Obrolan Abstrak.

Sejak kejadian di mobil tadi membuat Hantara jadi kurang fokus menyetir Untung saja mereka tiba dengan selamat di mansion.

Setelah tiba di mansion Gita membantu ibu mertuanya untuk menyiapkan makan malam setelah menemui anak sambungnya, Akila. sementara suaminya pamit ke kamar untuk membersihkan diri karena sejak kembali dari kantor tadi pria itu belum sempat membersihkan diri.

"Mama besok sekolah Akila mengadakan lomba menggambar dan Akila ikut serta dalam perlombaan menggambar itu. mama maukan datang ke sekolah Akila besok??." ujar Akila dengan wajah penuh harap.

Tanpa banyak berpikir Gita pun segera mengangguk mengiyakan permintaan anak sambungnya itu, padahal besok dirinya harus jaga pagi di rumah sakit.

"Baiklah sayang besok mama pasti akan datang ke sekolah Akila, mama harap anak cantik mama yang jadi juaranya besok. meski tak jadi juara dalam perlombaan besok, Akila tetap jadi juaranya di hati mama." ucap Gita dengan tulus.

"Makasih mah." gadis kecil berusia lima tahun itu pun memeluk erat tubuh ibu sambungnya.

Hantara yang baru saja menuruni anak tangga di buat tertegun dengan sikap lembut serta ketulusan Gita pada putrinya. Gita bersedia mengahdirkan acara di sekolah Putrinya sementara Hantara tahu betul jika besok istrinya tersebut memiliki jadwal jaga pagi.

"Aku bisa minta tolong pada Anis besok." batin Gita, berniat meminta bantuan sahabatnya untuk mengantikan jaga paginya di IGD besok.

"Bukannya besok kamu jadwalnya pagi??." tanya Hantara memastikan.

"Tidak apa apa mas, aku bisa minta bantuan pada Anis untuk menggantikan aku besok." jawab Gita sembari tersenyum manis. senyuman yang mampu membuat siapapun melihatnya pasti terhipnotis akan kecantikan gadis itu tak terkecuali seorang Hantara putra Adipura Sanjaya. berbeda dengan putranya yang begitu terpesona dengan kecantikan menantunya, Nyonya Merina justru di buat menganga saat mendengar Gita memanggil putranya dengan sebutan mas, apalagi Hantara sama sekali tidak protes. bagi nyonya Merina hal itu suatu perkembangan yang luar biasa mengingat beberapa Minggu yang lalu Gita Masih memanggil putranya dengan sebutan, Tuan.

"Cantik." puji Hantara, tentu pujian itu hanya ada di dalam benak pria dingin itu.

Nyonya Merina yang tengah sibuk menata makanan di meja makan nampak tersenyum kecil saat melihat tatapan tak biasa putranya pada sang istri. sehingga tercetus sebuah ide brilian di kepala wanita yang masih sangat cantik di usia kepala lima tersebut, untuk menggoda Putranya.

"Kapan ya Kila punya adik, Mamah sudah tidak sabar ingin menggendong adiknya Akila." ucapan mamanya sontak membuat Hantara yang tengah menyesap segelas teh buatan mamanya pun tersedak.

"Uhuk,,,,uhuk,,,,uhuk,,,,." Hantara terbatuk-batuk.

"Kamu kenapa sih Tara minum saja sampai bisa batuk batuk begitu, makanya kalau minum itu pelan pelan!!." kata mamanya seolah tidak mengerti apa yg membuat Hantara sampai seperti itu.

Untungnya saat ini Gita sedang pamit ke toilet menemani Akila pipis, sehingga gadis itu tak mendengar obrolan keduanya.

"Lagian mama bertanya hal yang aneh aneh." jawab Hantara sedikit kesal mendengar ucapan mamanya tadi.

"Aneh aneh gimana sih Tara, mama kan cuma bertanya."ucap Nyonya Merina membela diri, sebelum kembali melanjutkan ucapannya" atau Jangan jangan punya kamu sudah tidak_ ???." lanjut Nyonya Merina sengaja menggantung kalimatnya guna memancing reaksi Putranya.

"Mama ngomong apa sih, lagi pula Sen_jata Tara di jamin kesempurnaannya jadi mama tidak perlu meragukannya." jawab Hantara dongkol, sementara sang mama kini nampak menahan senyum di bibirnya.

"Kalau begitu buktikan dong jangan cuma ngomong doang biar mama yakin kalau yang di ada pikiran mama itu tidak benar, bikinin cucu lagi dong buat mama!!."ucap nyonya Merina, masih terus menggoda putranya. padahal sebagai seorang ibu ia sama sekali tidak meragukan kemampuan putranya dalam hal itu, namun Nyonya Merina sangat mengenal putranya sehingga wanita itu bisa menebak jika sampai saat ini putranya itu belum menyentuh istrinya.

Obrolan abstrak antara ibu dan anak tersebut terpaksa harus berakhir saat tuan Adipura memasuki ruang makan dengan di ikuti oleh Gita dan Akila yang baru saja dari toilet.

"Ada apa sih mah kayaknya obrolannya serius banget??." tanya tuan Adipura seraya menarik sebuah kursi yang hendak di duduki olehnya.

"Bukan hanya serius pah tapi dua rius, kalau papah nggak percaya coba deh tanya sama putra papah." ucap nyonya Merina dengan nada santainya sambil menunjuk ke arah putranya menggunakan dagunya.

"Ma_mah."ucap Hantara penuh penekanan mengingat saat ini Gita dan putrinya,Akila telah berada di tengah tengah mereka untuk segera melakukan makan malam bersama.

"Oke,,,oke,,,." jawab mamanya sambil menahan senyum di bibirnya. wanita itu tahu betul jika sang putra tidak ingin obrolan mereka di dengar oleh istrinya, sehingga membuat gadis itu berpikir yang tidak tidak tentang dirinya yang sampai saat ini belum menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami seutuhnya.

Sesekali Hantara melirik ke arah Gita yang tengah sibuk mengambil makanan untuknya.

"Mama ada ada saja, bagaimana mungkin mama meragukan kinerja bara_kuda milikku, sedangkan kejadian kecil di mobil tadi saja sudah membuatnya hampir tidak terkontrol." batin Hantara sambil menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan keaktifan bara_kuda miliknya, hanya karena kejadian di mobil beberapa jam yang lalu.

Terima kasih sayang sayangku sudah sudi meluangkan waktu untuk menikmati karya recehku 🙏🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Oktavia

Oktavia

kemaren 2 tahun akrng 5 thn ga konsisten nih

2023-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Setting tokoh.
2 Awal Mula.
3 Pria dingin
4 Pindah ke apartemen.
5 Ibu kandung Akila.
6 Menghadiri Undangan.
7 Kekecewaan Gita.
8 Menginap di rumah Mertua.
9 Menabrak seseorang.
10 Memalukan.
11 Perasaan tak menentu.
12 Apa dia selingkuh??
13 Mengakui.
14 Reaksi Bara_kuda.
15 Obrolan Abstrak.
16 Makan siang bersama.
17 Kembali ke apartemen.
18 Mencoba menerima.
19 Siapa pria itu??.
20 Pemandangan menggiurkan.
21 Membawa Asyifa tinggal bersama.
22 Apa sebaiknya menyerah??
23 Perlahan terkuak.
24 Maafkan Aku.
25 Makan siang bersama.
26 Debaran.
27 Melakukannya Lagi.
28 kekhawatiran Hantara.
29 Kehilangan selera.
30 Gadis Malang.
31 Menceritakan tentang pernikahan.
32 Menghadiri acara pertunangan.
33 Tak Tega.
34 Lukisan Abstrak.
35 Operasi Dadakan.
36 Kiriman Bunga.
37 Merindukan istriku.
38 Menginginkan seorang anak darinya.
39 Tudingan Mama.
40 Duren Sawit.
41 Sebuah Trauma.
42 Apa dia cemburu??.
43 Ada apa denganku???.
44 Kedatangan Pria di masa lalu.
45 Merindukanmu.
46 Obrolan Pria.
47 Tiga sahabat.
48 Bertemu.
49 Perkara Lingerie.
50 Happy birthday my wife.
51 Kemarahan Hantara.
52 Pil kontrasepsi.
53 Salah memilih Lawan.
54 Makan malam di mansion.
55 Have dinner in outdoor.
56 Mengantarnya Pulang.
57 Panggilan Sayang.
58 Kebenaran tiga tahun lalu.
59 Datang ke perusahaan.
60 Di mana dia sekarang???
61 Dua kabar berbeda.
62 Donor Darah.
63 Antara sedih dan bahagia menjadi satu.
64 Perasaan Aneh.
65 Bertemu di kantor polisi.
66 Tes DNA.
67 Hamil.
68 Kedatangan kedua sahabat.
69 Calon istri.
70 Janji.
71 Perubahan sikap Reva.
72 Perkara Mimpi.
73 Cukup sampai di sini.
74 Ngidam.
75 Curahan hati.
76 Bertemu lagi.
77 Mengetahui kebenaran tentang Asyifa.
78 Mengalami Depresiasi berat.
79 Akhirnya terkuak.
80 Hamil 1.
81 Hamil 2.
82 Keberadaan Dimas???
83 Depresi berat.
84 Membebaskan Dimas.
85 Pilihan Renata.
86 Permintaan Renata.
87 Tak Sengaja bertemu.
88 Obrolan santai mengandung sindiran halus.
89 Menemui calon Mertua 1.
90 Menemui calon mertua 2.
91 Ngidam.
92 Pernikahan Dimas dan Renata.
93 Resepsi pernikahan Dimas dan Renata.
94 Malam pengantin 1.
95 Sedikit Fakta tentang Dimas.
96 Menemui titik terang.
97 Akhirnya semua kebenaran terkuak.
98 Menceritakan kebenaran yang sesungguhnya.
99 Kegiatan rutin.
100 Kesadaran serta penyesalan Dimas.
101 Kenyataan pahit.
102 Pikiran konyol.
103 Indah pada waktunya.
104 Bulan madu Dadakan.
105 Surprise bagi Renata.
106 Baby mulai bergerak.
107 Menjalani beratnya kehidupan.
108 Tak ingin menyesal.
109 Kau putriku.
110 Kejadian tak terduga.
111 Kesepakatan yang di buat Riko.
112 Kontraksi.
113 Melahirkan.
114 Kayazhar Putra Hantara Sanjaya.
115 Selamat datang baby Kay.
116 Aqiqah baby Kay.
117 Nasehat untuk sahabat.
118 Healing.
119 Healing 1.
120 Insiden Yang menimpa Anis.
121 Renata Melahirkan.
122 Episode terakhir.
123 pengumuman.
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Setting tokoh.
2
Awal Mula.
3
Pria dingin
4
Pindah ke apartemen.
5
Ibu kandung Akila.
6
Menghadiri Undangan.
7
Kekecewaan Gita.
8
Menginap di rumah Mertua.
9
Menabrak seseorang.
10
Memalukan.
11
Perasaan tak menentu.
12
Apa dia selingkuh??
13
Mengakui.
14
Reaksi Bara_kuda.
15
Obrolan Abstrak.
16
Makan siang bersama.
17
Kembali ke apartemen.
18
Mencoba menerima.
19
Siapa pria itu??.
20
Pemandangan menggiurkan.
21
Membawa Asyifa tinggal bersama.
22
Apa sebaiknya menyerah??
23
Perlahan terkuak.
24
Maafkan Aku.
25
Makan siang bersama.
26
Debaran.
27
Melakukannya Lagi.
28
kekhawatiran Hantara.
29
Kehilangan selera.
30
Gadis Malang.
31
Menceritakan tentang pernikahan.
32
Menghadiri acara pertunangan.
33
Tak Tega.
34
Lukisan Abstrak.
35
Operasi Dadakan.
36
Kiriman Bunga.
37
Merindukan istriku.
38
Menginginkan seorang anak darinya.
39
Tudingan Mama.
40
Duren Sawit.
41
Sebuah Trauma.
42
Apa dia cemburu??.
43
Ada apa denganku???.
44
Kedatangan Pria di masa lalu.
45
Merindukanmu.
46
Obrolan Pria.
47
Tiga sahabat.
48
Bertemu.
49
Perkara Lingerie.
50
Happy birthday my wife.
51
Kemarahan Hantara.
52
Pil kontrasepsi.
53
Salah memilih Lawan.
54
Makan malam di mansion.
55
Have dinner in outdoor.
56
Mengantarnya Pulang.
57
Panggilan Sayang.
58
Kebenaran tiga tahun lalu.
59
Datang ke perusahaan.
60
Di mana dia sekarang???
61
Dua kabar berbeda.
62
Donor Darah.
63
Antara sedih dan bahagia menjadi satu.
64
Perasaan Aneh.
65
Bertemu di kantor polisi.
66
Tes DNA.
67
Hamil.
68
Kedatangan kedua sahabat.
69
Calon istri.
70
Janji.
71
Perubahan sikap Reva.
72
Perkara Mimpi.
73
Cukup sampai di sini.
74
Ngidam.
75
Curahan hati.
76
Bertemu lagi.
77
Mengetahui kebenaran tentang Asyifa.
78
Mengalami Depresiasi berat.
79
Akhirnya terkuak.
80
Hamil 1.
81
Hamil 2.
82
Keberadaan Dimas???
83
Depresi berat.
84
Membebaskan Dimas.
85
Pilihan Renata.
86
Permintaan Renata.
87
Tak Sengaja bertemu.
88
Obrolan santai mengandung sindiran halus.
89
Menemui calon Mertua 1.
90
Menemui calon mertua 2.
91
Ngidam.
92
Pernikahan Dimas dan Renata.
93
Resepsi pernikahan Dimas dan Renata.
94
Malam pengantin 1.
95
Sedikit Fakta tentang Dimas.
96
Menemui titik terang.
97
Akhirnya semua kebenaran terkuak.
98
Menceritakan kebenaran yang sesungguhnya.
99
Kegiatan rutin.
100
Kesadaran serta penyesalan Dimas.
101
Kenyataan pahit.
102
Pikiran konyol.
103
Indah pada waktunya.
104
Bulan madu Dadakan.
105
Surprise bagi Renata.
106
Baby mulai bergerak.
107
Menjalani beratnya kehidupan.
108
Tak ingin menyesal.
109
Kau putriku.
110
Kejadian tak terduga.
111
Kesepakatan yang di buat Riko.
112
Kontraksi.
113
Melahirkan.
114
Kayazhar Putra Hantara Sanjaya.
115
Selamat datang baby Kay.
116
Aqiqah baby Kay.
117
Nasehat untuk sahabat.
118
Healing.
119
Healing 1.
120
Insiden Yang menimpa Anis.
121
Renata Melahirkan.
122
Episode terakhir.
123
pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!