"Kak sudah sore, ayok pulang, aku takut mama mencariku".
Erva belum bilang sama Mamah Hana kalau pergi maka siang dengan Dokter Keenan siang ini, dan pastinya Mamah Hana akan mencarinya.
"Iya, ayok kakak antar, dan makasih banget kamu dah mau dengerin aku cerita", ucap Dokter Keenan sembari menatap wajah cantik Erva.
"Sama sama kak, aku malahan yang banyak omongnya, mungkin kakak risih, karena aku cerewet".
"Gak kok, kakak malahan senang", juga Dokter Keenan apa adanya dengan mengacak rambut Er.
...****...
Sepanjang perjalanan, mereka berdua saling diam karena tidak ada lagi yang mau diucapkan lagi, atau yang mau di bahas. Baik Erna maupun Dokter Keenan diam dengan pikirannya masing masing.
Erva dan Dokter Keenan sudah sampai di kediaman Gunawan. Erva nampak terkejut dengan mobil yang ada di halaman rumah nya itu.
"Seperti aku mengenal mobil itu" ucap Erva pelan tapi masih didengar oleh Dokter Keenan.
"Apa dan siapa Er?", tanya Dokter Keenan yang juga penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Erva barusan.
"Itu loh kak, mobil Romi ada di rumah".
Erva menunjuk mobil yang sudah terparkir di halaman rumah nya, memang... setelah Romi melihat Keenan yang mencium kening Erva, Romi langsung meninggalkan restoran itu dan lebih memilih untuk ke rumah Erva, menunggu nya di sana.
"Awas loh...balikan ma mantan!!".
Nada bicara Dokter Keenan seakan akan seperti mengancam saja, padahal bicara nya dengan tersenyum lebar.
"Cihh..sorry ya ya, gak ada dalam kamus aku balikan ma mantan".
"Sapa tau khilaf".
"Semoga gak khilaf kakak, udah ya aku masuk dulu, kelamaan ma kakak ntar kakak godain lagi."
"Iya masuk gih, jangan tergoda ma mantan, besok kakak anter sekolah ya, kebetulan kakak ada jam praktek pagi jadi sekalian, searah juga kan?".
"Terserah kakak saja".
Erva masuk dalam rumah, nampak wanita paruh baya tapi masih cantik sedang menonton drama korea.
"Mah aku pulang", ucap Erva dengan mencium pipi mama Hana.
"Iya sayang, sudah maem?" tanya mama Hana
"Sudah mah".
"Yaudah sana mandi dulu, bau asem".
"ih mama, tapi mamah kok gak tanya aku dari mana? biasanya paling cerewet kalo aku pulang telat".
"Mama sudah tau Er, tadi Dokter Keenan telpon mama sehabis nganterin mobil kamu, tadi nya mau minta ijin langsung ke mama, tapi mama lagi gak di rumah tadi".
'Astaga...kenapa enggak bilang, bikin panik saja.'
"O gitu to, la itu bukannya di depan mobil Romi mah, Romi nya kemana?".
"Romi ada di ruang kerja papa, mulai besok Romi akan bekerja di perusahaannya, karena papi dan mami Romi kembali ke Jerman untuk mengurus perusahaan di sana yang lagi dalam masalah, dan papa kamu diminta papi untuk membantu Romi dan membimbingnya".
"Oh gitu, aku naik dulu ya mah, mau mandi".
"Iya sayang".
Tepat pukul 7malam. Romi dan Papah Bram keluar dari ruang kerja.
"Makan dulu Rom, baru boleh pulang", kata mama Hana yang sudah menyiapkan makan malam nya
"Iya mah", jawab Romi dan langsung duduk di meja makan
"Mah, Er belum pulang?" tanya papa Bram yang tidak melihat putri tunggal nya itu di ruang makan.
"Er sudah pulang dari tadi, tapi katanya masih kenyang, jadi gak ikut makan", jawab mama Hana persis seperti yang Erva katakan beberapa menit yang lalu saat Mamah Hana ke kamar Erva.
Romi yang sedang menikmati makan malam itu hanya mendengarkan perbincangan mama Hana dan papa Bram.
"Tadi Er pergi ke mana mah?" tanya papa Bram lagi. Kebiasaan papa Bram jika Er pulang telat pasti selalu diinterogasi, maklumlah Er adalah putri semata wayang papah Bram, dan papa Bram sangat menyayangi nya.
"Erva tadi pergi makan siang ma Dokter Keenan pah, karena tadi pagi Er menolong Dokter Keenan sewaktu mobil ban nya kempes".
"Dokter Keenan?", tanya papa Bram dengan muka penasaran.
"Itu loh pah, dokter muda yang menangani Er waktu sakit kemarin, anaknya ramah dan ganteng lagi".
