"Bolehkah kita tidur seperti ini hanya menggunakan selimut?" tanya Venisa dengan wajah memerah menahan malu.
"Boleh," jawab Daka sambil tersenyum walau kadang membuat dirinya bingung karena permintaan istrinya tidak seperti biasanya.
Daka perlahan meletakkan tubuh polos istrinya ke arah ranjang secara perlahan kemudian menyelimutinya barulah Daka masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuh polos istrinya.
"Permintaanku aneh ya?" tanya Venisa sambil meletakkan kepalanya di dada bidang suaminya kemudian membalas pelukan suaminya.
"Aneh sih tidak hanya tidak seperti biasanya," jawab Daka sambil mengusap rambut istrinya.
"Aku juga bingung sayang kenapa aku seperti ini dan entah kenapa kok perasaanku sangat takut sekali," ucap Venisa sambil mendongakkan kepalanya ke atas.
"Sangat takut sekali? Takut kenapa?" tanya ulang Daka sambil menatap wajah cantik istrinya.
"Aku sangat takut suamiku pergi meninggalkanku dan aku pergi jauh sekali hingga kita tidak bertemu kembali," ucap Venisa yang bingung dengan perasaannya.
"Itu mungkin hanya perasaan istriku," ucap Daka sambil mengusap rambut istrinya.
"Sayang, bolehkah aku bertanya?" tanya Venisa.
"Tanya apa?" tanya Daka.
"Jika seandainya suamiku bertemu dengan mantan kekasih dan ingin kembali dengan kak Daka. Siapa yang kak Daka pilih? Aku atau mantan kekasih?" tanya Venisa.
"Tentu saja kamu karena kamu adalah istri yang sangat aku cintai," jawab Daka tanpa banyak berfikir.
"Terima kasih," jawab Venisa.
"Terima kasih untuk apa?" tanya Daka dengan bingung.
"Terima kasih karena tetap memilihku," jawab Venisa sambil berbaring kembali di dada bidang suaminya.
"Aku juga terima kasih karena memilihku menjadi suamimu," jawab Daka kemudian mengecup pucuk kepala istrinya.
"Sama-sama darling, bolehkah aku tanya satu lagi?" tanya Venisa sambil menguap.
"Tanya sampai sebanyak apa pun tidak apa-apa sayang," jawab Daka sambil membelai punggung polos istrinya.
"Jika seandainya aku hamil dan ingin melahirkan, suamiku di minta untuk memilih satu di antara dua pilihan yaitu memilihku atau mempertahankan anak kita tapi aku harus pergi untuk selamanya. Siapa yang akan di pilih?" tanya Venisa.
"Aku tidak mau menjawabnya," jawab Daka.
"Memangnya kenapa? Aku hanya ingin tahu," pinta Venisa.
"Karena aku sangat mencintaimu dan juga mencintai anak kita jika kamu hamil," jawab Daka dengan nada tegas.
"Tapi bolehkah aku minta satu hal?" tanya Venisa.
"Minta apa?" tanya Daka.
"Jika seandainya itu terjadi aku minta suamiku memilih anak kita," ucap Venisa sambil memejamkan matanya.
"Maaf aku tidak bisa, karena aku sangat mencintaimu dan aku tidak sanggup untuk kehilangan mu," jawab Daka.
"Darling selama ini aku tidak pernah meminta sesuatu tapi bolehkah saat ini aku meminta tolong turuti permintaanku," mohon Venisa sambil membuka matanya dan mendongakkan kepalanya ke atas.
Daka menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menganggukkan kepalanya walau dalam hati kecilnya ingin menolaknya namun dirinya tidak tega melihat tatapan istrinya yang sangat dicintainya.
"Terima kasih sayang, sekarang kita tidur," ucap Venisa.
Venisa kembali berbaring sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.
"Tidurlah sayang," ucap Daka sambil mengusap punggung istrinya berulang kali.
"I Love You Darling," ucap Venisa sambil memejamkan matanya.
"I Love You Too My Heart," jawab Daka.
Tanpa membutuhkan waktu lama Venisa tidur dengan pulas sedangkan Daka yang sebenarnya sudah mengantuk tidak bisa tidur karena ucapan Venisa mengusik perasaannya.
Daka perlahan melepaskan pelukannya kemudian memindahkan kepala Venisa dengan perlahan di bantal. Daka turun dari ranjang kemudian mengambil jubah handuk dan memakainya.
Daka mengambil ponselnya yang berada di meja kemudian berjalan ke arah balkon karena tidak ingin mengganggu istirahat istrinya.
Daka mencari nomer kontak seseorang setelah ketemu Daka menghubungi nomer tersebut.
("Hallo tuan," sapa seorang pria).
("Bagaimana dengan wanita itu?" tanya Daka dengan nada dingin dan datar).
("Wanita itu masih menjadi pemuas ranjang dua pria yang tinggal di mansion," jawab pria tersebut).
("Apakah kamu sudah mendapatkan bukti rekamannya?" tanya Daka sambil tersenyum menyeringai).
("Sudah tuan," jawab pria tersebut).
("Bagus, kirim bukti rekamannya padaku," pinta Daka).
("Baik tuan," jawab pria tersebut).
("Satu lagi keluarlah dari mansion itu karena aku sudah mendapatkan apa yang aku butuhkan," ucap Daka).
("Baik tuan," jawab pria itu kembali).
Tut Tut Tut
Daka langsung mematikan sambungan komunikasi secara sepihak kemudian menatap ke arah langit melihat bintang 🌟 - bintang 🌟 bertaburan.
("Veni, aku sudah mendapatkan kartu as mu untuk berjaga - jaga jika kamu berani mengusik hubungan kami dan jangan pernah berharap kamu kembali padaku karena aku sangat mencintai kakakmu jadi salahkan dirimu sendiri kenapa kamu memberikan kakakmu padaku," ucap Daka dalam hati).
Ting
Ponsel milik Daka berdering sekali tanda pesan masuk. Daka membuka ponsel tersebut dan melihat rekaman video adegan suami istri dua lawan satu membuat Daka merasa jijik melihatnya dan langsung mematikan rekaman video tersebut.
("Aku bersyukur mendapatkan istri seperti Venisa dengan bukti ini aku bisa mengancam mu akan menyebar luaskan video ini jika berani mengusik Venisa. Aku sangat mencintai Venisa dan aku tidak akan ijinkan siapapun menyakitinya," ucap Daka dalam hati sambil tersenyum devil).
Daka sangat lelah kemudian berjalan ke arah pintu balkon yang tertutup rapat. Daka sengaja menutup pintu balkon agar angin malam tidak masuk ke dalam karena tidak baik untuk kesehatan Venisa.
Daka membuka pintu balkon dan melihat Venisa masih tidur dengan pulas kemudian Daka menutup pintu balkon dan menguncinya bersamaan suara khas bangun tidur yang sangat familiar di telinga nya.
"Darling kenapa malam - malam ke balkon?" tanya Venisa sambil menatap punggung suaminya.
("Untung istriku tidak tahu kalau aku sudah ke balkon," ucap Daka dalam hati sambil membalikkan badannya).
"Aku tidak bisa tidur makanya mau ke balkon," jawab Daka berbohong sambil berjalan ke arah istrinya.
"Tapi kenapa membawa ponsel?" tanya Venisa dengan nada curiga.
"Aku ingin .... (men jeda kalimatnya untuk berfikir) ... main game karena itulah aku ke balkon takut suara game mengganggu istirahat istriku," ucap Daka beralasan sambil meletakkan ponselnya di meja kemudian berjalan ke arah ranjang dan duduk di sisi ranjang.
"Sudah malam jangan main game tidak bagus untuk kesehatan." ucap Venisa.
"Iya aku tidak akan melakukan lagi," jawab Daka.
"Syukurlah kalau suamiku tidak akan melakukan lagi, kenapa darling tidak bisa tidur?" tanya Venisa sambil duduk di kepala ranjang tanpa menyadari tubuh polos bagian atas menyembul keluar.
Glek
Daka menelan saliva nya dengan kasar menatap dua bukit kembar milik istrinya yang semakin menantang membuat bagian bawahnya langsung menegang.
"Karena aku ingin memakan mu kembali tapi melihatmu tidur tidak tega," jawab Daka beralasan.
Selesai mengatakan hal itu Daka langsung berdiri kemudian menarik tali jubahnya kemudian membuangnya secara asal.
Daka naik ke atas ranjang sedangkan Venisa yang melihat apa yang dilakukan oleh suaminya langsung tersadar kalau tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun dan bagian atasnya terlihat jelas.
("Aduh kenapa aku lupa kalau aku tidak memakai pakaian," ucap Venisa dalam hati sambil berbaring di ranjang).
"Darling aku lelah dan mengantuk," ucap Venisa ketika suaminya menarik selimutnya dan membuangnya secara asal.
"Sayangku tidurlah biarkan suami mu yang tampan ini yang berkerja sendiri," ucap Daka sambil menaiki tubuh polos istrinya.
"Pffftttt,"
"Kenapa sayang ku tertawa?" tanya Daka bingung.
"Darling habis narcis," ucap Venisa sambil tersenyum.
Daka hanya tersenyum dan merekapun melakukan hubungan suami istri hingga setengah jam kemudian mereka selesai melakukan hubungan suami istri.
Daka turun dari ranjang kemudian menggendong Venisa ala bridal style menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan sisa per cin taan yang tadi mereka lakukan.
Hingga lima menit kemudian mereka keluar dari kamar mandi. Daka meletakkan tubuh polos istrinya kemudian menyelimutinya dan berlanjut dirinya masuk ke dalam selimut.
"Tidurlah," ucap Daka sambil memeluk istrinya.
"Suami ku juga tidur jangan main game karena tidak bagus untuk mata," jawab Venisa sambil membaringkan kepalanya di dada bidang suaminya dan membalas pelukan suaminya.
"Aku sangat senang istriku memperhatikan aku," ucap Daka bahagia.
Venisa hanya tersenyum dan tidak membutuhkan waktu lama terdengar suara dengkuran halus dari mulut istrinya.
"Terima kasih kamu hadir dalam kehidupan aku, aku tidak akan mengijinkan seorang menyakitimu," ucap Daka yang sangat mencintai istrinya sambil memejamkan matanya.
Tidak membutuhkan waktu lama Daka tidur dengan pulas menyusul mimpi indah istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Risky Titi sarlinda
bagus daka aku salut pada mu jangan pisah kan mereka KK author plis badai topan angin yang menerpa rumah tangga merek semoga bisa terlewati
2022-10-08
2
Sumawita
Bagus daka kamu seperti Daddy mu
2022-09-18
2