"Acara ulang tahun pangeran Zello?"
"Iya, acaranya minggu depan. Kau akan menghadirinya?"
"Tentu saja aku harus hadir kakak, aku sangat merindukan mereka semua."
Patrizia menghela napasnya dalam. Ia mengingat kembali percakapannya dengan Reonal tadi dan kini Patrizia tengah menatap bulan bersama Ruben di atap kastil.
"Kau akan merubah alurnya?" tanya Ruben.
"Tanpa berbuat sesuatu pun dari awal alurnya sudah berubah karena kehadiran ku."
...🍃🍃🍃...
Satu minggu telah berlalu kini Patrizia tengah berada di dalam kereta kudanya untuk menghadiri acara ulang tahun pangeran Zello di istana bersama Ruben dan Imelda sedangkan Reonal, Steve dan Samuel mengawal dengan menunggangi kuda.
"Lady lihatlah, kucing ini sangat menggemaskan. Bulunya sangat tebal dan halus." ujar Imelda seraya mengelus badan Ruben.
"Hmm."
Jika kau tahu dia malaikat maut kau tidak akan berkata seperti itu batin Patrizia.
Ck! Kau ini, bilang saja iri.
Patrizia tidak menanggapi ocehan Ruben yang selalu saja mengganggu pikirannya itu.
Meong... Meong... Meong...
Berisik!!
Meong... Meong... Meong...
Berhentilah mengeong!
Meong...
Diam atau ku lempar kau dari kereta kuda ini!!
Meong...
Patrizia mengangkat tubuh Ruben dan hendak melemparnya keluar tetapi..
"Maaf Lady, sepertinya Ruben lapar. Sebentar lagi kita akan melewati pasar, apa sebaiknya kita-" ucapan Imelda terhenti karena mendapat tatapan tajam dari Patrizia. "Maaf Lady." sesalnya menunduk.
Meong..
Patrizia ayolah beri aku makan, aku sangat lapar. Batin Ruben memelas.
Patrizia mendelik. "Kita singgah dulu di pasar."
Imelda tersenyum. "Baik Lady." kemudian ia memberitahu kusir untuk berhenti sejenak di pasar.
"...kau sangat lapar ya? Kucing yang malang. Tunggulah sebentar lagi, kau akan mendapatkan makanan mu." lanjutnya seraya mengelus kepala Ruben.
Tanpa Patrizia sadari Ruben tersenyum miring.
...🍃🍃🍃...
Patrizia sudah berada di pasar, niat awalnya hanya ingin membeli makanan untuk Ruben tapi setelah melihat banyak makanan yang menggugah seleranya Patrizia malah ikut membeli makanan untuknya juga. Kini mereka semua tengah menikmati makan siang.
Makanan ini terasa sangat asing di lidah ku, tapi aku menyukai rasanya hm ini sangat enak batin Patrizia.
Apa kau tidak ingin berterimakasih pada ku?
Untuk?
Lupakan. Ck! Dasar tidak peka!
Setelah selesai makan mereka semua berjalan menuju kereta kuda. Saat tengah berjalan tiba-tiba saja Ruben yang ada di gendongan Imelda menubruk tubuh Patrizia hingga membuatnya jatuh ke kubangan lumpur yang ada di sampingnya.
Kejadian itu terlalu cepat sampai tidak ada yang bisa mencegahnya bahkan ketiga pria yang berjalan di belakangnya pun tidak bergerak sama sekali. Patrizia sekalipun tidak bisa menahan kekuatan Ruben yang jauh di atasnya. Ingat! Ruben adalah malaikat. Entah apa tujuan Ruben? Ingatkan Patrizia untuk tidak membunuhnya.
Jangan menatap ku seperti itu, ini harus ku lakukan batin Ruben sedikit takut melihat kilatan amarah di mata Patrizia, ingat hanya sedikit.
Kau-
Patrizia hanya bisa menghela napasnya kasar. Entah siapa yang harus di salahkan? Tidak lucu kan jika ia memarahi seekor kucing?
...🍃🍃🍃...
Patrizia sampai di istana dengan badan yang penuh dengan lumpur. Untung saja acaranya di mulai malam hari dan ini masih sore, Patrizia masih punya waktu untuk membersihkan dirinya.
Saat ini Patrizia tengah berjalan menuju salah satu kamar yang ada di istana untuk membersihkan dirinya. Patrizia berjalan bersama Samuel dan Imelda yang menggendong Ruben. Sedangkan Reonal dan Steve tadi pamit untuk menemui Yang Mulia Raja Archon.
Sebelum pergi Reonal mengelus rambut Patrizia dan semua orang yang melihat adegan langka itu menjatuhkan rahangnya. pasalnya Reonal itu adalah seorang Panglima yang dingin tak tersentuh.
Saat tengah berjalan tiba-tiba saja..
Bruk
Seorang gadis terjatuh tepat di hadapan Patrizia.
"Hiks.. Hiks.. Kenapa kau mendorong ku?"
"Ha?" tiba-tiba saja otak cerdas Patrizia berhenti berfungsi.
Ruben, kau melihatnya bukan? Apa yang aku pikirkan itu benar? Batin Patrizia menatap gadis yang jatuh di hadapannya itu.
Iya, apa yang ada di pikiran mu itu benar.
Patrizia menyeringai. "Sienna Mareta Wilson".
Ya.. Gadis yang terjatuh di hadapan Patrizia itu adalah Sienna Mareta Wilson sang pemeran utama wanita di novel 'Queen of Archon'. Sienna juga merupakan adik dari Letizia.
"Lady, anda tidak apa-apa?" tanya Dini, salah satu pelayan pribadi Sienna.
"Bukankah dia gadis yang datang bersama panglima Reonal tadi?"
"Dasar gadis kurang ajar! Berani sekali dia mendorong Lady Sienna sampai terjatuh, jika saja Marquess Wilson dan Panglima Reonal melihatnya dia akan terkena masalah besar."
"Kita tunggu saja hukuman apa yang akan di terimanya."
"Beri hukuman mati saja untuk menjadi pelajaran bagi semua rakyat jelata supaya kedepannya mereka tidak ada yang kurang ajar lagi pada para bangsawan."
"Dasar menjijikan! Sadarlah! Kau jauh di bawah Lady Sienna. Kau batu krikil sedangkan Lady Sienna itu berlian."
Para Lady dan pelayan yang ada di sana menyalahkan Patrizia dan terus mengatakan hal-hal yang membuat kesabaran Patrizia habis.
Niat hati ingin membuat semua orang terpesona akan kecantikannya tapi kini semua orang bahkan para pelayan dan juga pengawal istana malah mencemoohnya. Ekspektasi tidak sesuai realita.
Aku akan mengingat wajah mereka yang sudah berani menghina ku. Patrizia mengepalkan kedua tangannya.
Kendalikan dirimu. Peringat Ruben.
Aku sudah tidak sabar ingin menggunakan kekuatan sihir ku.
Jangan gegabah! Kau harus ingat! tidak ada yang boleh mengetahui jika kau menguasai ilmu sihir. Jika itu sampai terbongkar, kau akan di curigai.
Hmm.
Di kerajaan Archon ini memang sihir sangat di larang. Ini bermula dari kejadian 17 tahun yang lalu dimana ada seseorang yang menyalah gunakan kekuatan sihir. Akibatnya seratus orang gadis meninggal secara misterius dan itu menjadi duka yang sangat mendalam bagi kerajaan Archon.
Sampai sekarang belum di ketahui siapa dalang di balik bencana mengerikan itu karenanya pihak istana akan mencurigai siapa pun orang yang menguasai kekuatan sihir.
Di kerajaan Archon hanya Steve dan Patrizia yang memiliki kekuatan sihir, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Reonal. Steve sendiri di kirim oleh ayahnya yang merupakan penyihir agung di kekaisaran benua barat untuk pergi mencari pemilik sihir suci yang di ramalkan berada di kerajaan Archon.
"Ada apa ini?" suara bariton itu terdengar tepat di belakang Patrizia.
Patrizia membalikkan badannya mata biru lautnya itu bertubrukan dengan mata hijau yang menenangkan.
Dia adalah Zello Zitao Lesham pangeran kerajaan Archon.
Patrizia tersadar setelah mendengat suara batin Ruben dan langsung mengalihkan pandangannya. Patrizia menunduk.
"Hiks.. Hiks.. Kenapa kau mendorong ku? Apa salah ku?" cicit Sienna yang masih terduduk di lantai.
Patrizia tidak menjawab, ia semakin menunduk. Tidak ada yang tau jika gadis itu tengah menyeringai.
"Lady ayo berdiri, saya bantu." Dini membantu Sienna untuk berdiri tetapi..
"Akh.. Hiks sakit.. Kaki ku sakit sekali." saat akan berdiri Sienna kembali terjatuh.
"Lady!!"
"Kau mendorongnya?" tanya Zello menatap Patrizia yang masih menunduk.
"Ampun pangeran, saya tidak mendorongnya. Saya tidak tahu kenapa dia terjatuh, dia tiba-tiba saja terjatuh di hadapan saya." jelas Patrizia.
"Jangan berbohong! Mengakulah! Jelas-jelas Lady Sienna jatuh di hadapan mu. Kau pasti yang mendorongnya." tuduh Dini.
"Apa kau melihatnya? Kau melihat aku mendorong tuan mu itu?"
Dini terdiam.
"..tidak, Kau tidak melihatnya." lanjutnya. Patrizia mengangkat kepalanya menatap semua orang yang ada di sana termasuk pangeran Zello, mereka kembali bertatapan untuk beberapa saat.
"..kalian semua lihatlah diri ku, badan ku penuh dengan lumpur dan jika benar aku yang mendorongnya, bukankah dia akan terkena lumpur dari tubuh ku? Tapi lihatlah dia, badan dan bajunya bersih, tidak ada lumpur sama sekali. Jika seperti itu lantas bagaimana cara ku mendorongnya?" jelas Patrizia.
Setelah mendengar penjelasan dari Patrizia semua orang malah berbalik mencemooh Sienna, mereka mengatakan jika Sienna sengaja melakukan itu untuk menarik perhatian pangeran Zello.
"..aku tidak mengatakan kalau dia berbohong, bisa saja kan dia terjatuh karena menginjak gaunnya sendiri." sambungnya lagi.
Sienna menunduk dengan tangan mengepal erat dan itu terlihat oleh Patrizia.
Patrizia menatap pangeran Zello kemudian menunduk. "Maaf jika saya lancang pangeran, saya harus pergi, saya harus segera membersihkan diri, ini sangat tidak nyaman." cicit Patrizia.
Zello tersenyum tipis sangat tipis sampai tidak ada yang bisa melihatnya. "Pergilah."
"Terimakasih pangeran." Patrizia kembali menunduk kemudian pergi dari sana di ikuti Semuel dan Imelda yang menggendong Ruben.
...🍃🍃🍃...
Malam harinya Patrizia datang ke aula tempat perayaan ulang tahun pangeran Zello di adakan bersama dengan Reonal. Saat pengawal mengumumkan kedatangan Reonal tadi semua orang langsung menatap seorang gadis yang datang bersamanya.
"Siapa gadis itu?"
"Bukankah itu gadis penuh lumpur tadi?"
"Iya, itu gadis yang tadi. Demi Dewa dia sangat cantik."
"Kau benar. Dia gadis yang sangat cantik. Aku tidak pernah melihat gadis secantik dirinya."
"Apa hubungan gadis itu dengan panglima Reonal? Apakah dia gadis yang panglima Reonal cintai?"
Semua orang yang hadir di sana memuji kecantikan Patrizia tetapi ada juga yang iri akan kecantikannya. Sienna, gadis berumur 16 tahun itu sangat tidak menyukai Patrizia.
Patrizia bisa melihat kebencian untuknya dari mata Sienna. Padahal di novel di jelaskan jika karakter Sienna itu adalah gadis lugu dan baik hati tapi kenapa Patrizia ragu akan hal itu. Sekarang bukan hanya alur yang berubah, sifat para tokoh yang di jelaskan di dalam novel juga berbeda.
Patrizia berjalan seraya menggandeng tangan Reonal. Patrizia menunjukkan senyum terbaiknya yang membuat semua pria semakin terjerat akan pesonanya.
Kini Patrizia dan Reonal berdiri tepat di hadapan Albert Wilson, ayah Letizia. Sedari tadi Marquess Wilson terus saja menatap Patrizia, matanya berkaca-kaca, mungkin orang lain tidak mengenalinya tapi ia sangat tahu siapa gadis yang berdiri di hadapannya itu.
"Zia.." lirih Albert.
"A..ayah."
"Zia.. Putri ku." Albert mendekap Patrizia erat.
Semua orang terkejut mendengar ucapan Marquess Wilson.
"Apa? Jadi, dia putri Marquess Wilson yang buruk rupa itu?"
"Bukankah dia sudah tiada? Bagaimana bisa dia hidup kembali?"
"Apakah Marquess Wilson sengaja menyembunyikan putrinya yang sangat cantik itu?"
"Apa mungkin semua rumor buruk tentang putri tertua Marquess itu bohong?"
"Gadis sialan itu! Bagaimana mungkin dia masih hidup?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Liao_Tingyan
aduh sial, namanya Sienna pula 😭😭😭
2025-04-05
1
rita hastuti
di bab ini yg aneh adalah kok Siena ga kaget kalo Letizia msh hidup ?
2023-05-13
1
Tuxepos Jasmine
nahhh....makin menarik nihhhhh
2023-01-11
0