.
.
.
Setelah mendengar suara ledakan dari luar Lyam dan Rigel juga roh pelindungnya mencari asal sumber dari keributan itu, yang ternyata tidak begitu jauh dari rumah tempat mereka menginap.
Roh pelindung Rigel yang semulanya kecil mengubah wujudnya menjadi raksasa. Wujud asli dari binatang kecil itu adalah naga api. Berbeda dari penampilannya yang imut lucu serta berbulu lembut bewarna merah diversi kecilnya. Ketika dalam versi bertarungnya Brandon terlihat lebih ganas. Roh pelindung milik Rigel ini adalah salah satu yang terkuat di antara para roh, sehingga sulit untuk mengendalikannya awalnya.
Rigel juga pada akhirnya bersiap pada posisi bertahannya, pria berambut kemerahan dan mata hijau itu terlihat begitu bersemangat.
Lyam juga berubah ke dalam wujud petarungnya. Akhirnya wujud asli dari Roh Kegelapan yang menyerang desa itu terlihat, wujud Roh itu adalah serigala hitam raksasa matanya berkilat merah.
"Roh itu sudah meningkatkan kekuatannya," Lyam bergumam bersiap menyerang.
"Tidak bisa dibiarkan," ucap Rigel dan mulai menyuruh Brandon menyerang makhluk itu.
Mereka harus mengalahkannya sebelum makhluk itu menjadi tambah kuat dan bisa merusak di dunia manusia. Jika hal itu terjadi akan ada banyak korban yang berjatuhan. Lyam tidak bisa membiarkan hal itu, begitu juga Rigel.
Kashel tampaknya sudah sadar dari tidurnya. Setelah ia sadar Kashel langsung mengevakuasi para penduduk desa yang tengah berkumpul memperhatikan keributan itu, karena mendengar suara ledakan besar.
Beruntungnya mereka mau mendengarkan alasan Kashel, untuk menyuruh mereka meninggalkan tempat itu. Entah apa yang Kashel katakan pada mereka sehingga penduduk percaya padanya.
Kashel mengaktifkan mantra penghalangnya agar Roh itu tidak bisa memasuki wilayah aman yang sudah Kashel pasangi dengan jimat mantra penghalang miliknya. Begitulah cara kerja mantra penghalang Kashel ia menggunakan sebuah kertas mantra untuk mengaktifkan kemampuannya.
Ia bisa menggunakan kemampuan itu, meskipun tidak memiliki energi sihir dulunya, tidak seperti sekarang. Hanya saja bentuk simbolnya yang sangat rumit tidak banyak orang yang bisa membuatnya dengan benar. Tapi Kashel bisa menguasainya dengan usahanya sendiri.
.
.
.
"Kashel kau sudah sadar?" tanya Rigel.
"Jika aku tidak sadar aku tidak mungkin ke sini, kau membuat pertanyaan aneh." Ucap Kashel.
"Rasanya sudah sangat lama aku tidak berbicara." Rigel merasa senang, bersama Lyam ia takut sembarangan bicara. Dan Kashel menyadarinya betapa terpuruknya Rigel ketika ia hanya ditinggalkan Kashel berduaan dengan Lyam yang seperti itu. Apalagi Rigel adalah orang yang banyak bicara, tidak mungkin juga dia mengajak roh pelindungnya bercerita demi menghibur diri. Mereka pun mulai fokus pada musuhnya lagi.
"Kuharap kau tidak memaksakan diri Kashel." Ucap Lyam.
"Tidak akan apa-apa, jika kau tidak membiarkan tempat itu terkena serangan aku akan baik-baik saja." Jelas Kashel, menunjuk wilayah yang ia beri mantra.
"Aku akan melindunginya," Lyam melesat dan sudah langsung berada di samping Roh Kegelapan itu.
Wow, dia cepat. Batin Rigel dan Kashel bersamaan takjub melihat gaya bertarung Lyam. Pedang Lyam langsung membelah monster itu, tapi ia berhasil melarikan diri menjadi kepulan asap. Dan ia ingin menyerang Rigel dan Kashel lagi. Asap itu berhasil sampai pada Kashel dan Rigel. Membuat kedua orang itu melihat kembali masa lalunya yang menyedihkan. Tapi mereka berdua malah tersenyum karena hal itu.
"Aku sudah berdamai dengan masa laluku." Gumam Rigel bersemangat.
"Jika aku tidak bisa melewati masa laluku, aku tidak akan hidup sampai hari ini." Ucap Kashel.
"Mantra pelindung!" Asap itu terpental saat menabrak mantra penghalang Kashel. Rigel menyerangnya dengan kekuatan apinya. Setelah itu roh itu kabur lagi. Kashel terengah-engah karenanya, kekuatannya masih belum pulih sepenuhnya.
"Sudah kubilang jangan memaksakan diri," ucap Lyam yang tiba-tiba sudah ada di samping Kashel.
Dia bahkan lebih menyeramkan daripada musuh yang sedang di hadapi. batin Rigel yang terkejut menatapi Lyam yang tiba-tiba muncul.
Tiba-tiba dari arah lain ada serangan jarum-jarum tadi malam. Dengan sigap Lyam mengangkat Rigel dan Kashel menjauhi tempat itu. Rigel tidak menyangka Lyam akan membawa dirinya bersamanya juga.
"Aku tidak ingin kejadian tadi malam terulang, kau harus bertarung baik-baik jangan menjadi beban." Ucap Lyam dan Rigel hanya berani mengangguk mengiyakannya. Sepertinya Lyam memang marah karena Kashel yang kelelahan akibat menahan amukan diri Rigel semalam.
"Seorang manusia? Dia bekerja sama dengan Roh Kegelapan itu." Kashel berucap ia melihat dari balik pohon.
"Aku, akan menghancurkan desa ini. Karena desa ini suamiku mati, aku akan membalaskan dendamnya!" ternyata itu seorang wanita. Jarum-jarum beracun itu adalah jebakan yang dipasangnya untuk menghabisi tim Kashel.
"Mata batinnya terbuka, karena kebenciannya yang sangat kuat terhadap desa ini." Lyam berucap lagi.
"Aku akan memberikan semuanya pada kegelapan asal desa ini bisa dihancurkan," setelah itu ia ditelan oleh roh kegelapan itu. Orang-orang desa itu menyaksikan kejadian itu dengan mata kepala mereka sendiri.
Roh kegelapan itu mulai terlihat di mata orang-orang desa itu, serangan mengarah ke sana. Tapi ada mantra pelindung milik Kashel yang aktif. Sehingga serangan itu tidak bisa menembusnya, jika untuk sekali serangan.
"Lari!" Kashel berteriak, semua orang desa itu pergi dari tempat itu.
"Ukh!" Efek dari mantra pelindung yang terkena serangan itu sudah terasa pada tubuh Kashel. Tubuh Kashel mulai terasa lemas.
"Kau baik-baik saja Kashel?" Rigel khawatir.
"Tidak apa-apa, hanya saja sepertinya aku akan mencapai batasanku sebentar lagi." Ucap Kashel kelelahan.
Lyam sudah mulai menyerang Roh Kegelapan itu tapi tubuhnya bisa ia rubah menjadi kepulan asap, meskipun Roh itu tidak bisa melukai Lyam tapi serangan Lyam tidak ada gunanya juga. Roh itu hanya terluka sedikit saja.
Dan diketahui Roh itu ternyata memiliki kekuatan api juga. Asap yang ia keluarkan berubah menjadi panas dan jika terkena kulit bisa melukai orang lain. Rigel tersenyum karena hal itu, ia tetap berada di samping Kashel menjaganya. Asap panas itu tidak berpengaruh padanya, tapi kemampuannya ia buat tidak melukai Kashel dan melindunginya. Namun, tetap saja Kashel merasakan panasnya.
"Huh! Kau menantang aku, adu siapa yang paling panas di sini. Tidak ada yang bisa mengalahkan aku tentang panas membara. Kecuali kedua orang ini! Hahaha." Rigel berteriak di atas atap rumah milik warga. Mereka berdua tadi di angkat Lyam ke atas sana dan sampai saat ini belum turun.
"Astaga aku sangat malu," gumam Kashel menutup wajahnya. Karena teriakan Rigel sangat nyaring di sana.
"Brandon serang asap itu dengan kekuatan apimu," Rigel memerintah Brandon dan naga itu menyemburkan apinya dengan dahsyat. Roh itu berniat melawan balik tapi apa yang dikatakan Rigel benar adanya, apinya itu panas belum ada yang mengalahkan panas apinya kecuali Kashel dan Lyam. Tapi entah kenapa Lyam tidak berpikir juga untuk menggunakan elemen api ketika menyerang makhluk itu. Makhluk itu berhasil dilenyapkan.
"Hahaha, aku menang kalau soal panas." Rigel masih membanggakan dirinya Kashel di sampingnya kembali terjatuh tidak sadarkan diri kehabisan tenaga. Saat melihat Kashel yang sudah tidak sadarkan diri, Rigel langsung terdiam.
Kenapa kau tega meninggalkan aku berdua lagi dengan Lyam, Kashel! teriak Rigel dalam hati, ia tidak berani lagi berbicara setelah itu. Lyam datang menjemput tubuh Kashel yang tidak sadarkan diri.
Setelah semuanya dirasa aman, Rigel meminta penjelasan tentang seorang wanita yang rela mengorbankan dirinya pada Roh Kegelapan, apa yang terjadi sebenarnya pada desa itu sehingga desa itu dipengaruhi oleh kegelapan.
.
.
.
Kepala desa pun menjelaskan, suami wanita itu dan wanita itu adalah pendatang di sana, tapi ternyata mereka adalah keluarga pencuri. Sehingga ketika ketahuan mencuri suami keluarga itu di amuk masa hingga meninggal dunia.
Tidak lama kemudian, tempat itu mulai dihantui oleh Roh Kegelapan, orang-orang yang terlibat dalam pengeroyokan itu satu persatu mulai bertingkah tidak waras, seperti takut akan sesuatu dan kemudian berakhir bunuh diri. Tapi saat dimakamkan mayat dari mereka menghilang. Namun, tidak semuanya yang berhasil dibunuh Roh Kegelapan itu.
Setelah mendapat penjelasan, Rigel dan teman-temannya memilih untuk pamit undurkan diri. Memberikan tugas sisanya tentang kasus pengeroyokan pencuri itu pada polisi, polisi yang akan menyelesaikan kasus itu, setelah Roh Kegelapan itu dimusnahkan.
Sampai akhir dari kasus itu Kashel tidak tahu apa-apa. Ia terbangun dari tidurnya sudah berada di kamarnya yang ada di Divisi Batas Senja. Setelah melihat laporan tentang kejadian yang sebenarnya. Kashel tidak tahu harus menyalahkan siapa.
Di sisi lain mencuri itu bersalah, tapi menghakimi orang lain sampai mati itu juga salah. Terlebih setelah itu keluarga pelaku dendam sampai ingin menghancurkan seluruh desa yang telah menerima sebagai warga di sana, bahkan yang tidak tahu apa-apa juga ingin dilibatkan itu berlebihan dan dendam itu juga hal yang keterlaluan bagi Kashel, karena ingin memusnahkan seluruh orang yang bersalah atau tidak. Pada akhirnya kebencian manusia hanya dimanfaatkan oleh Roh Kegelapan demi ambisinya sendiri juga. Pikir Kashel.
Kali ini Kashel hanya bisa memberikan semuanya pada keadilan negara, negara ini yang memutuskan semuanya dengan peraturannya tentunya.
.
.
.
"Kashel kau sudah sadar rupanya," sambut teman-teman Kashel.
"Memang berapa lama aku tertidur?" tanya Kashel bingung, temannya seolah sangat senang karena Kashel sudah sadar.
"Dua hari," Kashel terkejut mendengar penjelasan itu, ia buru-buru ingin menghubungi Grizelle takut wanita itu mencarinya.
"Syukurlah kau sudah sadar." Grizelle tersenyum menyambut Kashel wanita itu sudah ada di situ, ia sedang membawa piring berisi makanan. Rupa-rupanya teman-teman Kashel sepakat memanggil Grizelle untuk memasak makanan mereka di kantor, semenjak perginya Kashel ke desa dan bahkan ketika Kashel tidak sadarkan diri.
"Makanannya sudah siap, waktunya makan." Kashel hanya diam saja melihat Grizelle.
"Kenapa? Kau tidak senang aku disini?" Kashel menggeleng.
"Terima kasih, karena sudah mau merawat teman-temanku di saat aku tidak ada." Ucap Kashel terharu.
"Mengapa tidak, mereka kan teman-temanku juga." Grizelle tersenyum.
.
.
.
Pada akhirnya Kashel dan Grizelle tidak ikut makan siang bersama teman-teman Kashel yang tengah kelaparan itu.
Mereka berdua memilih pergi ke taman yang ada di dekat kantor, menghabiskan waktu berduaan mereka di sana. Mereka berdua menikmati makan siang mereka sambil berbincang-bincang. Tapi akhirnya teman-teman Kashel mengganggu kebersamaan mereka.
"Sana kalian habiskan makanan kalian sendiri, jangan ganggu kami!" teriak Kashel akhirnya tapi teman-temannya tidak mau tahu dan tetap saja mengganggu di sana dan membawa semua makanan keluar.
Lyam terlihat sedang duduk di atas tangkai pohon hanya memperhatikan mereka semua. Entah esok hari ada kejadian apa lagi yang akan mereka hadapi setelah hari damai mereka ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments