Chapter 14

"Selesai." ujar Patrizia seraya tersenyum menatap Edoardo. Gadis itu baru saja selesai mengobati luka yang cukup parah di tangan Edoardo. Luka itu di dapat dari serangan terakhir Patrizia.

Patrizia tidak menggunakan kekuatan sihir penyembuhnya secara langsung untuk mengobati luka Edoardo, gadis itu memakai media obat yang terbuat dari tanaman herbal yang di tumbuk.

"Terimakasih." ucap Edoardo, netranya terus saja menatap senyum Patrizia, rasanya sangat menenangkan.

Patrizia memberikan cincin pada Edoardo. "Untuk Jenderal."

Edoardo menaikan sebelah alisnya. "Kau melamar ku?"

"Ck! Bukan! Ini hadiah. Ya sudah kalau Jenderal tidak mau."

"Pakaikan."

"Ha?"

"Pakaikan cincin itu di jari ku."

Patrizia menganggukkan kepalanya lalu memakaikan cincin itu di jari Edoardo. Edoardo menatap cincin itu seraya tersenyum.

"Zia, sudah selesai? Kita pergi sekarang?" tanya Reonal yang baru saja datang.

"Iya, sudah kak." Patrizia menatap Edoardo. "Jenderal, kami pamit. Terimakasih untuk hari ini."

"Iya, apa kita bisa berlatih pedang bersama lagi nanti?" tanya Edoardo.

"Tentu."

"Jenderal, kita pamit." ucap Reonal.

"Hm."

Patrizia dan Reonal pergi dari sana, mereka berjalan menuju hutan.

Hutan..

"Kakak ingat kan?"

"Iya Zia, kakak akan mengawasi Sienna."

"Ya sudah, aku pamit."

"Iya, nanti kakak akan berkunjung lagi."

"Itu harus."

Reonal tersenyum kemudian membawa Patrizia ke dalam pelukannya. "Kakak tahu kau bisa menjaga diri mu sendiri tapi kau harus tetap berhati-hati."

"Iya kak, aku pergi." setelah mengatakan itu Patrizia menghilang begitu saja dari hadapan Reonal.

"Kakak tidak tahu Zia, kenapa kakak merasa kau akan pergi meninggalkan kakak. Semoga tidak ada hal buruk yang akan terjadi di masa depan." gumam Reonal dan berlalu pergi dari sana.

...🍃🍃🍃...

Empat hari kemudian..

"Zia akan pergi bersama ku!" putus Viggo.

"Tidak, lady Letizia akan pergi bersama ku!" Felix tidak mau kalah.

"Dia akan pergi bersama ku!" begitu juga dengan Edoardo.

Patrizia hanya menatap datar ketiga pria yang tengah berdebat itu. Entah bagaimana ceritanya ketiga pria tampan itu datang secara bersamaan ke kediamannya terlebih tujuan mereka datang sama yaitu mengajak Patrizia jalan-jalan.

Suasana di ruangan itu menjadi sangat dingin dan mencekam. Ketiganya mengeluarkan aura yang sangat kuat. Mereka bersikeras untuk mengajak Patrizia dan tidak ada yang mau mengalah. Keadaan seperti ini sungguh sangat membuat Patrizia kesal. Ingatkan ia untuk tidak membunuh ketiga pria berpengaruh itu.

Patrizia, kau harus putuskan dengan siapa kau akan pergi. Batin Ruben.

Aku tidak berminat pergi dengan ketiganya.

Kau harus cepat putuskan. Lihatlah tatapan mereka semua, sangat mengerikan.

Aku tidak peduli.

Ruben menghela napasnya lelah. Kenapa manusia itu sangat keras kepala? Terserah.

Ruben lebih memilih untuk tidur dari pada menyaksikan pertengkaran yang tidak bermutu itu.

Patrizia mengangkat ke dua bahunya acuh kemudian tanpa ada yang menyadarinya gadis itu sudah menghilang dari sana dan kini Patrizia berada di dalam kandang Rex.

"Rex, apa kau ingin pergi bersama ku?" tanya Patrizia seraya mengelus badan Rex.

Kemana?

"Sudahlah ikut saja." Patrizia menaiki tubuh Rex. "Kau siap?"

Iya.

Dalam sekejap mereka telah berada di hutan tepatnya di bawah pohon apel yang di tunjukkan kudanya saat berburu. Langsung saja Patrizia memetik apel merah yang sangat menggoda itu.

Patrizia turun dari atas tubuh Rex kemudian ia duduk seraya bersandar di pohon menikmati manisnya apel merah itu.

"Kau mau?"

Aku pemakan daging bukan buah-buahan.

Patrizia mengangguk.

Apa maksud dari ucapan mu itu?

"Ucapan yang mana?"

Saat kau mengatakan jika kau hanyalah jiwa asing yang masuk ke dalam raga kosong lady Letizia.

"Ya seperti yang aku katakan. Aku hanya jiwa asing yang masuk ke dalam tubuh Letizia." Patrizia menatap Rex. "Aku bukan Letizia tapi Patrizia"

Rex terdiam.

Patrizia terkekeh. "Kau pasti tidak mempercayai ku tapi itu kenyataannya."

Serigala itu menggelengkan kepalanya cepat. Aku percaya. Aku mempercayai semua yang kau katakan.

Patrizia tertawa melihatnya. "Kau sangat lucu."

Serigala itu berbaring di sebelah Patrizia dengan meletakkan kepalanya di paha Patrizia. Biarkan aku tidur di pangkuan mu.

Patrizia mengernyitkan dahinya, gadis itu merasa aneh dengan tingkah Rex. Kenapa serigala itu tiba-tiba saja bersikap manja? Tapi ya sudahlah biarkan saja, lagi pula Rex hanya seekor serigala.

Tak lama Rex pun tertidur begitu juga dengan Patrizia setelah menghabiskan beberapa buah apel Patrizia juga tertidur.

Tanpa ke duanya sadari, ada seseorang yang mengawasi mereka. Orang itu tersenyum melihat Patrizia yang tengah tertidur. "sangat cantik."

Di sisi lain ketiga pria tampan yang berkunjung ke kediaman Patrizia di buat kelimpungan, mereka panik karena tidak bisa menemukan Patrizia di mana pun.

"Ini semua karena kalian! Patrizia pergi kerena kalian!" marah Viggo menyalahkan Felix dan Edoardo.

"Kau juga bersalah putra mahkota." sinis Felix.

"Kalian diamlah! Berdebat tidak akan menyelesaikan masalah. Kita harus mencarinya." Edoardo menengahi. Ia memang yang paling dewasa di antara kedua pria di hadapannya itu.

"Kau." Edoardo menunjuk Imelda. "Kemarilah."

Imelda menghampiri Edoardo seraya menunduk, sedari tadi memang ia berada di sana memperhatikan ketiga pria itu berdebat. Kapan lagi dirinya bisa melihat secara dekat pria tampan dan berpengaruh di kerajaan itu sampai-sampai Patrizia menghilang pun ia tidak sadar.

"Kau sudah periksa kamarnya?" tanya Edoardo.

"Sudah Jenderal, lady tidak ada di kamarnya. "

"Kau tahu tempat yang biasa dia kunjungi?"

"Lady sering pergi ke hutan untuk memetik buah apel Jenderal."

"Kita kesana sekarang."

Viggo dan Felix mengangguk menyutujui ucapan Edoardo tapi saat mereka akan pergi Imelda menghentikannya.

"Maaf Yang mulia putra mahkota, Jenderal dan Duke Chester biasanya saat lady pergi ke hutan lady tidak suka jika ada orang yang mengganggunya. Lady akan sangat marah sebaiknya Yang mulia putra mahkota, Jenderal dan Duke Chester menunggu lady kembali."

"Tidak! Bagaiman bisa kita membiarkan lady di hutan sendirian." tolak Felix.

Edoardo menyeringai kemudian pria itu kembali duduk begitu juga Viggo. Di antara mereka memang Felix yang sangat mengkhawatirkan keadaan Patrizia karena yang Felix tahu Patrizia itu pandai berbisnis jadi ia berfikir jika Patrizia tidak bisa menjaga dirinya sendiri jika ada bahaya yang mengintainya. Sedangkan Viggo dan Edoardo mereka yakin jika Patrizia bisa menjaga dirinya sendiri karena Viggo mengetahui Patrizia yang memiliki kekuatan sihir dan Edoardo mengetahui keahlian Patrizia dalam berpedang.

"Kita tunggu saja dia kembali." ucap Edoardo santai.

"Jika kau ingin pergi, pergilah." ucap Viggo mengusir Felix. "Setelah itu saingan ku berkurang satu. Zia akan sangat marah pada mu, ia tidak akan memaafkan mu dan jika beruntung kau akan kembali dalam keadaan selamat jika tidak kau akan lenyap." lanjutnya dalam hati.

"Bagaimana bisa kalian setenang ini? Apa kalian tidak khawatir?" tanya Felix.

Viggo tersenyum mengejek. "Payah, Kau tidak tahu apa-apa tentang dirinya."

Edoardo tersenyum membenarkan ucapan Viggo. Ia kembali mengingat bagaimana kejamnya Patrizia saat melawannya. Edoardo itu petarung terbaik di dunia ini, belum pernah ada yang bisa mengalahkannya kecuali Patrizia.

"Apa maksud mu?" Felix menatap tajam sahabatnya itu.

"Tidak ada."

...🍃🍃🍃...

Malam harinya..

Patrizia melenguh saat merasakan ada sesuatu yang menyentuh bibirnya. Perlahan gadis itu membuka matanya dan betapa terkejutnya ia ketika sadar jika Rex tengah menjilati wajahnya.

Bruk

Dengan sihirnya Patrizia mendorong serigala itu hingga terpental beberapa meter sampai menabrak pohon.

Rex meringis. Apa yang kau lakukan?

"Itu pertanyaan ku. Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menjilati wajah ku? Kau itu serigala bukan anjing!" kesal Patrizia. Wajahnya sudah tidak suci lagi terlebih Rex juga menjilati bibirnya.

Apa serigala tidak boleh menjilati tuannya?

Mendengar itu Patrizia menggeram marah.

Kenapa kau marah? Jika tidak boleh, harusnya kau menghentikan ku. Kau tadi diam saja saat aku menjilati mu.

"Itu karena aku sedang tidur, bodoh!"

Rex menunduk. Maaf, aku tidak akan melakukannya lagi.

Patrizia menahan kedutan di bibirnya. Kenapa serigala di hadapannya ini sangat menggemaskan? Kemarahannya lenyap begitu saja.

"Hm. Sebaiknya kita balik sekarang, hari juga sudah malam."

Rex menganggukkan kepalanya kemudian berjalan mendekat ke arah Patrizia. Patrizia memegang badan Rex dan dalam sekejap mereka sudah berada di dalam kandang Rex. Setelahnya Patrizia masuk ke kastil.

Patrizia menghela napasnya saat ia melihat Viggo, Felix dan Edoardo masih berada di kediamannya. "Kalian tidak pergi?"

Ketiga pria itu melihat ke arah Patrizia seraya menggelengkan kepalanya.

"Aku akan menginap di sini." ucap Viggo.

"Aku juga." ucap Felix.

"Kau tidak akan mengusir ku bukan? Ini sudah malam." ucap Edoardo.

"Ck! Terserah!" Patrizia melihat ke arah Imelda. "Urus kebutuhan mereka, aku akan beristirahat."

"Baik lady."

Patrizia pergi dari sana meninggalkan ketiga pria yang terus saja menatap kepergiannya.

"Biarpun banyak pria yang menyukai mu tapi aku yakin aku yang akan memenangkan hati mu. kau hanyalah milik ku, dan akan tetap menjadi milik ku untuk selamanya." batin Felix.

"Aku memang baru mengenal mu tapi aku yakin dengan hati ku, dia tidak akan pernah salah mengenali siapa pemiliknya. Kau, kau adalah pemiliknya." batin Viggo.

"Kau sudah hadir dalam hidup ku, memberi warna baru dalam hidup ku. Perasaan aneh itu muncul saat kau tersenyum pada ku, senyuman itu membuat sesuatu dalam diri ku bergetar. Selama ini hasrat ku hanya ingin menghabisi banyak nyawa di medan perang tapi kini hasrat itu sudah berubah, kini hasrat ku hanya ingin memiliki mu. Apa yang sudah kau lakukan pada ku gadis kecil?" batin Edoardo.

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

hadeh.....
seterah kalian aja

2024-08-16

0

Dede Mila

Dede Mila

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-05-13

1

Lala Kusumah

Lala Kusumah

wow Patrizia akhirnya jd rebutan, mana cakep2 lg...

2022-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!