Kamila terbatuk-batuk semakin kesulitan. Kepalanya sakit, tapi ia sekarang berharap Lily masuk bahkan kalau rambutnya dijambak.
"Saya tahu Tuan Muda Iaros menghabiskan malam di sini."
Ketakutan membayangi diri Kamila. Bahkan kalau ia tahu istri Narendra adalah budak dan mereka menikah bukan karena cinta, tetap saja itu sebuah penghinaan merebut apa yang seharusnya menjadi milik mereka.
"Apa Nona tahu apa yang Nona Lily katakan tentang Nona?"
Helen menatapnya datar.
"Nona Lily berkata bahwa Nona Kamila adalah wanita rendah yang menggoda pria untuk kepuasan pribadi."
"A-apa?" Kamila bersusah payah duduk. Terkejut dan jelas sakit hati mendengar tuduhan itu.
Seumur hidupnya Kamila cuma pernah mencintai Iaros. Tidak pernah orang lain dan hanya Iaros.
Bagaimana ia menggoda pria lain demi kepuasan pribadi?
"Saya tidak tahu apa itu benar atau tidak, Nona, tapi apa Nona menganggap saya sebagai pajangan?"
Kamila tersekat. "A-aku ...."
"Tuan Muda Iaros memilih datang ke kamar Anda di malam pertama kami. Lalu sepertinya malam ini juga dan malam setelahnya juga selama Anda berada di sini. Mungkin saat Anda juga kembali, Tuan Muda akan lebih suka tidur dengan bayangan Anda daripada saya."
"...."
"Apa Anda ingin saya ditertawakan karena ditinggalkan oleh suami saya, yang baru saya nikahi, demi Nona? Apa itu bentuk kepuasan pribadi, Nona?"
Kamila pucat pasi. Seluruh tubuhnya mendadak gatal namun ia menggigil.
Bukan begitu.
Dirinya bukan mau melukai orang lain.
Hanya, ia hanya ....
Apa dirinya salah menyukai Iaros? Apa dirinya, yang tidak boleh menikah, tidak boleh punya anak, tidak boleh bebas dan melihat dunia, tidak boleh tahu atau mencari tahu terlalu jauh; apa dirinya yang tidak punya apa-apa tidak boleh punya apa-apa?
Lalu sebenarnya untuk apa ia dilahirkan?
*
Itu terlihat jelas di wajahnya. Terutama bagi Helen.
Terus terang ia tak terlalu masalah Iaros dengan Kamila atau tidak. Urusan mereka juga kalau terlarang. Tapi sekarang Helen melihat.
Anak ini ... punya trauma aneh.
Reaksinya yang selalu berkeringat dingin, tubuhnya yang menggigil ketakutan dan pucat, itu adalah reaksi fisikal dari gangguan psikologis.
Helen tidak pernah dengar ada kekerasan yang dialami oleh keturunan Narendra baik yang murni atau hanya setengah.
Kenapa dia begini?
Helen sebenarnya kasihan. Bukan ia tidak mengerti bahwa Kamila adalah anak kesepian.
Dia terkurung di kastil, Helen terkurung di peternakan.
Mereka bernasib sama. Walau berada di jalan yang berbeda.
"Apa Nona tahu bagaimana perjuangan saya menikahi Tuan Muda Iaros?" Helen harus melakukan apa yang diperintahkan. "Nona adalah putri Narendra, jadi tentunya Nona tidak tahu. Saya menenggak racun setiap minggu, saya patah tulang dan sekarat setiap bulan sejak saya kecil. Saya berusaha jadi yang terbaik, belajar dan belajar, nyaris tidak tahu rasanya bermain atau beristirahat bebas, hanya agar saya menikahi Tuan Muda dan mengubah sedikit hidup saya dari budak tanpa nama menjadi budak bernama Helen."
Kamila semakin menggigil.
"Jika Nona mau merebutnya, maka silakan. Nona adalah Narendra. Tentu apa pun keinginan Nona adalah perintah." Helen membuat wajah murung. "Tapi jika Nona ingin mendengar permohonan, maka tolong, berikan suami saya. Jangan merebutnya dengan kuasa Nona. Saya tidak bisa memiliki apa-apa juga."
Setelah mengatakan itu, Helen putuskan meninggalkan dia.
Sekarang tinggal melihat apakah Kamila menjauhi Iaros atau masih butuh dorongan yang lebih keras lagi.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments