"Er.....manis banget deh", bisik Dokter Keenan ditelinga Erva.
Seketika pipi Erva langsung merah. Dokter Keenan begitu gamblang nya mengucap kata kata itu.
"Kakak mesum!".
"Dan , Aku lapar!!".
Itu hanya alasan Erva saja, karena tadi sewaktu di sekolah Erva sudah makan banyak. Tetapi cara itu terbukti ampuh untuk menghentikan aksi mesuuum Dokter Keenan, karena Dokter itu tau kalau gadis cantik didepannya ini tidak boleh telat makan, apalagi makan waktu sudah lapar.
"Oke...kali ini kakak lepasin kamu Er", ucap Dokyer Keenan dengan nada agak sedikit kecewa, dan kemudian melajukan mobilnya kembali.
"Emangnya Er tawanan kak, pake dilepasin segala".
"Iya kamu tawanan hati kakak, jangan harap bisa lepas dari kakak".
'Enak aja bilang tawanan, emangnya lo siapa gue? heh dokter yang gagal move on, dokter gila, dokter mesuuummmm seenak jidatnya aja main nyosor nyosor bibir gue, tapi ya manis juga sih hiiii..', .batin Erva.
"Jangan mengumpat kakak Er, apa mau menghabiskan malam ini bareng kakak? kalau kakak sih oke oke aja".
"Kayak cenayang bisa tau aja".
"Lebih dari itu juga kakak juga tau".
"Kakak mendingan fokus deh, gak usah ngaco ngomongnya".
Dokter Keenan mengikuti maunya Erva untuk diam, tapi yangdiam hanya mulutnya tidak dengan tangannya. Perlahan tangan Dokter Keenan meraih tangan Erva untuk digenggam, dan juga sekali mencium punggung tangan Erva.
Erva yang diperlakukan seperti itu hanya diam, tidak tau harus berbuat apa dan bagaimana. Disatu sisi ia senang karena laki laki yang ada disampingnya begitu perhatian dan lembut kepadanya, tetapi disisi lain Erva ragu apakah semua perlakukan sang dokter ini murni dari dalam hatinya, atau hanya pelarian saja, mengingat Dokter Keenan sampai saat ini belum bisa move on dari mantan tunangan nya, begitu juga dengan diirinya.
Mobil yang dikemudikan Dokter ganteng itu berhenti disebuah restoran jepang. Dokter Keenan sedikit demi sedikit tau makanan apa yang disukai gadis cantik itu.
Mata Erva seketika membulat, melihat sebuah restoran Jepang di depannya. Antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Erva menatap Dokter Keenan sekilas, tercipta senyuman manis dari Dokter Keenan untuk Erva.
"Kakak tau itu makanan kesukaan kamu, ayok turun".
"Dari mana kakak tau?".
"Gak penting Er".
Erva Dokter Keenan turun dari mobil dan melangkah masuk ke restoran khas Jepang itu. Tak lupa tangan Dokter Keenan menggenggam erat tangan Erva seakan akan tidak mau kalau gadis cantik di sampingnya ini akan lepas dari dirinya.
Banyak pasang mata yang begitu takjub dengan pasangan ini. Mereka berdua begitu serasi. Mungkin mereka fikir kalau Erva dan Dokter Keenan adalah sepasang kekasih, tetapi kenyataan nya bukan. Eh bukan bukan tetapi belum lebih tepatnya ya.
Sepasang pasangan yang beluk jelas itu memasuki privat room. Tadi sebelum kesini Dokter Keenan sudah memesan tempat khusu buat dirinya dan Erva. Karena pada dasarnya Keenan tidak begitu suka dengan keramaian dan memilih ruangan pribadi jika bersama seseorang yang sangat penting. Sangat penting?? apakah Erva juga termasuk kandidat orang itu?
Semua makanan khas Jepang sudah tersedia di depan mata Erva. Ia begitu sangat menikmati makan siang yang hampir sore ini.
"Kak, makasih ya, aku suka".
"Hem...tapi gak gratis loh" ucap Keenan dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Iya ntar aku ganti tenang aja, tapi aku mau habisin makanan ini, enak banget dan sayang kalu gak habis, mubadir kalau kata pak ustad".
Keenan hanya terkekeh mendengar omongan Erva tadi. Ini salah satu yang membuat ia kagum dengan gadis cantik didepannya itu. Bukan hanya sekedar cantik dan body yang oke, tetapi karena Erva benar benar tidak jaim, dan apa adanya, apalagi kalau soal makanan, biasanya gadis gadis seumuran Erva selalu jaim dan malu malu yang akhirnya jadi malu maluin. Tetapi Erva tidak.
Benar Erva tidak membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan makanan itu.
"Kenyang", ucap Erva yang tidak sadar telah menghabiskan semua makanan yang ada didepannya itu.
Dokter Keenan tersenyum dan menatap Erva.
"Yakin mau ganti?".
"Kakak serius nih mau minta ganti?".
"Dua rius malahan".
Erva mengangguk, kemudian mencari dompet yang ada di tas nya, dan mengeluarkan sebuah kartu yang ada di dalam dompetnya.
"Maaf kak, uang cas ku gak cukup buat ganti, ini pake aja kartu aku", ucap Erva dengan menyodorkan sebuah kartu ditangannya.
Dokter Keenan tersenyum lagi, dan kembali menatap Erva, ya hobi banget sih dok senyum dan natap Erva. Kemudian tangannya menyingkirkan karti kredit yang diserahkan ke Erva tadi, dan sekarang menggenggam tangan lembut Erva.
Erva tidak kaget lagi, karena akhir akhir ini Dokter Keenan selalu melakukan itu., dan entah mengapa Erva juga diam saja.
Dokter Keenan menggenggam tangan Er, kemudian mencium punggung tangan itu dengan manis, dan tak lupa tatapan mata nya yang begitu mematikan.
"Kakak gak mau itu", Keenan melirik kartu yang sudah ada didepan Erva.
"Kakak cuma mau kamu dan hatimu untuk kakak".
Deg
Seketika Erva begitu lemas dengan pernyataan yang Dokter Keenan ungkapkan itu. Apakah Pak Dokter menembakku? Apakah dia menginginkan aku untuk menggantikan posisi mantan tunangannya itu? apakah apakah apakah???
Banyak pertanyaan yang muncul di benak Erva saat ini. Antara percaya dan tidak percaya, lagi dan lagi. Erva harus terjebak dengan seorang laki laki yang belum bisa move on dari mantan tunangannya.
Lagi dan lagi pikiran Erva yang mengatakan kalau dirinya hanya sebagai pelarian cinta dokter galon itu.
"Kenapa diam? kenapa gak dijawab?".
"Apa kakak tadi minta jawaban? apakah ada tanda tanya nya di akhir kata kata kakak tadi?".
Tak...
Au...dokter Rizal menyentil kening Erva.
"Sakit kak"
"La kamu, kakak ajakin serius malahan ngajak bercanda, kakak serius Er?".
"Roker juga manusia dong", Er menyebutkan nama judul lagu dari grub band Serius.
Dokter Keenan geram, dan merasa gemas dengan gadis cantik didepannya itu.
Cup
Dokter Rizal mencium bibir Erva, kali ini ciuman Dokter Keenan tidak lama.
"Dokter galoooonnnnnnnnn" teriak Erva karena lagi dan lagi Keenan mencium bibirnya tanpa izin dulu. Emangnya kalau minta izin langsung diizin nin neng? belum tentu kan.
"Diam gadis kecil, apa mau lebih dari ciuman?".
"Gak...gak mau".
"Bagus...sekarang jawab pertanyaan kakak tadi".
"Kak...bukannya Erva bodoh atau pura pura gak ngerti, tapi jujur aku memang gak begitu maksud dengan ucapan kakak, maaf bisa kakak jelasin?" ucap Erva ragu ragu dan kwatir kalau kalau Keenan nyosor lagi.
"Sekarang Er diam, dan dengerin kata kata kakak".
"Iya".
"Er...gimana kalau kita sama sama mulai hubungan ini, bukan sebagai Dokter dan pasien, atau sebagai kakak dan adik, tetapi sebagai seorang pasangan pada umumnya"
'Pasangan pada umumnya, maksudnya gimana??', batin Erva yang masih belum mengerti maksud Dokter galon itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Zahra Azumna
kq dokter Rizal
2023-03-08
0
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
CK udah g perawan nh bibir nya🤣
2023-01-02
0
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
waduh dah d klaim nh jd milik keenan
2023-01-02
0