"Bukankah sudah kuperingatkan jangan mendekati Iaros?"
Kamila meremas tangannya satu sama lain, langsung menghadapi kemarahan Lily begitu Iaros pergi karena tuntutan pernikahannya.
Acara akan berlangsung dua hari lagi, jadi Iaros perlu melakukan gladi resik terakhir bersama calon istrinya, mengetes baju pengantin dan lain-lain.
Di sini, Kamila juga dihadapkan pada gaun cantik bersulam mawar sebagai identitasnya yang seorang Narendra. Namun kenyataan Lily yang membawanya karena Ana berada di kastil Bintang membuat Kamila harus terjebak kemarahan lagi.
"Kakak." Ia mencoba sedikit membalas. "A-a-aku dan Tuan Muda—"
"Tidak ada kamu dan Tuan Muda!" Lily menjambak rambutnya keras-keras sampai Kamila berlutut merintih. "Gadis bodoh sepertimu hanya tahu ditipu oleh pria! Bahkan kalau Iaros adalah Narendra, apa kamu pikir dia bisa mencintaimu?! Tidak! Justru karena dia Narendra, karena keluarga kita Narendra, dia tidak mungkin bisa suka pada wanita lemah dan bodoh sepertimu! Mengerti?!"
"Tuan Muda berkata dia mencintaiku!"
"Dia berbohong, dasar orang gila!" Lily nyaris melayangkan tamparan keras jika tak mengingat sebentar lagi pesta pernikahan berlangsung dan Kamila juga harus tampil cantik di sana, sebagai anggota keluarga.
Wanita itu mendorong adiknya. Memukul-mukul bagian yang tidak akan terlihat dari gaun Kamila sampai adiknya menangis kencang.
"Sudah kubilang berhenti berharap!" Lily tak memedulikan rintihan Kamila. "Sudah kubilang diam saja seperti tikus! Itu takdirmu! Itu yang seharusnya bagimu!"
Marah dan muak, Lily melempar gaun Kamila ke ranjangnya sebelum beranjak pergi.
Ia berlari turun dari tempat itu, bergegas menyembunyikan dirinya di dalam kamar hanya untuk menangis.
Maaf. Sungguh ia minta maaf.
Jika tidak begini, jika ia tidak membuat anak itu terus melemah dan terpuruk, Kamila akan dalam bahaya.
Iaros pria yang berbahaya. Dia hanya akan menghancurkan Kamila di tangannya.
Dia iblis yang bersembunyi dibalik wujud malaikat.
"Aku sudah berusaha memberikan buku harian itu!" Lily mondar-mandir ketakutan. Menggigit tangannya tak peduli itu berdarah. "Harusnya dia membacanya!"
Itu adalah kisah yang tidak diceritakan turun-temurun karena merupakan aib bagi keluarga mereka.
Dahulu, saat Kamila yang pertama berpindah ke Narendra dan menjadi bagian keluarga ini, dia terlibat hubungan dengan Iaros. Tapi Iaros yang itu adalah Iaros anak haram nyonya Narendra. Berbeda dari Kamila yang diakui sebagai Narendra, anak haram Nyonya Narendra adalah kotoran bagi Narendra.
Kamila mencintai Iaros. Dan Iaros berbohong mengatakan dia mencintai Kamila sementara bermain-main dengan saudara seibunya, Lissa Makaria Narendra.
Ibu berkata bahwa saat nama Iaros diturunkan pada seseorang, maka watak dia dan Iaros itu akan sama.
Meski terdengar sangat tidak masuk akal dan hanya cerita menakut-nakuti, tapi Lily sudah melihat semuanya.
Wujud Iaros.
Dia tidak boleh lebih melecehkan adiknya yang murni lagi.
"Tolong, Kamila. Tolong." Lily meremas lengannya keras, berharap rasa cemas itu hilang. "Tolong menjauh dari monster itu."
*
Kamila meringkuk di dekat kasurnya untuk melampiaskan rasa terluka itu.
Kadang, ia sangat suka membayangkan bagaimana rasanya jika ia hidup bukan sebagai Narendra. Di buku banyak tertulis bahwa wanita memiliki banyak pekerjaan selain menjadi ibu dan istri. Mereka pergi bersama teman, mereka pergi ke universitas, pergi mencari pekerjaan.
Katanya, wanita di luar sana tidak didiskriminasi. Wanita boleh melakukan apa pun meski ada beberapa batasan.
Tapi setidaknya wanita tidak disuruh tetap di kamar, menjadi tuan putri yang tidak boleh melakukan apa pun selain tidur dan bernapas.
"Kenapa kamu menangis?"
Kamila mengangkat wajahnya. Langsung beranjak ketika Dionisos berdiri di ambang pintu, tampak hanya memakai kemeja tipis yang merupakan pakaian olahraga mereka.
"Tuan Muda."
Dios berjalan mendekatinya. "Ada apa? Aku mendengar suara tangisan kencang jadi aku datang. Kamu terluka?"
Tangan Kamila bertaut di dadanya, menggeleng cepat.
Ia merasa malu dilihat menangis oleh seseorang. Dios juga bukan orang yang ia kenali terlalu dekat kecuali soal fakta dia saudara seayahnya Iaros dan Ribia.
"Mungkin karena tidak terbiasa." Dios menghela napas. Mengulurkan sapu tangan hitam bersulam mawar cantik. "Ini. Jangan menangis. Narendra seharusnya tidak mudah menangis."
Apa yang Iaros sukai dari wanita cengeng begini? Dios bersikap baik ketika ia bertanya-tanya dengan miris.
Wanita Narendra semuanya harus kuat. Sama seperti prianya. Meski ada diskriminasi di mana para wanita tidak dituntut memakai pedang sementara pria mau mati tertusuk pedang juga tidak masalah, pada dasarnya wanita Narendra juga kuat.
Kuat secara mental.
Kenapa wanita ini malah cengeng sekali? Iaros pasti sudah gila.
Hm, tidak. Ataukah justru itu bagian erotisnya? Seorang gadis menangis terisak-isak membuat dia mungkin berfantasi memperkosa seorang wanita.
Dasar c*bul.
"Omong-omong, Kamila." Dios masih berpura-pura bersikap baik padanya. "Siapa rekanmu ke pesta nanti?"
Jelas tidak mungkin Iaros. Setahu Dios, Kamila tidak punya pengawal yang biasanya juga akan jadi patner Narendra wanita ke pesta agar tidak didekati kutu-kutu dari keluarga lain.
"S-saya belum bertanya pada Lily, Tuan Muda."
Kamila baru sadar. Ia harus punya patner untuk turun ke pesta. Karena pengawalnya tidak ada, Kamila berarti harus meminjam dari salah satu pengawal kakaknya.
"Kalau begitu, biar aku saja."
Jelas Kamila terkejut. "Anda?"
"Ada apa? Kamu tidak mau? Aku hanya menawarkan."
Bukan tidak mau ....
Tidak, mungkin memang tidak mau. Kamila tidak mengenal Dios, dan entah kenapa ia merasa tidak nyaman.
Tapi ajakan Narendra harus diterima sebagai kehormatan, hingga kalau Kamila menolak, itu berarti ia menganggap enteng perkataan Dios.
"I-istri Anda, Tuan Muda?"
"Tenanglah. Aku punya dua istri dan hanya bisa satu yang kugandeng ke pesta sementara satunya datang ke istri-istri kakakku yang lain yang tidak digandeng. Jadi tidak ada salahnya membiarkan mereka datang berdua. Lagipula mereka juga tidak akan cemburu padamu. Kamu kakakku."
Meski tersentil, ia juga merasa itu benar.
Istri-istri Narendra seluruhnya sangat cantik dan cerdas. Mereka tidak akan cemburu buta seperti orang bodoh ketika sudah paham Kamila tidak punya patner.
Maka segera ia mengangguk, menerima tawaran itu.
Walau ia berharap tidak perlu datang ke pesta pernikahan Iaros.
"Terima kasih, Tuan Muda."
Dios tersenyum lembut. Meninggalkan Kamila dan terkekeh senang.
Ayo lihat wajah kacau Iaros yang memeluk istri barunya ketika Dios memeluk wanita tercintanya.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments