Kamila mungkin sangat merasakan sakit hati Helen hingga kali ini ia tak goyah. Wajahnya berpaling dari Iaros ketika dia datang, tak meliriknya kecuali sekilas hingga pria itu berlutut.
"Kamu berkata jangan meninggalkanmu." Iaros menggenggam erat jemarinya. "Lalu kenapa kamu malah mengajak kakakmu pergi? Kamila, apa aku berbuat salah?"
Ia berusaha terus memalingkan wajah. "Saya hanya menyadari ini kebodohan."
"Kebodohan? Apa yang kamu—"
"Mencintai saya atau tidak, Anda sudah menikah, Tuan Muda. Tidak seperti Anda bisa menceraikan istri Anda lalu menikahi saya."
Apa Kamila sudah bilang Narendra tidak bertuhan?
Sejak kecil Narendra tidak diperkenalkan dengan satupun ajaran agama tertentu, selain mempelajari strukturnya. Mereka tidak bertuhan, tidak beribadah, tidak menyembah siapa pun kecuali diri mereka sendiri.
Apa Kamila sudah bilang bahwa saat pernikahan Iaros kemarin Helen menyerahkan belati? Belati itu adalah simbol. Seolah dia berkata 'saya menyerahkan raga dan jiwa saya ke tangan Anda'. Artinya tidak ada perceraian dalam Narendra. Perceraian adalah kematian bagi Helen, karena dia sejak awal lahir untuk Narendra, dibesarkan untuk Narendra, hidup untuk Narendra.
Neraka berwujud kastil ini adalah Narendra.
Tuhan mereka adalah Narendra.
Jadi saat kalian terlahir sebagai Narendra, maka takdir kalian diputuskan oleh Narendra.
Aturan yang dibuat oleh Lio Narendra, pendiri Narendra.
"Anda dan saya tidak digariskan bersama." Kamila meringis ketika kepalanya sakit dan telinganya berdengung. "Pada akhirnya hanya begini. Saya menjadi simpanan. Lalu Anda datang dan pergi kapan Anda bisa. Saya sudah hidup terkurung sejak lahir, Tuan Muda. Tolong jangan hinakan saya juga."
"Kamila—"
"Kenapa Anda tidak mengerti?!"
Itu menyakitkan. Itu justru paling menyakitkan bagi Kamila saat ia mengusir orang yang justru paling menyembuhkan kekosongan jiwanya selama dua puluh satu tahun.
"Pergi dan jalani hidup Anda saja! Saya lelah jadi mainan Anda! Saya memang wanita dan Anda adalah pria Narendra, tapi tidak bisakah Anda sedikit menghargai saya?!"
Iaros tertunduk.
Dan Kamila tersekat ketika dia menundukkan wajahnya, bukan lagi pada lutut namun di kaki Kamila.
"Aku bersalah." Iaros memegang pergelangannya tapi seperti tidak berdaya melakukan apa pun.
Suaranya gemetar, seakan dia juga bisa menangis dan lemah seperti Kamila.
"Aku bersalah membuatmu marah, Kamila. Aku tidak menghinamu. Akulah yang hina di depanmu. Tolong. Tolong jangan usir aku."
"Tuan Muda—"
"Aku tidak tahu bernapas tanpamu." Iaros menatapnya dari bawah. Membuat Kamila terkesiap sebab dia sungguhan menangis. "Aku tidak bisa bernapas kecuali kamu bahagia untukku. Kamila, kumohom."
Jangan.
Ujung jemari Kamila gemetar.
Hatinya berbisik jangan ladeni dia bahkan kalau dia menangis darah.
Tapi ketika Iaros terus bergetar di kakinya, bisa apa Kamila selain merasa itu seharusnya dilakukan oleh sang tuan muda Narendra.
"Anda curang." Kamila beringsut ke lantai, memeluk Iaros yang langsung memeluknya erat juga.
Gigil di tubuh Kamila kembali kagi. Ia ketakutan lagi, tapi mungkin dirinya memang terlahir bodoh.
Saat ketakutan, bukannya lari atau menyelamatkan diri, ia justru menenggelamkan diri.
"Anda berbuat curang pada saya." Kamila tak menolak ketika Iaros menciumnya. "Anda milik orang lain."
Iaros semakin mendekat seolah ingin tubuh mereka menjadi satu. "Aku selalu milikmu, Nonaku."
Ia menggeleng.
Tapi Iaros menahan wajahnya, menuntun Kamila menyentuh bibirnya, merasakan betapa nyata dan realistis situasi mereka.
"Aku selalu milikmu. Kapan pun itu. Selalu hanya kamu."
Aku bodoh dan jahat. Kamila mencium bibir Iaros kembali tanpa paksaan.
Aku bodoh dan jahat. Karena itu, maaf, Helen. Aku berjanji akan pergi besok. Ini yang terakhir.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments