Bab 14

"Ih ... Mas kok ngomongnya gitu, nggak peka banget. Aku tuh butuh solusi, buka malah menggurui, biar orang-orang juga tahu benar kalau aku tuh bisa punya anak, akan aku beli mulut tetangga yang udah julid," ujar perempuan itu percaya diri maksimal.

"Faktanya begitu, jangan salahkan aku kalau nanti kamu repot sendiri," peringat pria itu berlalu.

"Ish ... bikin mood jelek aja," gumam Vivi sebal.

"Vi! Tolong siapin air, aku mau mandi! Sekalian panasin makanan aku belum makan malam," titah pria itu berlalu.

Vivi pun menurut, walau mulutnya sedikit ngedumel, tetapi jelas ia tak berani menyela. Tahu betul karakter suaminya kalau sudah begini.

Usai bebersih, Abi tak kunjung menyusul Vivi ke kamar, pria itu lebih memilih menyibukkan diri di ruang kerja. Iseng mulai kepo membuka sosial media Ajeng. Jalan-jalan ke ig-nya, ternyata akunnya diprivate. Namun, ada yang membuat ia penasaran, di bio profilnya jelas Ajeng mentag akun seseorang. Sialnya, setelah Abi konfirmasi, sama juga akun atas nama Denis itu juga dikunci. Membuat pria itu kesal saja.

Menutup ig, mampir ke aplikasi si hijau, sengaja melihat kontak Ajeng yang ternyata tengah online. Mendadak ia kepo dan sedikit kesal, malam-malam begini apa yang sedang perempuan itu lakukan?

Tak sengaja, mengklik tombol panggilan, membuatnya bingung sendiri mencari alasan. Namun, sepertinya Abi tak perlu repot-repot memikirkan perkataan, karena hingga deringan terakhir Ajeng tak kunjung mengangkatnya. Padahal jelas-jelas ibu dari calon anaknya itu tengah aktif.

"Sial, telepon aku nggak diangkat? Nggak jelas banget tuh cewek!" keluh Abi jengkel.

Rasa penasaran, dan sedikit kesal membuat pria itu kembali menghubunginya. Ajeng yang saat itu tengah berbaring menjelang tidur sambil bermain ponsel pun sedikit kaget kala malam waktu istirahat suaminya tumben-tumbenan menghubunginya.

"Hallo, kenapa Mas?" sapa Ajeng datar.

"Kenapa jam segini belum tidur, ini sudah terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan anak aku," ucap pria itu sedikit ketus.

"Ini udah mau tidur, tolong matiin teleponnya," jawab Ajeng benar adanya.

"Dari tadi online, istirahat sana!"

"Oke!" Sambungan dimatikan sebelum Abi sempat pamit dengan sepatah kata pun, membuat pria itu jelas gemas sendiri.

"Dasar nggak jelas!" dumel Abi kesal sendiri.

Semalaman pria itu susah menemukan kantuknya. Padahal ia tahu betul kalau pagi tubuhnya masih rewel, jelas membuat pria itu terlihat berbeda dan sedikit tidak keurus. Semenjak dirinya mengalami syndrome cauvade, ia pun mulai mengingat betul penyebab yang menyiksa dirinya.

"Duh ... masa setiap pagi harus gini, kapan ini semua akan berakhir, kata orang setelah empat bulan tidak mual lagi, ini udah mau empat bulan kenapa masih gini sih!" keluh Abi putus asa.

Pagi-pagi kediaman Abimanyu sudah heboh saja. Rupanya Nyonya Warsa sengaja berkunjung untuk memberikan kejutan seraya membawa sarapan sehat untuk bumil yang terbuat dari bayam sehat, buah kiwi, yogurt dan susu almond. Membayangkan saja Vivi sudah mau muntah apalagi suruh makan, membuat perempuan itu galau sendiri.

"Ma, ini aku makan nanti aja ya, aku sudah kenyang," tolak Vivi greget sendiri.

Sepertinya mertuanya tipikal orang tua jaman now yang cukup ngeyelan.

"Mas, aku kan nggak doyan, itu makanan untuk orang hamil," bisik perempuan itu jelas tak suka.

"Aku kan sudah bilang, repotnya tanggung sendiri, salah siapa pakai acara ngadu ke mama segala," jawab Abi santai.

Bagi Nyonya Warsa, kehamilan menantunya itu sangat dinanti-nanti mengingat hampir lima tahun pernikahan putranya belum dikaruniai seorang cucu dari anak semata wayangnya. Ini calon cucu pertama jadi sangat wajar kalau diperlakukan spesial.

"Vi, kemarin aku tanya kamu nggak balas, terus tanya Abi katanya hari ini nanti mau nganter check kandungan ke dokter, nanti sama mama aja ya? Mama juga pengen tahu kondisi calon cucu mama."

Uhuks

Vivi sampai tersedak susu yang tengah diminum.

"Hati-hati dong Nak? Loh, kok ini susunya bukan susu hamil sih, kamu kalau minum susu harusnya yang khusus buat hamil, Abi ini gimana sih, susu yang rajin mama rekomendasikan nggak diminum?"

Nyonya Warsa tidak menemukan satu kotak pun bekas kardus susu atau pun kaleng yang tersedia di dapur. Malah menemukan sejenis susu rendah lemak yang biasanya digunakan untuk perempuan diet.

"Diminum kok Ma, cuma lagi habis aja, jadi minum seadanya."

"Owh ... ya sudah, nanti setelah dari rumah sakit kita sekalian belanja buat keperluan kamu."

"Ma, periksanya nggak jadi sekarang, kebetulan hari ini dokter yang biasa nangangi sedang cuti, masih minggu depan Ma," sela Abi ikut pusing juga. Kalau ibunya tahu, bisa geger urusannya. Cukup perempuan yang begitu Abi sayangi dan hormati itu tahunya setelah lahir saja.

"Kalau begitu cari dokter lain saja, mumpung mama sedang banyak waktu, aku kepingin tahu juga calon cucu mama."

Terpopuler

Comments

Syahna Amira sy

Syahna Amira sy

kebohongan yg dimulai akan bnyk kebohongan Laen yg diciptakan

2024-04-20

2

gia nasgia

gia nasgia

Dasar ngeyel nggak mikir akibatnya klau ketahuan

2024-05-11

0

cinta

cinta

wkwkwk , nah loh , panik ga panik ga 😅🤣

2024-03-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!