Daka dan Venisa

Daka duduk di lantai kamar mandi tanpa memperdulikan pakaiannya basah sambil memangku Venisa dengan posisi miring karena Daka ingin melakukan bantuan nafas buatan.

Daka menekan hidung kemudian mendekatkan bibirnya ke bibir Venisa dan terkadang menekan dada Venisa hingga berulang kali secara bergantian.

"Aku mohon sadarlah," mohon Daka untuk pertama kalinya dirinya memohon.

"Uhuk .... Uhuk .... Uhuk ..."

Tidak berapa lama Venisa mulai ter batuk-batuk membuat Daka bernafas lega. Daka bangun sambil menggendong Venisa kemudian mendudukkan nya di lemari dekat kamar mandi.

Tangan kanan Daka menahan tubuh Venisa sedangkan tangan kirinya membuka lemari untuk mengambil jubah handuk bersamaan Venisa membuka matanya.

"Kakak siapa?" tanya Venisa lirih.

"Daka, pakailah jubah handuk biar kamu tidak masuk angin," jawab Daka sambil memakai jubah handuk.

"Dingin," ucap Venisa dengan tubuh menggigil.

"Itu karena kamu terlalu lama berendam di bathtub," jawab Daka sambil menggendong kembali tubuh Venisa.

Daka berjalan ke arah ranjang kemudian membaringkan tubuh Venisa di ranjang dengan perlahan kemudian menyelimutinya dengan menggunakan selimut tebal.

"Mau kemana?" tanya Venisa.

"Pakaianku basah, aku pinjam jubah handuk mu," ucap Daka sambil membalikkan badannya menuju ke arah kamar mandi.

Venisa hanya menganggukkan kepalanya pikirannya belum begitu jernih siapa Daka apakah pria baik atau jahat karena saat ini dirinya ingin berbagi kesedihan.

Venisa tidak perduli jika pria itu jahat karena dirinya sudah merasa kotor melakukan hubungan suami istri bersama pria asing dan parahnya dirinya tidak mengenal siapa pria tersebut karena ketika kejadian tersebut suasana kamarnya menggunakan lampu tidur dan tidak begitu jelas terlebih ketika melakukannya Daka mematikan lampu tidur hanya terdengar suara merdu dari mulut mereka berdua.

"Hiks .... Hiks .... Hiks ...." isak Venisa.

ceklek

Daka keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah ranjang di mana Venisa sedang berbaring sambil terisak.

"Ada apa?" tanya Daka sambil duduk di sisi ranjang.

"Boleh aku memeluk kakak?" tanya Venisa.

Daka hanya menganggukkan kepalanya walau dirinya bingung kenapa Venisa memintanya untuk memeluknya. Venisa bangun dari ranjang kemudian memeluk Daka sambil terisak membuat Daka membalas pelukan Venisa dan membelai punggungnya. Setelah lima menit Venisa melepaskan pelukannya begitu pula dengan Daka.

"Kenapa kamu ingin bunuh diri dengan berendam di dalam bathub?" tanya Daka pura - pura tidak tahu.

("Apakah Venisa tidak mengenaliku? Padahal kami melakukan hubungan suami istri sampai lima kali," ucap Daka dalam hati).

"Aku ..."ucap Venisa menggantungkan kalimatnya dengan air mata kembali keluar.

Daka mengarahkan ke dua tangannya ke pipi Venisa kemudian menghapusnya dengan menggunakan ke dua ibu jarinya. Tiba - tiba Daka menatap bibir Venisa dan ingin melakukannya seperti tadi malam hingga pagi menjelang.

("Aku ingin melakukannya lagi," ucap Daka dalam hati).

Daka yang tidak bisa menahan ha srat nya membuat Daka mendekatkan wajahnya ke wajah Venisa sedangkan Venisa hanya diam karena pikirannya masih kosong.

skip

Venisa melepaskan pelukan Daka kemudian mengikat jubah handuk dan berusaha turun dari ranjang membuat Daka menahan tangan Venisa.

"Mau kemana?" tanya Daka.

"Aku ingin pergi dari negara ini melupakan apa yang telah terjadi," ucap Venisa sambil berusaha melepaskan tangan Daka.

Bruk

Grep

"Maksudnya melupakan apa yang barusan kita lakukan?" tanya Daka sambil menarik tubuh Venisa kemudian memeluknya dari arah belakang.

"Ya," jawab Venisa singkat sambil berusaha melepaskan pelukan Daka.

"Aku akan bertanggung jawab untuk menikah denganmu," ucap Daka tanpa melepaskan pelukannya.

"Sebelum kak Daka, ada pria lain yang tidur denganku dan aku tidak tahu siapa pria itu karena saat itu susananya agak gelap. Jadi aku tidak pantas menikah dengan kak Daka," jawab Venisa dengan jujur.

"Aku tidak perduli karena aku akan tetap menikah dengan mu," ucap Daka.

("Maaf untuk sementara ini aku belum bisa mengatakan kalau akulah pria itu," ucap Daka dalam hati).

"Kak Daka, bagiku menikah hanya cukup sekali seumur hidup karena aku tidak ingin setelah kita menikah ada kata perceraian dari mulut kita. Jadi sebelum memutuskannya pikirkan sekali lagi," ucap Venisa.

"Tidak perlu berfikir, secepatnya kita menikah aku akan mengatakan ke orang tuaku untuk melamar dirimu di depan orang tuamu," ucap Daka.

Venisa mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat wajah tampan Daka.

"Kenapa kak Daka mau menikah denganku? Kita baru saja kenal dan belum tahu sifat masing-masing apalagi harta berharga yang selama ini aku jaga di ambil oleh orang yang tidak aku kenal," ucap Venisa dengan lirih namun terdengar jelas di telinga Daka.

"Karena selama ini aku selalu mengagumi dirimu secara diam - diam dan baru sekarang ada keberanian untuk mengatakannya," jawab Daka berbohong.

Krucuk krucuk krucuk

Venisa yang ingin mengatakan sesuatu tiba - tiba perutnya bernyanyi membuat Venisa menutupi wajahnya karena malu.

"Kenapa wajahnya di tutup? Malu ya karena cacingnya demo," goda Daka.

Bugh

Venisa memukul dada Daka membuat Daka tertawa senang karena bisa menggoda Venisa.

("Kenapa bersama Veni aku tidak bisa seperti ini? Padahal hubungan kami sudah satu tahun lebih sedangkan bersama Venisa aku merasa nyaman dan melupakan kekesalan ku pada Veni. Perasaanku pada Veni juga menghilang digantikan dengan kehadiran Venisa tapi apakah secepat itu ?" tanya Daka dalam hati).

"Aku ingin memasak lapar," ucap Venisa.

"Memang bisa memasak? Bukannya tinggal menyuruh pelayan untuk memasak ?" tanya Daka tidak percaya pasalnya pernah Daka meminta Veni untuk memasak namun Veni mengatakan tidak suka memasak lebih suka membeli makanan matang.

"Bisa dong," jawab Venisa.

"Tapi tubuhmu masih lemah jadi lebih baik aku yang memasak lain kali kamu yang memasak," ucap Daka.

"Memang bisa memasak?" tanya Venisa tidak percaya karena jarang cowok bisa memasak.

"Bisa dong, kan aku berkerja sebagai koki di cafe, ucap Daka sambil melepaskan pelukannya kemudian menarik dagu Venisa agar menatap ke arahnya.

("Aku ingin tahu apa jawabanmu? Apakah sama seperti ucapan Veni yang merendahkan aku atau tidak?" ucap Daka dalam hati).

"Wah enak dong," jawab Venisa.

"Enak kenapa?" tanya Daka dengan wajah terkejut.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :

Terpopuler

Comments

yanktie ino

yanktie ino

yanktie ucapin makasih promonya

setangkai mawar sdh yanktie kirim utkmu

2022-09-13

0

Sumawita

Sumawita

Daka kamu ga salah pilih tuk memperistri venisa,,,,buang lah adik kembarnya venisa itu dan jngn tergoda lagi

2022-09-13

0

bunda R2

bunda R2

up lg thor😍

2022-09-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!