Qian Qi terbangun di pagi hari. Ia mengucek-ucek matanya sambil merubah posisinya bergeser duduk di samping tempat tidur.
Hal aneh apa lagi yang akan dilakukan Sun Long hari ini. Qian Qi bertanya-tanya dalam hati.
Betapa kagetnya Qian Qi ketika ia membuka mata, Sun Long sudah berada di depannya telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Ia langsung menutup wajahnya yang memerah.
Dasar Sun Long apa yang dia pikirkan telanjang bulat sambil keliling-keliling kamar.
“Suamiku apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu tidak pakai baju?”.
“Ini semua gara-gara kamu. Kemana baju-bajuku yang kemarin kamu rapihkan. Bukannya kemarin masih ada di meja? Sudah satu jam aku keliling-liling mencarinya”.
“Maaf Suamiku, aku lupa memberitahumu. Mengapa kamu tidak membangunkanku saja”.
“Kamu terlalu cantik saat tidur. Aku jadi tidak tega membangunkanmu. Sudahlah yang penting bajunya mana?”.
“Ada di lemari itu” Qian Qi menunjuk sebuah lemari.
“Tidak ada. Sudahku cari berkali-kali di sana”.
“Ada Suamiku, aku sendiri yang menaruhnya di sana kemarin sore”.
“Tidak ada! Kalau begitu cepat buktikan, coba kamu carikan untukku”.
Mau tidak mau Qian Qi beranjak dari tempat tidur. Ia berusaha berjalan ke arah lemari, namun karena ia menutup wajahnya ia malah tersandung jatuh. Sun Long dengan sigap menahan tubuh Qian Qi. Qian Qi bisa mencium bau tubuh Sun Long versi wangi. Wajahnya semakin memerah karena Sun Long memeluknya sambil telanjang bulat.
“Aneh-aneh saja kamu, ngapain juga pake menutup wajah. Jadi tersandungkan”.
“Ya ini salah kamu. Mengapa kamu telanjang bulat? kan bisa ditutupi handuk dulu. Apa kamu tidak malu?”. Qian Qi agak kesal.
“Untuk apa ditutupi handuk? Kamukan istriku. Buka saja matamu cepat carikan bajuku”.
Benar juga apa yang dikatakan Sun Long. Harusnya aku mulai membiasakan diri. Melihat Sun Long telanjang akan menjadi rutinitasku di masa depan. Aku menikahinya, dia juga akan melihat seluruh tubuhku. Aku tidak boleh merasa malu. Qian Qi melepas tangannya dan membuka mata.
Meski sudah membuka mata tapi Qian Qi belum mampu untuk melihat Sun Long. Ia langsung berjalan menuju lemari. Ia menunduk untuk mencari baju Sun Long yang berada di bagian bawah lemari dan mengambilnya.
Qian Qi berhasil menemukan baju Sun Long. “Ini ada bajunya…”. Qian Qi menoleh ke arah Sun Long.
Tanpa ia sadari sedari tadi Sun Long berdiri di sampingnya. Karena posisi Qian Qi sedang menunduk posisinya pas sekali. Tanpa sengaja ia menoleh dan langsung melihat hal itu. Ia terdiam membisu. Sun Long langsung mengambil pakaiannya. Seketika itu Qian Qi tersadar dan menunduk malu.
“Kamu ada-ada saja menaruh baju dibagian bawah. Badanku kan tinggi bagaimana bisa aku melihatnya. Memang aku tidak punya banyak baju jadi wajar saja kamu menyusunnya dari bawah ke atas. Masukan saja baju-bajumu di bagian bawah biar punyaku di bagian atas jadi lemarinya terlihat penuh. Terima kasih Qian Qi. Aku mau masak dulu”. Sun Long berpakaian, lalu pergi ke dapur.
Qian Qi tetap duduk diam di depan lemari. Kakinya masih terlalu lemas untuk berjalan. Tidak lama kemudian “Boom…!!!”. Terdengar suara ledakan. Qian Qi langsung berlari keluar kamar memeriksa keadaan. Ia mengintip dari balik jendela Sun Long sudah keluar menghampiri suara ledakan.
Dodo Fung segera menghampiri Qian Qi sambil mengenakan pakaian tempurnya.
“Adik apa kakak sudah keluar?”.
“Sudah Kakak Dodo Fung”.
Mendengar jawaban Qian Qi, Dodo Fung segera melepaskan armornya kembali.
“Kalau begitu sudah pasti aman. Kita tunggu saja kakak kembali”.
“Sepertinya kali ini monsternya ada banyak. Kakak Dodo Fung lihat lah. Apakah Sun Long bisa melawan mereka semua? Sepertinya kakak harus membantunya”. Dodo Fung ikutan melihat.
“Mereka sepertinya gerombolan dari serigala kemarin. Mungkin serigala kemarin hanya seekor pengintai. Gerombolannya pasti curiga karena serigala itu tidak kembali dan sekarang mereka ingin balas dendam”.
“Banyak sekali gerombolan serigala itu jumlahnya pasti ratusan. Ranahnya juga tinggi-tinggi. Yang terlemah saja ada di ranah Pagoda Tingkat 5. Bahkan ada yang di Ranah Pagoda Tingkat 7 Tahap akhir. Sepertinya Kakak Dodo Fung memang harus membantu Sun Long”.
“Tidak perlu. Mereka masih terlalu lemah untuk kakak. Mereka semua akan langsung musnah ketika kakak mengangkat jari telunjuknya”.
Benar saja tidak lama kemudian Sun Long mengangkat jari telunjuknya.
Tiba-tiba terdengar banyak sekali suara gemuruh dari sekeliling rumah.
“Suara apa itu kakak Dodo Fung?”.
"Uu... Uu... Aa...". Banyak sekali boneka monyet kecil yang keluar dari dalam tanah.
"Boneka monyet? Banyak sekali boneka monyetnya kakak Dodo Fung. Mereka lucu sekali".
“Jangan tertipu oleh penampilannya Adik Qian Qi".
“Boom…! Boom…! Boom…!”. Boneka-boneka monyet itu langsung belari melopat ke arah gerombolan serigala lalu meledak. Sangking besar dan banyaknya boneka monyet sampai-sampai rumah mereka pun ikutan bergetar. Suara ledakannya terdengar keras sekali membuat Qian Qi menunduk ketakutan.
Boneka apa itu? Ledakannya seperti gunung meletus.
Setelah suaranya berhenti Qian Qi memberanikan diri untuk melihat keluar jendela. Semuanya sudah musnah. Tidak ada sedikitpun mayat yang tersisa, bahkan tetesan darah juga tidak ada. Hanya ada lubang-lubang besar di tanah secara acak.
Kekuatan itu dapat menghancurkan seisi kota dalam hitungan detik. Apakah manusia diperbolehkan memiliki kekuatan seperti itu? Aku harus berusaha menjadi istri terbaik. Mungkin saja kalau dia marah aku bisa langsung musnah.
Sun Long membuka pintu rumah. Dodo Fung yang melihatnya tiba-tiba saja mengacungkan tombaknya.
“Siapa kamu? Kenapa formasi kakak tidak bekerja. Di mana kakak?”. Dodo Fung langsung waspada. Ketika Sun Long melangkah ia langsung mengayunkan tombaknya.
“Makan Nihhh…! beraninya kamu mengacungkan senjata ke kakakmu sendiri”. Sun Long menghindari serangan Dodo Fung dan menginjak kakinya. Ia langsung memukuli pantat Dodo Fung dengan spatula yang di pegangnya.
“Aduh… Aduh… Ampun kak. Aku tidak mengenali kakak. Bagaimana kakak bisa jadi kurus kering dan berotot dalam satu malam. Penampilan kakak berubah drastis”. Dodo Fung bersembunyi dibalik Qian Qi, terpaksa Sun Long berhenti memukulinya.
“Berubah apanya emang kakak kurus dari dulu. Mana pernah kakak gemuk kaya kamu. Kakak cuma makan cacing pita tidak mungkin kakak bisa gemuk”.
“Kemarin kakak gemuk benarkan adik Qian Qi. Kakak selalu gemuk dan berbulu, rambut kakak acak-acakan tidak pernah di cukur. Bagaimana bisa sekarang tiba-tiba berubah menjadi kurus kering”.
“Apa sebelumnya aku terlihat gendut Qian Qi. Jawab dengan jujur”.
“I…iaaa… Suamiku kemarin-kemarin kamu terlihat seperti beruang besar. Mungkin karena rambutmu yang panjang dan acak-acakan apa lagi bulu dadamu membuat badanmu terlihat besar. Karena telah di cukur badanmu jadi terlihat jauh lebih kurus dan tampan”.
“Buah...ha...haaa… Kakak seperti domba. Dicukur langsung kurus. Sekarang kakak kurus kering tapi tinggi seperti lidi”. Dodo Fung tertawa.
“Masih kurang dipukulnya? Mau tambah lagi?”.
“Ti...tidak kak ampun”.
“Cepat perbaiki pagar depan dan tutup lubang-lubang itu. Setelah itu kita makan dan lanjut kerja”.
“Siap kak” Dodo Fung langsung pergi.
“Suamiku. Kamu makanlah sedikit bahan makanan dari Bibi. Benar kata Dodo Fung badanmu terlalu kurus kering. Memang berotot tapi benar-benar tidak ada lemaknya”. Tiba-tiba saja Qian Qi menangis.
“Tidak, aku tidak apa-apa. Aku memang sudah seperti ini semenjak dibuang ke sini”.
“Tidak boleh. Kalau kamu tidak mau makan makanan yang sehat, aku juga tidak mau makan”. Qian Qi memaksa.
“Aku adalah suamimu, aku akan memberikan yang terbaik untukmu. Berikan aku sebuah alasan untuk itu”.
“Karena aku juga istrimu, aku tidak mau melihatmu kurus kering seperti ini”.
“Itukan alasanku, Berikan alasan yang lain tidak boleh sama. Sepertinya ada sesuatu dari sorot matamu. ceritakanlah”.
“Adikku Xiao Yun juga kurus kering sepertimu saat dibawa oleh ayah, Ibu kurus kering sepertimu ketika ia sakit dan terakhir ayah. Ayah juga kurus kering, ayah yang berbadan besar berubah jadi kecil sama sepertimu. Aku baru menyadarinya karena aku terlalu malu memandangi tubuhmu. Aku tidak tahan lagi melihat hal itu”. Sun Long memeluk Qian Qi. Qian Qi menangis dipelukannya.
“Kamu ada benarnya juga. Sebenarnya aku merasa sangat bersalah melihat Dodo Fung memakan cacing pita. Aku merasa gagal sebagai kakak. Aku pikir itu tidak apa-apa yang penting kamu bahagia. Tapi kalau seperti ini… Baiklah hari ini kita akan pergi ke kota Goliat. Aku bersyukur kamu mengkhawatirkan ku”. Untuk pertama kalinya Sun Long mencium dahi istrinya. Qian Qi tersenyum dan memeluk Sun Long.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments