"Aku bisa belajar masakan lain jadi menunya bisa ganti - ganti," jawab Venisa sambil tersenyum melupakan apa yang telah terjadi.
("Memang kamu sangat beda dengan adik kembar mu, kenapa dulu aku tidak bertemu denganmu? Terlebih aku merasa nyaman denganmu," ucap Daka dalam hati ).
"Aku akan masak dulu, kamu istirahat dulu," ucap Daka sambil turun dari ranjang.
"Tapi aku ingin melihat kak Daka masak, bolehkah?" tanya Venisa penuh harap.
"Boleh, tapi kita harus ganti pakaian karena tidak mungkin kita keluar menggunakan jubah handuk," ucap Daka sambil berjalan ke arah lemari pakaian milik Venisa.
"Pfftttt,"
Daka yang mendengar tawa Venisa langsung membalikkan badannya dan menatap wajah cantik Venisa.
"Kenapa tertawa?" tanya Daka.
"Kak Daka, lemari itu kan isinya pakaianku memangnya kak Daka mau pakai baju perempuan?" tanya Venisa sambil tersenyum.
"Kamu bicara seperti itu aku ingin mencobanya," ucap Daka usil.
"Kak Daka serius?" tanya Venisa tidak percaya dengan apa yang didengar nya.
"Serius," jawab Daka menahan tawa karena melihat wajah Venisa pucat.
"Berarti kak Daka ... " ucap Venisa menggantungkan kalimatnya kemudian menutup mulutnya dengan menggunakan ke dua tangan seakan tidak percaya.
"Pfftttt... Hahahaha..." tawa pecah Raka untuk pertama kalinya.
"Kenapa kak Raka tertawa?" tanya Venisa dengan wajah kesal.
"Habis kamu lucu, aku pria normal apalagi kamu tadi sudah merasakannya," goda Daka.
Bruk
Venisa yang sangat kesal dengan Daka melempar bantal ke arah wajah Daka namun Daka dapat menangkapnya sambil tertawa lepas kembali membuat Venisa ikut tertawa lepas.
("Melihatmu tertawa lepas membuatku sangat bahagia karena bisa mengurangi kesedihanmu. Aku akan secepatnya menikah denganmu karena aku sudah merasa nyaman dan aku sangat yakin seiring berjalannya waktu kita bisa saling mencintai," ucap Daka dalam hati).
Setelah beberapa saat Daka membalikkan badan kemudian berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian milik Venisa.
Mata Daka membulat sempurna melihat semua pakaian sederhana milik Venisa membuat Daka membalikkan badannya menatap wajah cantik Venisa.
"Kamu jarang beli pakaian baru dan mengikuti trend?" tanya Daka penasaran.
("Perasaan kemarin malam Venisa memakai pakaian dress yang mahal tapi kenapa di lemari semua pakaiannya tidak ber merk dan terkesan tidak modis?" tanya Daka dalam hati).
"Aku jarang membeli pakaian karena pakaian itu masih bagus," jawab Venisa jujur.
"Apakah ke dua orang tua mu tidak memberikan uang untuk memberikan pakaian?" tanya Daka.
"Sebenarnya orang tua memberikan uang setiap bulan tapi aku lebih suka di tabung. Kalau ada rejeki dari hasil menulis sebagian aku sumbangan ke orang yang tidak mampu," jawab Venisa.
Deg
Jantung Daka berdetak kencang dirinya seakan tidak percaya dengan apa yang didengar nya karena Venisa sangat berbeda dengan wanita lain membuat Daka semakin yakin untuk menikahi Venisa.
Daka hanya terdiam kemudian membalikkan badannya untuk mengambil salah satu pakaian milik Venisa untuk dipakaikan ke tubuh Venisa.
("Setelah ini semua pakaian milikmu yang ada di dalam lemari sudah tidak ada karena aku akan menggantinya dengan pakaian yang sangat mahal," ucap Daka dalam hati).
Daka membalikkan badannya dan berjalan ke arah Venisa sambil membawa 1 Steel pakaian milik Venisa membuat wajah Venisa merah merona.
"Kenapa wajahmu merah merona?" tanya Daka.
"Kak Daka serius memakai pakaianku?" tanya Venisa penasaran.
ctak
"Aduh," ucap Venisa sambil mengelus keningnya karena di sentil oleh Daka.
"Di bilangin aku pria normal, apa perlu aku buktikan lagi?" tanya Daka sambil menarik jubah handuk.
Grep
"Jangan," ucap Venisa sambil menahan tangan Daka.
"Lalu pakaian itu untuk siapa?" tanya Venisa.
"Untukmu," jawab Daka sambil menarik jubah handuk milik Venisa tapi di tahan oleh Venisa.
"Kak Daka mau ngapain?" tanya Venisa panik.
"Mau memakaikan pakaian," jawab Daka santai.
"Biar aku sendiri dan kak Daka keluar," ucap Venisa.
"Kenapa?" tanya Daka polos.
"Aku malu, jadi pergilah," ucap Venisa mengulangi perkataannya.
"Malu kenapa?Bukankah aku sudah melihat semuanya begitu pula sebaliknya," jawab Daka sambil tersenyum.
"Kak Daka kok jadi mesum sih," ucap Venisa.
"Mesum sama kami doang, ayolah aku pakaiankan setelah itu aku akan masak," ucap Daka.
"Tapi aku malu kak," ucap Venisa sambil masih memegang tangan Daka agar tidak menarik jubah handuk.
"Tidak usah malu, biar aku yang memakaikan pakaian mu jika tidak kita akan melakukan seperti tadi," ancam Daka.
"Baiklah, tapi janji ya tidak melakukan yang seperti tadi," pinta Venisa.
"Memangnya kenapa?" tanya Daka.
"Punyaku masih perih," ucap Venisa.
"Percayalah aku tidak akan melakukannya," ucap Daka.
Venisa menganggukkan kepalanya kemudian melepaskan tangannya kemudian Daka menarik jubah handuk dan membuang ya secara asal.
"Lebih baik bersihkan dulu bagian privasi mu," ucap Daka sambil menggendong Venisa ke arah kamar mandi membuat Venisa mengagungkan ke dua tangannya ke leher Daka.
("**Aku tidak tahu kenapa aku sangat nyaman bersama kak Daka padahal kami baru kenal tapi kami melakukan hubungan suami istri. Apakah kak Daka serius mau menikah denganku ?" tanya Venisa dalam hati).
("Jika seperti ini rasanya kami seperti sepasang suami istri yang saling mencintai," ucap Daka dalam hati**).
Daka mendudukkan Venisa di closed kemudian Venisa buang air kecil sambil mendesis membuat Daka menundukkan kepalanya untuk menatap Venisa yang sedang duduk di closed.
"Ada apa?" tanya Daka.
"Pas buang air kecil sakit sekaligus perih banget di bagian privasi ku dan sepertinya ada yang mengganjal," ucap Venisa.
"Mengganjal apa?" tanya Raka pura - pura tidak tahu.
Raka pura - pura tidak tahu karena Raka pernah membaca jika pertama kali melakukan hubungan suami istri maka bagian privasinya akan terasa perih dan ada yang mengganjal.
Apalagi mahkota berharga milik Venisa sudah di ambil oleh Raka karena itulah Raka tahu kalau bagian privasi milik Venisa akan terasa perih dan ada yang mengganjal.
"Tidak lupakan apa yang tadi aku katakan," ucap Venisa dengan wajah memerah.
Venisa membersihkan bagian privasinya sambil menahan perih setelah selesai Daka kembali menggendong Venisa kemudian berjalan ke arah ranjang.
Daka mendudukkan Venisa di sisi ranjang kemudian memakaikan pakaian ke tubuh Venisa. Berulang kali Daka menelan saliva nya dengan kasar terlebih adik kecilnya meronta-ronta ingin dimasukkan ke dalam lubang milik Venisa.
Setelah melakukan perjuangan yang sangat tersisa akhirnya selesai memakaikan pakaian Venisa.
"Apakah ada pakaian pria?" tanya Daka berusaha menghilangkan pikiran kotor.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Sumawita
Daka kebahagiaan mu bersama venisa
2022-09-13
1