Sementar Romi mengepalkan yangannya. 'Awas kamu Er, gak akan ku lepaskan, kamu hanyalah milikku', batin Romi.
"Mah, Romi dah selesai, Romi mau melihat Er dikamar dulu ya pah, mah.".
" Eh iya Rom, sekalian suruh Er turun saja, buat makan malam, sapa tau lapar lagi".
Papah Bram mengijinkan Romi naik ke atas ke kamar Er, karena dari sejak kecil Er maupun Romi sudah terbiasa, mereka seperti layaknya saudara bukan sebagai kekasih.
Tok..tok...tok..Romi mengetuk pintu kamar Er, karena tidak ada suara dari dalam kamar, akhirnya Romi mencoba membuka pintu kamar, dan ternyata tidak dikunci. Disana terlihat Er sedang asyik membaca novel dengan headsed di telinganya, pantes gak dengar ada orang masuk.
Romi mendekati Er, pelan pelan namun pasti, sontak saja gadis itu kemudian terkejut dengan kedatangan Romi yang tiba tiba. Karena sekarang Er hanya memakai baju tidur yang tipis dan menimbulkan kesan seksi bagi siapa yang melihatnya.
"Rom...kalau masuk kamar orang ketuk pintu dulu napa?, ucap Er dengan menarik selimut mencoba untuk menutupi paha mulusnya.
Tanpa disadari, sedari tadi Romi masuk ke kamar Er, Romi disuguhkan pemandangan yang amat sangat indah, kaki jenjang, kulit putih dan tubuh yang seksii, membuat g@irah Romi meningkat.
"Sayang, sejak kapan aku masuk kamar kamu ketuk pintu dulu, bukannya dari kecil kita sudah terbiasa keluar masuk kamar tanpa ketuk pintu?" ujar Romi berbohong sedikit supaya Ee vemas, padahal tadi Romi sudah mengetuk pintu.
"Stop Romi...jangan mendekat!, lagian itu kan dulu Rom, sewaktu kita masih kecil, lah ini kita kan udah gede" jawab Ee yang merasa cemas karena Romi semakin mendekat
"Sayang tau gak, dari tadi aku sudah melihat paha mu yang seksii itu, bener bener putih dan sangat menggoda", kata Romi kali ini dengan gaya bicara yang beda dan menggoda, serta mulai mendekati Er.
"Rom, tutup mulut Lo!! jangan samakan atau bayangin perempuan perempuan di luar sana sama gue" bentak Er dngan wajah yang makin cemas dan berusaha mengencangkan erat selimutnya supaya gak lepas.
"Kalem baby, malam ini bagaimana kalau kita coba nyicil bikin Romi kecil dulu". Dan Romi mulai mendekat terus mendekat tangannya mencoba meraih selimut Erva.
"Jangan macam macam deh Lo Rom, gue gak mau make barang bekas orang" ucap Erva sedikit terbata bata karena takut kalau Romi semakin menggila, mau teriak juga gak ada yang dengar karena ruangan Er sudah didesain kedap udara.
"Sayang....gak macam macam kok, cuma satu macam, memiliki kamu seutuhnya...agar kamu tidak nakal lagi jalan dengan laki laki lain di luar sana", ucap Romi lembut, kali ini Romi sudah berada di atas kasur milik Er, posisi Romi tepat di depan Er yang saat ini sedang duduk bersandar di sandaran kasur, dengan tangannya masih memegang erat selimut.
Erva malam ini benar benar takut, keringat dingin sudah menghiasi wajah cantiknya, padahal AC kamarnya sudah menyala sejak tadi sore dan didukung baju tidur nya yang tipis dan pastinya tidak akan membuat Er kegerahaan. Tapi dengan kedatangan Romi di kamar nya, dengan wajah yang penuh g@irah, rasa dingin itu berubah menjadi hawa panas. Karena ia tau dan sangat mengerti, laki laki di depannya ini sekarang adalah laki laki yang penuh hawa n@fsu sejak sudah mencicipi indahnya making love, raut wajah Romi menjadi beda dengan Romi yang dulu.
Romi yang sekarang beda dengan Romi yang dulu jauh jauh sangat berbeda. Romi yang sekarang kelihatan sangat dewasa, karena pergaulannya yang menjadi bebas saat ini. Tetapi Romi tetaplah Romi, Romi adalah laki laki yanh tak pantang menyerah, apapun yang dia mau harus dia miliki, Erva sangat paham tentang itu.
Sreeettttt....
Suara tarikan selimut memecahkan lamunan Erva.
"Ro..rom...mau apa Lo.?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Fitrizar Dalimunthe
habis lah kau Romi akan mendapat balasan dari papa Er dan papi mu kalau sampai kau nekat berbuat sesuatu yg tidak baik pada Er
2022-10-21
0