Kyler masih menuntut penjelasan atas semua yang telah terjadi semalam. Bagaimana bisa Kashel tahu kelemahan Portal Perbatasan dan bisa merasakan kehadirannya juga.
Seandainya malam itu Kashel tidak langsung membuat penghalang mereka semua akan terluka karena dampak ledakan kemunculan Portal Perbatasan. Tapi, meskipun meminta penjelasan tidak ada seorang pun yang mau menjelaskannya pada Kyler, seolah-olah merahasiakannya.
Terlebih lagi setelah lukanya diobati Luan, meskipun masih tidak bisa bergerak Kashel tidak ingin diganggu sama sekali oleh siapa pun.
"Karena kalian semua tidak ingin menjelaskannya padaku, aku akan meminta penjelasan itu pada Kashel langsung." Ucap Kyler terbakar rasa penasaran.
Terlihat Kashel meringkuk di ranjang tempatnya beristirahat sepertinya ia sudah baik-baik saja. Hanya saja ia mengalami syok akibat kejadian semalam, begitulah yang dilakukan Kashel jika ia merasakan tekanan batin. Luan juga mengikuti Kyler untuk datang mendekati Kashel yang tampaknya sudah terlihat baik-baik saja.
Di sebelah tempat tidur Kashel di ruang perawatan yang hanya terhalang oleh gorden ada Anna yang tengah tidak sadarkan diri. Wanita itu kehabisan energi sihir karena memaksakan dirinya bertarung sampai mencapai batasnya. Beruntungnya ia baik-baik saja hanya perlu memulihkan energi sihirnya kembali.
"Kashel aku min –" ucapan Kyler yang baru masuk ke ruangan itu terpotong oleh Luan yang tiba-tiba menyela.
"Kashel bisakah kau sembuhkan luka-lukamu itu dengan kemampuanmu sendiri. Kau tahu kemampuan penyembuhan milikku tidak akan mempan terhadap dirimu." Luan langsung berbicara di samping Kashel.
Hal ini tambah membuat bingung Kyler lagi, ada kemampuan yang tidak mempan pada Kashel. Sebenarnya kemampuan Luan bisa berfungsi untuk membantu Kashel tapi ia juga pasti akan kehabisan tenaga jika memaksakannya dan Kashel juga pasti akan melarang dirinya melakukan hal itu.
"Aku tidak mau," kata Kashel singkat dan datar.
"Kashel, kau tahukan dia akan sangat marah jika ia tahu dir terluka seperti ini." Luan terlihat merengek.
"Dia sudah tahu, dan sebentar lagi pasti kembali." Kashel menjelaskan datar lagi.
"Uhh aku takut sekali sampai aku ingin bersembunyi di lubang semut." Luan panik memikirkannya.
"Paling tidak sembuhkan lukamu Kashel," pinta Luan.
"Sembuh atau tidaknya lukaku itu tidak akan berpengaruh pada kemarahannya, kau sudah tahu bagaimana Lyam?" Kashel membangunkan dirinya. Teman-temannya lain yang baru memasuki ruang perawatan hanya diam saja tidak berani berbicara dan menunggu saja bagaimana Lyam akan memberi mereka pelajaran nanti.
Sedangkan Kyler masih bingung tentang Lyam, dan juga bingung kenapa orang itu ditakuti. Kyler malah tertarik dengan itu semua.
"Siapa itu Lyam?" akhirnya Kyler bertanya.
"Lyam itu adalah rekannya Kashel. Jika diibaratkan ia adalah kebalikan dari sifatnya Kashel. Ia adalah pribadi yang kejam. Aku bahkan tidak ingin bertatap mata dengannya sangking ngerinya." Rigel bergidik.
"Dasar penakut, kalo kau tidak berani menghadapinya biar aku yang menghadapinya." Kyler yang tidak mengerti tetap menyombongkan dirinya.
"Kau memang tidak akan tahu apa-apa jika kau tidak melihatnya sendiri, bagaimana Lyam itu." Jengkel Rigel.
"Kuharap kau tidak cari gara-gara dengannya, jangan menambah masalah lagi." Kashel kemudian menyibak rambutnya yang berantakan, tatapan Kashel terlihat tajam dan dingin, mata merahnya terlihat sedikit berkilat, bahkan Kyler merasa merinding saat melihat tatapan itu.
"Kau lihat tatapan Kashel barusan saja sudah buat merinding. Apalagi Lyam, tatapannya bahkan berkali-kali lipat dari tatapan dingin Kashel barusan." Jelas Rigel berbisik, teman-temannya yang lain hanya bisa diam saja. Melihat dari tatapan Kashel yang berubah dari biasanya saja. Mereka tahu, meskipun masih jauh orang itu sangat marah di sana.
"Kalian sebaiknya bersembunyi saja jika dia benar-benar kembali. Aku juga malas untuk menemuinya." Jelas Kashel pergi berjalan melewati teman-temannya.
"Orang tempramen itu. Ck, jika melihat ia menyakiti kalian, kali ini aku akan mengajaknya berkelahi." Ucap Kashel membuat teman-temannya terharu mendengarnya.
"Tapi tetap saja aku ingin kalian bersembunyi terlebih dahulu, karena aku juga ingin bersembunyi darinya. Aku terlalu malas untuk melihat wajahnya sekarang." Ucap Kashel lagi, dan membuat harapan teman-temannya padanya runtuh. Setelah mengetahui fakta bahkan Kashel sendiri ingin lari.
"Kashel tadi kau sudah berkata-kata sangat keren. Sekarang kau menariknya dan membuat kami kecewa. Setidaknya bertanggung jawablah atas kata-katamu tadi." Protes Rigel teman-temannya yang lain menganggukkan kepalanya juga.
"Tapi memang kenyataannya, aku tidak bisa melawannya karena tidak punya kekuatan. Hahaha." Tatapan dingin Kashel tadi sudah berubah lagi seperti biasanya digantikan dengan tawa Kashel yang khas.
"Gunakan kekuatanmu kalau begitu." Protes Luan.
"Tidak ada gunanya, toh kami tidak bisa saling mengalahkan, meskipun aku menggunakan kekuatan atau tidak." Kata Kashel enteng .
"Kashel kau keterlaluan," mata Luan memelas, Kashel membuang wajahnya ke arah lain tidak ingin membahas itu lagi.
"Aku, Aku yang akan menghadapinya nanti!" Kyler berkata tegas, itu saatnya menunjukan pada semua orang bahwa dia itu sangat kuat, Kashel tersenyum kecil menanggapinya.
"Sekali lagi kukatakan, kuharap kau tidak mencari masalah dengannya, atau salah-salah dia akan merusak mentalmu." Kashel memperingatkan Kyler kembali.
Kyler terlihat tambah bersemangat dengan hal itu, dan Kashel pun akhirnya menjelaskan.
"Asal kau tahu saja, bagiku dia itu adalah iblis berwujud manusia. Hanya penampilannya saja yang manusia. Tapi dia makhluk yang tidak memiliki perasaan sama sekali. Dia tidak segan-segan melakukan apapun untuk tujuannya." Kashel berbicara serius pada Kyler. Ia tidak ingin temannya terluka.
"Bahkan aku adalah orang yang pernah ia rusak mentalnya sampai hampir kehilangan harapan untuk hidup. Meskipun tak bisa dipungkiri dia adalah rekanku sendiri." Melihat tatapan Kashel yang penuh kesedihan, Kyler menelan ludahnya pahit.
Penasaran bagaimana bisa orang seperti Lyam tetap menjadi rekannya bahkan setelah merusak mental Kashel, yang jika itu kejadian biasa atau yang dirasakan orang lain selain Kashel pasti akan menjadi bermusuhan satu sama lain atau paling tidak, tidak menjadi teman atau rekan lagi. Tapi Kashel masih mengakuinya sebagai seorang rekan bahkan setelah semua kejadian yang dialaminya.
.
.
.
Perasaan ini. Tiba-tiba Kashel tampak terkejut dan teman-temannya pun juga sama terkejutnya. Karena tiba-tiba saja semua orang tidak bisa bergerak mereka semua merasakan aura kemarahan yang sangat kuat, bahkan Kyler yang ingin melawan tekanan itu kakinya pun terlihat bergetar. Hanya Kashel yang tampaknya bisa menggerakkan tubuhnya.
"Kenapa dia kembali secepat ini, orang itu telah kembali." Gumam Kashel mengeluarkan keringat dingin, ia khawatir pada nasib teman-temannya, karena mereka semua telah berjanji saat Lyam pergi. Mereka tidak boleh membiarkan Kashel terluka sedikit pun dan mereka menyanggupinya.
Kashel ia harus keluar dari ruangan itu untuk menghindarkan teman-temannya dari pertemuannya dengan Lyam. Kashel pun pergi dari ruangan itu tanpa berkata apa-apa.
Kyler yang tidak mengerti. Saat melihat Kashel merasa tersaingi, orang yang di anggapnya lemah itu bahkan tidak bergeming dengan tekanan kemarahan yang bahkan tidak bisa membuat dirinya dan roh pelindungnya bergerak.
Sedangkan teman-teman Kashel yang lain hanya berharap mereka semua tidak mati hari ini karena kemarahan Lyam. Mereka lebih ingin sekarang bisa seperti Anna tidak sadarkan diri dan tidak tahu apa-apa.
.
.
.
Kashel berjalan keluar dari ruang perawatan, ia berniat menghindari Lyam dan bersembunyi di tempat lain. Meskipun hal itu percuma saja, karena tetap saja ia pasti akan ditemukan Lyam juga pada akhirnya. Bukannya takut, hanya saja jika bertemu orang itu Kashel merasa hidup damainya menjadi terenggut kembali, setelah hampir sebulan ia merasa bebas dari kenyataan.
Melihat Lyam sebenarnya membuat Kashel sedikit merasa kesal, apalagi kalau kedatangannya membuat keributan dan hanya menakuti teman-temannya saja.
Kashel menyandarkan dirinya di sudut ruangan dekat jendela yang seharusnya tempat itu tidak terlihat orang lain yang datang karena terhalang oleh rak buku. Kashel menarik nafasnya bimbang.
"Di sini kau rupanya." Suara berat seorang pria yang sudah berdiri di sampingnya ia menggunakan setelan jas panjang hitam dengan kemeja dan celana yang hitam juga warna kulitnya yang pucat serta badannya yang kekar sangat kontras dengan warna hitam putih itu, matanya terlihat merah menyala. Kashel tampaknya terkejut, melihat kehadirannya.
"Cepat sekali kau menemukanku," gumam Kashel dengan ekspresi cemberut.
"Apa kau berniat sembunyi dariku?" tanya Lyam.
"Aku memang berniat sembunyi, tapi kau bisa menemukanku langsung, ini bukan sembunyi namanya." Kashel terlihat kesal, meskipun berniat sembunyi tetap saja Lyam bisa menemukannya dengan mudah. Kashel sudah sering melakukannya, tapi itu hanya berakhir sia-sia dan menjadi hal yang memalukan saja untuknya.
"Daripada itu kemana semua orang tidak berguna itu?" Lyam menatap Kashel tajam tapi Kashel tidak bergeming dengan tatapan tajam Lyam dengan mata merahnya yang sama dengan mata Kashel, tapi warna mata itu lebih merah menyala dibandingkan milik Kashel.
"Berjanji denganku untuk menjagamu agar tidak terluka, dan sekarang mereka mengingkarinya. Aku akan memberikan mereka pelajaran yang setimpal." Ujar Lyam dengan aura kemarahannya. Apalagi setelah melihat perban di dahi dan tangan Kashel.
"Jangan berpikir untuk menyakiti mereka, langkawi dulu mayatku!" Kashel berteriak tegas pada Lyam dan menantangnya.
"Kau ingin menantangku, meskipun saat ini kemampuanmu bahkan kau batasi. Bahkan luka di dahi dan lenganmu tak bisa kau sembuhkan secara langsung. Luka kecil itu." Lyam menegur Kashel dengan ucapan datar dan dingin sambil menunjuknya.
"Kau sudah tahu ini luka kecil tapi kau ingin tetap menghukum teman-temanku setelah semuanya. Aku tidak akan membiarkannya, aku akan melawanmu. Kau juga tidak bisa mengalahkan aku meskipun tanpa kekuatan sekalipun." Kashel menantang Lyam dengan ekspresi jengkelnya.
"Tetap saja mereka melanggar janjinya untuk melindungi dirimu, dan aku hanya menagih janji mereka kembali." Kata Lyam dengan nada datar.
"Dengar Lyam aku akan sangat marah jika kau sampai menyakiti mereka, aku memang tidak bisa melakukan apa-apa. Sebagai mastermu dengar perintah dariku, jangan sakiti teman-temanku." Kashel berkata dengan rendah sedikit tertunduk, perkataannya tidak tegas sama sekali.
"Hanya di saat seperti ini saja kau mengakui kalau kau adalah masterku, tapi tidak apa-apa sesuai dengan kontrak kita, aku akan menuruti seluruh perintah masterku." Kashel hanya menatap nanar Lyam, ia tidak pernah menginginkan kekuasaannya pada Lyam. Tapi hanya dengan hal itu yang bisa membuat Lyam tunduk padanya.
Meskipun Lyam terikat dengannya ia hanya ingin menganggap Lyam rekannya agar kedudukan mereka setara. Tapi hal itu tidak bisa untuk makhluk macam Lyam ia tidak bisa didekati hanya dengan kata rekan, ia ingin jadi bawahan yang diperintah tapi Kashel tidak suka dengan memerintah, hanya terpaksa demi melindungi teman-temannya atau demi orang yang ia sayangi.
"Gunakan kekuatanmu untuk menyembuhkan luka-lukamu itu." Ucap Lyam mendudukkan dirinya di sofa.
"Aku tidak mau, biarkan saja seperti ini." Kashel tidak perduli ia juga duduk di sofa ruangan ini. Suasananya tidak menegangkan seperti tadi, Lyam ternyata langsung menuruti perintah Kashel sepenuhnya, dan menghentikan aura kemarahannya yang menyelimuti kantor itu.
"Aku sangat heran, meskipun setelah semuanya kau tetap ingin menjadi manusia normal pada umumnya. Bahkan kacamata yang kau gunakan itu. Benar-benar aneh, aku tidak mengerti."
"Sudah kubilang kau harus menerima takdirmu itu," kata Lyam terus mengoceh pada Kashel.
BUK!
Bantal mendarat di wajah Lyam, ia tidak melakukan perlawanan sama sekali.
"Aku tidak akan menggunakan kekuatan yang bisa saja menyakiti orang lain ini untuk diriku sendiri, aku hanya akan menggunakannya untuk membantu orang lain. Itu pun jika aku siap menggunakannya." Jelas Kashel, ekspresi Lyam bahkan tidak berubah setelah bantal mendarat di wajahnya.
"Terserah kau saja, aku tidak ingin mengikut campur keinginanmu. Tapi yang jelas, kebebasan untukmu akan berkurang. Kau tidak akan bebas sepenuhnya sendirian di luar sana tanpa pengawal, selama kau tidak bisa bertarung sendiri."
"Week! Emangnya aku perduli," entah kenapa Kashel malah mengejek Lyam setelah mendengar kata-kata barusan, ia tidak ingin melanjutkan pembahasan itu.
Kashel kemudian meninggalkan Lyam yang bersantai di sofa untuk menemui teman-temannya.
Bocah itu, tidak pernah berubah bahkan setelah kekuatan besar bersemayam di tubuhnya. Dari awal dia adalah orang yang sangat menarik, batin Lyam ia menatapi kepergian Kashel.
.
.
.
CEKLEK!
Suara pintu ruangan terbuka. Teman-teman Kashel tampaknya terkejut dengan kedatangan Kashel. Mereka pikir itu Lyam sedangkan Kyler ia diikat di sudut ruangan.
Ketika seluruh aura kemarahan itu tiba-tiba menghilang. Mereka mengikat Kyler, agar Kyler tidak mengacaukan ketegangan yang tengah ditenangkan oleh Kashel.
"Sudah tidak apa-apa sekarang." Kata Kashel langsung.
"Benarkah Kashel kau sungguh-sungguh, tidak bercanda?" Erphan bertanya masih tidak percaya yang lain juga masih takut-takut.
"Ya aku serius," kata Kashel sambil melepaskan ikatan Kyler.
"Aku mau bertemu dengan si Lyam itu," kata Kyler langsung keluar cepat dari ruangan.
"Astaga anak itu!" Freda terlihat kesal dan buka suara akhirnya.
"Sudah biarkan saja, Lyam akan menahan diri." Jelas Kashel.
"Hei Kashel apa yang kau lakukan pada Lyam sehingga dia mengampuni kami, bahkan setelah melihat lukamu yang tidak sembuh." Luan menggoyang-goyangkan tubuh Kashel meminta penjelasan dan Kashel hanya terkekeh ringan tidak mau menjelaskan.
"Sudah pasti Kashel menggunakan perintahnya." Chain menebak tepat sasaran. Dan Kashel tetap diam tanpa tanggapan.
"Hua! Kashel aku sangat berterima kasih padamu, bahkan demi kami kau mau melakukan hal yang tidak kau inginkan." Rigel menerjang Kashel dan memeluknya erat. Ia sangat terharu karena tahu Kashel sangat tidak ingin memerintah Lyam dengan kekuasaannya sebagai tuannya.
"Le-lepaskan aku Rigel, tidak usah membahas itu lagi. Aku tidak mau mengingatnya, dan yang kau lakukan sekarang ini mengerikan." Kashel merasa tidak nyaman Rigel memeluknya.
"Anna, dia sudah bangun." Erphan tiba-tiba berucap.
"Apa yang sudah terjadi?" tanya Anna bingung karena mendengar keributan barusan.
"Lyam dia kembali," kata Freda santai.
"Apa?!" Anna nampak sangat terkejut.
"Sudah tidak apa-apa, aku sudah mengatasinya. Kau sebaiknya beristirahat lebih lama lagi." Kashel berkata ia kemudian keluar dari ruangan ingin melihat keadaan Kyler yang tengah berhadapan dengan Lyam. Dan Anna pun bisa bernafas lega karenanya.
.
.
.
"Kyler Lamont, anak baru rupanya. Perkenalkan namaku, Lyam Raymond. Seorang Guardian dan kontraktor dari Kashel." Lyam memperkenalkan dirinya sambil memegang berkas data milik Kyler.
Kyler langsung terduduk lemas setelah mendapatkan tatapan intimidasi dari Lyam. Ia merasa salah telah ingin menantang Guardian wujud dari The Borders sendiri. Ia tidak menyangka dan tidak tahu jika ia akan bekerja di bawah kepemimpinannya langsung. Sebuah kehormatan bagi Kyler, tapi juga merupakan hal yang sangat menakutkan untuknya setelah merasakan aura menakutkan dari Lyam secara langsung.
"Lyam kau sudah bilang untuk tidak menyakiti teman-temanku." Kashel langsung membantu Kyler berdiri, menatap tajam Lyam.
"Kashel kenapa kau tidak bilang jika kau adalah orang sekeren itu!" Mata Kyler malah berbinar-binar menatap Kashel.
"Eh?" Kashel malah bingung dengan sikap Kyler yang tiba-tiba berubah meminta penjelasan pada Lyam dengan tatapannya.
"Aku tidak menyakitinya, mungkin dia hanya kaget dengan auraku karena tidak terbiasa." Jelas Lyam mengangkat bahunya mendudukkan dirinya di kursi kerja yang biasanya diduduki oleh Kashel mengambil alih pekerjaan Kashel, ia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba Kyler bersikap seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Optimuscrime 🦊
keluarga guardian udh banyak bgt ya
2022-10-11
1