Daka dan Venisa

''Ada, apakah mau memakainya ?" tanya Venisa.

"Apakah pakaian itu punya kekasihmu?" tanya Daka dengan nada cemburu wajahnya yang tadi cerah setelah matahari kini mendadak berubah menjadi awan hitam.

"Bukan," jawab Venisa singkat.

"Lalu punya siapa?" tanya Daka sambil menggenggam ke dua tangannya dengan erat.

"Punya daddy, mau memakainya?" tanya Venisa sambil turun dari ranjang.

"Boleh," jawab Daka sambil tersenyum.

Awan hitam itu pun langsung berubah dengan cepatnya berganti dengan matahari. Venisa berjalan ke arah pintu dengan perlahan karena bagian privasinya masih perih. Daka yang mengikutinya dari belakang menatap Venisa dengan bingung.

"Mengapa cara jalan mu seperti itu?"tanya Daka.

"Seperti yang tadi aku katakan kalau bagian privasi ku seperti ada yang mengganjal makanya jalanku seperti ini," jawab Venisa.

("Kenapa aku bisa melupakan itu kalau pertama kali melakukan itu bagian privasi nya terasa perih. Cara jalannya jadi beda dan buang air kecil terasa tidak enak selama hampir seminggu," ucap Daka dalam hati).

"Maafkan aku," ucap Daka merasa bersalah.

"Maaf kenapa?" tanya Venisa.

"Karena aku tidak bisa menahan nya punya mu menjadi sakit," jawab Daka.

Whushh

"Kak Daka, apa yang kak Daka lakukan?" tanya Venisa ketika Daka menggendongnya ala bridal style.

"Menggendong mu agar kamu tidak merasakan sakit karena ulah ku," jawab Daka.

"Tapi ini bukan salah kak Daka tapi ini salah ..." ucap Venisa menggantungkan kalimatnya.

("***Ulah pria asing," sambung Venisa dalam hati yang merasa dirinya kotor).

("Aku tahu lanjutan nya yaitu pria asing yang membuatmu kehilangan kehormatan mu yang selama ini kamu jaga dan orang asing itu adalah aku. Maaf aku belum bisa mengatakannya karena aku takut kamu akan membenciku," ucap Daka dalam hati***).

"Tolong buka kan pintunya," pinta Daka mengalihkan pembicaraan.

"Baik," jawab Venisa singkat.

Daka yang menggendong Venisa tidak bisa membuka pintu kamar milik Venisa karena itulah Daka meminta Venisa untuk membukanya.

Ceklek

Venisa membuka pintu kamarnya dan Daka mendorong pintu kamarnya dengan lebar agar dirinya bisa keluar.

"Kamar orang tua ku ada di lantai satu," ucap Venisa.

"Ok," jawab Daka singkat.

Daka berjalan menuju ke arah tangga membuat Venisa mengalungkan ke dua tangannya ke leher Daka agar tidak jatuh.

Satu demi satu Daka menuruni anak tangga hingga ke lantai satu. Ke dua jantung mereka berdetak kencang setiap Daka melangkahkan ke dua kakinya.

("Kenapa dekat dengan Venisa jantung ku berdetak kencang? Tapi jika aku dengan Veni jantung ku biasa saja? Apakah memang Venisa adalah jodohku? Kalau iya berarti aku sangat bersyukur mendapatkan Venisa," ucap Daka dalam hati).

("Kenapa jantung ku ber detak kencang sama seperti suara detak jantung kak Daka?Apakah kami memang ditakdirkan untuk berjodoh? Tapi secepat itukah? Aku baru kenal dan parahnya kami melakukan hubungan suami istri," ucap Venisa dalam hati).

"Kak Daka," panggil Venisa.

"Ya," jawab Daka singkat.

"Boleh aku bertanya dua hal?" tanya Venisa.

"Silahkan," jawab Daka.

"Kata kak Daka, kalau selama ini kak Daka selalu mengagumi diriku secara diam - diam dan baru sekarang ada keberanian untuk mengatakannya, benar bukan?" tanya Venisa.

"Benar, memangnya kenapa?" tanya Daka.

"Kak Daka mengagumi diriku ketika aku sedang apa? Di mana?" tanya Venisa.

("Jawabanku apa ya?" tanya Daka dalam hati).

"Ketika kamu makan bersama temanmu di rumah makan," jawab Daka berbohong.

"Oh," jawab Venisa percaya.

("Untung otak ku encer," ucap Daka dalam hati).

"Pertanyaan ke dua, bagaimana kak Daka bisa masuk mansion? Karena setahun mansion di jaga oleh bodyguard." tanya Venisa.

Deg

Jantung Daka berdetak kencang ketika Venisa menanyakan hal itu karena Daka tidak mungkin mengatakan kalau awalnya ingin bertemu dengan Veni tapi karena tidak ada maka Daka bertemu dengan Venisa.

"Kamarnya yang mana?" tanya Daka mengalihkan pembicaraan ketika Daka sudah sampai di lantai satu.

"Belok kiri terus lurus itu kamar orang tua ku," jawab Venisa.

"Ok," jawab Daka singkat.

"Oh iya, orang tua mu kemana?" tanya Daka ketika Venisa ingin membuka mulutnya.

...("Maaf, untuk sementara aku belum bisa mengatakannya dan untung lah ketika aku bingung mau menjawab apa kami sudah berada di lantai satu," ucap Daka dalam hati)....

"Orang tua ku ada pekerjaan di luar negri," jawab Venisa.

"Berarti sekarang kamu tinggal sendiri?" tanya Daka.

"Sebenarnya aku tinggal bersama adik kembar ku," jawab Venisa.

"Lalu kemana adik kembarmu?" tanya Daka pura - pura tidak tahu.

"Maaf itu kamarnya," ucap Venisa yang sudah dekat dengan kamar orang tuanya.

"Ok, nanti buka pintu ya," pinta Daka.

"Ok," jawab Venisa singkat.

Ceklek

Venisa membuka pintu kamar orang tuanya yang tidak di kunci kemudian Daka masuk ke dalam kamar orang tua Venisa sambil masih menggendong Venisa.

"Mengenai adik kembar ku aku tidak tahu kemana dia pergi," ucap Venisa.

"Kok tidak bisa tahu? Apakah adik kembar mu pergi tidak bilang - bilang?" tanya Daka yang ingin tahu kenapa Venisa yang berada di kamarnya bukan Veni sambil meletakkan Venisa di ranjang milik orang tuanya.

"Oh ya kak, pakaian daddy ada si lemari sebelah kiri, buka saja kak," ucap Venisa.

"Ok," Jawab Daka sambil berjalan ke arah lemari.

"Yang aku ingat kami pergi ke restoran xxxxx untuk merayakan adik kembar ku syuting ke luar negri. Awalnya aku menolaknya tapi Veni menampilkan puppy eyes membuatku tidak tega," jawab Venisa.

"Aku bilang aku tidak mempunyai pakaian bagus dan Veni bilang akan meminjamkan pakaiannya serta akan men dadani wajah ku karena aku tidak suka dandan." Sambung Venisa menjelaskan.

"Lalu selanjutnya apa yang terjadi?" tanya Daka sambil berjalan membuka pintu lemari pakaian.

"Kami pergi ke restoran tersebut ketika kami menunggu pesanan datang adik kembar ku pergi ke toilet setelah beberapa menit kemudian adik kembar ku datang dan tidak lama pesanan datang," jawab Venisa.

"Kami makan setelah selesai makan dan minum kami kembali mengobrol tapi setelah setengah jam tubuhku sangat panas dan adik kembar ku mengajak aku untuk istirahat di kamar hotel yang sudah disiapkan," sambung Venisa.

"Lalu bagaimana kamu bisa masuk ke kamar hotel? Karena setahuku masuk ke dalam kamar hotel menggunakan kartu akses?" tanya Daka sambil menahan amarahnya terhadap Veni yang tega menjebak kakak kembarnya.

"Kami pergi ke resepsionis dan Veni meminta kartu akses. Kemudian kami pergi ke kamar tersebut namun Veni mengatakan ada urusan dan meminta ku untuk menunggu di kamar." Ucap Venisa.

"Lalu?" tanya Daka sambil berjalan ke arah Venisa sambil membawa satu Steel milik ayahnya Venisa.

Venisa menghembuskan nafasnya dengan berat dan tidak berapa lama air matanya keluar.

"Tubuhku terasa terbakar membuatku melepaskan satu persatu pakaian ku hingga tubuhku polos tanpa sehelai benang pun dan ..."ucap Venisa menggantungkan kalimatnya.

"Dan apa?" tanya Daka pura - pura tidak tahu sambil duduk di samping Venisa.

Grep

"Pria asing itu memelukku dari belakang karena suasana gelap membuatku tidak mengenalinya dan kami melakukan hiks ... hiks ..." isak Venisa sambil memeluk Daka.

Terpopuler

Comments

Nicky Nick

Nicky Nick

adik luknut ga" pny hati..

2025-02-18

0

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

kasihan, adik Durj*na

2022-10-05

2

bunda R2

bunda R2

lanjut up lg kak

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!