun penutup matanya dan dalam sekejap raganya sudah kembali ke dalam tubuhnya meninggalkan Ruben yang tengah tersenyum misterius.

Ini sudah waktunya, kau akan segera bertemu dengannya. Persiapkan diri mu Patrizia karena perang sesungguhnya akan segera terjadi.

Perlahan Patrizia membuka matanya. Gadis itu bangun dari tidurnya. "Ada apa?"

"Maaf lady, saya sudah mengganggu istirahat lady."

"Tak apa, katakan ada apa?"

"Mm itu lady, ada tuan putri Celia berkunjung."

"Baiklah, katakan padanya aku akan segera menemuinya."

"Baik lady." Imelda menunduk hormat dan berlalu pergi dari sana.

Setelah itu Patrizia pun pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya dan tak membutuhkan waktu lama Patrizia selesai dengan ritualnya setelahnya gadis itu langsung menghampiri Celia yang sudah menunggunya di ruang tamu.

"Maaf, kau pasti sudah menunggu lama." ujar Patrizia seraya mendaratkan bokongnya di sofa.

"Tak apa kak, harusnya aku yang minta maaf karena sudah datang tanpa pemberitahuan. Apa aku mengganggu waktu kakak?"

"Tidak, aku senggang hari ini."

"Benarkah?" tanya Celia dengan mata berbinar. Sepertinya ia datang di waktu yang tepat.

"Hm, ada apa?"

"Apa kakak mau mengajari ku memanah saat berburu?"

Sejak kompetisi berburu, sebenarnya Celia ingin sekali belajar memanah bersama Patrizia. Gadis itu sangat mengidolakan Patrizia, ia kagum dengan kehebatan memanah Patrizia saat berburu.

Hari di mana ia mengajak Patrizia bertemu di pasar sebelumnya juga karena hal ini tapi semuanya gagal karena banyak insiden terjadi pada hari itu.

"Ma-"

Kau harus mengiyakan ajakan Celia. Apa kau ingin di penggal oleh Raja karena menolak permintaan putri raja.

Patrizia mendengus, kenapa Ruben selalu saja tau isi pikirannya? Sebenarnya Patrizia lagi malas tapi ya sudahlah.

"Ma-, maksud ku iya. Suatu kehormatan bagi ku untuk mengajarkan tuan putri kerajaan ini berlatih memanah.

Senyum Celia mengembang. "Terimakasih kak."

...🍃🍃🍃...

Hutan..

"Fokuslah pada target mu."

"Iya kak."

Ctass

Panah itu berhasil menancap tepat di tubuh kelinci.

Patrizia tersenyum bangga, tidak sia-sia selama dua jam ini ia mengajari Celia, gadis itu memang berbakat.

"Bagus."

Celia menghela napasnya lelah. "Kakak aku sangat lelah."

"Baiklah, kita istirahat sejenak."

Mereka berdua turun dari kudanya masing-masing kemudian mereka duduk bersender di pohon. Sebelumnya Patrizia sudah memetik buah apel untuknya dan untuk Celia.

"Terimakasih kak."

"Hm."

Patrizia mengedarkan pandangannya, gadis itu merasa ada seseorang yang mengawasinya. Tapi tidak ada yang mencurigakan, di sekitar mereka hanya ada para pengawal dan kesatria pribadi Celia.

"Kakak kenapa?" tanya Celia.

"Tidak apa, kita sebaiknya kembali hari juga sudah mulai gelap."

"Iy-" ucapan Celia terpotong karena ia melihat seekor rusa yang jaraknya tidak jauh dari mereka. "Kakak, kita akan kembali setelah aku mendapatkan rusa itu." lanjutnya seraya fokus membidik buruannya.

Ctass

Akh

Saat anak panah itu Celia lepaskan tiba-tiba saja Rusa incarannya pergi. Anak panahnya meleset lalu menghilang di balik semak-semak setelahnya terdengar suara erangan di balik semak-semak itu, jika dari suaranya jelas itu suara pria.

"Kakak, apa aku melukai seseorang?" tanya Celia dengan mata bekaca-kaca. Gadis itu hampir menangis.

"Tenanglah, aku akan memeriksanya."

"Maaf lady, sebaiknya saya yang memeriksanya, ini terlalu berbahaya." ucap kesatria pribadi Celia.

"Tidak, kalian sebaiknya di sini, jaga putri."

"Tapi lady." kesatria itu khawatir karena selain bertanggung jawab menjaga Celia, ia juga harus menjaga Patrizia karena itu perintah langsung dari putra mahkota.

Patrizia mengabaikan ucapan prajurit itu dan langsung melangkahkan kakinya mendekat ke arah semak-semak meninggalkan Celia, para kesatria dan pengawal yang pasrah karena sudah bisa di pastikan setelah ini mereka akan terkena amukan dari putra mahkota.

Patrizia melangkah dengan pedang milik kesatria Celia yang terjulur ke depan, Patrizia dalam mode waspada.

Patrizia menyeringai saat ia melihat punggung seorang pria di balik semak-semak itu.

Sret

Seketika pedang yang ada di tangan Patrizia menempel di leher pria itu. Patrizia menodong pria itu dari belakang.

"Siapa kau?" tanya Patrizia dingin.

"Ma-maaf saya b-bukan orang jahat, saya hanya sedang beristirahat di sini." jawab pria itu ketakutan.

"Jawab! Siapa kau? Siapa tuan mu? Kau di sini untuk membunuh ku bukan?"

Patrizia yakin sekali jika pria yang ada di hadapannya itu adalah orang yang di kirim si pemilik sihir hitam untuk membunuhnya. Sekali pun Patrizia sudah meyakinkan dirinya bukan pemilik sihir suci, pemilik sihir hitam itu akan tetap membunuhnya karena mereka tidak ingin mengambil resiko.

"T-tidak, saya bukan orang jahat sshh." ucap pria itu seraya meringis karena Patrizia menekan pedangnya hingga darah segar keluar dari sana.

Patrizia tersenyum miring. "Jika kau bukan orang jahat, untuk apa kau mengawasi ku sedari tadi?"

Pria itu tersentak. "Kau menyadarinya?"

"Apa kau pikir aku bodoh?"

"Tidak, maaf. Aku tidak bermaksud membuat mu tidak nyaman, aku mengawasi mu karena aku juga ingin belajar memanah. Maaf, maafkan aku akh.." pria itu meringis karena Patrizia semakin menekan pedangnya.

Jangan membunuhnya Patrizia, kau akan menyesal, sangat menyesal.

Suara Ruben tiba-tiba saja terdengar.

Ck! Kau selalu saja mengganggu kesenangan ku. Kali ini aku tidak akan mendengarkan mu, aku sangat ingin membunuh pria ini.

Patrizia, kau harus mendengar ku. Sekali saja kau lihat matanya.

Patrizia mengabaikan ucapan Ruben, gadis itu mengangkat pedangnya dan-

Prang

Pedang itu terjatuh begitu saja dari tangan Patrizia. Matanya membola saat menatap mata pria itu yang membalikkan badannya sebelum pedang Patrizia menebas lehernya. Mata itu, mata yang selama ini Patrizia cari.

Ruben

Apa?! Kau masih mau membunuhnya?

Kenapa kau tidak mengatakan jika pria yang akan aku bunuh itu orang yang selama ini kita cari.

Aku sudah memperingatkan mu. Kau saja yang keras kepala.

Terserah.

"Ku mohon jangan bunuh aku, aku bukan orang jahat, ampuni aku." Pria itu berlutut di depan Patrizia.

Patrizia tersenyum smirk menatap orang yang berlutut di hadapan nya itu. Akhirnya ia menemukan orang yang selama ini ia cari, pria dengan iris mata berwarna merah.

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

Rex kah itu....???/Chuckle/

2024-05-13

0

Mrinpur

Mrinpur

lanjut

2022-11-14

0

R@3f@d lov3😘

R@3f@d lov3😘

akhirnya ketemu juga 🤭🤭

2022-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!