Jam sembilan malam Veni sudah berada di aula hotel 🏨 xxxx banyak para artis, aktor, produser, sutradara dan semua kru film berkumpul di pesta tersebut.
Dua pasang mata menatap Veni tanpa berkedip karena di antara semua para artis Veni yang paling menonjol yaitu cantik dan seksi membuat dua orang tersebut saling berbisik.
Setelah dikatakan sepakat salah satu dari mereka menjentikkan ke arah pelayan dan pelayan tersebut mengerti kode tersebut.
"Maaf nona, silahkan minum anggur 🍷 ini," ucap pelayan tersebut mendekati Veni.
"Aku juga mau anggur itu," ucap temannya Veni sambil merebutnya dan langsung meminumnya dengan cepat.
"Ambilkan aku anggur 🍷 cepat," ucap Veni dengan nada merendah tapi sorotan matanya tajam sambil mencengkram ke dua tangannya dengan erat terhadap wanita itu.
("Dia selalu mencari masalah denganku, awas saja akan aku balas kamu," ucap Veni dalam hati).
("******Apa yang menjadi milikmu akan aku rebut termasuk minuman tadi. Sayang kekasihnya miskin kalau kaya sudah aku rebut juga," ucap gadis tersebut dalam hati sambil tersenyum menyeringai ke arah Veni******).
Pelayan itupun pergi meninggalkan ruang pesta tersebut sambil menahan amarah terhadap gadis tersebut yang telah menggagalkan rencananya yang diperintahkan oleh bosnya.
Pelayan itupun mengambil gelas baru dan mengisi kembali anggur 🍷 merah yang terkenal sangat mahal kemudian memasukkan sesuatu ke dalam minuman.
"Rencana ini harus berhasil," ucap pelayan tersebut.
Pelayan itu pun pergi ke ruangan pesta dan berjalan ke arah Veni namun lagi - lagi seorang artis mengambil anggur 🍷 tersebut membuat pelayan tersebut menahan amarahnya kembali karena dirinya tidak mungkin marah di depan gadis tersebut.
"Bagaimana nih? Sudah dua kali pelayan itu gagal," ucap pria pertama.
"Ke dua gadis itu tahu kalau anggur yang dikeluarkan oleh pelayan itu sangat mahal dari pada anggur yang ada di pesta ini," jawab teman satunya.
"Aku ada ide," ucap pria pertama.
"Ide apa?" tanya pria ke dua.
Pria pertama membisikkan sesuatu ke temannya sedangkan temannya hanya tersenyum bahagia karena idenya sangat bagus.
"Bagus tidak ide ku?" tanya pria pertama.
"Bagus juga," jawab pria ke dua sambil tersenyum mesum.
Pria pertama menjentikkan jarinya dua kali kemudian dua anak buahnya datang menemui dirinya. Pria pertama membisikkan sesuatu ke anak buah pertama setelah mengatakan sesuatu anak buah pertama pergi ke arah asisten Veni kemudian menarik tangannya dengan pelan.
Sedangkan pria pertama membisikkan sesuatu ke telinga anak buahnya yang ke dua sedangkan anak buahnya hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Maaf nona, sutradara Toni ingin nona Veni untuk datang ke kamar nomer 808 untuk membicarakan pemeran utama wanita," ucap pria tersebut dengan suara pelan agar tidak terdengar orang lain.
"Baik, saya akan sampaikan," jawab asisten tersebut.
"Aku tunggu," jawab asisten tersebut.
"Ok," jawab asisten tersebut.
Asisten tersebut berjalan mendekati Veni kemudian membisikkan sesuatu. Veni hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan mengikuti pria tersebut.
Veni berjalan menuju ke arah lift dan pria tersebut menekan tombol paling atas dan tidak berapa pintu lift terbuka barulah mereka masuk ke dalam kotak persegi empat tersebut.
Singkat cerita kini mereka sudah tiba di depan pintu kamar nomer 808, pria tersebut mengetuk pintu sebanyak tiga kali.
"Masuk," ucap pria dari dalam.
Ceklek.
Pria tersebut membuka pintu dengan lebar kemudian Veni berjalan dengan angkuh masuk ke dalam kamar tersebut tanpa curiga sedikitpun.
Setelah Veni masuk ke dalam pria tersebut menutup pintu dengan rapat hingga terdengar suara klik tanda pintu itu otomatis terkunci.
Veni berjalan hingga dirinya melihat dua pria gendut, jelek dan botak satu sutradara film dan satunya CEO di perusahaan yang mendanai film kakaknya. Mereka adalah kakak beradik sedang duduk di sofa dekat ranjang.
"Nona Veni silahkan duduk," ucap sutradara.
Tanpa bicara Veni duduk dengan angkuh membuat dua sutradara tersebut berusaha menahan amarahnya karena mereka tahu Veni terkenal dengan sifat sombong, angkuh dan sering bertengkar serta semena - mena dengan para artis yunior.
"Ada apa tuan?"tanya Veni tanpa basa basi.
"Kami berencana ingin menjadikan dirimu sebagai bintang utama dalam film terbaru kami yang akan di rilis empat bulan lagi, apakah kamu bersedia?" tanya sutradara tersebut sambil mengambil gelas yang berisi anggur begitu pula dengan adiknya.
"Benarkah? Tentu saja aku setuju," jawab Veni sambil tersenyum bahagia.
"Kalau begitu sebagai kerjasama kita maka mari kita bersulang," ucap sutradara film tersebut.
"Ok," jawab Veni singkat.
Tanpa curiga sedikitpun Veni mengambil gelas tersebut kemudian mereka bersulang. Ke tiga orang tersebut meminum gelas tersebut hingga habis kemudian sutradara film tersebut menuangkan kembali minuman anggur.
"Maaf tuan, saya hanya bisa minum gua gelas saja," ucap Veni.
Di gelas ke dua mereka meminum tapi ketika sutradara film tersebut ingin menuangkan kembali Veni menolaknya.
"Ok," jawab sutradara film tersebut sambil tersenyum menyeringai.
"Kalau begitu aku boleh keluar?" tanya Veni.
"Silahkan," jawab sutradara film tersebut sambil tersenyum devil begitu pula dengan ke dua temannya.
Veni langsung turun dari sofa dan berjalan ke arah pintu kamar hotel. Tanpa sepengetahuan Veni ke dua pria tersebut melepaskan satu persatu pakaiannya.
Ceklek
Ceklek
Ceklek
"Tuan kenapa pintu kamarnya di kunci?" tanya Veni sambil masih berusaha menggenggam gagang pintu untuk membukanya.
"Ops ... lupa kalau pintu itu sudah terkunci," ucap sutradara tersebut sambil membuka segi tiga bermuda yang terakhir dan kini tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun sama seperti adiknya.
"Maksud tuan, a ...." ucapan Veni terhenti ketika Veni memalingkan wajahnya ke arah samping di mana ke dua pria tersebut polos tanpa sehelai benangpun membuat wajah Veni pucat.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Veni panik sambil berusaha membuka pintu kamar tersebut.
"Menurut mu jika dua pria dan satu wanita dalam satu kamar, mau ngapain kalau bukan melakukan yang enak - enak," ucap adiknya.
Brak brak brak
"Kalian gi*a ..... Tolong ..... Tolong...." teriak Veni sambil menggedor pintu kamar.
"Teriak lah sepuasnya karena kamar ini kedap suara jadi orang luar tidak mendengar suara teriakan mu," ucap sutradara film tersebut.
Ke dua pria tersebut hanya berdiri memperhatikan Veni yang sedang berusaha membuka pintu dan terkadang menendang pintu tapi usahanya sia - sia saja tidak ada orang yang tahu dan pintu masih tetap tertutup.
("**Sil aku menjebak kakak kembarku dengan Daka tapi kenapa aku juga di jebak oleh dua pria jelek, botak dan gendut? Lebih baik sama Daka dari pada sama mereka berdua, apakah ini karma ku?" tanya Veni dalam hati).
("Tidak .... Tidak aku tidak percaya dengan adanya karma," sambung Veni dalam hati sambil berusaha menendang pintu tersebut yang tidak punya salah apa-apa***).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
karma GK ada buat orang baik, tapi karma buat orang yg jahat seperti kamu itu pasti ada 👍
2022-10-05
1
Sumawita
makanya jadi orang jangan jahat
2022-09-16
0