Bagian 2 – Perselisihan

Kashel sudah memasrahkan diri dengan serangan yang akan menghampirinya.

DUAR!

Sebuah ledakan terjadinya di dalam ruangan beruntungnya tidak begitu membuat kerusakan yang besar. Hanya suara yang keras, dan membuat barang-barang di kantor itu menjadi berantakan.

Setelah menyadari tidak terjadi apa-apa pada dirinya Kashel menjauhkan tangannya dari wajahnya.

"Brengsek, apa yang ingin kau lakukan pada ketua!" seorang pria sudah berdiri di hadapan Kashel menghalau serangan barusan dengan bantuan roh pelindung miliknya.

"Buat apa kau melindungi orang lemah itu?" tanyanya menunjuk Kashel yang memasang wajah terkejutnya karena melihat kantornya yang menjadi berantakan, mungkin melebihi rasa yang akan ia rasakan ketika terkena serangan tadi secara langsung.

"Kau tidak tahu apa-apa, jangan coba-coba menyerangnya seenak jidatmu seperti itu. Jika kau tetap ingin melakukannya hadapi dulu aku." Pria itu terlihat marah.

"Hoo, baiklah kalau begitu." Kyler merasa tertantang.

"Aku tidak akan membiarkan kau membuat kekacauan dengan menyerang Kashel!" pria itu juga siap dalam posisi menyerang.

Dan kekuatan mereka akan beradu, api dan es.

"Hentikan, Rigel, Kyler. Jangan berkelahi di sini. Apa kalian benar-benar ingin menghancurkan kantor ini!" Kashel berdiri di tengah-tengah mereka menghalau keributan itu.

"Astaga orang-orang bar-bar ini," Kashel memijat jidatnya. Bisa-bisa karena ulah kedua orang itu divisi ini benar-benar dibubarkan karena kantornya hancur. "Paling tidak kalo mau berkelahi itu di luar sana!" Kashel akhirnya berteriak merasa kesal karena akibat ledakan tadi kantornya jadi berantakan.

Kalo sudah begini mana ada yang mau merapikannya, pikir Kashel memasang wajah sedih.

Ia sudah lelah, tambah lelah lagi. Karena mau tidak mau dia yang akan merapikan kantor tersebut setelah keributan itu berakhir.

"Rigel mengalah saja, dia orang baru disini. Kamu seniornya jadi harus menunjukan hal yang baik juga untuk juniormu." Perintah Kashel, Rigel langsung mendengarkan ucapan Kashel.

"Kau dengar apa yang dikatakan Kashel, aku tidak akan bertarung denganmu. Anak baru." Sinis Rigel.

"Cih, kau pikir aku perduli!" Kyler membuang mukanya.

"Berandalan ini!" Rigel masih tertantang rupanya.

"Cukup Rigel biarkan saja dia." Kashel menghentikan Rigel.

"Kau akan tahu akibatnya jika sudah tahu siapa sebenarnya Kashel dan aku yakin kau akan menyesali perbuatanmu." Rigel memandang tajam Kyler.

"Memang aku perduli, apa yang menakutkan dari orang lemah seperti dia."

"Kau tidak tahu jika Kashel ad –"

"Rigel!" Kashel sudah kesal dan menghentikan pertengkaran mereka.

"Baiklah Kashel, aku dengar."

"Kyler jika kau mau bekerja di sini silahkan dan harap patuhi peraturan di kantor ini, dan jika tidak harap lapor ke Kantor Pusat." Tegas Kashel, ia tidak akan membiarkan ada orang yang menghancurkan tempat ini hanya karena keegoisannya.

"Lebih baik aku bekerja di sini, karena di sini tidak ada orang yang lebih kuat dibandingkan aku." Sombong Kyler.

Rigel memasang wajah kesal mendengar itu, dan Kashel menatapinya. Setelah itu Rigel merubah ekspresinya menjadi biasa seperti sebelumnya.

"Rigel, bagaimana bisa kamu ada di sini. Bukankah kau seharusnya pergi ke lokasi kekacauan?"

"Kami tidak bisa membiarkan dirimu sendirian di saat ada orang asing yang datang. Meskipun pekerjaan itu menjadi lebih berat karena kekurangan orang." Rigel berucap menjelaskan.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri, kau tidak perlu khawatir dan seharusnya melakukan tugasmu dengan baik." Ujar Kashel menyakinkan Rigel bahwa dia tidak perlu khawatir, lagi pula Kashel sudah dewasa.

"Kami tidak bisa melakukan hal itu Kashel, akhir-akhir ini Portal Perbatasan muncul secara menggila, dan kami tidak bisa membiarkanmu sendirian yang bisa saja terancam bahaya. Kami tidak ingin kau terluka." Jelas Rigel tetap tidak yakin Kashel bisa ditinggalkan sendirian ketika ada orang asing yang datang ke kantornya, meskipun ke depannya ia akan menjadi pegawai di sana.

"Terserah kau saja." Kata Kashel tidak mau tahu lagi. Pada akhirnya Kashel menganggap teman-temannya takut Kashel terluka karena orang itu.

"Kashel kami semua sejujurnya benar-benar tidak ingin kau terluka karena tidak akan ada ketua sebaik dirimu, bukan karena takut orang itu." Lirih Rigel seolah bisa membaca isi hati Kashel.

"Meskipun tetap saja kami tidak memungkiri bahwa kami semua takut dengan dia, tapi untuk ketulusan kami menjagamu itu benar-benar nyata. Kami semua benar-benar tidak ingin kau terluka." Jelas Rigel.

Kashel tertawa setelah itu apapun itu alasannya, Kashel tetap senang bahwa ada orang-orang tulus yang mau menjadi teman-temannya tanpa keinginan apapun. Setelah semua yang pernah terjadi padanya dulu.

Meskipun gelar ketua, Kashel di kantor ini kerjaannya seperti seorang pembantu. Bersih-bersih, memasak makanan dan membuat laporan. Terlebih akhir-akhir ini ia jarang turun ke lapangan atau bahkan tidak sama sekali karena situasi yang tidak begitu aman untuknya untuk melakukan pekerjaan lapangan. Karena bisa saja turunnya Kashel ke lapangan pekerjaan mereka hanya akan menambah masalah.

.

.

.

"Mau pilih ruangan kerjamu?" tanya Kashel menyelesaikan pertengkaran mereka, dan melanjutkan urusannya yang belum selesai dengan Kyler.

Ia menyudahi percakapannya dengan Rigel, sedangkan Kyler tadi ia sibuk sendiri sembari melihat-lihat kantor dua lantai yang cukup luas itu tidak mendengarkan percakapan Rigel dan Kashel.

.

.

.

Setelah melihat seluruh ruangan dan menjelaskan fungsi-fungsinya tibalah Kashel memperkenalkan ruang kerjanya.

"Aku ingin ruangan ini, tempat ini bagus dan nyaman." Menunjuk ruangan Kashel, sebagai ruang kerjanya nanti. Ia tertarik dengan ruang kerja Kashel yang luas dan cukup rapi. Berbeda dari ruangan lain yang meja kerjanya saling berdekatan namun tidak sempit lalu ada beberapa meja yang terlihat tidak rapi.

Kantor mereka sama halnya seperti kantor-kantor biasa pada umumnya, dan tentu saja ruangan milik pemimpin sudah pasti berbeda dari ruangan pegawainya. Hanya saja pekerjaan yang mereka kerjakan berbeda dari pekerjaan manusia biasa.

"Aku ingin tempat ini sendiri." Kyler melanjutkan ucapannya lagi.

"Astaga orang ini benar-benar ngelunjak rupanya." Gumam Rigel kesal mengepalkan tinjunya.

"Rigel apa kau mau  berada di ruangan ini juga satu ruangan denganku. Tidak apa-apa silahkan." Kashel menawarkan ruangannya, meskipun diisi banyak orang ruangan itu tetaplah luas.

"Tidak Kashel lebih baik aku bergabung dengan yang lainnya saja." Tolak Rigel langsung tidak ingin, entah apa yang membuatnya enggan. Meskipun ruangan itu luas dan bagus.

"Oke baiklah kalau begitu, makanya kau tidak perlu protes tentang kemauan Kyler, dia bebas memilih." Rigel yang mendengar ucapan Kashel hanya menarik nafasnya.

"Untuk Kyler maafkan aku, tapi ruangan ini, aku tidak bisa meninggalkannya dan lalu pindah di ruang lainnya. Mau tidak mau kau harus satu ruangan denganku di sini, meskipun itu mungkin tidak akan membuatmu nyaman." Kashel menjelaskan.

"Oh oke, tidak apa-apa lagi pula tempat ini cukup luas untuk dua orang atau lebih pun." Karena senang tampaknya Rigel tidak banyak protes dengan peraturan Kashel.

Kapan lagi coba, aku bisa mengerjai salah satu keluarga Kendrick dan mendapatkan ruang kerja sebagus ruangan ini, batin Kyler.

Kyler sepertinya masih menyimpan dendam dengan keluarga Kendrick. Sedangkan Kashel, wajahnya terlihat begitu berbinar sekarang, ia senang. Sedangkan Rigel, ia merasa kasihan pada Kyler tapi ia tidak bisa memungkiri kekesalan dan membiarkan agar pemuda itu kapok dengan tingkahnya sendiri.

"Baiklah, selamat mulai besok malam kau adalah pegawai baru di tempat ini." Mereka akhirnya saling berjabat tangan menyetujui semuanya tampaknya Kyler sudah lupa dengan tantangannya yang ingin menyerang Kashel barusan.

"Besok kau juga akan berkenalan dengan pegawai-pegawai lainnya. Untuk malam ini mereka sedang sibuk dengan pekerjaan mereka, karena portal perbatasan akhir-akhir ini sangat tidak terkendali." Jelas Kashel.

"Dan perkenalkan orang ini bernama Rigel, semoga kalian bisa akrab. Rigel anak ini namanya Kyler, jadilah senior yang baik." Pinta Kashel sembari saling mengenalkan mereka satu sama lain, meskipun tidak ada tanda-tanda keakraban di wajah mereka.

"Oh ya dan satu lagi, di ruangan ini sebenarnya ada satu orang lagi. Jadi bukan hanya kita berdua. Umm, maksudku bertiga. Tapi saat ini orang satunya sedang tidak berada di kantor ini dan entah sampai kapan dia akan kembali." Kashel lupa tentang keberadaan Quirin sebelumnya jadi kemudian menambahkan kata tiga.

"Kuharap dia tidak kembali sekalian." Gumam Kashel bersemangat tapi tidak didengar oleh Kyler pria itu hanya menatap heran tingkah aneh Kashel, Rigel yang mendengarnya hanya memasang wajah datarnya dan pasrah melihat tingkah Kashel, tidak ingin ikut campur hal itu.

"Ternyata masih ada satu orang." Kyler penasaran dengan orang yang satu ruangan dengan Kashel. Lebih tepatnya penasaran dengan kemampuan orang itu. Kyler berencana menantang duel teman-teman kerjanya.

.

.

.

Keesokan harinya ...

Terlihat Kashel tengah tertidur di meja kerjanya sepertinya kelelahan karena bergadang menyelesaikan pekerjaannya.

Terlihat di meja lain di sudut ruangan, ada Kyler juga yang tengah tertidur di sana sejak tadi malam. Sepertinya mereka berdua tidak pindah ke dalam kamarnya sendiri. Semua orang yang bekerja di kantor itu mendapatkan fasilitas tempat tinggal. Sebagai kesatria penjaga batas ada kamar tersendiri untuk mereka di antara bangunan kantor itu.

Mereka juga dapat jatah makan, hanya saja di kantor batas senja ini. Mereka hanya diberikan bahan-bahannya saja, jika ingin makan mereka harus memasaknya sendiri.

Sebagai kantor yang dicap buangan, mereka tidak diberikan fasilitas koki. Tidak boleh sembarangan orang bekerja di situ tanpa izin dari Kantor Pusat.

Pintu ruangan itu terbuka, memperlihatkan seorang wanita seumuran Kashel masuk ke dalam. Gadis ini sepertinya pengecualian dari aturan yang tertulis untuk kantor itu.

Ia tidak permisi, masuk dengan sesuka hatinya. Di tangan kanannya ia membawa sebuah kotak bekal makanan. Ia menghampiri Kashel yang tengah tertidur dan menyentuh pipinya pelan.

"Kashel bangun, sudah pagi. Waktunya sarapan." Bisiknya di telinga Kashel.

"Bentar lagi sayang, masih mau peluk kamu. Hehehe." Kashel mengigau tidak jelas.

"Ekhm!" suara perempuan itu terdengar nyaring. Sampai-sampai membangunkan Kyler yang berada di sudut ruangan.

Kashel pun juga terbangun. "Mimpi mu indah sekali sepertinya." Ucap gadis itu dengan nada sedikit tinggu.

"Hehehe, apa aku masih bermimpi. Sayang!" perempuan itu mendorong wajah Kashel menjauh.

"Ini bukan mimpi kau tahu, ini aku Grizelle yang nyata. Sudah pagi, bangunlah dan sarapan!" Wanita itu akhirnya berkata dengan suara nyaring.

"Uwaa!" Kashel kaget sendiri tiba-tiba berdiri.

"Kapan kau sampai di sini?" tanya masih terkejut.

"Baru saja, oh iya aku membuatkan bekal untukmu." Grizelle memberikan bekal buatannya tidak terlalu ingin basa-basi, membahas keributan tadi.

Kashel terlihat bersemangat sekali, ia juga langsung melupakan kejadian barusan dan mengambil kotak bekal yang dibuatkan kekasihnya. Grizelle bukanlah wanita yang biasa memasak asal-asalan untuk kekasihnya. Ia cukup ahli dalam memasak dan masakannya sesuai dengan lidah Kashel, lebih tepatnya Kashel suka semua masakan Grizelle.

Di sudut ruangan terlihat seorang jomblo yang iri melihat kemesraan Kashel dan Grizelle. Kemudian ia ingin mengerjai kedua sejoli itu dengan meminta bantuan Quirin tapi tidak berhasil karena Grizelle ternyata benar-benar seorang wanita normal yang tidak bisa merasakan keberadaan para roh. Kashel yang menyadarinya menatap Kyler dengan pandangan mengejek. Akhirnya, pandangan Grizelle berhasil teralihkan saat Quirin menjatuhkan buku-buku yang ada di rak.

"Oh astaga, aku baru sadar jika ada seseorang di situ." Grizelle malu sendiri.

"Aku tidak menyangka akhirnya ada seorang yang mau satu ruangan dengan Kashel," Grizelle tampak semangat senang. Dan Kashel hanya menanggapinya tertawa.

Apa anehnya coba satu ruangan dengannya, meskipun dia memiliki sesuatu yang menakutkan aku tidak perduli, batin Kyler.

"Oh ya aku lupa memperkenalkan dirimu padanya Grizelle. Dia Kyler Lamont, pegawai baru di sini."

"Pegawai baru ternyata." Ucap Grizelle.

"Dan ini Faunia Grizelle. Dia kekasihku." Ucap Kashel sambil merangkul bahu Grizelle.

"Lagipula aku tidak akan mau dengan wanita itu meskipun dia menyatakan cintanya padaku dan berpaling darimu." Ucap Kyler percaya diri.

"Maaf sebelumnya, tapi semenjak pertama melihatmu aku pun tidak tertarik denganmu. Aku tidak akan pernah berpaling dari Kashel." Grizelle mendekatkan dirinya pada Kashel.

"Kashel pria itu mengesalkan aku ingin meninju wajahnya." Bisik Grizelle ke Kashel.

"Kau itu perempuan Zelle, jangan pernah bertingkah seperti itu. Meskipun kau kuat sekalipun."

"Hmm, aku hanya kesal saja tidak akan melakukannya kok," katanya sambil tersenyum pada Kashel.

"Oh iya aku harus segera kembali. Ada pekerjaan yang harus kulakukan." Grizelle pamit pergi, wanita itu terkadang memang suka mengunjungi Kashel ketika Kashel tidak bisa mengunjunginya, meskipun ia datang hanya sebentar saja.

"Selamat tinggal!" Grizelle melambai pergi setelah Kashel mencium keningnya.

Grizelle membuang wajah saat bertatapan dengan Kyler. Sepertinya pertemuan pertama mereka sungguh tidak menyenangkan.

"Cih!" Ketus Kyler.

.

.

.

Akhirnya satu persatu pegawai kantor itu pulang dari tugas mereka.

"Ahh! Aku lelah sekali. Aku akan tidur setelah ini." Ia bernama Chain, berbeda dari yang lainnya. Chain bersama roh pelindungnya Bow memiliki tipe elemen ganda ia bisa menggunakan elemen petir dan angin secara bersamaan. Dan tentu saja itu gampang menguras energi spiritualnya, membuatnya mudah kelelahan.

"Duh, menyebalkan mataku akan berkantung setelah tidak tidur semalaman." Keluh Anna Kirania yang memiliki roh pelindung bernama Penrad dengan kekuatan elemen angin.

"Bagaimana bisa roh kegelapan itu selincah itu, buang-buang waktu saja." Sesal Erphan yang memiliki roh pelindung bernama Quart berkekuatan tanah.

"Aku lapar ingin makan." Rintih Luan dengan didampingi roh pelindungnya Healer, tugasnya adalah menyembuhkan orang-orang yang terluka sehingga hal itu membuat energinya terkuras karena harus memberikannya pada orang-orang dan akhirnya mudah membuatnya kelaparan.

"Kuharap besok malam tidak ada kekacauan yang terjadi, aku ingin santai." Lirih Freda seorang gadis yang tidak memiliki kemampuan elemen dasar. Namun ia adalah pengguna kekuatan ilusi dan mampu menciptakan bayangan lalu ia jadikan senjatanya merubah wujud bayangan menjadi binatang buas untuk mengalahkan musuhnya. Roh pelindungnya bernama Shadow.

Kashel hanya bisa menanggapi mereka semua dengan tatapan iba. Seraya mengasihani dirinya sendiri yang juga diberikan tumpukan dokumen laporan.

"Kashel kami mempercayakan sisanya padamu, kami ingin istirahat dulu." Ucap Rigel Gibson pemiliki kekuatan tipe elemen api dan memiliki roh pelindungnya bernama Brandon.

"Hei Rigel bahkan semalam kau tidak turun ke lapangan, untuk apa kau beristirahat juga." Kashel memprotes kelakuan Rigel barusan, dan pria itu hanya tersenyum menanggapi Kashel sambil kabur melambaikan tangan.

"Dasar!" Kashel menyandarkan dirinya ke kursinya ia senang telah bisa memiliki banyak teman seperti sekarang.

Sebenarnya kisah kehidupan Kashel yang sekarang memiliki awal yang cukup panjang untuk dijelaskan. Sampai akhirnya Kashel sedikit mendapatkan kehidupan yang ia inginkan. Dan tentu saja akan ada perjalanan panjang ke depannya tentang takdir yang sedang menantinya. Di antara mereka semua orang yang telah kembali, hanya tinggal satu orang lagi yang belum kembali ke kantor itu, seseorang yang Kashel sebenarnya tidak juga harapkan datang kembali.

Terpopuler

Comments

DMus

DMus

Ada penjelesanny kok

2022-10-11

1

Optimuscrime 🦊

Optimuscrime 🦊

pacarnya?

2022-10-11

1

Optimuscrime 🦊

Optimuscrime 🦊

bikin rusuh aja, org yg kena imbas

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog – Awal Permulaan
2 Bagian 1 – Orang Lemah
3 Bagian 2 – Perselisihan
4 Bagian 3 – Munculnya Portal Perbatasan
5 Bagian 4 – Kembalinya Orang Itu
6 Bagian 5 – Kantor Pusat
7 Bagian 6 – Menjalankan Misi
8 Bagian 7 – Roh Pembangkit Kesedihan
9 Bagian 8 – Masa Kecil Kashel
10 Bagian 9 – Ingatan Rigel yang Hilang
11 Bagian 10 – Berdamai Dengan Masa Lalu
12 Bagian 11 – Kalahnya Roh Kegelapan
13 Bagian 12 – Si Ilmuan Gila
14 Bagian 13 – Kasus Roh Penghisap Jiwa
15 Bagian 14 – Jatuhnya Korban
16 Bagian 15 – Kemarahan Kashel
17 Bagian 16 – Kebenaran tentang Lyam
18 Bagian 17 – Orang Terpilih
19 Bagian 18 – Amukan Roh Kegelapan
20 Bagian 19 – Masa Lalu Anna
21 Bagian 20 – Hutang Budi Anna
22 Bagian 21 – Kedatangan Kashel dan Lyam
23 Bagian 22 – Kegelapan Lyam
24 Bagian 23 – Cerita Kyler I
25 Bagian 24 – Cerita Kyler II
26 Bagian 25 – Jatuh Sakit
27 Bagian 26 – Alam Bawah Sadar
28 Bagian 27 – Tanpa Kashel
29 Bagian 28 – Roh Pengendali Jiwa
30 Bagian 29 – Kemampuan Guardian
31 Bagian 30 – Aku Orang Normal
32 Bagian 31 – Inti Hitam
33 Bagian 32 – Freda yang Kesepian I
34 Bagian 33 – Freda yang Kesepian II
35 Bagian 34 – Salah Paham
36 Bagian 35 – Cinta Tidak Berbalas
37 Bagian 36 – Cinta Sejati Kashel
38 Bagian 37 – Keinginan yang Mengundang Kegelapan
39 Bagian 38 – Batu Sihir Hitam
40 Bagian 39 – Keinginan Kashel
41 Bagian 40 – Akademi Spiritual
42 Bagian 41 – Teman-Teman Palsu
43 Bagian 42 – Ujian Melacak Energi Sihir
44 Bagian 43 – Lulus Sendiri
45 Bagian 44 – Kemampuan Tidak Terduga
46 Bagian 45 – Tantangan Lyam
47 Bagian 46 – Tim Lyam dan Kashel
48 Bagian 47 – Tawaran Lyam
49 Bagian 48 – Titik Berkumpul
50 Bagian 49 – Tahun Terakhir
51 Bagian 50 – Ujian Mantra Pelindung
52 Bagian 51 – Pertemuan dengan Rainer
53 Bagian 52 – Ruangan Penyerap Energi
54 Visual Karakter – Bukan Chapter Baru
55 Bagian 53 – Kerjasama Kashel dan Rainer
56 Bagian 54 – Kegelapan di Hutan Terlarang
57 Bagian 55 – Melawan Naga Kegelapan
58 Bagian 56 – Hubungan Rainer dan Kashel
59 Bagian 57 – Misi Baru
60 Bagian 58 – Hambatan
61 Bagian 59 – Ilusi Gua Kelelawar
62 Bagian 60 – Cara Mengalahkannya
63 Bagian 61 – Tugas di Kantor Pusat
64 Bagian 62 – Misi Mencari Pedang Cahaya
65 Bagian 63 – Gurun Pasir
66 Bagian 64 – Serangan di Oasis
67 Bagian 65 - Desa di Tengah Gurun
68 Bagian 66 – Rainer dan Kashel Mengalahkan Ular Raksasa
69 Bagian 67 – Rainer Versus Serigala Buas
70 Bagian 68 – Melawan Penjaga Pedang Cahaya
71 Bagian 69 – Pertemuan Rigel dan Rainer
72 Bagian 70 – Rencana Rainer
73 Bagian 71 – Bukan yang Terpilih
74 Bagian 72 – Ditunjuknya Pemimpin Baru
75 Bagian 73 – Pengorbanan di Ritual Terakhir
76 Bagian 74 – Perpisahan
77 Bagian 75 – Liburan Telah Selesai
78 Bagian 76 – Belajar Mengancam
79 Bagian 77 – Tuan Guardian
80 Bagian 78 – Serangan Dadakan
81 Bagian 79 – Pertempuran Melawan Energi Gelap
82 Bagian 80 – Kashel yang Berbeda
83 Bagian 81 – Lyam dan Pedang Kegelapan
84 Bagian 82 – Pengaruh Pedang Kegelapan
85 Bagian 83 – Perselisihan dengan Warga Desa Raja Naga
86 Bagian 84 – Pengaruh Batu Kristal Hitam
87 Bagian 85 – Energi Sihir Samar
88 Bagian 86 – Pertarungan Melawan Orang Misterius
89 Bagian 87 – Munculnya Kepribadian The Borders
90 Bagian 88 – Pertempuran Akibat Batu Kristal Hitam
91 Bagian 89 – Bangkitnya Kekuatan Naga Perbatasan
92 Bagian 90 – The Borders Versus Desa Raja Naga
93 Bagian 91 – Kehancuran Dan Kedamaian
94 Bagian 92 – Berselisih dengan Raja Peri
95 Bagian 93 – Tuduhan Para Peri
96 Bagian 94 – Kekesalan Kashel
97 Bagian 95 – Pertempuran Bersama Bangsa Peri
98 Bagian 96 – Pertempuran Belum Selesai
99 Bagian 97 – Misi Baru Pencarian Batu Elemen
100 Bagian 98 – Awal Penjelajahan
101 Bagian 99 – Perjuangan Di Gurun Pasir
102 Bagian 100 – Pengaruh Batu Elemen Api
103 Bagian 101 – Serangan Golem Api
104 Bagian 102 – Jebakan Di Reruntuhan
105 Bagian 103 – Pertarungan Dengan Tengkorak Api
106 Bagian 104 – Jebakan Bertubi-tubi
107 Bagian 105 – Memulihkan Diri
108 Bagian 106 – Serangan Bola Api
109 Bagian 107 – Pertarungan Memperebutkan Batu Elemen
110 Bagian 108 – Guardian Melawan Kashel
111 Bagian 109 – Ketahuan
112 Bagian 110 – Penyelidikan Di Kantor Pusat
113 Bagian 111 – Adik Kashel
114 Bagian 112 – Kakak Beradik
115 Bagian 113 – Hari Di Mana Mereka Bertemu
116 Bagian 114 – Pasangan yang Di Takdirkan
117 Bagian 115 – Pertarungan Di Pagi Hari
118 Bagian 116 – Hancurnya Portal Perbatasan
119 Bagian 117 – Kemampuan yang Menghilang
120 Bagian 118 – Misi Baru, Batu Elemen Air
121 Bagian 119 – Cerita Masa Lalu
122 Bagian 120 – Pengaruh Batu Elemen Air
123 Bagian 121 – Reruntuhan Di Dasar Laut
124 Bagian 122 – Jebakan Air
125 Bagian 123 – Ada Roh Kegelapan Di Reruntuhan
126 Bagian 124 – Bangkitnya Sihir Lainnya
127 Bagian 125 – Serangan Ratusan Ribu Kepiting
128 Bagian 126 – Menukar Tugas
129 Bagian 127 – Dua Kesadaran yang Menyatu
130 Bagian 128 – Penghancuran Reruntuhan
131 Bagian 129 – Misi Telah Selesai
132 Bagian 130 – Orang Kepercayaan
133 Bagian 131 – Serangan Di Saat Lengah
134 Bagian 132 – Pengkhianatan Freda
135 Bagian 133 – Rencana Kegelapan
136 Bagian 134 – Kepastian
137 Bagian 135 – Kantor Baru
138 Bagian 136 – Tugas Rutin
139 Bagian 137 – Kashel Diculik
140 Bagian 138 – Pengarah Batu Kristal Hitam
141 Bagian 139 – Menyelamatkan Rai
142 Bagian 140 – Kepergian Lyam
143 Bagian 141 – Saling Menguatkan
144 Bagian 142 – Pencarian Batu Elemen
145 Bagian 143 – Pengejaran Guardian
146 Bagian 144 – Batu Sihir Elemen Tanah
147 Bagian 145 – Jebakan di Dalam Tanah
148 Bagian 146 – Serangan Basilisk
149 Bagian 147 – Penangkapan Kashel
150 Bagian 148 – Berkumpul Kembali
151 Bagian 149 – Pertarungan Rigel
152 Bagian 150 – Menenangkan Diri
153 Bagian 151 – Rencana
154 Bagian 152 – Batu Elemen Petir di Tangan Musuh
155 Bagian 153 – Pertarungan Seimbang
156 Bagian 154 – Kalahnya Pengguna Batu Elemen Petir
157 Bab 155 – Terluka
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog – Awal Permulaan
2
Bagian 1 – Orang Lemah
3
Bagian 2 – Perselisihan
4
Bagian 3 – Munculnya Portal Perbatasan
5
Bagian 4 – Kembalinya Orang Itu
6
Bagian 5 – Kantor Pusat
7
Bagian 6 – Menjalankan Misi
8
Bagian 7 – Roh Pembangkit Kesedihan
9
Bagian 8 – Masa Kecil Kashel
10
Bagian 9 – Ingatan Rigel yang Hilang
11
Bagian 10 – Berdamai Dengan Masa Lalu
12
Bagian 11 – Kalahnya Roh Kegelapan
13
Bagian 12 – Si Ilmuan Gila
14
Bagian 13 – Kasus Roh Penghisap Jiwa
15
Bagian 14 – Jatuhnya Korban
16
Bagian 15 – Kemarahan Kashel
17
Bagian 16 – Kebenaran tentang Lyam
18
Bagian 17 – Orang Terpilih
19
Bagian 18 – Amukan Roh Kegelapan
20
Bagian 19 – Masa Lalu Anna
21
Bagian 20 – Hutang Budi Anna
22
Bagian 21 – Kedatangan Kashel dan Lyam
23
Bagian 22 – Kegelapan Lyam
24
Bagian 23 – Cerita Kyler I
25
Bagian 24 – Cerita Kyler II
26
Bagian 25 – Jatuh Sakit
27
Bagian 26 – Alam Bawah Sadar
28
Bagian 27 – Tanpa Kashel
29
Bagian 28 – Roh Pengendali Jiwa
30
Bagian 29 – Kemampuan Guardian
31
Bagian 30 – Aku Orang Normal
32
Bagian 31 – Inti Hitam
33
Bagian 32 – Freda yang Kesepian I
34
Bagian 33 – Freda yang Kesepian II
35
Bagian 34 – Salah Paham
36
Bagian 35 – Cinta Tidak Berbalas
37
Bagian 36 – Cinta Sejati Kashel
38
Bagian 37 – Keinginan yang Mengundang Kegelapan
39
Bagian 38 – Batu Sihir Hitam
40
Bagian 39 – Keinginan Kashel
41
Bagian 40 – Akademi Spiritual
42
Bagian 41 – Teman-Teman Palsu
43
Bagian 42 – Ujian Melacak Energi Sihir
44
Bagian 43 – Lulus Sendiri
45
Bagian 44 – Kemampuan Tidak Terduga
46
Bagian 45 – Tantangan Lyam
47
Bagian 46 – Tim Lyam dan Kashel
48
Bagian 47 – Tawaran Lyam
49
Bagian 48 – Titik Berkumpul
50
Bagian 49 – Tahun Terakhir
51
Bagian 50 – Ujian Mantra Pelindung
52
Bagian 51 – Pertemuan dengan Rainer
53
Bagian 52 – Ruangan Penyerap Energi
54
Visual Karakter – Bukan Chapter Baru
55
Bagian 53 – Kerjasama Kashel dan Rainer
56
Bagian 54 – Kegelapan di Hutan Terlarang
57
Bagian 55 – Melawan Naga Kegelapan
58
Bagian 56 – Hubungan Rainer dan Kashel
59
Bagian 57 – Misi Baru
60
Bagian 58 – Hambatan
61
Bagian 59 – Ilusi Gua Kelelawar
62
Bagian 60 – Cara Mengalahkannya
63
Bagian 61 – Tugas di Kantor Pusat
64
Bagian 62 – Misi Mencari Pedang Cahaya
65
Bagian 63 – Gurun Pasir
66
Bagian 64 – Serangan di Oasis
67
Bagian 65 - Desa di Tengah Gurun
68
Bagian 66 – Rainer dan Kashel Mengalahkan Ular Raksasa
69
Bagian 67 – Rainer Versus Serigala Buas
70
Bagian 68 – Melawan Penjaga Pedang Cahaya
71
Bagian 69 – Pertemuan Rigel dan Rainer
72
Bagian 70 – Rencana Rainer
73
Bagian 71 – Bukan yang Terpilih
74
Bagian 72 – Ditunjuknya Pemimpin Baru
75
Bagian 73 – Pengorbanan di Ritual Terakhir
76
Bagian 74 – Perpisahan
77
Bagian 75 – Liburan Telah Selesai
78
Bagian 76 – Belajar Mengancam
79
Bagian 77 – Tuan Guardian
80
Bagian 78 – Serangan Dadakan
81
Bagian 79 – Pertempuran Melawan Energi Gelap
82
Bagian 80 – Kashel yang Berbeda
83
Bagian 81 – Lyam dan Pedang Kegelapan
84
Bagian 82 – Pengaruh Pedang Kegelapan
85
Bagian 83 – Perselisihan dengan Warga Desa Raja Naga
86
Bagian 84 – Pengaruh Batu Kristal Hitam
87
Bagian 85 – Energi Sihir Samar
88
Bagian 86 – Pertarungan Melawan Orang Misterius
89
Bagian 87 – Munculnya Kepribadian The Borders
90
Bagian 88 – Pertempuran Akibat Batu Kristal Hitam
91
Bagian 89 – Bangkitnya Kekuatan Naga Perbatasan
92
Bagian 90 – The Borders Versus Desa Raja Naga
93
Bagian 91 – Kehancuran Dan Kedamaian
94
Bagian 92 – Berselisih dengan Raja Peri
95
Bagian 93 – Tuduhan Para Peri
96
Bagian 94 – Kekesalan Kashel
97
Bagian 95 – Pertempuran Bersama Bangsa Peri
98
Bagian 96 – Pertempuran Belum Selesai
99
Bagian 97 – Misi Baru Pencarian Batu Elemen
100
Bagian 98 – Awal Penjelajahan
101
Bagian 99 – Perjuangan Di Gurun Pasir
102
Bagian 100 – Pengaruh Batu Elemen Api
103
Bagian 101 – Serangan Golem Api
104
Bagian 102 – Jebakan Di Reruntuhan
105
Bagian 103 – Pertarungan Dengan Tengkorak Api
106
Bagian 104 – Jebakan Bertubi-tubi
107
Bagian 105 – Memulihkan Diri
108
Bagian 106 – Serangan Bola Api
109
Bagian 107 – Pertarungan Memperebutkan Batu Elemen
110
Bagian 108 – Guardian Melawan Kashel
111
Bagian 109 – Ketahuan
112
Bagian 110 – Penyelidikan Di Kantor Pusat
113
Bagian 111 – Adik Kashel
114
Bagian 112 – Kakak Beradik
115
Bagian 113 – Hari Di Mana Mereka Bertemu
116
Bagian 114 – Pasangan yang Di Takdirkan
117
Bagian 115 – Pertarungan Di Pagi Hari
118
Bagian 116 – Hancurnya Portal Perbatasan
119
Bagian 117 – Kemampuan yang Menghilang
120
Bagian 118 – Misi Baru, Batu Elemen Air
121
Bagian 119 – Cerita Masa Lalu
122
Bagian 120 – Pengaruh Batu Elemen Air
123
Bagian 121 – Reruntuhan Di Dasar Laut
124
Bagian 122 – Jebakan Air
125
Bagian 123 – Ada Roh Kegelapan Di Reruntuhan
126
Bagian 124 – Bangkitnya Sihir Lainnya
127
Bagian 125 – Serangan Ratusan Ribu Kepiting
128
Bagian 126 – Menukar Tugas
129
Bagian 127 – Dua Kesadaran yang Menyatu
130
Bagian 128 – Penghancuran Reruntuhan
131
Bagian 129 – Misi Telah Selesai
132
Bagian 130 – Orang Kepercayaan
133
Bagian 131 – Serangan Di Saat Lengah
134
Bagian 132 – Pengkhianatan Freda
135
Bagian 133 – Rencana Kegelapan
136
Bagian 134 – Kepastian
137
Bagian 135 – Kantor Baru
138
Bagian 136 – Tugas Rutin
139
Bagian 137 – Kashel Diculik
140
Bagian 138 – Pengarah Batu Kristal Hitam
141
Bagian 139 – Menyelamatkan Rai
142
Bagian 140 – Kepergian Lyam
143
Bagian 141 – Saling Menguatkan
144
Bagian 142 – Pencarian Batu Elemen
145
Bagian 143 – Pengejaran Guardian
146
Bagian 144 – Batu Sihir Elemen Tanah
147
Bagian 145 – Jebakan di Dalam Tanah
148
Bagian 146 – Serangan Basilisk
149
Bagian 147 – Penangkapan Kashel
150
Bagian 148 – Berkumpul Kembali
151
Bagian 149 – Pertarungan Rigel
152
Bagian 150 – Menenangkan Diri
153
Bagian 151 – Rencana
154
Bagian 152 – Batu Elemen Petir di Tangan Musuh
155
Bagian 153 – Pertarungan Seimbang
156
Bagian 154 – Kalahnya Pengguna Batu Elemen Petir
157
Bab 155 – Terluka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!