Bagian 3 – Munculnya Portal Perbatasan

Siang itu mereka semua sedang bersantai di ruang istirahat kantor. Setelah beberapa jam menghabiskan waktu untuk tidur. Waktunya juga untuk mereka berkenalan dengan anggota baru mereka Kyler.

Kyler yang menyaksikan mereka semua belum menyadari kemampuan mereka masing-masing. Ia penasaran dengan kekuatan mereka semua.

Kashel tengah sibuk menyiapkan makan siang mereka semua.

"Kashel ambilkan aku air minum!" teriak salah satu temannya.

"Ambil sendiri, apa kau tidak punya kaki dan tangan!" Kashel kesal sambil terus melanjutkan acara memasaknya.

"Aku lelah Kashel kaki dan tanganku butuh istirahat." Katanya lagi yang ternyata orang yang berucap barusan itu adalah Chain.

"Apa kau tidak melihat aku Chain, tangan dan kakiku sedang sibuk." Kashel membawa mangkuk berisi sup dan memindahkannya ke atas meja makan sekarang.

"Wah, makan siang hari ini, aku tidak sabar lagi untuk menyantapnya." Semangat Luan ia sudah sangat kelaparan karena setelah pulang tadi pagi ia langsung ketiduran dan tidak makan.

"Sabar dulu Luan, biarkan aku menaruh semua menunya dulu di atas meja." Jelas Kashel.

Terlihat Rigel yang mencomot udang dari piring yang disediakan Kashel.

SYUT!

CTAK!

Suara spatula mengenai kepala Rigel. Kashel melempar spatula itu tepat sasaran.

"Huhu, tega sekali kau Kashel. Bagaimana jika kepalaku berdarah dan infeksi karenamu." Rigel merengek.

"Orang sepertimu tidak akan mengalami infeksi kepala hanya karena dilemparkan spatula." Kashel terus melanjutkan pekerjaannya.

Erphan terlihat masih tengah tertidur dengan mulut terbuka. Luan mengerjainya dengan meneteskan asam ke dalam mulutnya sehingga pria itu terbangun tapi dengan ekspresi bingung.

Sedangkan Anna dan Freda mereka sibuk mengurus wajah mereka, memperhatikan ada tidaknya kantung mata setelah bergadang semalaman. Kemudian mereka terlihat ribut memperebutkan krim mata. Pada akhirnya krim itu berceceran di lantai dan mereka sekarang hanya bisa menatap krim itu dengan nanar.

Lalu Kyler ia sibuk mengamati semua orang di sana berpikir bahwa semua orang di sana adalah kumpulan orang-orang aneh dan konyol yang seharusnya dia hindari. Bagaimana mungkin sikap seorang kesatria penjaga batas bisa seperti mereka, tidak ada aura wibawanya sama sekali.

Pada akhirnya Kyler memikirkan orang-orang yang akan ia lawan nanti, dan berniat mempermalukan mereka semua jika ia mengalahkannya. Tanpa sadar ia tertawa sendiri karena hal itu.

Aku tidak mengerti apa yang di pikirkan orang itu sekarang, batin Kashel memperhatikan Kyler yang menurutnya aneh karena tertawa sendiri.

"Baiklah teman-teman makan siangnya sudah siap, waktunya kita makan!" Kashel bersemangat memanggil teman-temannya dan mereka mulai makan bersama.

Ada canda tawa di sana, kehangatan di meja makan saat mereka makan sambil berbincang-bincang.

"Kashel memang pandai memasak dibanding kita semua, haha." Rigel bahagia senang bisa menikmati makanan yang layak. Namun tampaknya ada dua wanita yang tengah tersinggung akibat kata-kata.

"Apa maksudmu makanan yang kita buat tidak layak." Anna berucap tiba-tiba, Freda menahan amarahnya.

"Bagaimana –" Erphan menyumpalkan ayam goreng di mulut Rigel agar tidak melanjutkan kata-katanya.

"Haha, tidak seburuk itu kok." Luan menyela.

"Hei kalau kau tidak ingin mati karena masakan mereka berdua sebaiknya diam." Bisik Erphan pada Rigel, Rigel mengangguk patuh.

Kashel hanya tersenyum menanggapi rasa trauma mereka bertiga, karena ia ingat bagaimana Erphan, Rigel dan Luan memohon kepadanya untuk Kashel saja yang memasak tidak lagi ingin jika kedua wanita itu yang memasaknya. Paling tidak biarkan Grizelle yang menyiapkan makanan mereka jika Kashel tidak ada di tempat.

Kedua wanita yang terlihat kesal itu pun akhirnya mulai melanjutkan makan mereka lagi. Mereka sadar bahwa mereka berdua tidak pandai memasak tapi tidak terima jika masakan mereka dihina.

Kyler ia menikmati makanannya. Baginya sudah lama ia tidak menikmati makan bersama seperti ini. Sebelumnya ia makan hanya sendirian tanpa teman-teman ataupun keluarga. Terlebih yang dimasak di sini bukan hanya sekedar masakan instan.

"Kau mau tambah?" tanya Kashel pada Kyler yang berada di samping kanan nya ia menyadari Kyler ingin menambah bagiannya, tapi ia masih merasa canggung. Lalu, Kyler hanya membuang wajahnya ke arah lain malu.

"Makanlah sesuka hati selama kita masih bisa makan-makanan yang enak di sini. Sekarang tempat ini adalah rumahmu juga." Kashel tersenyum kepada Kyler. Dan Kyler agak ragu-ragu menambah bagiannya. Kashel setelah itu juga melanjutkan makannya sambil berbincang-bincang dengan Luan yang tepat berada di samping kirinya.

"Kashel aku akhir-akhir ini tidak melihat Grizelle datang kemari. Kamu bertengkar dengannya ya, aku ingin makan masakannya lagi." Ucap Luan penasaran.

"Aku tidak bertengkar, tadi pagi dia datang kemari membawakan sarapan. Kamu saja yang tidak sempat bertemu dengannya." Jelas Kashel.

"Kamu curang, kenapa kamu tidak memberitahukannya padaku dan menyisakan masakannya sedikit padahal tadi pagi aku kelaparan." Protes Luan.

"Asal kau tahu saja ya, aku tidak akan membiarkan masakannya dimakan orang lain selagi aku berada di tempat. Apalagi kalau porsinya untuk satu orang aku tidak akan membagikannya pada siapa-siapa, paham." Jelas Kashel.

"Huh! Kau pelit, padahal aku cuma suka masakannya. Bukan orangnya." Ucap Luan, tetap saja Kashel terlihat cemburu.

Setidaknya, meskipun dia lemah ia berguna dalam hal memahami perasaan orang lain, batin Kyler tersentuh pada Kashel yang perhatian pada semua orang.

Eh, aku tidak boleh begini. Aku tidak boleh luluh dengan orang-orang aneh ini, aku punya tugas di sini. Pikir Kyler lagi.

"Aku selesai!" Kyler langsung meninggalkan meja makan.

"Bocah itu benar-benar tidak tahu sopan santun." Rigel masih kesal dengannya karena kejadian tadi malam.

"Tidak apa-apa Rigel dia masih baru, dan belum tahu bagaimana tempat ini." Kashel menenangkan.

"Tapi, tadi malam dia mengajakmu berduel dan menyerang dirimu. Bagaimana bisa kau sudah melupakannya, jika tidak ada aku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi." Rigel masih mengingatnya dengan jelas.

"Benarkah, bocah itu!" Freda tiba-tiba berdiri ia kesal dengan penjelasan barusan.

"Sudahlah tidak apa-apa. Aku tidak terluka juga berkat Rigel yang menjagaku." Jelas Kashel.

"Tetap saja, itu keterlaluan." Freda masih kesal.

"Freda kau tidak perlu kesal seperti itu, dari tatapan matanya sebentar lagi anak itu akan mengajak kita semua berduel dengannya." Erphan berucap.

"Hah? Benarkah?" Luan bertanya penasaran dan Erphan mengangguk.

"Kuharap kalian tidak menghancurkan kantor ini." Kashel terlihat frustasi memikirkannya.

"Tenang saja Kashel, kita hanya akan melakukan sebuah permainan yang akan membuatnya malu. Jika kita ingin berkelahi dengannya pasti akan di luar tempat ini." Anna menjelaskan.

"Tapi kuharap kalian tidak membuatnya babak belur." Kashel khawatir.

"Dia bukan orang yang selemah itu Kashel, kami tahu dia orang yang kuat setelah memperhatikannya. Hanya saja dia masih bisa dikalahkan karena kurangnya pengalaman." Luan menjelaskan lagi.

"Kalo begitu aku tidak perlu khawatir." Ucap Kashel.

.

.

.

Deg

TRING!

Sendok terlepas dari tangan Kashel.

"Apa yang terjadi Kashel?" Luan kaget karena Kashel tiba-tiba terdiam.

"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja ada perasaan sesuatu melewati dadaku barusan." Kata Kashel menjelaskan.

"Itu bukan –" perkataan Luan terpotong.

"Kurasa bukan, lagipula mana mungkin munculnya di siang bolong." Jelas Kashel.

"Kau benar," Luan melanjutkan makannya.

Tapi perasaan Kashel menjadi tidak enak dan tidak tenang setelah itu. Di luar kantornya terlihat, seorang memakai jubah hitam tengah melintasi halaman kantornya tidak ada yang menyadari hal itu.

.

.

.

Setelah makan siang selesai mereka semuanya bersantai di ruang santai kantor. Sampai kerusuhan terjadi, Kyler tiba-tiba menantang mereka semua untuk berduel. Kashel tetap mempercayakan semuanya pada teman-temannya. Percaya bahwa mereka tidak akan membuat kekacauan.

Namun, setelah beberapa saat dari tantangan Kyler. Ada angin kencang yang bahkan sampai memasuki ruangan Kashel. Kashel sudah tidak tahan lagi dengan hal itu dan ia pun akhirnya keluar dari ruangannya.

Sekarang kursi-kursi di ruang santai sudah tidak berada di tempatnya dengan benar. Ada beberapa temannya yang sedang diikat dengan kaki berada di atas. Ada yang sedang jungkir balik dengan kaki di atas, ada yang mukanya penuh dengan tepung. Ada yang sedang sibuk mentertawakan. Ada yang sedang beradu panco tidak ada yang menang.

"Ka-li-an semua benar-benar! Setelah ini bersihkan semuanya! Atau aku akan sangat marah pada kalian!" Semua orang langsung terdiam melihat kemarahan Kashel tidak ada yang berani menatapnya, kecuali Kyler.

"Setelah ini kita harus merapikannya."

"Aura ketua benar-benar menyeramkan."

"Sangat jarang ketua bersikap seperti itu."

"Kita hanya taunya membuat berantakan barang saja. Aku merasa bersalah." Bisik-bisik temannya.

.

.

.

Kashel yang kesal memilih berdiam diri di ruangannya setelah itu, tidak ada yang masuk ke sana. Perasaan Kashel dari tadi merasa tidak enak, dia juga tidak tahu mengapa bisa sangat marah pada teman-temannya. Padahal seharusnya ia merasa senang ketika teman-temannya bisa ceria seperti itu. Bahkan Kyler juga bisa berbaur di dalamnya.

Setelah keluar ruangannya ia melihat ruang santai telah rapi.

"Umm teman-teman aku mau minta maaf." Kashel menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Tak apa Kashel bergabunglah dengan kami di sini, kami tidak marah padamu. Wajar saja kau marah karena kami bertingkah seperti anak kecil tadi." Chain langsung merangkul Kashel akrab tidak perduli dengan tadi begitu juga teman-temannya yang lain.

Tepat saat senja telah tiba, ada kasus baru untuk mereka dari Kantor Pusat. Mengatasi kekacauan yang dibuat roh kegelapan yang sudah menetap di dunia manusia tapi tidak ketahuan, karena roh itu pandai bersembunyi.

"Padahal aku ingin istirahat." Keluh Freda.

Malam itu hanya tinggal tiga orang di kantor. Kyler, Anna dan Kashel. Mereka berdua menunggu, waktu untuk tugas mereka. Kyler menginginkan musuh yang kuat dan sesuai untuknya, dan tentu saja Kashel akan menugaskan dia untuk untuk menangani roh kegelapan yang sesuai dengan kemampuannya dan saat ini ia akan ditugaskan bersama dengan Anna.

Tapi hingga bulan menjadi terang belum ada tanda-tanda portal perbatasan yang akan muncul, jika tidak ada portal lagi yang muncul maka saat itu Kyler dan Anna akan dikirimkan sebagai bala bantuan untuk bekerjasama dengan kantor pusat.

Kashel yang saat itu sedang memegang gelas, tiba-tiba menjatuhkannya.

"Ap-apa ini, bagaimana mungkin?" Kashel kebingungan.

"Kashel apa yang terjadi?" Anna mendatangi Kashel yang tampaknya terkejut akan suatu hal.

"Awas!" Kashel langsung mendorong tubuh Anna dan Kyler untuk berdiri di belakangnya.

"Manta pelindung!" Kashel tiba-tiba berteriak.

DUAR!

Sebuah ledakan besar terjadi di depan kantor mereka. Beruntungnya akibat kesigapan Kashel kantor mereka tidak terkena dampak dari ledakan itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Kyler bingung tidak mengerti.

"Portal perbatasan muncul disini, ugh!" Kashel tenaganya terkuras karena telah menggunakan mantra pelindung yang cukup besar untuk menghindari ledakan barusan. Portal Perbatasan muncul di dalam mantra pelindungnya.

"Apa?!" Kyler dan Anna terkejut serempak.

"Ini kesempatanku untuk menjajal kemampuan." Kyler tiba-tiba berlari keluar.

"Tu-tunggu, kau tidak boleh gegabah!" Kashel tidak bisa mengejar Kyler karena dirinya merasa lemas.

"Anna tolong bekerja samalah dengannya. Aku akan memulihkan diri sebentar." Dan Anna mengiyakan permintaan Kashel.

Aku tidak bisa berbuat banyak dengan adanya portal di sini, tapi aku juga tidak bisa tinggal diam ketika temanku dalam bahaya.

Kyler menghadapi roh kegelapan yang baru saja keluar dari portal perbatasan. Dan kebetulan kemampuannya adalah elemen tanah dan bisa menyerap kekuatan es milik Quirin dan hal itu membuat Kyler kewalahan karenanya. Selain itu Quirin kalah besar dengan lawannya.

Quirin memiliki wujud singa bersayap dengan tubuh yang bisa diperbesar menjadi dua kali lipatnya. Sedangkan Roh Kegelapan yang mereka hadapi bentuknya seperti monster berbentuk goblin ukurannya sedikit lebih besar dari pada Quirin dan elemen tanahnya bisa menyerap elemen air dan es milik Quirin, Kyler juga membantu dengan kemampuannya yang sama dengan Quirin tapi sayang itu tidak terlalu berpengaruh pada monster itu.

Anna datang membantunya, ia sadar yang muncul kali ini dari portal perbatasan bukan lah roh pengacau namun roh petarung dan mereka harus dimusnahkan segera agar tidak membuat kerusakan di dunia manusia, karena itu sangat lah bahaya.

Namun, sebelum itu mereka harus memikirkan cara untuk menutup portal perbatasan yang tengah terbuka lebar. Jika tidak menutupnya Roh Kegelapan yang lain bisa saja muncul.

Anna bisa mengimbangi Roh Kegelapan itu karena ia memiliki kekuatan tipe angin dan roh pelindungnya bernama Penrad yang memiliki wujud burung merak putih raksasa. Dengan kekuatannya Anna bisa membelah-belah kekuatan tanah itu. Tanah tidak bisa menyerap angin milik Anna.

Kyler yang sombong tidak mau kalah dan ingin menyerang roh itu sendiri, di sini ia tidak menyadari dari arah lain ada bola api raksasa yang akan menghantam dirinya. Kashel di situ tiba-tiba muncul dan melindungi Kyler dengan menggunakan mantra pelindung.

"Kyler, kita tidak bisa bertarung sendiri. Kita harus bekerja sama. Ukh! Jangan egois atau karena dirimu akan banyak orang yang akan terluka." Kashel dan Kyler terlempar karena dahsyatnya serangan itu. Kashel berhasil melindungi Kyler. Tapi akibat serpihan batu yang mengenai kepalanya dan terseret saat terlempar. Kashel mengalami luka-luka tapi tidak cukup serius, ia masih bisa bangkit.

Deg

Tiba-tiba Kashel yang sudah bangkit berhenti bergerak ia berdiri mematung, cahaya di matanya menghilang ketika ia menatap Portal Perbatasan itu yang tepat berada di depannya.

"Gawat!"

"Hei Kyler cepat bawa Kashel menjauh dari sana. Jangan biarkan Kashel dekat dengan portal itu!" teriak Anna memerintah Kyler, karena ia tidak bisa melakukan hal itu akibat terhalang pertarungan dengan roh kegelapan.

"Menyebalkan hal inilah yang kami semua takutkan jika ia bertarung." Gumam Anna.

Teman-teman cepatlah kemari. Batin Anna. Ia merasa benar-benar kewalahan.

Tiba-tiba portal itu menguat dan banyak roh kegelapan yang dipanggil dari sana, mereka tidak bisa jika harus menghadapi semua roh itu kalau hanya berdua terlebih roh-roh itu cukup kuat.

Kyler yang tidak mengerti dan bingung dengan Kashel yang tiba-tiba berhenti bergerak, untungnya mau membawa Kashel bersembunyi di belakang sebuah pohon sehingga portal itu tidak terlihat lagi oleh Kashel. Roh kegelapan yang keluar pun berhenti karena Kashel menjauhi portal perbatasan itu.

"Aku mengacau lagi," gumam Kashel setelah tersadar, saat ingin menggerakkan tangannya ternyata Kashel tidak bisa bergerak saat itu.

"Apa yang terjadi?" Kyler bertanya.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan, kau bertarung lah dulu untuk membereskan kekacauan ini, saat ini aku tidak mampu untuk bergerak. Maafkan aku."

"Tolong beritahu Anna dan semuanya untuk menghentikan portal itu serang bagian tengah atas, maka pemicunya akan hancur." Kyler hanya mengiyakan Kashel walaupun ada banyak pertanyaan di kepalanya sekarang.

Anna sudah tidak bisa menahannya lagi, perlahan energi sihirnya mulai habis. Tapi di saat yang tepat teman-temannya datang menolong.

"Sepertinya kita datang tepat waktu," kata Rigel sok keren.

"Tepat waktu kepalamu! Kashel dia terluka," jelas Anna. Dan Rigel nampak kaget.

"Tidak ada waktu untuk menyesalinya sekarang kita harus menyelesaikan kekacauan ini terlebih dahulu." Chain berkata ia cukup terkejut dengan hal itu.

"Baiklah di mana kita harus menyerang?" tanya Rigel.

"Kashel bilang, kita harus menyerang tengah bagian paling atas portal itu untuk mengakhiri portalnya." Jelas Kyler yang tiba-tiba muncul bergabung dengan mereka.

"Baiklah kalo begitu, mohon kerja samanya teman-teman." Chain mulai menyerang bersama roh pelindungnya Bow yang memiliki wujud seperti burung phoenix.

Semua orang bertarung sekuat tenaga melawan roh kegelapan yang setidaknya mungkin berjumlah lima sekarang. Tapi karena kerja sama mereka, mereka pun berhasil menghancurkan Portal Perbatasan dan menyingkirkan Roh Kegelapan.

Mereka bersyukur masih selamat, meskipun memiliki pertanyaan besar bagaimana bisa muncul sebuah portal di tempat di mana wilayah itu menggunakan mantra penghalang yang cukup kuat.

Episodes
1 Prolog – Awal Permulaan
2 Bagian 1 – Orang Lemah
3 Bagian 2 – Perselisihan
4 Bagian 3 – Munculnya Portal Perbatasan
5 Bagian 4 – Kembalinya Orang Itu
6 Bagian 5 – Kantor Pusat
7 Bagian 6 – Menjalankan Misi
8 Bagian 7 – Roh Pembangkit Kesedihan
9 Bagian 8 – Masa Kecil Kashel
10 Bagian 9 – Ingatan Rigel yang Hilang
11 Bagian 10 – Berdamai Dengan Masa Lalu
12 Bagian 11 – Kalahnya Roh Kegelapan
13 Bagian 12 – Si Ilmuan Gila
14 Bagian 13 – Kasus Roh Penghisap Jiwa
15 Bagian 14 – Jatuhnya Korban
16 Bagian 15 – Kemarahan Kashel
17 Bagian 16 – Kebenaran tentang Lyam
18 Bagian 17 – Orang Terpilih
19 Bagian 18 – Amukan Roh Kegelapan
20 Bagian 19 – Masa Lalu Anna
21 Bagian 20 – Hutang Budi Anna
22 Bagian 21 – Kedatangan Kashel dan Lyam
23 Bagian 22 – Kegelapan Lyam
24 Bagian 23 – Cerita Kyler I
25 Bagian 24 – Cerita Kyler II
26 Bagian 25 – Jatuh Sakit
27 Bagian 26 – Alam Bawah Sadar
28 Bagian 27 – Tanpa Kashel
29 Bagian 28 – Roh Pengendali Jiwa
30 Bagian 29 – Kemampuan Guardian
31 Bagian 30 – Aku Orang Normal
32 Bagian 31 – Inti Hitam
33 Bagian 32 – Freda yang Kesepian I
34 Bagian 33 – Freda yang Kesepian II
35 Bagian 34 – Salah Paham
36 Bagian 35 – Cinta Tidak Berbalas
37 Bagian 36 – Cinta Sejati Kashel
38 Bagian 37 – Keinginan yang Mengundang Kegelapan
39 Bagian 38 – Batu Sihir Hitam
40 Bagian 39 – Keinginan Kashel
41 Bagian 40 – Akademi Spiritual
42 Bagian 41 – Teman-Teman Palsu
43 Bagian 42 – Ujian Melacak Energi Sihir
44 Bagian 43 – Lulus Sendiri
45 Bagian 44 – Kemampuan Tidak Terduga
46 Bagian 45 – Tantangan Lyam
47 Bagian 46 – Tim Lyam dan Kashel
48 Bagian 47 – Tawaran Lyam
49 Bagian 48 – Titik Berkumpul
50 Bagian 49 – Tahun Terakhir
51 Bagian 50 – Ujian Mantra Pelindung
52 Bagian 51 – Pertemuan dengan Rainer
53 Bagian 52 – Ruangan Penyerap Energi
54 Visual Karakter – Bukan Chapter Baru
55 Bagian 53 – Kerjasama Kashel dan Rainer
56 Bagian 54 – Kegelapan di Hutan Terlarang
57 Bagian 55 – Melawan Naga Kegelapan
58 Bagian 56 – Hubungan Rainer dan Kashel
59 Bagian 57 – Misi Baru
60 Bagian 58 – Hambatan
61 Bagian 59 – Ilusi Gua Kelelawar
62 Bagian 60 – Cara Mengalahkannya
63 Bagian 61 – Tugas di Kantor Pusat
64 Bagian 62 – Misi Mencari Pedang Cahaya
65 Bagian 63 – Gurun Pasir
66 Bagian 64 – Serangan di Oasis
67 Bagian 65 - Desa di Tengah Gurun
68 Bagian 66 – Rainer dan Kashel Mengalahkan Ular Raksasa
69 Bagian 67 – Rainer Versus Serigala Buas
70 Bagian 68 – Melawan Penjaga Pedang Cahaya
71 Bagian 69 – Pertemuan Rigel dan Rainer
72 Bagian 70 – Rencana Rainer
73 Bagian 71 – Bukan yang Terpilih
74 Bagian 72 – Ditunjuknya Pemimpin Baru
75 Bagian 73 – Pengorbanan di Ritual Terakhir
76 Bagian 74 – Perpisahan
77 Bagian 75 – Liburan Telah Selesai
78 Bagian 76 – Belajar Mengancam
79 Bagian 77 – Tuan Guardian
80 Bagian 78 – Serangan Dadakan
81 Bagian 79 – Pertempuran Melawan Energi Gelap
82 Bagian 80 – Kashel yang Berbeda
83 Bagian 81 – Lyam dan Pedang Kegelapan
84 Bagian 82 – Pengaruh Pedang Kegelapan
85 Bagian 83 – Perselisihan dengan Warga Desa Raja Naga
86 Bagian 84 – Pengaruh Batu Kristal Hitam
87 Bagian 85 – Energi Sihir Samar
88 Bagian 86 – Pertarungan Melawan Orang Misterius
89 Bagian 87 – Munculnya Kepribadian The Borders
90 Bagian 88 – Pertempuran Akibat Batu Kristal Hitam
91 Bagian 89 – Bangkitnya Kekuatan Naga Perbatasan
92 Bagian 90 – The Borders Versus Desa Raja Naga
93 Bagian 91 – Kehancuran Dan Kedamaian
94 Bagian 92 – Berselisih dengan Raja Peri
95 Bagian 93 – Tuduhan Para Peri
96 Bagian 94 – Kekesalan Kashel
97 Bagian 95 – Pertempuran Bersama Bangsa Peri
98 Bagian 96 – Pertempuran Belum Selesai
99 Bagian 97 – Misi Baru Pencarian Batu Elemen
100 Bagian 98 – Awal Penjelajahan
101 Bagian 99 – Perjuangan Di Gurun Pasir
102 Bagian 100 – Pengaruh Batu Elemen Api
103 Bagian 101 – Serangan Golem Api
104 Bagian 102 – Jebakan Di Reruntuhan
105 Bagian 103 – Pertarungan Dengan Tengkorak Api
106 Bagian 104 – Jebakan Bertubi-tubi
107 Bagian 105 – Memulihkan Diri
108 Bagian 106 – Serangan Bola Api
109 Bagian 107 – Pertarungan Memperebutkan Batu Elemen
110 Bagian 108 – Guardian Melawan Kashel
111 Bagian 109 – Ketahuan
112 Bagian 110 – Penyelidikan Di Kantor Pusat
113 Bagian 111 – Adik Kashel
114 Bagian 112 – Kakak Beradik
115 Bagian 113 – Hari Di Mana Mereka Bertemu
116 Bagian 114 – Pasangan yang Di Takdirkan
117 Bagian 115 – Pertarungan Di Pagi Hari
118 Bagian 116 – Hancurnya Portal Perbatasan
119 Bagian 117 – Kemampuan yang Menghilang
120 Bagian 118 – Misi Baru, Batu Elemen Air
121 Bagian 119 – Cerita Masa Lalu
122 Bagian 120 – Pengaruh Batu Elemen Air
123 Bagian 121 – Reruntuhan Di Dasar Laut
124 Bagian 122 – Jebakan Air
125 Bagian 123 – Ada Roh Kegelapan Di Reruntuhan
126 Bagian 124 – Bangkitnya Sihir Lainnya
127 Bagian 125 – Serangan Ratusan Ribu Kepiting
128 Bagian 126 – Menukar Tugas
129 Bagian 127 – Dua Kesadaran yang Menyatu
130 Bagian 128 – Penghancuran Reruntuhan
131 Bagian 129 – Misi Telah Selesai
132 Bagian 130 – Orang Kepercayaan
133 Bagian 131 – Serangan Di Saat Lengah
134 Bagian 132 – Pengkhianatan Freda
135 Bagian 133 – Rencana Kegelapan
136 Bagian 134 – Kepastian
137 Bagian 135 – Kantor Baru
138 Bagian 136 – Tugas Rutin
139 Bagian 137 – Kashel Diculik
140 Bagian 138 – Pengarah Batu Kristal Hitam
141 Bagian 139 – Menyelamatkan Rai
142 Bagian 140 – Kepergian Lyam
143 Bagian 141 – Saling Menguatkan
144 Bagian 142 – Pencarian Batu Elemen
145 Bagian 143 – Pengejaran Guardian
146 Bagian 144 – Batu Sihir Elemen Tanah
147 Bagian 145 – Jebakan di Dalam Tanah
148 Bagian 146 – Serangan Basilisk
149 Bagian 147 – Penangkapan Kashel
150 Bagian 148 – Berkumpul Kembali
151 Bagian 149 – Pertarungan Rigel
152 Bagian 150 – Menenangkan Diri
153 Bagian 151 – Rencana
154 Bagian 152 – Batu Elemen Petir di Tangan Musuh
155 Bagian 153 – Pertarungan Seimbang
156 Bagian 154 – Kalahnya Pengguna Batu Elemen Petir
157 Bab 155 – Terluka
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog – Awal Permulaan
2
Bagian 1 – Orang Lemah
3
Bagian 2 – Perselisihan
4
Bagian 3 – Munculnya Portal Perbatasan
5
Bagian 4 – Kembalinya Orang Itu
6
Bagian 5 – Kantor Pusat
7
Bagian 6 – Menjalankan Misi
8
Bagian 7 – Roh Pembangkit Kesedihan
9
Bagian 8 – Masa Kecil Kashel
10
Bagian 9 – Ingatan Rigel yang Hilang
11
Bagian 10 – Berdamai Dengan Masa Lalu
12
Bagian 11 – Kalahnya Roh Kegelapan
13
Bagian 12 – Si Ilmuan Gila
14
Bagian 13 – Kasus Roh Penghisap Jiwa
15
Bagian 14 – Jatuhnya Korban
16
Bagian 15 – Kemarahan Kashel
17
Bagian 16 – Kebenaran tentang Lyam
18
Bagian 17 – Orang Terpilih
19
Bagian 18 – Amukan Roh Kegelapan
20
Bagian 19 – Masa Lalu Anna
21
Bagian 20 – Hutang Budi Anna
22
Bagian 21 – Kedatangan Kashel dan Lyam
23
Bagian 22 – Kegelapan Lyam
24
Bagian 23 – Cerita Kyler I
25
Bagian 24 – Cerita Kyler II
26
Bagian 25 – Jatuh Sakit
27
Bagian 26 – Alam Bawah Sadar
28
Bagian 27 – Tanpa Kashel
29
Bagian 28 – Roh Pengendali Jiwa
30
Bagian 29 – Kemampuan Guardian
31
Bagian 30 – Aku Orang Normal
32
Bagian 31 – Inti Hitam
33
Bagian 32 – Freda yang Kesepian I
34
Bagian 33 – Freda yang Kesepian II
35
Bagian 34 – Salah Paham
36
Bagian 35 – Cinta Tidak Berbalas
37
Bagian 36 – Cinta Sejati Kashel
38
Bagian 37 – Keinginan yang Mengundang Kegelapan
39
Bagian 38 – Batu Sihir Hitam
40
Bagian 39 – Keinginan Kashel
41
Bagian 40 – Akademi Spiritual
42
Bagian 41 – Teman-Teman Palsu
43
Bagian 42 – Ujian Melacak Energi Sihir
44
Bagian 43 – Lulus Sendiri
45
Bagian 44 – Kemampuan Tidak Terduga
46
Bagian 45 – Tantangan Lyam
47
Bagian 46 – Tim Lyam dan Kashel
48
Bagian 47 – Tawaran Lyam
49
Bagian 48 – Titik Berkumpul
50
Bagian 49 – Tahun Terakhir
51
Bagian 50 – Ujian Mantra Pelindung
52
Bagian 51 – Pertemuan dengan Rainer
53
Bagian 52 – Ruangan Penyerap Energi
54
Visual Karakter – Bukan Chapter Baru
55
Bagian 53 – Kerjasama Kashel dan Rainer
56
Bagian 54 – Kegelapan di Hutan Terlarang
57
Bagian 55 – Melawan Naga Kegelapan
58
Bagian 56 – Hubungan Rainer dan Kashel
59
Bagian 57 – Misi Baru
60
Bagian 58 – Hambatan
61
Bagian 59 – Ilusi Gua Kelelawar
62
Bagian 60 – Cara Mengalahkannya
63
Bagian 61 – Tugas di Kantor Pusat
64
Bagian 62 – Misi Mencari Pedang Cahaya
65
Bagian 63 – Gurun Pasir
66
Bagian 64 – Serangan di Oasis
67
Bagian 65 - Desa di Tengah Gurun
68
Bagian 66 – Rainer dan Kashel Mengalahkan Ular Raksasa
69
Bagian 67 – Rainer Versus Serigala Buas
70
Bagian 68 – Melawan Penjaga Pedang Cahaya
71
Bagian 69 – Pertemuan Rigel dan Rainer
72
Bagian 70 – Rencana Rainer
73
Bagian 71 – Bukan yang Terpilih
74
Bagian 72 – Ditunjuknya Pemimpin Baru
75
Bagian 73 – Pengorbanan di Ritual Terakhir
76
Bagian 74 – Perpisahan
77
Bagian 75 – Liburan Telah Selesai
78
Bagian 76 – Belajar Mengancam
79
Bagian 77 – Tuan Guardian
80
Bagian 78 – Serangan Dadakan
81
Bagian 79 – Pertempuran Melawan Energi Gelap
82
Bagian 80 – Kashel yang Berbeda
83
Bagian 81 – Lyam dan Pedang Kegelapan
84
Bagian 82 – Pengaruh Pedang Kegelapan
85
Bagian 83 – Perselisihan dengan Warga Desa Raja Naga
86
Bagian 84 – Pengaruh Batu Kristal Hitam
87
Bagian 85 – Energi Sihir Samar
88
Bagian 86 – Pertarungan Melawan Orang Misterius
89
Bagian 87 – Munculnya Kepribadian The Borders
90
Bagian 88 – Pertempuran Akibat Batu Kristal Hitam
91
Bagian 89 – Bangkitnya Kekuatan Naga Perbatasan
92
Bagian 90 – The Borders Versus Desa Raja Naga
93
Bagian 91 – Kehancuran Dan Kedamaian
94
Bagian 92 – Berselisih dengan Raja Peri
95
Bagian 93 – Tuduhan Para Peri
96
Bagian 94 – Kekesalan Kashel
97
Bagian 95 – Pertempuran Bersama Bangsa Peri
98
Bagian 96 – Pertempuran Belum Selesai
99
Bagian 97 – Misi Baru Pencarian Batu Elemen
100
Bagian 98 – Awal Penjelajahan
101
Bagian 99 – Perjuangan Di Gurun Pasir
102
Bagian 100 – Pengaruh Batu Elemen Api
103
Bagian 101 – Serangan Golem Api
104
Bagian 102 – Jebakan Di Reruntuhan
105
Bagian 103 – Pertarungan Dengan Tengkorak Api
106
Bagian 104 – Jebakan Bertubi-tubi
107
Bagian 105 – Memulihkan Diri
108
Bagian 106 – Serangan Bola Api
109
Bagian 107 – Pertarungan Memperebutkan Batu Elemen
110
Bagian 108 – Guardian Melawan Kashel
111
Bagian 109 – Ketahuan
112
Bagian 110 – Penyelidikan Di Kantor Pusat
113
Bagian 111 – Adik Kashel
114
Bagian 112 – Kakak Beradik
115
Bagian 113 – Hari Di Mana Mereka Bertemu
116
Bagian 114 – Pasangan yang Di Takdirkan
117
Bagian 115 – Pertarungan Di Pagi Hari
118
Bagian 116 – Hancurnya Portal Perbatasan
119
Bagian 117 – Kemampuan yang Menghilang
120
Bagian 118 – Misi Baru, Batu Elemen Air
121
Bagian 119 – Cerita Masa Lalu
122
Bagian 120 – Pengaruh Batu Elemen Air
123
Bagian 121 – Reruntuhan Di Dasar Laut
124
Bagian 122 – Jebakan Air
125
Bagian 123 – Ada Roh Kegelapan Di Reruntuhan
126
Bagian 124 – Bangkitnya Sihir Lainnya
127
Bagian 125 – Serangan Ratusan Ribu Kepiting
128
Bagian 126 – Menukar Tugas
129
Bagian 127 – Dua Kesadaran yang Menyatu
130
Bagian 128 – Penghancuran Reruntuhan
131
Bagian 129 – Misi Telah Selesai
132
Bagian 130 – Orang Kepercayaan
133
Bagian 131 – Serangan Di Saat Lengah
134
Bagian 132 – Pengkhianatan Freda
135
Bagian 133 – Rencana Kegelapan
136
Bagian 134 – Kepastian
137
Bagian 135 – Kantor Baru
138
Bagian 136 – Tugas Rutin
139
Bagian 137 – Kashel Diculik
140
Bagian 138 – Pengarah Batu Kristal Hitam
141
Bagian 139 – Menyelamatkan Rai
142
Bagian 140 – Kepergian Lyam
143
Bagian 141 – Saling Menguatkan
144
Bagian 142 – Pencarian Batu Elemen
145
Bagian 143 – Pengejaran Guardian
146
Bagian 144 – Batu Sihir Elemen Tanah
147
Bagian 145 – Jebakan di Dalam Tanah
148
Bagian 146 – Serangan Basilisk
149
Bagian 147 – Penangkapan Kashel
150
Bagian 148 – Berkumpul Kembali
151
Bagian 149 – Pertarungan Rigel
152
Bagian 150 – Menenangkan Diri
153
Bagian 151 – Rencana
154
Bagian 152 – Batu Elemen Petir di Tangan Musuh
155
Bagian 153 – Pertarungan Seimbang
156
Bagian 154 – Kalahnya Pengguna Batu Elemen Petir
157
Bab 155 – Terluka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!