Seorang pria berumur kurang lebih 20 tahun berperawakan cukup tinggi dan tubuhnya tampak tidak begitu berisi dengan warna kulit tubuh tidak begitu putih. Dengan rambut hitam lurus namun sedikit berantakan, memiliki warna iris mata yang terlihat berwarna merah gelap mendekati hitam namun terlindungi oleh kacamata bening berbingkai hitam. Cukup tampan untuk pria seumuran dirinya.
Ia sedang sibuk mendata sebuah laporan yang sepertinya menumpuk di mejanya. Ia sangat fokus dengan apa yang ia kerjakan, sampai tidak menyadari seorang wanita yang sudah berdiri manis di hadapannya.
"Kashel hari ini data pribadi seseorang yang dikirim langsung dari Kantor Pusat akan datang, dan orang dalam data itu akan bergabung dalam Divisi Batas Senja." Ungkap seorang wanita menjelaskan pada pemuda yang terlihat sibuk itu.
Terlihat pria itu mendongak bingung, kacamatanya sudah tidak berada di wajahnya dengan benar.
"Hah?" bertanya balik dengan santai membenarkan kacamatanya. Seperti tidak mendengarkan ucapan rekannya, terlihat wajahnya sembab seperti orang kurang tidur.
Wanita itu memberikan berkas data pribadi dari orang baru yang akan bergabung."Apa ini? Untuk kali ini bisakah kau yang mengurusnya, Anna. Kumohon." Pintanya.
"Kita memiliki kesibukan masing-masing Kashel. Besok malam kita semua harus turun ke lapangan untuk menyelidiki kasus roh kegelapan yang baru-baru ini membuat keonaran di sebuah distrik kecil di pinggir kota Baltesam, dan kantor ini sedang kekurangan orang Kashel. Besok malam hanya kau seorang di sini." Jelas wanita yang bernama Anna kepada pemuda bernama Kashel.
"Aku ingin sekali membantumu, tapi sebagai ketua divisi ini kau harus bersikap tegas. Setidaknya penampilanmu besok harus sedikit rapi dari hari ini."
"Demi mencari muka pada Kantor Pusat agar divisi ini sedikit diperhatikan, ini keuntungan kita karena akan ada orang tambahan yang didatangkan.
"Kau tahu kan jika divisi ini sampai dibubarkan, kau akan dikembalikan ke Kantor Pusat dan jika kau tidak mau kau akan ikut dengan orang itu." Anna terus mengoceh.
"Tentu saja aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" Kashel berdiri semangat.
"Tapi aku benar-benar lelah. Kenapa laporannya sebanyak ini." Kashel terduduk di kursinya sambil bersandar kelelahan melihat dokumen yang menumpuk di mejanya.
Kashel tahu Kantor Pusat sengaja membuat divisi yang dipegang olehnya dibuat sangat menderita, agar Kashel menyerah dan membuat dirinya kembali ke Kantor Pusat, menuruti semua aturan di sana.
Namun orang-orang di divisi Kashel, orang-orang yang dianggap buangan oleh Kantor Pusat selalu melakukan pekerjaan dengan baik, jadi divisi itu mampu bertahan sampai sekarang.
Walaupun akhirnya pekerjaan mereka menjadi dua kali lipat lebih banyak. Setelah bertarung di lapangan mereka harus mengerjakan pekerjaan lainnya. Tapi mereka semua tidak pernah menyerah untuk mempertahankan divisi itu, demi kebebasan mereka.
"Kuharap orang baru itu mau menjadi bagian dari kita sepenuhnya. Tanpa dikendalikan oleh pusat dan menjadi pegawai tetap kantor ini." Harap Kashel.
Kashel senang ada anggota baru, tidak peduli itu mata-mata atau bukan intinya ia mendapatkan seorang pegawai baru.
"Biarkan aku yang urus masalah kantor, kalian cukup kerjakan pekerjaan kalian." Kashel berucap walaupun terlihat sedikit malas.
"Siap!" Anna pamit undur diri.
.
.
.
.
Jalan Wilayah Tengah Baltesam. Nomor 179. Terlihat seorang pria berjalan di tengah kegelapan malam.
Namaku adalah Kyler Lamont, dan roh pelindungku bernama Quirin. Kami bertemu saat aku diambang kematian, kebanyakan orang dengan kemampuan penglihatan roh jika mereka lemah mereka akan diincar oleh roh jahat untuk menjadi makanan mereka demi mendapatkan energi yang bisa membuat mereka bertahan di dunia manusia.
Di saat seluruh tubuhku sudah hampir mati, Quirin membagikan kehidupannya bersamaku dan memilihku sebagai masternya.
Quirin adalah Roh Pelindung bertipe kekuatan es, meskipun kami terikat satu sama lain aku tidak pernah merasa itu adalah sebuah kutukan.
Dia tetap menjadi teman terbaikku selama ini tidak pernah merasa terbebani olehnya, dan merasa jauh lebih kuat bersamanya. Bersamanya aku bisa melakukan apapun yang aku ingin kan.
Aku dikucilkan oleh para calon Kesatria Penjaga Batas karena dianggap lemah. Ya, mereka yang nyawanya diselamatkan oleh roh pelindungnya adalah orang lemah, begitulah cara dunia Perbatasan bekerja.
Sedangkan orang yang dipilih Roh Pelindung dan mengikat kontrak tanpa menyelamatkan nyawanya atau dalam kondisi sedang sekarat adalah orang terpilih karena kekuatan sihir mereka yang besar.
Namun, aku membantah semua hal. Aku dan Quirin berjuang untuk menjadi yang terkuat dan mengalahkan para Kesatria Penjaga Batas yang meremehkanku, mereka yang menjadi master yang mengikat kontrak tanpa harus sekarat terlebih dulu.
Aku berhasil mendapat peringkat teratas dan pernah sekali menantang keluarga Kendirck selaku dari keturunan pemimpin Organisasi Penjaga Batas tempatku seharusnya bekerja, jika tidak mengalami pengusiran.
Akibat kekalahanku, aku dilemparkan ke divisi tak terurus untuk bertugas di sana. Sebuah divisi yang disebut divisi pelarian atau orang-orang yang membangkang dari peraturan Kantor Pusat, Divisi Batas Senja salah satu cabang dari Kantor Pusat.
Para pekerjanya tidak begitu banyak, namun cukup terkenal dalam melakukan pekerjaannya dengan baik, sebagai Kesatria Penjaga Batas demi keamanan kehidupan manusia. Sebagai orang yang memiliki kemampuan spesial, aku tidak pernah tahu kenapa divisi itu dicap sebagai buangan. Padahal reputasinya tidak cukup buruk bahkan terkesan baik. Aku disuruh untuk jadi mata-mata di sana.
Oh iya satu lagi, awalnya aku tidak mau bekerja sebagai pembasmi roh atau Kesatria Penjaga Batas. Tidak perduli dengan hal itu. Aku suka melakukan hal sesukaku.
Namun, tidak ada tempat tujuan bagi orang-orang sepertiku, orang-orang yang terikat dengan dunia Perbatasan. Mau tidak mau aku harus menjadi Kesatria Penjaga Batas jika menginginkan kebebasan yang aku inginkan.
Dengan menyelesaikan kekacauan di Gerbang Perbatasan dan membuat kedua dunia stabil, maka aku akan bisa memilih kebebasanku. Hanya itu yang dapat orang-orang seperti kami lakukan untuk mencapai kebebasan.
.
.
.
Divisi Batas Senja.
"Tidak ada orang, kemana semua orang?" gumam Kyler telah sampai di depan kantor itu.
Divisi Pelayanan Khusus Batas Senja, beroperasi dan aktif pada malam hari karena pada saat di kegelapan malam Roh Kegelapan biasanya menjalankan aksinya untuk membuat onar di dunia manusia.
Setelah masuk di dalam kantor itu, Kyler berdiri di depan sebuah ruangan dan ia mendapati seorang pria berkacamata sedang sibuk menulis laporan pekerjaannya dengan komputer. Tapi, ruangan itu tampaknya memiliki mantra pelindung yang tidak bisa dimasuki jika tidak meminta izin pada orang yang ada di dalamnya.
Kyler hanya bisa terdiam di depan pintu.
Mantra macam apa ini, batin Kyler. Quirin pun tidak bisa menembusnya ia terpental ketika mencoba menembus penghalang itu.
"Oh kau sudah datang rupanya, masuklah." Perintah orang yang berada di dalam, tiba-tiba penghalang itu menghilang.
"Maaf sebelumnya, di ruangan ini memang memiliki mantra pelindung yang hanya bisa dimasuki oleh pegawai di Divisi ini atau orang yang diizinkan masuk saja yang bisa lewat. Sedangkan di luar kantor ini memiliki pelindung yang hanya bisa di masuki manusia biasa dan juga orang-orang dari Kantor Pusat atau para Kesatria Penjaga Batas." Jelas seorang pria bernama Kashel.
"Baiklah aku mengerti, jadi di mana pemimpin divisi ini?" Kyler bertanya.
"Aku orangnya." Kashel langsung menjawab.
"Eee, ternyata kau orang yang lemah." Kyler memperhatikan tubuh Kashel dari atas sampai bawah, pemuda itu terlihat tidak kuat atau memiliki kekuatan sama sekali.
"Ya aku memang lemah, sangking lemahnya aku tidak bisa memilih duniaku sendiri." Kashel tidak menyangkalnya.
Apa maksudnya, batin Kyler.
"Baiklah tidak usah pedulikan ucapan barusan karena itu tidak penting, bisa perkenalkan namamu?" tanya Kashel, meskipun ia sudah tahu nama pegawai barunya itu. Ia hanya ingin memastikan.
"Namaku, Kyler Lamont dan ini Quirin roh pelindungku." Kashel terlihat kebingungan saat Kyler menunjuk Quirin.
"Jangan bilang kau tidak bisa melihatnya?!" terkejutnya.
"Ahh, itu benar jika menggunakan kacamata ini." Kashel menunjukkan kacamata yang digunakannya, ternyata kacamata itu dikhususkan untuk menutup mata batinnya.
"Ka-kau, ba-bagaimana bisa menjadi pemimpin. Orang seperti dirimu?!" Kyler tidak percaya.
"Oh, jadi kau tidak tahu. Kalo begitu baguslah." Kashel memahami, Kantor Pusat tidak menjelaskan tentang dirinya.
"Apanya yang bagus?" Kyler tidak paham.
"Sebenarnya aku bisa melihat, cuma karena kacamata ini aku jadi tidak bisa melihat. Aku hanya ingin terlihat normal saja sebenarnya." Kashel terlihat bangga dengan hal itu.
"Bagaimana mungkin orang selemah dirimu bisa menjadi pemimpin, kacamata itu seharusnya tidak berfungsi untuk orang kuat. Kau juga tidak punya roh pelindung. Bagaimana bisa kau jadi pemimpin?"
"Roh pelindung, sepertinya aku punya. Tapi, apakah dia termasuk Roh Pelindung?" Kashel terlihat berpikir tentang sesuatu.
"Tidak mungkin kau memiliki roh pelindung, karena Roh Pelindung dan masternya tidak bisa terpisah jauh lebih dari dua belas jam atau mereka akan mati dan itu berlaku bagi semua Kesatria Penjaga Batas.
"Aku tidak terima jika kau adalah pemimpin, orang selemah dirimu." Protes Kyler.
"Sudah aku katakan karena aku lemah aku tidak bisa menolak untuk menjadi pemimpin di sini, aku tidak bisa memilih kehidupanku sendiri."
"Aku akan menguji kemampuanmu. Quirin!" tidak perduli dengan ucapan Kashel, sekaligus tidak paham maksud dari orang yang akan menjadi ketuanya itu.
Kashel merasa akan ada yang menyerangnya tapi mantra pelindung miliknya sedang aktif. Dan kekuatan itu sepertinya terpental.
Anak ini, benar-benar seorang berandal rupanya pantas saja dikirim ke sini, pikir Kashel.
Menyadari kekuatan orang itu kuat, sekali serangan lagi mantra penghalang yang Kashel aktifkan untuk dirinya akan hancur. Kashel merasakan tekanan kuat di tubuhnya.
Haruskah aku melepaskan kacamataku, tidak-tidak aku harus cari cara lain dulu, Kashel memikirkan ide.
"Kau memiliki mantra pelindung?" Kyler menyadari jika Kashel memiliki mantra pelindung yang berbeda, mantra pelindung itu cukup kuat. Quirin yang spesial bahkan tidak bisa menembusnya.
"Sudahlah tidak sopan jika kau harus mengajak berkelahi seorang ketua di sini. Kau itu memang kuat aku akui hal itu. Lagi pula, meskipun aku pemimpin di sini kedudukan kita sama, ketua hanya gelar untukku tapi setelah bekerja aku kamu dan semua pegawai di tempat ini setara. Kau paham kan sekarang.
"Jika kau mau kau boleh saja tidak sopan santun padaku, tapi ketika menjalankan tugas kau tetap tidak boleh bermalas-malasan, meskipun kita sama kau akan menghadapi musuh yang sesuai dengan kemampuanmu dan hanya di situ kau harus menuruti atasanmu selebihnya kau boleh berlaku suka-sukamu. Ini semua demi kedamaian dunia manusia, dan agar tidak menimbulkan banyak kerugian untuk orang lain." Kashel mencoba menjelaskan.
"Cih! Aku tidak akan pernah mengikuti ucapanmu."
"Terserah kau saja, asal yang kau lakukan tidak membahayakan orang lain, anggota divisi ini atau dirimu sendiri kau boleh melakukan apapun sesukamu. Aku tidak perduli." Kashel keluar dari ruangannya. Ia tidak mau lagi jika sampai diserang oleh pelindung Kyler, Kashel menyadari penghalang di tubuhnya jadi melemah karena hal itu.
.
.
.
"Baiklah perkenalkan namaku Erza Kashel Kendrick, kau bisa memanggilku Kashel." Beberapa saat kemudian setelah mereka akhirnya berdamai.
"Pantas saja kau bisa menjadi pemimpin di sini, meskipun lemah rupanya kau keturunan Kendrick."
"Ya aku tidak bisa membantah kenyataan bahwa aku bagian dari keluarga Kendrick, aku juga tidak bisa memilih untuk menjalani kehidupan sendiri atau keinginan sendiri dan bukankah itu seperti sebuah kutukan." Tatap Kashel ke arah Kyler.
"…." Kyler tidak berkata apa-apa.
"Maaf karena aku sudah membicarakan omong kosong yang tidak akan ada gunanya juga, aku malah menjadi seperti orang yang tidak pernah bersyukur, maaf mungkin kau tersinggung karena kau mungkin penuh perjuangan untuk menjadi kuat." Kashel merasa bersalah.
"Aku akan membawamu berkeliling mengenali tempat ini. Ikuti aku." Kashel berbicara panjang lebar yang sebagian besar ucapannya sepertinya tidak dicerna baik oleh telinga Kyler.
"Ternyata kau orang yang banyak bicara ya, meskipun sebagian besar aku tidak paham dengan apa yang kau bicarakan."
"Sepertinya begitu," Kashel tersenyum kali ini menanggapinya.
"Tapi tetap saja, aku sangat penasaran dengan mantra pelindung milikmu itu mengapa begitu kuat. Jujur saja aku ingin mencoba menerobosnya sekali lagi. Kau tahu salah satu keistimewaan Quirin, yaitu anti terhadap mantra penghalang. Tapi bagaimana orang selemah dirimu mempunyai mantra penghalang sekuat itu."
"Quirin, serang dia sekali lagi!" perintah Kyler masih penasaran.
Kashel tidak tahu harus berbuat apa lagi, ia membuka kacamatanya sepertinya sudah sangat terlambat, serangan itu rupanya sudah hampir mengenai dirinya. Refleks Kashel hanya menutup wajahnya dengan lengannya. Berharap setelah ini tidak terjadi kejadian apa-apa, saat serangan itu mengenai dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Optimuscrime 🦊
aku jadi inget jin qorin yg selalu sama kita
2022-10-11
2
Optimuscrime 🦊
guardian mencuri kehidupan orang lain kah?
2022-10-11
1
Stanalise (Deep)🖌️
Cari didalam kantornya biasanya disitu dia 🤣
2022-10-08
2