Bagian 8 – Masa Kecil Kashel

"Kenapa? Kenapa aku kembali ke tempat ini?" suara hati Kashel yang akhirnya menghilang. Ia tidak mengingat lagi bahwa dirinya tadi sedang melarikan diri dari serangan roh kegelapan. Ia kembali ke masa kecilnya.

.

.

.

"Ayah, Ibu mau bermain denganku?"

Saat itu Kashel baru berusia lima tahun. Ia memberanikan dirinya saat melihat kedua orang tuanya yang berada tepat di depan kamarnya. Ia merasa senang dan mencoba mendekati mereka berdua.

"Kau tidak lihat kami sedang sibuk!" bentak ayah Kashel.

"Jangan pernah dekati kami!" bentak ibunya.

Saat itu Kashel menangis karena takut dengan kemarahan orangtuanya ia tidak mengerti mengapa mereka marah. Padahal ia cuma ingin mengajak mereka bermain.

"Jangan menangis, bikin tambah kesal saja!" teriak ibunya, bukannya menenangkannya anak sekecil itu. Lalu ayahnya mendorongnya masuk ke kamarnya kembali saat Kashel mencoba mendekat. Kemudian mengunci pintu kamar itu dari luar.

Tidak ada yang menenangkannya saat menangis seperti itu, sampai akhirnya ia tertidur di depan pintu kamarnya. Tidak ada orang yang mau peduli padanya. Kamar yang bewarna putih dan minim barang-barang di sana, hanya tempat itu yang menjadi kediamannya sehari-hari.

Semenjak hari itu, ia takut mendekati kedua orang tuanya. Ia menyadari dia di benci, meskipun ia tidak tahu jika ia dibenci karena apa. Ia mengetahui hal itu saat ia melihat orang yang kasar pada seseorang itu karena di benci. Ia melihat hal itu dari televisi yang ada di dalam kamarnya. Ia belajar banyak hal dari benda itu.

Meskipun kurang kasih sayang Kashel tetap diberikan benda-benda yang layak untuk tumbuh kembangnya. Namun semenjak kecil ia belajar tentang banyak hal, dari apa yang ia lihat bukan yang orang ajarkan.

Sampai akhirnya ia berani bertanya saat bertemu ayah dan ibunya lagi.

"Ayah, Ibu kenapa aku harus belajar privat dan tidak belajar di luar bersama orang lain?" tanya Kashel kecil takut.

"Jika kau belajar di luar, hanya akan membuat malu keluarga ini. Kau itu calon pewaris keluarga ini. Tapi kau cacat dasar anak tidak berguna. Kau belajar sendiri. Itu untuk introspeksi diri agar kau menyesali kecacatan dirimu." Ayahnya menjelaskan dengan tatapan kejam, Kashel tidak berani menatapnya.

Saat usia enam tahun Kashel mulai belajar baca dan tulis ia belajar dari kamarnya secara privat seorang guru yang datang setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu. Guru yang mengajari Kashel pun sama kejamnya, jika Kashel lambat paham akan sesuatu ia akan menghukum Kashel dengan memukul telapak tangannya. Semasa kecilnya Kashel tidak pernah bertemu dengan orang yang mengajarkannya tentang kebaikan.

Bahkan para pelayan yang melayaninya yang menyediakan makanan Kashel setiap hari. Pelayan yang iri pada Kashel, meskipun ia terlahir cacat ia tetaplah menjadi seorang tuan. Pelayan itu menganggap Kashel tidak pantas dengan gelar tuan itu.

Akhirnya Kashel terkadang mendapat makanan yang tidak layak. Tapi Kashel tetap memakan semua masakan yang di sediakan. Lagi pula ia tidak tahu apa itu makanan layak dan tidak layak baginya semua sama saja di lidahnya.

.

.

.

Terkadang di hari minggu ia memperhatikan keluar jendelanya. Kamarnya yang berada di lantai tiga bisa melihat begitu jelas anak-anak yang sedang bermain bersama. Ia hanya bisa melihat mereka dari jauh dan memperhatikan mereka.

Ia terkadang melihat orang tuanya yang berlalu di tempat itu dan menggendong seorang anak, setelah mempelajarinya di buku yang diberikan untuknya tentang keluarga.

Akhirnya ia tahu kalau yang digendong oleh kedua orangtuanya itu adalah adiknya. Kashel merasa senang ia punya saudara, namun sekaligus iri karena saudaranya lebih mendapatkan kasih sayang orang tuanya.

Pernah sekali Kashel mencoba keluar kamarnya, untuk sekedar bermain di luar mendatangi teman sebayanya. Namun baru sampai di pintu paling bawah ia ketahuan oleh ayahnya.

Kemudian Kashel langsung diseret masuk ke kamarnya. Ditampar, dipukuli, lalu diikat, dan dikurung di tempat yang gelap semalaman. Menangis memohon untuk dilepaskan orang tuanya tidak perduli.

Setelah itu ia mengalami demam selama tiga hari, hanya dokter keluarga yang dipanggil untuk menanganinya. Orangtuanya tidak perduli padanya, di usianya yang sekecil itu ia harus merawat dirinya sendiri saat sakit, setidaknya mengerti bagaimana cara meminum obat yang di resepkan dokter untuknya.

Orang tuanya bahkan tidak perduli jika putra mereka mati. Semenjak hari itu Kashel sangat takut untuk keluar dari kamarnya jika tidak ada perintah untuk keluar.

Kemudian Kashel membuat permintaan kepada keluarganya, untuk diberikan berbagai macam buku untuk mengisi kamarnya, karena ia tahu tidak ada yang bisa mengajarinya dengan benar. Ia setiap hari diajarkan dengan cara yang kejam.

Insting Kashel selalu mengatakan, jika apa yang diajarkan padanya itu tidak benar. Satu-satunya mata Kashel untuk melihat dunia adalah televisi saat itu, ia melihat anak-anak di sana diajarkan dengan kasih sayang. Tapi ia tidak berani untuk bertanya kenapa ia diajarkan dengan cara yang berbeda.

Butuh waktu permintaannya itu terkabulkan, kebanyakan ia tetap diajari oleh guru privatnya yang kejam untuk mengerti banyak hal. Tapi bukannya mengerti baik dan buruk Kashel malah menjadi makin tidak paham apa sebenarnya itu baik dan buruk. Tapi Kashel tidak berputus asa untuk mencari tahu, di lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak ingin menjadi seperti orang-orang yang ada di rumahnya.

Akhirnya setelah usianya menginjak 7 tahun ia mengerti mengapa semua orang bersikap seperti itu padanya. Orang-orang mengatainya cacat padahal ia normal.

Jadi ia tahu apa yang menjadi kekurangan dalam dirinya, apa yang membuatnya dibenci dan dijauhi. Keluarganya adalah orang yang memiliki kemampuan spesial, mampu melihat roh dan mengendalikannya.

Sedangkan Kashel tidak memiliki itu semua. Awalnya Kashel merasa sedikit kesal. Bertanya-tanya mengapa ia dilahirkan di keluarga itu jika ia tidak memiliki apa yang dibanggakan di keluarganya. Dan karena hal itu ia berakhir menderita tanpa kasih sayang.

.

.

.

Usia Kashel beranjak 8 tahun. Selama itu pertanyaannya selalu sama, apa itu baik dan buruk. Harus jadi orang seperti apa dia. Jika dia ingin jadi baik ia harus bagaimana, jika jadi orang yang buruk ia menganggap ia akan menjadi seperti orang-orang yang kejam padanya, Kashel tidak mau jadi seperti itu, tapi ia tidak tahu jadi orang baik itu seperti apa pula.

Dan hari itu adalah debut pertama Kashel bertemu dengan keluarga besarnya. Tapi bukannya bersikap baik padanya semua orang malah menatap dirinya sinis. Sampai Kashel berpikir jika ia tidak diinginkan di situ kenapa dia harus diundang.

Saat Kashel memilih menyendiri. Ada seorang anak membawa gelas dan menyiramkannya minuman di atas kepalanya. Ya dia adalah anak-anak dari keluarga cabang dan salah satu di antara mereka ada sepupunya dari keluarga utama juga. Di situ Kashel diganggu oleh tiga orang, dan untuk pertamakalinya Kashel marah pada orang.

Karena ia ditendang-tendang, Kashel yang sudah tidak tahan lagi langsung meninju wajah orang yang menyakitinya sehingga bocah itu menangis, menyuruh roh pelindungnya untuk membalas Kashel namun tidak berguna, karena Kashel tidak terpengaruh dengan makhluk gaib ia tidak memiliki kekuatan spiritual.

Sempat ia terkena serangan saat Kashel sempat merasakan kebencian di dalam hatinya waktu itu, tapi tidak berpengaruh begitu banyak, mungkin hanya sentuhan kecil di pipinya karena kebenciannya tidak kuat.

Haruskah aku menjadi orang yang buruk. Batin Kashel sedikit mengerti, jika yang dilakukannya sekarang adalah perilaku buruk.

Ayahnya datang lalu menampar Kashel, "Kau apa yang kau lakukan. Jangan buat malu keluarga, dasar anak bar-bar!" Sudut bibir Kashel berdarah ayahnya meninggalkannya langsung setelah itu. Orang tua dari keluarga cabang itu menenangkan anaknya yang menangis karena dipukul oleh Kashel.

Teman seumurannya yang lain yang juga mengganggunya seperti mengolok dirinya yang tidak ada membela. Beruntungnya orang tua anak yang dipukul Kashel tidak melayangkan pukulannya juga pada Kashel.

Padahal yang salah di sini tadi anak itu karena dia yang mulai, tapi apakah aku pernah benar di mata mereka. Batin Kashel ia berdiri menjauh tidak menangis, lebih tepat menahan tangisnya. Orang-orang hanya berbisik menatap sinis Kashel.

Setelahnya Kashel berdiri melamun di lantai dua ruangan pesta itu, ia ingin acaranya segera berakhir malam itu. Ia ingin kembali ke kamarnya.

Saat ini ia hanya memperhatikan orang-orang yang sedang berbicara akrab dan anak-anak yang sedang bermain-main dengan kemampuan mereka. Sudut bibir Kashel yang terluka tidak ia lap, bahkan air jus yang ada di kepala dan membasahi bajunya juga ia biarkan. Ia sudah tidak perduli dengan penampilannya yang compang camping. Bagaimanapun ia tetaplah anak kecil.

"Hei bocah, apakah kau sangat kesal sekarang?" tanya seorang pria dengan tatapan tajamnya sudah berdiri di samping Kashel.

"Pa-Paman siapa? Apa paman mau memukulku juga." Melihat pria itu Kashel merasa takut, ia terlihat lebih menyeramkan daripada ayahnya. Mata merahnya yang menyala.

Aku seperti mengenalnya, pikir Kashel. Suara batin Kashel yang tidak seharusnya ada di masa lalunya.

"Aku tidak akan memukulmu. Sekali lagi apa kau kesal bocah?" tanya lelaki itu lagi.

"Aku tidak tahu Paman, kesal pun aku merasa tidak ada gunanya." Jawab Kashel tatapannya kosong.

"Apakah ada yang kau inginkan?" pria itu bertanya lagi.

"Aku ingin membaca buku," kata Kashel melamun itulah yang ia pikirkan, cuma itu yang ia inginkan selama ini. Ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk dirinya sendiri.

"Kau bocah yang aneh, apakah kau suka membaca?"

"Aku tidak tahu juga Paman, aku meminta buku tapi hingga saat ini tak pernah ada yang memberikannya padaku. Jadi kurasa yang paling kusuka hanya menonton televisi." Kashel menjawab dengan polosnya.

"Kalau kau mau aku punya satu buku untukmu," ucap orang itu menawarkan Kashel sebuah buku.

"Benarkah paman, aku mau." Mata Kashel berbinar senang.

"Tapi ini adalah buku sejarah keluarga ini keluarga Kendrick, dan kurasa ini buku yang cukup membosankan." Jelas orang itu lagi.

"Tidak apa paman, aku sangat ingin membaca buku." Orang itu kemudian mengacak rambut Kashel, memberikan bukunya dan berlalu pergi.

"Terima kasih." Kashel tersenyum untuk pertamakalinya ada orang yang memberikannya barang secara langsung. Dan menurut Kashel itu adalah barang yang sangat berharga.

Meskipun tidak begitu mengerti tentang sopan santun, Kashel tetap tahu cara berterima kasih pada seseorang yang memberikan sesuatu untuknya seperti yang ia lihat di televisi tentunya. Karena gurunya tidak pernah mengajarkan hal itu.

Semenjak hari itu Kashel mengetahui bagaimana keluarganya sebenarnya, di masa lalu kemampuannya itu dianggap kutukan. Namun di masa sekarang kemampuan itu dianggap anugerah sangat berbeda demi sebuah keuntungan.

Dan setelah membaca buku itu, Kashel bersyukur terlahir sebagai orang yang biasa-biasa saja dan ia tidak ingin menjadi orang yang sombong seperti keluarganya. Lalu ia mengetahui juga, ia bisa bebas dari keluarga itu setelah usianya menginjak dua puluh tahun nanti setelah pengangkatan pemimpin keluarga baru, dengan catatan tidak memiliki kemampuan spesial ia akan dibebaskan.

Tidak lama kemudian setelah pemberian buku dari Lyam, permintaannya tentang meminta berbagai macam buku. Akhirnya itu dituruti saja oleh keluarganya, dan untuk pertamakali juga Kashel mendapatkan ponsel untuk dirinya sendiri. Dari berbagai macam buku yang ia baca, Kashel akhirnya bisa belajar banyak hal bahkan baik dan buruk.q

Kashel menghabiskan masa kecilnya dengan membaca berbagai macam buku dan akhirnya ia bisa menemukan keinginannya. Keinginannya yang akhirnya membuatnya memiliki tujuan hidup dan tidak terperangkap oleh jurang keputusaan. Ia memilih menjadi orang baik dari pertanyaannya dulu antara baik dan buruk.

Apalagi setelah mengetahui jika seseorang memiliki kebencian di dalam hatinya, jiwanya bisa dimakan Roh Kegelapan. Dan Kashel tidak ingin hal itu terjadi pada dirinya, ia tidak akan pernah membenci keluarganya, meskipun diperlakukan tidak baik. Ia tidak boleh meninggalkan kebencian apapun, agar tidak ada roh kegelapan yang bisa melahap dirinya.

Ketika ia menyadari ada banyak orang-orang dari dunia luar yang lebih menderita ketimbang dirinya. Kashel merasa dia adalah salah satu orang yang cukup beruntung dan perlu mensyukuri kehidupannya.

Meskipun kurang kasih sayang bahkan tidak ada kasih sayang sama sekali, kehidupannya lebih beruntung daripada kehidupan orang lain di luar sana. Ia masih bisa makan dengan enak, hidup dengan layak dan belajar dengan baik, dan tentu saja ia tahu ada orang yang lebih menderita ketimbang dirinya.

Saat ini ia hanya perlu menjaga hatinya agar tidak menyimpan kebencian. Karena Kashel tau meskipun ia tidak memiliki kemampuan sihir, tapi karena ia tinggal di lingkungan orang berkemampuan khusus, terkadang ia bisa merasakan hawa keberadaan roh pelindung mereka. Meskipun mereka tidak bisa mengganggu Kashel.

.

.

.

Kashel yang sudah tersadar akan ketakutannya berdiri di depan cermin kamarnya memperhatikan wajahnya. Ia terlihat masih kecil, tapi saat ini matanya bewarna merah.

"Aku sudah melalui ini semua dan berdamai dengan masa laluku. Tapi kenapa aku baru sadar setelah melihat warna mata ini?" Kashel malah mempermasalahkan warna matanya.

Dulu saat sebelum ia mengikat kontrak dengan Guardian. Mata asli Kashel adalah hitam, namun karena kontrak itu mata Kashel berubah seperti milik Guardian sebagai tanda dari ikatan kontrak mereka dan mata itu juga sebagai pembuka mata batin untuk Kashel sendiri. Air matanya menetes, karena biar bagaimana pun ini adalah kenangan yang menyakitkan untuk Kashel.

.

.

.

Kashel kemudian tersadar, rupanya ia tadi tidak sadarkan diri setelah terkena kabut racun itu dan mulai berhalusinasi kembali ke masa lalunya. Rupanya ini lah kemampuan dari roh kegelapan itu. Membuka kesedihan orang lain, memperlihatkan masa kelamnya, dan yang tidak tahan dengan hal itu akan bunuh diri karenanya. Kabut tebal masih ada, Kashel tidak tahu harus kemana.

"Kashel." Kashel melirik kesana kemari ia mendengar suara Lyam.

"Kashel, kau tidak apa-apa? Jawab aku, sekarang pikiran kita terhubung."

"Kau seenaknya memakai kemampuan ini." Kashel malah mengomel.

"Aku terpaksa karena tidak bisa menemukanmu."

"Tapi aku tidak suka ketika harus mendengar isi kepalamu, aku baik-baik saja. Tapi hentikan ini."

"Kenapa kau menangis?" tanya Lyam tidak percaya jika Kashel baik-baik saja.

"Aku terkena racun kabut, racun itu membawaku ke masa laluku. Tapi aku sudah tidak apa-apa, aku berhasil melaluinya." Jelas Kashel.

"Kashel aku minta izin menggunakan kemampuan itu."

"Kemampuan apa?"

"Aku terpaksa harus memakainya."

"Hei kemampuan apa?!"

"Portal penghisap!"

"!!"

"Aaaaaa!" Kashel berteriak nyaring, kekuatan ini salah satu yang tidak bisa Kashel tahan rasanya.

Ketika ada sesuatu yang seolah masuk ke tubuhnya. Sedangkan Lyam, ia juga merasakan itu. Karena saat menggunakan kemampuan itu Lyam lah yang menjadi portalnya sendiri, tapi Lyam sudah terbiasa dengan itu semua.

"Lyam brengsek!" Kashel terjatuh ke tanah sekali lagi, tidak terbiasa. Tapi dengan kemampuan itu kabutnya menghilang dan tidak muncul lagi. Kashel melihat Lyam yang tidak begitu jauh darinya mungkin hanya berjarak seratus meter.

Sedangkan sedikit jauh dari sana, ada Rigel yang terduduk dengan tatapan mata kosong. Kali ini roh kegelapan itu melarikan diri dan Kashel langsung berlari mendatangi Rigel yang belum sadar dari pengaruh kabut beracun.

"Rigel, sadarlah!" Kashel mengguncang tubuh Rigel.

"Tidak ada cara lain selain mempercayai Rigel sendiri, setelah seperti ini." Ucap Lyam.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Optimuscrime 🦊

Optimuscrime 🦊

Balas yg merudnung ko bar2 pak pak

2022-10-11

1

Optimuscrime 🦊

Optimuscrime 🦊

kasian bgt Kashel

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog – Awal Permulaan
2 Bagian 1 – Orang Lemah
3 Bagian 2 – Perselisihan
4 Bagian 3 – Munculnya Portal Perbatasan
5 Bagian 4 – Kembalinya Orang Itu
6 Bagian 5 – Kantor Pusat
7 Bagian 6 – Menjalankan Misi
8 Bagian 7 – Roh Pembangkit Kesedihan
9 Bagian 8 – Masa Kecil Kashel
10 Bagian 9 – Ingatan Rigel yang Hilang
11 Bagian 10 – Berdamai Dengan Masa Lalu
12 Bagian 11 – Kalahnya Roh Kegelapan
13 Bagian 12 – Si Ilmuan Gila
14 Bagian 13 – Kasus Roh Penghisap Jiwa
15 Bagian 14 – Jatuhnya Korban
16 Bagian 15 – Kemarahan Kashel
17 Bagian 16 – Kebenaran tentang Lyam
18 Bagian 17 – Orang Terpilih
19 Bagian 18 – Amukan Roh Kegelapan
20 Bagian 19 – Masa Lalu Anna
21 Bagian 20 – Hutang Budi Anna
22 Bagian 21 – Kedatangan Kashel dan Lyam
23 Bagian 22 – Kegelapan Lyam
24 Bagian 23 – Cerita Kyler I
25 Bagian 24 – Cerita Kyler II
26 Bagian 25 – Jatuh Sakit
27 Bagian 26 – Alam Bawah Sadar
28 Bagian 27 – Tanpa Kashel
29 Bagian 28 – Roh Pengendali Jiwa
30 Bagian 29 – Kemampuan Guardian
31 Bagian 30 – Aku Orang Normal
32 Bagian 31 – Inti Hitam
33 Bagian 32 – Freda yang Kesepian I
34 Bagian 33 – Freda yang Kesepian II
35 Bagian 34 – Salah Paham
36 Bagian 35 – Cinta Tidak Berbalas
37 Bagian 36 – Cinta Sejati Kashel
38 Bagian 37 – Keinginan yang Mengundang Kegelapan
39 Bagian 38 – Batu Sihir Hitam
40 Bagian 39 – Keinginan Kashel
41 Bagian 40 – Akademi Spiritual
42 Bagian 41 – Teman-Teman Palsu
43 Bagian 42 – Ujian Melacak Energi Sihir
44 Bagian 43 – Lulus Sendiri
45 Bagian 44 – Kemampuan Tidak Terduga
46 Bagian 45 – Tantangan Lyam
47 Bagian 46 – Tim Lyam dan Kashel
48 Bagian 47 – Tawaran Lyam
49 Bagian 48 – Titik Berkumpul
50 Bagian 49 – Tahun Terakhir
51 Bagian 50 – Ujian Mantra Pelindung
52 Bagian 51 – Pertemuan dengan Rainer
53 Bagian 52 – Ruangan Penyerap Energi
54 Visual Karakter – Bukan Chapter Baru
55 Bagian 53 – Kerjasama Kashel dan Rainer
56 Bagian 54 – Kegelapan di Hutan Terlarang
57 Bagian 55 – Melawan Naga Kegelapan
58 Bagian 56 – Hubungan Rainer dan Kashel
59 Bagian 57 – Misi Baru
60 Bagian 58 – Hambatan
61 Bagian 59 – Ilusi Gua Kelelawar
62 Bagian 60 – Cara Mengalahkannya
63 Bagian 61 – Tugas di Kantor Pusat
64 Bagian 62 – Misi Mencari Pedang Cahaya
65 Bagian 63 – Gurun Pasir
66 Bagian 64 – Serangan di Oasis
67 Bagian 65 - Desa di Tengah Gurun
68 Bagian 66 – Rainer dan Kashel Mengalahkan Ular Raksasa
69 Bagian 67 – Rainer Versus Serigala Buas
70 Bagian 68 – Melawan Penjaga Pedang Cahaya
71 Bagian 69 – Pertemuan Rigel dan Rainer
72 Bagian 70 – Rencana Rainer
73 Bagian 71 – Bukan yang Terpilih
74 Bagian 72 – Ditunjuknya Pemimpin Baru
75 Bagian 73 – Pengorbanan di Ritual Terakhir
76 Bagian 74 – Perpisahan
77 Bagian 75 – Liburan Telah Selesai
78 Bagian 76 – Belajar Mengancam
79 Bagian 77 – Tuan Guardian
80 Bagian 78 – Serangan Dadakan
81 Bagian 79 – Pertempuran Melawan Energi Gelap
82 Bagian 80 – Kashel yang Berbeda
83 Bagian 81 – Lyam dan Pedang Kegelapan
84 Bagian 82 – Pengaruh Pedang Kegelapan
85 Bagian 83 – Perselisihan dengan Warga Desa Raja Naga
86 Bagian 84 – Pengaruh Batu Kristal Hitam
87 Bagian 85 – Energi Sihir Samar
88 Bagian 86 – Pertarungan Melawan Orang Misterius
89 Bagian 87 – Munculnya Kepribadian The Borders
90 Bagian 88 – Pertempuran Akibat Batu Kristal Hitam
91 Bagian 89 – Bangkitnya Kekuatan Naga Perbatasan
92 Bagian 90 – The Borders Versus Desa Raja Naga
93 Bagian 91 – Kehancuran Dan Kedamaian
94 Bagian 92 – Berselisih dengan Raja Peri
95 Bagian 93 – Tuduhan Para Peri
96 Bagian 94 – Kekesalan Kashel
97 Bagian 95 – Pertempuran Bersama Bangsa Peri
98 Bagian 96 – Pertempuran Belum Selesai
99 Bagian 97 – Misi Baru Pencarian Batu Elemen
100 Bagian 98 – Awal Penjelajahan
101 Bagian 99 – Perjuangan Di Gurun Pasir
102 Bagian 100 – Pengaruh Batu Elemen Api
103 Bagian 101 – Serangan Golem Api
104 Bagian 102 – Jebakan Di Reruntuhan
105 Bagian 103 – Pertarungan Dengan Tengkorak Api
106 Bagian 104 – Jebakan Bertubi-tubi
107 Bagian 105 – Memulihkan Diri
108 Bagian 106 – Serangan Bola Api
109 Bagian 107 – Pertarungan Memperebutkan Batu Elemen
110 Bagian 108 – Guardian Melawan Kashel
111 Bagian 109 – Ketahuan
112 Bagian 110 – Penyelidikan Di Kantor Pusat
113 Bagian 111 – Adik Kashel
114 Bagian 112 – Kakak Beradik
115 Bagian 113 – Hari Di Mana Mereka Bertemu
116 Bagian 114 – Pasangan yang Di Takdirkan
117 Bagian 115 – Pertarungan Di Pagi Hari
118 Bagian 116 – Hancurnya Portal Perbatasan
119 Bagian 117 – Kemampuan yang Menghilang
120 Bagian 118 – Misi Baru, Batu Elemen Air
121 Bagian 119 – Cerita Masa Lalu
122 Bagian 120 – Pengaruh Batu Elemen Air
123 Bagian 121 – Reruntuhan Di Dasar Laut
124 Bagian 122 – Jebakan Air
125 Bagian 123 – Ada Roh Kegelapan Di Reruntuhan
126 Bagian 124 – Bangkitnya Sihir Lainnya
127 Bagian 125 – Serangan Ratusan Ribu Kepiting
128 Bagian 126 – Menukar Tugas
129 Bagian 127 – Dua Kesadaran yang Menyatu
130 Bagian 128 – Penghancuran Reruntuhan
131 Bagian 129 – Misi Telah Selesai
132 Bagian 130 – Orang Kepercayaan
133 Bagian 131 – Serangan Di Saat Lengah
134 Bagian 132 – Pengkhianatan Freda
135 Bagian 133 – Rencana Kegelapan
136 Bagian 134 – Kepastian
137 Bagian 135 – Kantor Baru
138 Bagian 136 – Tugas Rutin
139 Bagian 137 – Kashel Diculik
140 Bagian 138 – Pengarah Batu Kristal Hitam
141 Bagian 139 – Menyelamatkan Rai
142 Bagian 140 – Kepergian Lyam
143 Bagian 141 – Saling Menguatkan
144 Bagian 142 – Pencarian Batu Elemen
145 Bagian 143 – Pengejaran Guardian
146 Bagian 144 – Batu Sihir Elemen Tanah
147 Bagian 145 – Jebakan di Dalam Tanah
148 Bagian 146 – Serangan Basilisk
149 Bagian 147 – Penangkapan Kashel
150 Bagian 148 – Berkumpul Kembali
151 Bagian 149 – Pertarungan Rigel
152 Bagian 150 – Menenangkan Diri
153 Bagian 151 – Rencana
154 Bagian 152 – Batu Elemen Petir di Tangan Musuh
155 Bagian 153 – Pertarungan Seimbang
156 Bagian 154 – Kalahnya Pengguna Batu Elemen Petir
157 Bab 155 – Terluka
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog – Awal Permulaan
2
Bagian 1 – Orang Lemah
3
Bagian 2 – Perselisihan
4
Bagian 3 – Munculnya Portal Perbatasan
5
Bagian 4 – Kembalinya Orang Itu
6
Bagian 5 – Kantor Pusat
7
Bagian 6 – Menjalankan Misi
8
Bagian 7 – Roh Pembangkit Kesedihan
9
Bagian 8 – Masa Kecil Kashel
10
Bagian 9 – Ingatan Rigel yang Hilang
11
Bagian 10 – Berdamai Dengan Masa Lalu
12
Bagian 11 – Kalahnya Roh Kegelapan
13
Bagian 12 – Si Ilmuan Gila
14
Bagian 13 – Kasus Roh Penghisap Jiwa
15
Bagian 14 – Jatuhnya Korban
16
Bagian 15 – Kemarahan Kashel
17
Bagian 16 – Kebenaran tentang Lyam
18
Bagian 17 – Orang Terpilih
19
Bagian 18 – Amukan Roh Kegelapan
20
Bagian 19 – Masa Lalu Anna
21
Bagian 20 – Hutang Budi Anna
22
Bagian 21 – Kedatangan Kashel dan Lyam
23
Bagian 22 – Kegelapan Lyam
24
Bagian 23 – Cerita Kyler I
25
Bagian 24 – Cerita Kyler II
26
Bagian 25 – Jatuh Sakit
27
Bagian 26 – Alam Bawah Sadar
28
Bagian 27 – Tanpa Kashel
29
Bagian 28 – Roh Pengendali Jiwa
30
Bagian 29 – Kemampuan Guardian
31
Bagian 30 – Aku Orang Normal
32
Bagian 31 – Inti Hitam
33
Bagian 32 – Freda yang Kesepian I
34
Bagian 33 – Freda yang Kesepian II
35
Bagian 34 – Salah Paham
36
Bagian 35 – Cinta Tidak Berbalas
37
Bagian 36 – Cinta Sejati Kashel
38
Bagian 37 – Keinginan yang Mengundang Kegelapan
39
Bagian 38 – Batu Sihir Hitam
40
Bagian 39 – Keinginan Kashel
41
Bagian 40 – Akademi Spiritual
42
Bagian 41 – Teman-Teman Palsu
43
Bagian 42 – Ujian Melacak Energi Sihir
44
Bagian 43 – Lulus Sendiri
45
Bagian 44 – Kemampuan Tidak Terduga
46
Bagian 45 – Tantangan Lyam
47
Bagian 46 – Tim Lyam dan Kashel
48
Bagian 47 – Tawaran Lyam
49
Bagian 48 – Titik Berkumpul
50
Bagian 49 – Tahun Terakhir
51
Bagian 50 – Ujian Mantra Pelindung
52
Bagian 51 – Pertemuan dengan Rainer
53
Bagian 52 – Ruangan Penyerap Energi
54
Visual Karakter – Bukan Chapter Baru
55
Bagian 53 – Kerjasama Kashel dan Rainer
56
Bagian 54 – Kegelapan di Hutan Terlarang
57
Bagian 55 – Melawan Naga Kegelapan
58
Bagian 56 – Hubungan Rainer dan Kashel
59
Bagian 57 – Misi Baru
60
Bagian 58 – Hambatan
61
Bagian 59 – Ilusi Gua Kelelawar
62
Bagian 60 – Cara Mengalahkannya
63
Bagian 61 – Tugas di Kantor Pusat
64
Bagian 62 – Misi Mencari Pedang Cahaya
65
Bagian 63 – Gurun Pasir
66
Bagian 64 – Serangan di Oasis
67
Bagian 65 - Desa di Tengah Gurun
68
Bagian 66 – Rainer dan Kashel Mengalahkan Ular Raksasa
69
Bagian 67 – Rainer Versus Serigala Buas
70
Bagian 68 – Melawan Penjaga Pedang Cahaya
71
Bagian 69 – Pertemuan Rigel dan Rainer
72
Bagian 70 – Rencana Rainer
73
Bagian 71 – Bukan yang Terpilih
74
Bagian 72 – Ditunjuknya Pemimpin Baru
75
Bagian 73 – Pengorbanan di Ritual Terakhir
76
Bagian 74 – Perpisahan
77
Bagian 75 – Liburan Telah Selesai
78
Bagian 76 – Belajar Mengancam
79
Bagian 77 – Tuan Guardian
80
Bagian 78 – Serangan Dadakan
81
Bagian 79 – Pertempuran Melawan Energi Gelap
82
Bagian 80 – Kashel yang Berbeda
83
Bagian 81 – Lyam dan Pedang Kegelapan
84
Bagian 82 – Pengaruh Pedang Kegelapan
85
Bagian 83 – Perselisihan dengan Warga Desa Raja Naga
86
Bagian 84 – Pengaruh Batu Kristal Hitam
87
Bagian 85 – Energi Sihir Samar
88
Bagian 86 – Pertarungan Melawan Orang Misterius
89
Bagian 87 – Munculnya Kepribadian The Borders
90
Bagian 88 – Pertempuran Akibat Batu Kristal Hitam
91
Bagian 89 – Bangkitnya Kekuatan Naga Perbatasan
92
Bagian 90 – The Borders Versus Desa Raja Naga
93
Bagian 91 – Kehancuran Dan Kedamaian
94
Bagian 92 – Berselisih dengan Raja Peri
95
Bagian 93 – Tuduhan Para Peri
96
Bagian 94 – Kekesalan Kashel
97
Bagian 95 – Pertempuran Bersama Bangsa Peri
98
Bagian 96 – Pertempuran Belum Selesai
99
Bagian 97 – Misi Baru Pencarian Batu Elemen
100
Bagian 98 – Awal Penjelajahan
101
Bagian 99 – Perjuangan Di Gurun Pasir
102
Bagian 100 – Pengaruh Batu Elemen Api
103
Bagian 101 – Serangan Golem Api
104
Bagian 102 – Jebakan Di Reruntuhan
105
Bagian 103 – Pertarungan Dengan Tengkorak Api
106
Bagian 104 – Jebakan Bertubi-tubi
107
Bagian 105 – Memulihkan Diri
108
Bagian 106 – Serangan Bola Api
109
Bagian 107 – Pertarungan Memperebutkan Batu Elemen
110
Bagian 108 – Guardian Melawan Kashel
111
Bagian 109 – Ketahuan
112
Bagian 110 – Penyelidikan Di Kantor Pusat
113
Bagian 111 – Adik Kashel
114
Bagian 112 – Kakak Beradik
115
Bagian 113 – Hari Di Mana Mereka Bertemu
116
Bagian 114 – Pasangan yang Di Takdirkan
117
Bagian 115 – Pertarungan Di Pagi Hari
118
Bagian 116 – Hancurnya Portal Perbatasan
119
Bagian 117 – Kemampuan yang Menghilang
120
Bagian 118 – Misi Baru, Batu Elemen Air
121
Bagian 119 – Cerita Masa Lalu
122
Bagian 120 – Pengaruh Batu Elemen Air
123
Bagian 121 – Reruntuhan Di Dasar Laut
124
Bagian 122 – Jebakan Air
125
Bagian 123 – Ada Roh Kegelapan Di Reruntuhan
126
Bagian 124 – Bangkitnya Sihir Lainnya
127
Bagian 125 – Serangan Ratusan Ribu Kepiting
128
Bagian 126 – Menukar Tugas
129
Bagian 127 – Dua Kesadaran yang Menyatu
130
Bagian 128 – Penghancuran Reruntuhan
131
Bagian 129 – Misi Telah Selesai
132
Bagian 130 – Orang Kepercayaan
133
Bagian 131 – Serangan Di Saat Lengah
134
Bagian 132 – Pengkhianatan Freda
135
Bagian 133 – Rencana Kegelapan
136
Bagian 134 – Kepastian
137
Bagian 135 – Kantor Baru
138
Bagian 136 – Tugas Rutin
139
Bagian 137 – Kashel Diculik
140
Bagian 138 – Pengarah Batu Kristal Hitam
141
Bagian 139 – Menyelamatkan Rai
142
Bagian 140 – Kepergian Lyam
143
Bagian 141 – Saling Menguatkan
144
Bagian 142 – Pencarian Batu Elemen
145
Bagian 143 – Pengejaran Guardian
146
Bagian 144 – Batu Sihir Elemen Tanah
147
Bagian 145 – Jebakan di Dalam Tanah
148
Bagian 146 – Serangan Basilisk
149
Bagian 147 – Penangkapan Kashel
150
Bagian 148 – Berkumpul Kembali
151
Bagian 149 – Pertarungan Rigel
152
Bagian 150 – Menenangkan Diri
153
Bagian 151 – Rencana
154
Bagian 152 – Batu Elemen Petir di Tangan Musuh
155
Bagian 153 – Pertarungan Seimbang
156
Bagian 154 – Kalahnya Pengguna Batu Elemen Petir
157
Bab 155 – Terluka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!