Broken Supreme Slayer
“Nona, Pangeran Sun Jian sudah tiba”.
Qian Qi langsung melempar buku yang sedang dibacanya dan berlari menyambut kedatangan tunangannya. Ia sampai mengangkat roknya agar bisa berlari lebih cepat. Sudah satu bulan tunangannya pergi mencari obat untuk ayahnya yang sedang sakit. Sesampainya di depan pintu ia berhenti dan merapikan penampilannya terlebih dahulu.
Begitu sudah rapih ia langsung berlari masuk dan menampar tunangannya.
Sun Jian memegang pipinya. “Yap. Aku pantas mendapatkannya”. Mereka berdua kemudian bertatap-tatapan dan langsung berciuman melepaskan kerinduan.
“Syukurlah kamu baik-baik saja sayang. Aku sangat takut kehilanganmu. Tolong jangan nekat pergi lagi tanpa bilang-bilang”.
“Kalau aku izin dulu sudah pasti kamu tidak akan mengizinkannya. Sudahlah kita langsung saja berikan pil ini kepada ayah mertua, jangan ditunda-tunda lagi. Nanti saja kita ngobrolnya”.
“Baik sayang”.
Ayah Qian Qi sudah koma selama satu tahun karena penyakitnya. Ia terkena Racun Hantu dari laba-laba hantu saat menjelajahi sebuah reruntuhan. Tubuhnya menghitam, dingin dan menimbulkan bau busuk seperti orang yang sudah mati.
Sun Jian dan Qian Qi sampai di depan kamar ayahnya. Bau Busuk sudah tercium dari depan pintu. Sun Jian yang tidak terbiasa dengan baunya langsung pusing dan oleng menabrak Qian Qi.
“Sayang kamu tidak apa-apa?”. Qian Qi menahan tubuh Sun Jian.
“Maafkan aku sayang. Sepertinya aku tidak bisa masuk ke kamar ayahmu. Penyakitnya semakin parah saja”.
“Tidak apa-apa sayang. Kamu tidak perlu memaksakan diri. Biar aku saja yang memberikan Pilnya. Kamu Sebaiknya istirahat dulu. Pelayan tolong antarkan Pangeran ke tempat istirahatnya”. Sun Jian memberi kotak pil dan pergi bersama pelayan.
Qian Qi sudah kebal terhadap bau busuk ayahnya. Kasih sayangnya lebih besar dari pada baunya. Ia memasuki kamar ayahnya tanpa penutup hidung sama sekali. Setiap hari ia sendiri yang membersihkan tubuh ayahnya karena tidak ada pelayan yang sanggup menahan baunya. Bahkan alkemis yang menggunakan penutup hidung saja tidak tahan lama-lama di ruangan itu.
Meski tunangannya tidak mampu masuk ke kamar ayahnya. Qian Qi tetap mencintainya karena tunangannya sudah mau susah payah pergi jauh ke selatan mencari Pil untuk ayahnya. Sepertinya Pil Pemurni Jiwa ini sangat sulit untuk dibuat. Bahkan pusat alkemis dan ruang harta kekaisaran saja tidak memiliki pil ini.
Janji yang dibuat ayahnya Qian Qi dan Kaisar sebelumnya tidak lama lagi akan tiba. Ayahnya Qian Qi adalah seorang jenderal yang menerima mendali penghargaan tertinggi karena berjasa dalam perang melawan iblis di wilayah perbatasan. Berkat jasa ayahnya kekaisaran Sun masih bisa berdiri sampai hari ini.
Kaisar Sun sebelumnya berjanji akan menikahkan cucu laki-lakinya dengan anak perempuan jenderal Qian Tao yakni Qian Qi. Hari yang dinanti-nanti akan tiba satu minggu lagi. Semoga dengan meminum pil ini ayahnya akan sembuh dan bisa menjadi pendamping mempelai wanita. Jika apa yang diharapkannya terkabul, maka hari itu akan menjadi hari terbaik dalam hidupnya.
Berlahan-lahan Qian Qi membuka mulut ayahnya. Lidah ayahnya sudah menghitam sepenuhnya. Bahkan air liur yang keluar juga berwarna hitam. Qian Qi yang melihat hal itu tidak dapat menahan tangisnya lagi. Pil Pemurni Jiwa ini adalah harapan terakhir bagi ayahnya untuk bisa sembuh. Jika pil ini tidak berhasil maka ayahnya sudah dipastikan akan mati satu bulan lagi.
Setelah memberi pil pada ayahnya dan membersihkan tubuh ayahnya. Qian Qi pergi menemui tunangannya. Ia berjalan menuju ke ruang tamu. Terlihat dari kejauhan para pelayan wanita sudah berkerumun mengintip Pangeran Sun Jian. Pangeran Sun Jian memang terkenal sangat tampan dan baik hati. Ia menjadi pria idaman seluruh kekaisaran Sun. Wajar saja jika pelayan-pelayannya tidak dapat menahan diri.
“Ehem…”.
“Nona Qian Qi!” Para pelayan langsung kabur melakukan tugasnya masing-masing.
Sesampainya di dalam ruangan, Qian Qi melihat kepala pelayannya yang sedang menuangkan teh. Ada sedikit rasa cemburu dihatinya karena kepala pelayannya memang terkenal sebagai gadis tercantik di ibu kota, Bahkan melebihi kecantikan dirinya sendiri. Sangat disayangkan ia tidak terlahir sebagai seorang bangsawan. Kalau saja kepala pelayan itu adalah keturunan bangsawan sudah pasti ia jadi rebutan para pria.
Meski cemburu Qian Qi tidak bisa membencinya karena Xiao Yun sudah seperti saudarinya sendiri. Saat masih kecil Ayahnya menyelamatkannya dari para bandit penjual budak. Setelah itu ayahnya mengurus Xiao Yun seperti anaknya sendiri.
“Kakak Qian Qi sudah tiba. Kalau begitu aku undur diri dulu”. Xiao Yun pergi.
“Terima kasih Adik”. Qian Qi mengedipkan mata.
“Bagaimana pilnya? apa sudah bereaksi?”.
“Belum sayang”. Qian Qi sedikit sedih.
“Mungkin karena sudah terlalu lama sakit, jadi membutuhkan waktu untuk bereaksi. Kamu tenang saja Pil Pemurni Jiwa sangat ampuh untuk membasmi Racun Hantu. Kita lihat saja besok pagi”.
“Ia sayang terima kasih banyak”.
“Aku tidak bisa menahannya lagi. Kemarilah sayang aku sangat merindukan bibirmu”. Qian Qi mendekat.
“Silakan sayang ini milikmu” mereka berciuman dan bercerita tentang perjalanan Sun Jian mencari pil.
Tidak terasa hari sudah mulai senja. Sun Jian mendekap Qian Qi dari belakang di atas sebuah balkon yang menghadap ke arah sunset yang begitu indah. Suasana yang mendukung, janji yang akan terlaksana, rasa terima kasih dan rasa cinta yang mendalam membuat Qian Qi tiba-tiba saja mengucapkan sebuah janji.
“Sayang. Aku berjanji jika besok obatnya bereaksi dan membuat ayah lebih baik. Aku akan menyerahkan seluruh tubuhku untukmu”.
“A…Apa? Mungkin karena kelelahan aku jadi salah dengar. Kamu bilang apa tadi?” Sun Jian salah tingkah.
Qian Qi berbalik dan menatap Sun Jian. “Tidak, kamu tidak salah dengar. Aku berjanji jika besok obatnya bereaksi dan membuat ayah lebih baik. Aku akan menyerahkan seluruh tubuhku untukmu”. Wajah Qian Qi memerah.
Sun Jian Mengelus rambut Qian Qi. “Tidak perlu sampai seperti itu sayang. Memang aku sangat menginginkannya tapi Aku masih bisa menunggu satu minggu lagi untuk itu. Tidak perlu buru-buru”.
Qian Qi menyembunyikan wajahnya di dada Sun Jian. “Justru karena tinggal satu minggu lagi. Aku ingin menunjukkan seberapa besar rasa cintaku padamu. Aku ingin melakukannya karena aku ingin, bukan karena kewajibanku sebagai seorang istri”.
“Sejak kapan gadisku berubah menjadi wanita nakal seperti ini”. Sun Jian langsung mencium Qian Qi dengan ganas.
Setelah puas Sun Jian melepaskan ciumannya. “Aku pulang dulu, aku takut tidak bisa menahannya lagi. Aku akan menantikan janjimu besok”. Sun Jian langsung pulang begitu saja.
Keesokan paginya dengan penuh harap-harap cemas. Qian Qi langsung pergi ke kamar ayahnya. Di depan pintu kamar ayahnya ia langsung lompat-lompat kegirangan karena bau busuk itu tidak tercium lagi. Benar saja tubuh ayahnya mulai berwarna kembali. Ayahnya terlihat seperti tidak kesakitan lagi dan menjadi lebih tenang.
Meski begitu Qian Qi tidak boleh gegabah. Sepertinya proses penyembuhannya masih memakan waktu. Ia langsung memerintahkan beberapa penjaga memanggil alkemis untuk memeriksa ayahnya. Tidak lama kemudian alkemis itu datang dan memeriksa keadaan ayahnya. Alkemis itu memperkirakan satu minggu lagi ayahnya akan sembuh total seperti sedia kala.
Kabar itu pun langsung terdengar oleh para tetua sekte. Mereka semua langsung berkumpul berterima kasih kepada Qian Qi dan memuji-mujinya.
“Hia…ha…ha… Keponakan Qian Qi memang sangat hebat. Selain berhasil mendapatkan seorang pangeran, Qian Qi juga dapat menyembuhkan kakakku. Malam ini kita akan mengadakan pesta besar menyambut hal bahagia ini”. Paman Qian Gong membangga-banggakan Qian Qi.
Benar saja malam harinya ada acara besar di sekte Qian. Semua tamu penting di undang hadir. Tidak terkecuali ayahnya Sun Jian yang merupakan seorang kaisar. Tidak disangka-sangka Kaisar Sun Li bisa hadir memeriahkan acara. Sebagai seorang kaisar jarang sekali Ayah mertuanya pergi meninggalkan istana. Baru kali ini dalam waktu satu tahun lebih ia keluar istana dan mendatangi sebuah acara pesta. Sepertinya memang benar ayahnya Qian Qi memiliki pengaruh yang sangat besar untuk kekaisaran.
Akhirnya acara besar yang cukup melelahkan selesai juga. Sun Jian tidak ikut pulang bersama ayahnya. Dengan hati yang berbunga-bunga ia menghampiri Qian Qi untuk menagih janjinya. Qian Qi mengiyakan janjinya. Ia menggenggam tangan Sun Jian dan mereka berdua pergi ke kamar Qian Qi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments