Tanpa berkata apa-apa Qian Qi langsung tiduran di atas ranjangnya. Wajahnya memerah dan jantungnya berdegup kencang. Seakan mengerti Sun Jian langsung mengunci pintu dan naik ke atas tubuh Qian Qi. Mereka saling bertatapan cukup lama.
“Apa kamu yakin memperbolehkan ku mengambil kesucianmu?”. Qian Qi mengangguk.
“Aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu. Apa yang kamu inginkan? Aku tidak ingin memaksamu”. Wajah Qian Qi semakin memerah.
“A… Aku ingin Ka… kamu mengambil kesucianku”. Qian Qi bicara sambil memalingkan wajahnya karena malu.
“Tatap aku dan katakan dengan jelas”.
Qian Qi memberanikan diri menatap Sun Jian “Aku ingin kamu mengambil kesucianku”. Sun Jian langsung mencium Qian Qi dan melakukannya.
***
“Tok… Tok… Tok… Nona Qian Qi kamar mandinya sudah siap”.
“I… Ia nanti aku akan menyusul ka…kalian duluan saja”.
“Ada apa nona? Suara nona terdengar aneh. Apa nona sakit?”.
“Ti… tidak apa-apa. Aku hanya sedikit mabuk. Ka… kalian duluan saja, a… aku akan merapikan penampilanku dulu”. Pelayan itu pergi.
“Ini benar-benar luar biasa. Aku tidak menyangka kita akan melakukannya sampai pagi. terima kasih sayang”.
“Mulai sekarang seluruh tubuhku sudah menjadi milikmu”.
“Kalau begitu aku pulang dulu sayang. Sampai jumpa nanti”. Sun Jian pulang.
Siang harinya Qian Qi duduk di kasur ayahnya. Setelah merawat ayahnya ia bercerita tentang betapa bahagianya ia melihat ayahnya mulai sembuh kembali. Ia menyemangati ayahnya untuk cepat sembuh karena satu minggu lagi ia ingin ayahnya menjadi pendamping mempelai wanitanya. Ayahnya memang sudah sadar namun tubuhnya masih belum bisa digerakkan. Ia hanya menatap Qian Qi dengan tatapan sedih.
“Ayah jangan sedih. Aku yakin, ayah akan sembuh dan bisa jadi pendamping mempelai wanita”. Qian Qi mengelap air mata ayahnya.
Hari demi hari berlalu. Sun Jian dan Qian Qi setiap hari melakukannya. Layaknya pasangan baru hasrat mereka masih menggebu-gebu. Ayahnya Qian Qi juga berlahan-lahan mulai sembuh. Sepertinya impian Qian Qi akan di kabulkan. Hari itu akan menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya.
Hari yang di nanti-nanti pun tiba. Qian Qi dengan pakaian pengantinnya dan ayahnya yang masih duduk di kursi roda datang dengan anggunnya. Memang tidak sesuai ekspektasi kondisi ayahnya belum sehat sempurna, ayahnya masih lumpuh dan tidak dapat berbicara. Namun, Qian Qi merasa cukup senang karena ayahnya bisa hadir di acara pernikahannya.
Qian Qi mengira mereka akan terlambat karena harus mengurusi ayahnya, namun sepertinya para tamu undangan belum banyak yang datang. Baru para anggota keluarga sekte Qian dan para ajudan kekaisaran yang sudah hadir. Bahkan tunangannya Sun Jian belum tiba juga.
Saat sedang menunggu sambil melihat keadaan sekeliling, tiba-tiba saja tangan ayahnya bergerak mencengkram tangan Qian Qi. Qian Qi refleks langsung melihat ke arah ayahnya. Melihat pergerakan itu Qian Qi senang bukan main, ia langsung memeluk ayahnya sambil menangis gembira.
“La… la…” Ayahnya Qian Qi mencoba membisikan sesuatu.
Karena suaranya sangat pelan dan serak membuat Qian Qi tidak dapat mendengarnya. berlahan-lahan Qian Qi mendekatkan telinganya ke mulut ayahnya “La… Lari!”.
Qian Qi sangat keheranan ada apa dengan ayahnya. “Lari! Lari! Lari!” Tiba-tiba saja ayahnya berteriak.
“Hia…ha…haaa… Sudah terlambat kakak. Kalian tidak akan bisa lari”. Paman Qian Gong tertawa.
“Apa maksudnya paman?”.
“Nyonya Sun Fangxin dan Pangeran Sun Jian sudah tiba”.
Qian Qi menoleh ke arah Pangeran Sun Jian. Betapa terkejutnya ia melihat Pangeran Sun Jian datang sambil merangkul Xiao Yun. Pantas saja dari tadi pagi Xiao Yun tidak kelihatan membuat mereka terlambat, ternyata ia bersama Pangeran Sun Jian.
“Sayang ada apa ini sebenarnya?”. Qian Qi kebingungan matanya menatap kosong ke arah mereka.
“Ye…ha…haaa… Seperti yang kamu lihat kami semua telah menipumu”.
“Pangeran kau sungguh kejam. Lihatlah muka Qian Qi ia terlihat seperti orang bodoh”.
“Aku tidak sekejam dirimu Qian Gong. Kamu sendiri menjebak kakakmu hingga lumpuh selama bertahun-tahun. Tersiksa dalam tubuhnya sendiri”.
“Hia…ha…haaa… Wanita bodoh ini benar-benar tidak berguna. Ia tidak menyadari bahwa kita hanya mengarang tentang Racun Hantu. Dengan kultivasi tingkat tinggi milik ayahnya mana mungkin laba-laba kecil bisa melukainya”. Qian Qi kebingungan.
“Sepertinya dia belum menyadarinya juga. Biar aku beritahu apa yang terjadi sebenarnya pada ayahmu. Qian Qi sebenarnya ayahmu di tusuk dengan pedang pelumpuh oleh pamanmu sendiri. Lalu saudarimu yang cantik ini berlahan-lahan meracuni ayahmu dari makanan yang dibuatnya”. Sun Jian menarik rambut Xiao Yun dan menciumnya dengan kasar.
“Hia…ha…haaa… Sekali budak tetaplah budak. Sangat mudah di pengaruhi dan di jadikan mainan pribadi Pangeran”.
“Ti… Tidak Mungkin. Hari-hari yang kita jalani tidak mungkin sebuah tipuan. Aku telah menyerahkan segalanya padamu. Kamu bahkan mencarikan pil untuk ayah”.
“Qian Qi… Qian Qi… Tadinya aku tidak ingin melakukan itu padamu. Tapi kamu sendiri yang menawarkannya padaku. Jujur saja wajahmu memang hanya kalah sedikit dari Xiao Yun, tapi tubuhmu benar-benar yang terbaik. Pil yang aku berikan padamu bukanlah Pil Pemurni Jiwa melainkan Pil Pemusat Qi. Pil itu sangat berguna bagi para kultivator, tapi bagi pengidap racun pil itu sangat berbahaya karena bisa menarik seluruh racun yang tersebar pada tubuh dan membuatnya seolah-olah sembuh padahal racunnya masuk semua ke jantung. Sedangkan waktu sebulan yang aku habiskan biar Xiao Yun yang memberitahunya”. Sun Jian menarik rambut Xiao Yun.
“Kakak selama sebulan Pangeran Sun Jian tinggal di kamarku. Ia melakukan hal itu padaku berkali-kali. Sekarang aku adalah budak Pangeran Sun Jian”.
“Bohong! Itu tidak mungkin. Kaukan adikku”.
“Uhuk… Uhuk…” Ayahnya Qian Qi batuk dan mengeluarkan banyak darah hitam. Qian Qi langsung memeluknya dan mengalihkan pandangannya karena tidak kuat menyaksikan ayahnya sekarat.
“Hia…ha…haaa… Waktunya sudah tiba”.
“Qian Gong paksa Qian Qi untuk melihat apa yang ia berikan pada ayahnya”. Qian Gong menarik paksa Qian Qi dan membuka matanya lebar-lebar. Qian Qi menyaksikan ayahnya mati dengan mengenaskan di depan matanya.
“Hia…ha…ha… Kau telah membunuh ayahmu sendiri Qian Qi. Harusnya kau bisa menyelamatkannya, sekarang kau sama seperti kami”.
“Ye…ha…haaa… Qian Gong sepertinya keponakanmu sudah rusak. Lihatlah wajahnya sudah tidak karuan. Aku sudah tidak selera lagi menjadikannya budak, untukmu saja”.
“Hia…ha…ha… terimakasih yang mulia”.
“Tidak bisa! Keluarga kerajaan harus menepati janjinya. Jika anak ini tidak menikahi seorang pangeran, rekan bisnis kita tidak akan bisa percaya dengan janji kita lagi”. Nyonya Sun Fangxin tidak setuju.
“Aku tidak mau menikahinya bi. Lagi pula aku sudah puas bermain-main dengannya selama satu minggu”.
“Ho…Ho…Hooo… Sampah cocoknya dinikahkan dengan sampah juga. Serahkan dia pada bibi. Bibi akan menikahkannya dengan orang buangan itu. Tidak akan jadi masalahkan?”.
“Ye…ha…haaa… Bibi ternyata bibi kejam juga. Ingin mengirimnya ke neraka. Baiklah aku setuju. Qian Gong berikan dia pada bibi”. Qian Gong memberikan Qian Qi pada Sun Fangxin.
“Penjaga tolong bawakan benda itu”. Para penjaga membawa Qian Qi. Tidak ada perlawanan dari Qian Qi ia sudah pasrah.
“Urusan bibi di sini sudah selesai. Terserah kalian mau melakukan apa. Bibi pergi dulu”. Sun Fangxin pergi.
“Baiklah Bi. Hati-hati di jalan”.
Sesampainya di depan gerbang. Ada iring-iringan kereta kuda yang menanti mereka.
“Penjaga tolong masukkan benda itu ke kereta barang”. Para penjaga mengantar Qian Qi ke kereta belakang.
“Eh… tunggu dulu. Hhhmmm… Tidak jadi, masukan dia ke keretaku. Barang ini sudah rusak. Jadi tidak apa-apakan jika aku mau bermain-main sebentar dengannya”. Para penjaga memasukkan Qian Qi ke dalam kereta Sun Fangxin.
“Wah kasihan sekali wanita itu, pasti hidupnya akan berakhir. Bermain-main dengan nona Sun Fangxin sama saja dengan masuk ke dalam neraka”. Kerumunan yang menyaksikan ribut.
“Kereta yang lain duluan saja ke kediamanku. Biarkan kereta utama dan para penjaga saja yang ikut perjalanan ini. Aku tidak ingin ada penghambat”.
“Baik Nyonya”.
Setelah semua siap mereka semua berangkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments