Di rumah Ervania.
Tadi siang Er sudah diperbolehkan pulang oleh pihak Rumah Sakit, dengan syarat harus menjaga pola makanan dan untuk sementara membatasi aktifitas Er. Dan 3 Hari nanti Er juga harus kontrol lagi ke Rumah Sakit untuk memastikan jahitan bekas operasi nya itu sudah kering atau belum.
Tapi bukan Er namanya jika harus diam di rumah. Sore ini karena merasa dirinya bosen, Er berniat untuk jalan jalan ke Mall. Gadis cantik itu turun kebawah dan menemui mama Hana yang sedang santai diruang Tv.
" Mah...Er bosen, Er mau jalan ke Mall, boleh ya?", dengan bergelayut manja di lengan mama Hana.
" Tapi kan Er masih sakit sayang, dirumah saja ya?"
" Mah Er osen, Er janji deh bakal cepat pulang dan hati hati "., ucap Erva lagi dengan wajah yang melas nya, yang membuat Mamah Hana mau tidak mau memberikan ijin
" Yasudah, diantar pak Tono ya?".
Pak Tono adalah supir keluarga Er, usianya tidak muda tetapi belum begitu tua. Jika Er sudah merajuk manja maka baik Mama ataupun Papa Er tidak ada yang bisa menolak keinginan Er, karena mereka sangat menyayangi Er dan memanjakannya. Kenapa tidak Er adalah putri satu satunya papa Bramantyo Gunawan dan merupakan pewaris tunggal keluarga Gunawan karena papa Er juga anak tunggal.
" Gak usah mah, Er bawa mobil saja, biarkan pak Tono istirahat, Er cuma bentar saja kok, Er pamit ya mah ", sambil mencium tangan mama Hana, Erva melangkah meninggalkan kediaman Bramantyo.
" Lets go..., cuci mata ke Mall dari pada gabut ".
Mobil mewah milik Er telah berada di parkiran salah satu Mall terbesar di Kota ini. Tampaklah gadis kecil yang cantik dan anggun ke luar dari mobil itu. Ya sore in Er menggunakan long dres cantik, yang membuat kesan El menjadi lebih dewasa, walaupun Er masih berumur 16 tahun.
Semua mata memandang takjub dengan ciptaan Tuhan yang satu ini, cantik, manis dan anggun. Padahal Er sebenarnya cewek yang bar bar. Tapi entah sore ini ia pengen tampil beda saja.
Erva memasuki mall itu, dengan satu tangan masih memegang ponsel nya, karena sejak tadi ia menghubungi Mona sahabatnya itu tetapi tidak diangkat juga. Hingga tubuh nya menabrak wanita paruh baya yang seumuran dengan mama Hana dan wajahnya pun masih kelihatan cantik dan segar.
Brukk...
" Maaf tante, Er gak sengaja ", ucap Er kepada wanita itu sambil membantu mengambil barang yang berjatuhan.
"Gak pa pa nak, tante juga tadi jalan gak liat liat ".
"Mari tante Er bantuin ".
"Makasih nak " ucap wanita itu.
"Oh ya tante kesini sama siapa?", tanya Er sopan karena sedari tadi wanita itu sendirian tapi dengan membawa belanjaan banyak di tangannya.
" Tante kesini dengan anak tante, tadi dia pamit keluar sebentar ".
" Ya udah sekarang kita ke cafe sebelah sana saja ya tan, sambil menunggu anak tante datang ".
Er kemudian membawa wanita itu ke cafe yang tidaj jauh dari tempat Er menabrak wanita tadi. Ia merasa bersalah dan kasihan dengan wanita itu, karena anak nya belum menjemputnya.
Erva dan tante itu tadi duduk dicafe dan memesan minuman sambil mengobrol.
"Oh ya cantik, kita belum kenalin, nama kamu siapa nak?"
"Iya tante, namaku Ervania, tapi tante cukup panggil Er saja ".
"Er, nama yang cantik secantik orang nya, nama tante, tante Arin ".
"Tante bisa saja, yang namanya cewek pasti cantim dong tan, kalau cowok ya ganteng, tante Arin juga masih segar dan cantik banget, bagi rahasianya dong tan?", tanya Er dengan senyum tekekeh nya.
"Kalau itu resepnya nanti saja kalau Er sudah menikah ".
"Ih apaan sih tan, tante Arin ada ada aja deh ".
'Tante Arin memang bener bener ya, sudah berumur tapi ngomongnya kagak disaring gitu, gue kan belum tau apa apa soal gituan', batin Er.
Tiba tiba ponsel tante Arin berdering.
"Hallo..mami ada di cafe di lantai 2, kamu cepat kesini nak. "
Tante Arin menerima telfon dari seseorang, sepertinya anak tante Arin yang diceritakan tadi.
Seorang laki laki ganteng namun dingin itu sedang menghampiri ke dua wanita yang berbeda umur.
" Mami ", ucap laki laki itu.
Er dan tante Arin pun menoleh.
" Sini nak duduk, kemana aja , mami tadi nungguin lama".
"Keenan ada urusan sebentar Mi ".
Baik Keenan maupun Er belum sadar sepenuhnya kalau mereke pernah bertemu.
"Oh ya Ken, kenalin ini Erva, tadi gadis cantik ini yang nolong mami bawain belanja mami, habis kamu lama banget ".
Er dan Keenan akhirnya saling menatap satu sama lain. Ada sesuatu yang aneh didalam diri mereka masing masing. Tiba tiba Keenan berbicara.
"Nona Gunawan" ucap Rizal tanpa melepas tatapan matanya.
"Eh...Om Dokter Keenan kan?".
Sekali lagi mata mereka bertemu dan saling menatap. Begitu juga dengan Mami Arin, merasa terkejut dengan apa yang didengarnya.
"Nona Gunawan maksudnya Er?", tanya mami Arin ke Keenan.
" iya Mi, gadis cantik didepan mami ini adalah putri keluarga Gunawan "., ucap Keenan lagi.
" Putri tunggal Tuan Bramantyo Gunawan ?", tanya mami Arin.
" Seratus buat mami, mami kenal?"
" Siapa sih di kota ini yang gak kenal Tuan Bramantyo Gunawan nak, dan Tuan Bramantyo juga rekan bisnis papi kamu, pantesan kayaknya mami pikir kok wajahnya mirip banget ma sesorang yang mami kenal, oh ternyata Er putri dari Tuan Bram dan Nyonya Hana".
"Loh tante Arin juga kenal mama Er?" tanya Er yang tidak percaya dengan ucapan tante Arin.
" Nak mama kamu dulunya adalah model terkenal, tapi sekarang menjadi seorang designer, dan mempunyai butik terbesar dan terkenal di kota ini, jadi siapa sih yang gak kenal?"
Ya mama Hana dulunya adalah seorang model terkenal, tetapi setelah menikah dengan papa Er, mama Hana memilih berhenti meninggalka dunia permodelan, dan berganti menjadi seorang designer dan membuka usaha butik sendiri,sampai sekarang.
"Terus kalian kok bisa kenal?", tanya mami nya Keenan
Kini Dokter Keenan yang menjawab.
"Gini mah bocil ini pasien Keenan", jawab Dokter Keenan dengan senyum mengejek ke arah Er.
"Iya tan, dan om ini adalah dokter yang merawat Er ", ucap Er dengan melayangkan tatapan membunuh ke Dokter Keenan.
"Om...om..enak saja gue bukan om Lo, umur gue belum tua amat amat jadi jangan kau panggil om", ucap dokter Keenan tidak terima.
"Ciehh menolak tua...padahal emang tua kan...lagian ya om, Er bukan bocil ya om ", giliran Er juga tidak terima.
Mami Rizal yang melihat interaksi anaknya dengan putri cantik didepannya itu pun hanya senyum senyum sendiri. Dan ide cemerlang pun muncul di otak mami Arin.
"Sudah kalian diam, kalian berdua cocok deh, Er nanti bilang ma mama dan papa Er ya, kalau tante Arin dan Om mau ke rumah Er mau melamar Er untuk jadi istri anak nakal mami ini ".
Senyum mami Arin pun mengembang tatkala melihat Er dan juga Keenan yang diam mematung setelah mendengar apa yang telah diucapkan mami Arin itu.
Yes diem kan kalian berdua, baru mami bilang gitu aja sudah pada salah tingkah, gimana kalau mami bener bener datang melamar coba.
"Mami apa apaan sih, Keenan gak mau ma bocil ini ".
"Sama tante, Er juga gak mau dengan om dokter yang menolak tua ".
Seketika tawa mami Arin pun pecah mendengar kedua anak itu saling menolak.
"Kalian berdua lucu deh, cocok kok, yang satunya sudah om om yang satunya lagi masih bocil ", mami Arin berkata sambil tertawa keras, untungnya cafe ini masih sepi.
"Mami .."
"Tante.."
Teriak mereka bersama sama.
.
Jam menunjukkan pukul 5 sore.
"Maaf tante Er pulang dulu ya , takut dicariin mamah".
"Biar Keenan yang anterin Er", ucap mami Arin.
"Gaak usah tan, Er bawa mobil ", bohong nya karena tadi ia kesini dianter oleh supir, tidak mau saja jika berdua dengan laki laki yang baru saja di kenalnya.
Er berdiri taklupa salim tangan mama Arin dan juga mencium pipi kanan dan kiri mami Arin.
"Mari tan...dah Om om yang menolak tua weekekeke".
"Hati hati Er sayang", ucap mami Arin.
"Eh bocil awas saja kalau bertemu !!!".
Mami Arin mendengar ucapan Dokter Keenan itu.
"Bocil bocil gitu bisa membuat anak kecil lo Ken, gak penasaran mau coba?", ucap mami Arin menggoda Dokter Keenan.
"Mami......, ayok pulang ".
Erva tiba dirumahnya. Di halaman rumah melihat sebuah mobil terparkir disana.
"Inikan mobil.....????"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments