Chapter 5

Acara menobatan pangeran Zello sebagai putra mahkota gagal karena Zello sendiri tidak menginginkan posisi putra mahkota yang akan mengekang hidupnya itu, hanya karena paksaan ibunya saja Zello menerimanya. Zello bukan seseorang yang gila kekuasaan karena itu dengan senang hati ia mengembalikan gelar putra mahkota pada Viggo.

Sementara itu ratu Andora tengah bertemu dengan sosok bayangan hitam di ruangan bawah tanah yang berada di istana ratu.

"Kau mengerti?"

"Saya mengerti yang mulia ratu."

"Pastikan jangan sampai meninggalkan jejak. Anak itu harus mati."

"Baik Yang Mulia."

"Pergilah!"

Bayangan itu menunduk hormat dan langsung menghilang.

...🍃🍃🍃...

"Siapa gadis itu? Ayah ingin bertemu dan mengucapkan terimakasih padanya." ujar Edgar.

"Steve akan membawa gadis itu."

Tak lama Patrizia dan Steve datang ke ruang kerja raja Edgar.

"Salam kepada Yang Mulia Raja, semoga Yang Mulia di berkati umur panjang." hormat Patrizia dan Steve secara bersamaan seraya menunduk.

"Jadi, putri tertua Marquess yang sudah menyembuhkan mu? Gadis pemilik sihir suci itu?" tanya Edgar seraya menatap Patrizia yang menunduk.

"Iya, ayah."

"Lady Letizia, duduklah."

Patrizia duduk di kursi tepat di depan Raja Edgar. Viggo duduk di sebelah Patrizia dan Steve berdiri di belakang Viggo.

"Saya sebagai ayah dari Viggo mengucapkan terimakasih karena telah menyembuhkan putra saya dan sebagai raja dari kerajaan Archon, saya akan memberikan gelar Duchess pada Lady Letizia sebagai penghargaan karena telah menyembuhkan putra mahkota."

"Ampun Yang Mulia, saya tidak bermaksud lancang tapi saya menolak menerima gelar itu." Patrizia semakin menundukkan kepalanya.

"Benar apa yang di katakan Viggo, kau memang gadis yang menarik." Edgar tersenyum tipis.

"...baiklah jika itu mau mu, tapi saya akan tetap memberikan hadiah sebagai penghargaan untuk mu, kau bisa mengatakan keinginan mu itu." lanjutnya.

Patrizia melihat Raja Edgar seraya tersenyum dan itu membuat raja Edgar seketika tertawa.

"Selain menarik kau juga gadis yang sangat berani."

"Terimakasih atas pujiannya Yang Mulia. Saya memiliki dua keinginan."

"Katakanlah."

"Yang pertama, saya ingin Yang Mulia menyembunyikan identitas saya sebagai gadis pemilik sihir suci dan orang yang sudah menyembuhkan pangeran mahkota."

"Mengenai hal itu Lady tidak usah khawatir. Saya sudah mengetahui tentang ramalan itu?"

"Saya harap Yang Mulia tidak akan mengkhianati saya di kemudian hari." dengan berani Patrizia menatap mata raja Edgar, selama ini hanya Patrizia saja yang berani menatap sang raja kerajaan Archon yang terkenal akan kekejamannya saat berperang.

Raja Edgar terkekeh. "Kau mencurigai seorang Raja?"

"Bukankah aku harus mencurigai semua orang? Di dunia ini tidak ada orang yang bisa di percaya. Bukan begitu Yang Mulia?"

"Letizia, kau memang gadis yang sangat menarik." batin Viggo menatap Patrizia dalam.

Tawa Raja Edgar pecah. "Kau memang pantas menjadi gadis pemilik sihir suci itu."

"Dan yang kedua, saya meminta kota Alodia sebagai hadiahnya."

"Baiklah. SAYA, EDGAR ZITAO LESHAM RAJA DARI KERAJAAN ARCHON MEMBERIKAN KEKUASAAN PENUH ATAS KOTA ALODIA PADA LADY LETIZIA SEBAGAI PENGHARGAAN KARENA TELAH MENYEMBUHKAN PUTRA MAHKOTA."

"Terimakasih atas kebaikan hati Yang Mulia Raja, saya akan membuat kota Alodia kembali menjadi kota yang makmur."

"Saya juga berharap Lady bisa segera menyelesaikan masalah yang terjadi di kota Alodia 17 tahun yang lalu."

"Bukankah itu sudah menjadi tugas saya sebagai gadis pemilik sihir suci?" Patrizia menyeringai.

"Entah hal apa lagi yang akan dia lakukan? Dia bisa mengendalikan semua orang, semuanya melakukan hal yang dia inginkan, seakan-akan mereka tunduk di hadapannya. Gadis yang penuh dengan siasat." batin Steve menatap Patrizia sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

...🍃🍃🍃...

"Terimakasih." ucap Viggo tulus seraya menatap Patrizia yang duduk di sampingnya. Mereka berdua kini ada di taman istana.

"Untuk?" tanya Patrizia tanpa melihat Viggo.

"Kesembuhan ku. Rasanya aku masih tidak percaya, aku kira aku akan selamanya lumpuh tapi karena kau aku bisa kembali berjalan. Aku akan selamanya berhutang budi pada mu."

"Kau tahu aku melakukan semua itu bukan tanpa alasan. Aku tidak sebaik yang kau pikirkan."

"Tetap saja aku berhutang budi pada mu."

"Kakak.." Pekik seorang gadis dan langsung memeluk Viggo dan Viggo membalas pelukannya.

"Lady Letizia, kekasih kakak ya?" bisik gadis itu dan seketika seutas senyum terbit di wajah tampan Viggo. Sebenarnya itu tidak bisa di katakan berbisik karena Patrizia juga bisa mendengarnya.

"Aku bukan kekasihnya." Patrizia bangkit dari duduknya. "Saya permisi Yang mulia putra mahkota dan tuan putri." Patrizia menundukkan kepalanya dan berlalu dari sana.

Gadis yang berusia 16 tahun itu adalah Celia Zitao Lesham putri kerajaan Archon dan juga adik dari Viggo.

Celia menatap kepergian Patrizia tanpa berkedip. "Aku sangat menyukai Lady Letizia. Apa kakak mau aku lamarkan Lady Letizia untuk kakak."

Viggo terkekeh. "Kau ini."

Celia menatap Viggo. "Aku serius kak."

"Itu biar jadi urusan kakak."

Mata Celia berbinar. "Semangat! Aku mendukung kakak sepenuhnya."

"Aku juga mendukung kakak sepenuhnya." ujar Zello yang entah datang dari mana, pria itu langsung duduk di sebelah Viggo.

Zello dan Celia ber-tos ria, mereka berdua itu memang sangat senang menggoda Viggo.

Viggo dan Celia itu adalah anak dari Ratu terdahulu yang sudah meninggal sedangkan Zello anak dari Selir yang sekarang menjadi Ratu.

...🍃🍃🍃...

Keesokkan harinya..

Patizia bersama Reonal dan si kucing, Ruben berada di gerbang kota Alodia yang selama 17 tahun belakangan ini menjadi kota mati. Setelah kejadian mengerikan itu, muncul rumor jika kota Alodia adalah kota yang terkutuk karena itu rakyat kota Alodia berbondong-bongdong meninggalkan kota mereka dan tak lama setelah itu terjadi kebakaran besar di kota Alodia yang menyebabkan kota itu benar-benar hancur.

Kota Alodia ini termasuk kota terpencil yang berada di sisi ujung timur kerajaan Archon. Kota Alodia letaknya sangat jauh dari ibu kota dan jarang sekali orang yang melewati kota itu, walau pun memang harus melewati mereka lebih memilih untuk memutar arah dari pada harus melewati kota Alodia terlebih setelah kejadian yang mengerikan itu terjadi.

Kota Alodia ini dulunya adalah kota teridah di kerajaan Archon. Tetapi kini, saat langkah kaki Patrizia memasuki kawasan kota Alodia, hal pertama yang di lihatnya adalah hutan dan juga bangunan rumah rakyat yang hancur karena terbakar dan termakan usia.

Patrizia berjalan seraya menggumamkan sebuah mantra dan dalam hitungan detik cahaya terang melingkupi kota itu lalu ketika cahaya itu menghilang kota Alodia berubah kembali menjadi kota yang sangat indah. Semuanya kembali seperti sebelum kota itu terbakar bahkan jauh lebih indah dari sebelumnya.

Patrizia tersenyum puas. Aku akan menjadi orang yang paling kaya di kerajaan ini.

Tidak ada yang tahu jika di kota Alodia ini terdapat banyak tambang berlian dan emas. Patrizia tentu saja tahu karena itu tertulis di novel.

Ruben memutar bola matanya malas. Kau tidak lupa tujuan kau berada di sini bukan?

Tentu saja aku masih ingat.

Lupakan masalah kekayaan, kau fokus saja dengan tujuan mu.

Kenapa?

Tidak kenapa-kenapa.

Ck! Ruben, kau tidak bisa membodohi ku. Apa kau pikir aku tidak tahu apa-apa tentang misi mu itu? Misi yang akan membuat mu kembali ke tempat asal mu.

Ruben menghela napasnya. Baiklah, karena kau sudah tahu mari segera selesaikan misi kita di sini supaya kita bisa cepat kembali ke tempat asal kita.

Kenapa sekarang kau berfikir seperti itu, bukankah dulu kau menginginkan ku terjebak di tempat ini?

Itu karena kau sangat menyebalkan.

"Patrizia."

Panggilan dari Reonal itu menyadarkan Patrizia yang tengah berbicara lewat batin dengan Ruben.

"Iya, kak. Kenapa?"

"Kamu yang kenapa? Dari tadi malah melamun."

"Aku tidak melamun, aku sedang mengagumi keindahan kota Alodia, kak."

"Kota Alodia memang sangat indah." Reonal menyetujui ucapan Patrizia. "Kau yakin akan tetap tinggal di sini?"

"Maaf kak, bukannya aku tidak mau tinggal bersama keluarga kita tapi kakak sendiri tahu, jika aku tinggal bersama kalian aku tidak akan bisa dengan bebas menyelesaikan misi ku dan aku juga ingin hidup mandiri."

"Baiklah, jaga diri mu. Kakak akan kembali lagi nanti." Reonal mengelus-elus kepala Patrizia.

"Iya, kakak hati-hati."

"Kakak pergi." Reonal menaiki kudanya dan berlalu pergi.

Sedangkan Patrizia pergi ke kastil tempat Letizia di asingkan oleh keluarganya sendiri. Kastil itu terletak di tengah hutan kota Alodia. Tidak ada yang tahu jika selama ini lady Letizia putri tertua Marquess tinggal di kota Alodia.

Bayangkan saja kehidupan Letizia dulu, saat usianya 6 tahun ia di asingkan oleh keluarganya sendiri di tempat yang menurut rumor itu adalah tempat terkutuk. Selama ini Letizia hanya tinggal bersama seorang pelayan paruh baya dan sekarang pelayan itu sudah meninggal sebulan sebelum Letizia asli meninggal.

Setelah pelayan itu meninggal Reonal memutuskan untuk merawat adiknya itu secara diam-diam karena sang ayah melarang siapa pun pergi menemui Letizia. Marquess melakukan itu bukan tanpa alasan karena tabib yang memeriksa Letizia mengatakan jika penyakit kulit yang di deritanya itu menular. Perkataan tabib itu benar, buktinya pelayan yang merawat Letizia dari kecil juga ikut tertular.

Karena itu Reonal meminta bantuan Steve, sahabatnya untuk memberikan dirinya sebuah perlindungan dengan bantuan sihirnya supaya ia tidak tertular penyakit kulit yang di derita adiknya.

Saat itu awalnya Steve hanya ingin membantu sahabatnya tapi tak di sangka dia malah menemukan gadis yang selama lima tahun ini di carinya, gadis pemilik sihir suci. Steve dengan sangat mudah bisa mengenali siapa gadis pemilik sihir suci itu lewat kalung dimensi. Kalung dimensi itu akan bersinar saat bertemu dengan pemiliknya.

Selama satu bulan Steve menyembuhkan Letizia secara perlahan dengan sihir penyembuhnya. Karena penyakit kulit yang di derita Letizia itu berasal dari racun sihir hitam, racun itu akan membuat orang mati dengan perlahan. Saat itu Letizia belum mengetahui kekuatan sihir yang ada dalam dirinya. Jadi dia tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri.

...🍃🍃🍃...

Dalam sekejap Patrizia sampai di kastil karena ia menggunakan sihir teleportasinya dan seketika itu juga kerutan di dahi Patrizia muncul saat ia melihat pengawal dan pelayan pribadinya itu tergeletak begitu saja di depan pintu.

"Kenapa mereka tertidur di sini?"

"Ck! Mereka bukan tidur tapi pingsan."

"Pingsan?" tanya Patrizia bingung.

Bagaimana tidak pingsan? Tadi saat Samuel dan Imelda baru saja sampai di depan kastil, tiba-tiba saja hutan yang tadinya rusak dalam sekejap berubah menjadi hutan yang sangat indah. Pohon tumbuh dengan rimbun, Bunga-bunga bermekaran, tanah yang gersang menjadi subur. Bahkan banyak sekali berbagai macam jenis hewan yang berkeliaran padahal sebelumnya tidak ada sama sekali hewan di sana. Begitu juga dengan bangunan-bangunan yang sudah rusak berubah menjadi bangunan yang sangat itu dan yang bikin mereka tambak syok adalah ketika mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri kastil yang tadinya kumuh itu berubah menjadi kastil yang sangat megah dan indah.

"Mereka terlalu syok melihat keajaiban yang kau ciptakan tadi."

"Oh iya, aku lupa mereka ada di sini." Patrizia terkekeh.

Terpopuler

Comments

Liao_Tingyan

Liao_Tingyan

singkat padat, 'Duchess' enak banget ya hidup lu sekarang. langsung dikasih gelar Duchess jirr 😭

2025-04-05

1

lily

lily

andaikan kalo aku bisa gtu cling langsiberubah ,,, pasti hemat biaya renovasi bangunan, gak perlu beli semen, pasir, baru bata dll, gak usah byar tukang kebun, gak perlu beli hewan , hahaha indahnyaaaa

2024-12-11

1

Mesa Yuni

Mesa Yuni

💪💪💪💋💋💋

2022-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!