Puding Favorite.

"Sumpah, Non. Awalnya bibi juga tidak percaya kalau laki-laki setampan tuan Jacky tidak memiliki teman perempuan. Tapi sesuai yang bibi tahu selama ini begitu, Non. Bisa disimpulkan teman wanita tuan Jacky hanyalah wanita cantik itu."

"Berarti tuan Jacky orang yang cukup tertutup soal hati, ya. Mungkin tuan Jacky tidak ingin menjalin pertemanan dengan sembarangan wanita karena takut dipermainkan."

"Entalah Non, bibi juga tidak tahu. Yang pasti selama hidup hanya wanita cantik itu yang membuat tuan Jacky bahagia."

"Aku jadi penasaran, Bi."

"Penasaran kenapa, Non?" tanya bibi padaku dengan alis berkerut.

"Seperti apa wanita hebat itu yang mampu mencairkan gunung es seperti tuan Jacky."

Si bibi tertawa. "Bibi benar-benar lupa namanya. Tapi, kalau bertemu bibi pasti ingat wajahnya. Dia sangat cantik dan sangat lembut. Seandainya tuan Jacky berjodoh dengannya, mungkin hidup tuan Jacky tidak akan sepahit ini."

Tak ingin larut dalam kesedihan, aku mengalihkan pembicaraan dengan membahas topik tentang bibi. "Oh, iya. Anak bibi berapa sekarang?"

"Anak bibi 3, Non. 2 cewek 1 cowok. Anak nomor 2 berusia 32 tahun dan sudah menikah. Sekarang dia tinggal di luar kota ikut suaminya. Anak nomor 3 laki-laki, dia juga sudah menikah dan sekarang sedang membangun usaha di luar kota."

"Ke 2 dan tiga," ulangku bingung, "Lalu yang pertama?"

"Yang pertama perempuan, Non. Namanya Ellena, usianya 33 tahun. Waktu itu nyonya Lisa menginginkan anak perempuan, beliau meminta bibi untuk mengijinkannya merawat Ellena. Karena waktu itu posisi bibi sangat diperlukan tuan Jacky, tidak ada yang bisa mengurus Ellena jika bibi sedang bekerja. Suami bibi juga kerja, jadi tidak punya waktu untuk mengurus bayi. Jadi bibi akhirnya menyerahkan anak perempuan bibi kepada nyonya Lisa setelah mendapatkan persetujuan suami."

"Terus di mana tante Ellena sekarang?"

"Karena melihat nyonya Lisa sudah sangat menyayangi Ellena, bibi dan suami sepakat untuk melakukan program bayi lagi dan membiarkan Ellena di rawat oleh mereka. Keluarga Daniel sudah seperti keluarga sendiri. Mereka sangat membantu di keluarga kami kesusahan. Jadi bibi dan suami ikhlas memberikan Ellena kepada mereka, karena kami yakin hidup Ellena pasti akan bahagia."

"Oh, jadi saudara perempuan tuan Jacky anaknya Bibi? Apa anaknya bernama Emelly?"

Si bibi terkejut. "Nona sudah bertemu Emelly?"

"Sudah, Bi. Pertama kali aku bertemu tuan Jacky di mall sambil beliau membawa Emelly untuk makan siang."

Bibi tersenyum haru. "Bibi tidak pernah menyesal menyerahkan Ellena kepada mereka. Keluarga Daniel memperlakukan Ellena seperti darah daging."

"Apa tante Ellena tahu bibi adalah ibunya?"

"Iya, nyonya Lisa tidak ingin ada rahasia di antara kami. Bibi juga menceritakan alasan kenapa sampai dia dirawat oleh keluarga Daniel. Dan bibi bersyukur Ellena mau menerimanya tanpa membenci bibi. Awalnya bibi takut dia akan marah atau tidak suka karena keadaan bibi yang berstatus sebagai pekerja. Namun, begitu dijelaskan dia malah menangis dan memeluk bibi. Kata Ellena walaupun dia hidup bersama keluarga Daniel, dia tidak akan pernah melupakan bibi sebagai ibunya. Jadi kalau bertemu Ellena selalu memanggil bibi dengan sebutan mama, sedangkan nyonya Lisa dengan sebutan mami."

Aku senang mendengarnya. "Syukurlah, Bi. Berarti Emelly punya 2 nenek dan 2 kakek."

"Iya, Non. Kalau bertemu bibi dia pasti sangat senang."

"Pasti karena ice cream?"

Bibi kaget lalu tertawa. Aku pun menceritakan kejadian waktu pertama kali bertemu mereka. Si bibi terus tertawa sampai akhirnya beliau menanyakan pertanyaan yang cukup membuatku terdiam.

"Kalau keluarga Nona Zuri, bagaimana? Pasti ibu dan ayah Nona bahagia mendapatkan anak perempuan yang hebat seperti Nona."

"Mama sangat bahagia memilikiku, begitu juga sebaliknya. Berbeda dengan papa ... dia tidak senang dengan keberadaanku."

Ekspresi bahagia di wajah bibi lenyap berganti sedih. "Maafkan bibi, Non. Bibi tidak termaksud___"

"Jangan merasa bersalah begitu, Bi," kataku cepat. Aku melebarkan senyum sambil memegang sebelah tangan bibi, "Aku memang butuh Bibi untuk berbagi cerita ini."

"Terima kasih jika Non mau percaya. Tapi jika itu menyakitkan, lebih baik Nona jangan menceritakannya kepada bibi."

"Papa meninggalkan aku dan mama untuk menikahi wanita lain."

Si bibi terkejut dan marah. "Meninggalkan Non dan ibunya demi wanita lain? Jahat sekali dia."

"Memang dia jahat, Bi. Papaku itu sangat jahat. Kejahatannya lebih parah dari seorang pencuri ayam."

"Kok pencuri ayam sih, Non?" bibi terbahak.

Aku juga ikut terbahak agar suasana tidak menegangkan. "Papa meninggalkan kami ketika usiaku baru berumur 2 bulan di perut mama. Bibi pasti bisa membayangkan bagiamana sakitnya mama ketika dalam keadaan hamil, suaminya pergi dan menikahi wanita lain."

"Jangankan pergi menikah, pergi tak pulang-pulang saja sakitnya bukan main, apalagi harus pergi demi wanita lain. Pasti mamanya Non sangat terpukul waktu itu. Kalau jadi bibi, pasti bibi susul dan mengacaukan pernikahan mereka."

"Aku juga pasti akan melakukan hal demikian. Dan aku bersyukur mama tidak membunuhku begitu kejadian itu terjadi. Sepertinya cinta mama kepada papa sangat besar. Sampai-sampai setiap kali membicarakan papa mama selalu membelanya. Mama bilang papa melakukan itu demi kebaikan kita semua."

"Kebaikan dari mana? Meninggalkan tanggung istri dalam keadaan hamil dan menikah dengan wanita lain itu jahat namanya," kata bibi. Nadanya ketus saking marahnya. Orang lain saja pasti akan marah mendengar itu, apalagi aku yang merasakannya, "Lalu di mana sekarang ibunya Non Zuri?"

"Mama di luar kota, Bi. Mama tidak bisa ikut karena tanggung jawab dalam pekerjaannya sangat besar."

"Mamanya kerja apa, Non?"

Dengan bangga aku memberitahukan identitas mama kepada bibi. Aku juga menceritakan bagaimana perjuangan mama yang telah merawat hingga membuatku seperti ini.

"Non, Anda sudah kaya. Kenapa Anda masih ingin bekerja lagi?"

"Yang kaya itu mama Bi, bukan aku."

Si bibi tertawa. "Benar juga, Non. Tapi kan suatu saat perusahan itu akan menjadi milik Nona."

"Itu dia alasannya aku ke sini, aku ingin mencari pengalaman sebelum terjun langsung ke dunia bisni. Tapi mungkin Tuhan berencana lain sampai akhirnya aku bertemu tuan Jacky dan menjadi juru masaknya."

Bibi mengusap sebelah tanganku. "Ambil hikamhnya. Mungkin ada sesuatu di balik pertemuanmu dengan keluarga Daniel. Nona Zuri termasuk orang yang beruntung. Menjadi staf biasa saja di Daniel Group tidaklah gampang, apalagi juru masak untuk tuan Jacky. Bibi saja cukup kaget saat tuan Jacky bilang ada juru masak di apartemen. Bibi sampai berpikir, wah ... wanita hebat siapa itu yang bisa menaklukan hati tuan untuk menjadi juru masaknya? Eh, ternyata gadis cantik itu yang beruntung."

Aku tertawa. "Bibi ada-ada saja."

"Bibi serius, Non. Tapi percayalah, di balik semua ini pasti ada sesuatu yang direncanakan Tuhan untuk Nona Zuri. Siapa tahu kedepannya Nona akan di lamar untuk menjadi menantu keluarga Daniel."

"Bibi ada-ada saja," kataku sambil tertawa.

"Kenapa? Nona pantas kok menjadi anggota keluarga Daniel. Ingat, mereka walaupun kaya, tapi sangat rendah hati. Bibi yakin, suatu saat kata-kata bibi ini akan menjadi kenyataan."

Bersambung____

Episodes
1 Kebencian.
2 Rencana ke luar Kota.
3 Pertemuan.
4 Tiba di rumah Kakek.
5 Penasaran yang Tinggi.
6 Mendengar Curahan Hati.
7 Menuju Kantor.
8 Alasan Sebenarnya.
9 Masalah yang Sama.
10 Mencurigai.
11 Mobil Impian.
12 Kegelisahan Kakek Robbie.
13 Dilarang.
14 Persetujuan Dari Mama.
15 Pengganggu.
16 Tugas Baru.
17 Wanita yang Dicintai.
18 Puding Favorite.
19 Menyiapkan Makan Siang.
20 Panggilan dari Mama.
21 Calon Menantu.
22 Kekhawatiran.
23 Panggil Aku Papa.
24 Sosok yang Menyukai Billy.
25 Sudut Pandang Billy.
26 Pergi Bersama.
27 Ancaman.
28 Diganggu Anggie.
29 Ketakutanku.
30 Keinginanku.
31 Menyarankan Mama untuk Menikah.
32 Sudut Pandang Abigail.
33 Rasa Nyaman.
34 Makan Malam Keluarga.
35 Kekecewaan Keluarga Daniel.
36 Sudut Pandang Debora.
37 Menghasut.
38 Rencana Jahat Anggie dan Tante Debora.
39 Mencintai.
40 Status Baru.
41 Tangis Kakek Robbie.
42 Sosok Yang Tidak Asing.
43 Di Kediaman Keluarga Daniel.
44 Tak Mau Berpisah.
45 Perasaan Takut.
46 Mengenal Mama.
47 Penyesalan Kakek Buyut.
48 Keterkejutan Om Jacky.
49 Perbincangan Antara Jacky dan Abigail.
50 Dibuat Melayang.
51 Bertemu Anggie Lagi.
52 Menjebakku.
53 Perbincangan Rahasia.
54 Hubungan Antara Tante Debora dan Aaron.
55 Masa Lalu Tante Debora.
56 Alasan Tante Debora Meninggalkan Keluarga.
57 Ternyata Billy.
58 Alasan Masih Bertahan.
59 Permintaan Debora kepada Jacky.
60 Mama akan Datang.
61 Si Joni Bangun Lagi.
62 Kegiatan di Dapur.
63 Mengejar Waktu.
64 Menjemput Mama.
65 Rencana Om Jacky.
66 Di Restoran Bebbi.
67 Mengerjai Abigail.
68 Suasana Makan Malam.
69 Asumsi.
70 Ketakutan Abigail.
71 Pengakuan Robbie kepada Abigail.
72 Penyebab Kematian Tante Elis.
73 Restu Keluarga.
74 Di Jemput Jacky Daniel.
75 Lamaran Untuk Billy.
76 Keterikatan Billy dan Aaron.
77 Ingin Membantu Debora.
78 Bertemu Debora.
79 Menolak Abigail.
80 Akar Masalah.
81 Cara Terbaik.
82 Keputusan Jacky.
83 Menyerang Kakek Daniel.
84 Mengelak.
85 Sikap Mencurigakan.
86 Pertemuan yang Menegangkan.
87 Putusan Keluarga.
88 Pertemuan Besar.
89 Suara Wanita Lain.
90 Kebencian Billy.
91 Penjelasan.
92 Ke rumah Ibu Kandung.
93 Rasa Bahagia.
94 Rahasia yang Diketahui.
95 Kabar Duka.
96 Bertemu Anggie.
97 Rumah Sakit.
98 Mengakuinya kepada Billy.
99 Stella dan Gilbert.
100 Penyelesaian.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Kebencian.
2
Rencana ke luar Kota.
3
Pertemuan.
4
Tiba di rumah Kakek.
5
Penasaran yang Tinggi.
6
Mendengar Curahan Hati.
7
Menuju Kantor.
8
Alasan Sebenarnya.
9
Masalah yang Sama.
10
Mencurigai.
11
Mobil Impian.
12
Kegelisahan Kakek Robbie.
13
Dilarang.
14
Persetujuan Dari Mama.
15
Pengganggu.
16
Tugas Baru.
17
Wanita yang Dicintai.
18
Puding Favorite.
19
Menyiapkan Makan Siang.
20
Panggilan dari Mama.
21
Calon Menantu.
22
Kekhawatiran.
23
Panggil Aku Papa.
24
Sosok yang Menyukai Billy.
25
Sudut Pandang Billy.
26
Pergi Bersama.
27
Ancaman.
28
Diganggu Anggie.
29
Ketakutanku.
30
Keinginanku.
31
Menyarankan Mama untuk Menikah.
32
Sudut Pandang Abigail.
33
Rasa Nyaman.
34
Makan Malam Keluarga.
35
Kekecewaan Keluarga Daniel.
36
Sudut Pandang Debora.
37
Menghasut.
38
Rencana Jahat Anggie dan Tante Debora.
39
Mencintai.
40
Status Baru.
41
Tangis Kakek Robbie.
42
Sosok Yang Tidak Asing.
43
Di Kediaman Keluarga Daniel.
44
Tak Mau Berpisah.
45
Perasaan Takut.
46
Mengenal Mama.
47
Penyesalan Kakek Buyut.
48
Keterkejutan Om Jacky.
49
Perbincangan Antara Jacky dan Abigail.
50
Dibuat Melayang.
51
Bertemu Anggie Lagi.
52
Menjebakku.
53
Perbincangan Rahasia.
54
Hubungan Antara Tante Debora dan Aaron.
55
Masa Lalu Tante Debora.
56
Alasan Tante Debora Meninggalkan Keluarga.
57
Ternyata Billy.
58
Alasan Masih Bertahan.
59
Permintaan Debora kepada Jacky.
60
Mama akan Datang.
61
Si Joni Bangun Lagi.
62
Kegiatan di Dapur.
63
Mengejar Waktu.
64
Menjemput Mama.
65
Rencana Om Jacky.
66
Di Restoran Bebbi.
67
Mengerjai Abigail.
68
Suasana Makan Malam.
69
Asumsi.
70
Ketakutan Abigail.
71
Pengakuan Robbie kepada Abigail.
72
Penyebab Kematian Tante Elis.
73
Restu Keluarga.
74
Di Jemput Jacky Daniel.
75
Lamaran Untuk Billy.
76
Keterikatan Billy dan Aaron.
77
Ingin Membantu Debora.
78
Bertemu Debora.
79
Menolak Abigail.
80
Akar Masalah.
81
Cara Terbaik.
82
Keputusan Jacky.
83
Menyerang Kakek Daniel.
84
Mengelak.
85
Sikap Mencurigakan.
86
Pertemuan yang Menegangkan.
87
Putusan Keluarga.
88
Pertemuan Besar.
89
Suara Wanita Lain.
90
Kebencian Billy.
91
Penjelasan.
92
Ke rumah Ibu Kandung.
93
Rasa Bahagia.
94
Rahasia yang Diketahui.
95
Kabar Duka.
96
Bertemu Anggie.
97
Rumah Sakit.
98
Mengakuinya kepada Billy.
99
Stella dan Gilbert.
100
Penyelesaian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!