Lovie terus memegang dadanya karena detak jantungnya terus berpacu kencang. Ini perasaan aneh yang baru pertama kali dia rasakan. Aneh tapi menakjubkan, seperti ada pesta kembang api yang sedang berlangsung di dalam dadanya. Kalo kata Otor itu disebut emejing.
"Ya Allah kok begini amat sih?" Lovie terus berguling-guling kesana kemari di atas kasurnya, senyumnya terus merekah saat membayangkan kejadian menakjubkan beberapa saat lalu.
"Dia emang ahli banget ciuman. Ampe badan gue merinding disko gini." Lovie terus berbicara pada dirinya sendiri.
Bayangan menakjubkan yang beberapa saat lalu mereka lewati membuat Lovie terus memikirkan kekasih Adele itu, caranya tersenyum, menatap, dan apalagi caranya mencium Lovie membuatnya benar-benar sulit tidur karena ulah sang pemilik Kevin.
🌞🌞🌞
Pagi menjelang, mentari tersenyum secerah wajah penulis cerita ini. Lovie dengan lunglai pergi menuju kafe tempatnya bekerja. Entah jam berapa Lovie mulai tidur, pikiran berkecamuk semalaman. Tapi untuk bolos kerja dia masih tidak sanggup, dia masih sayang untuk melewatkan upah dari hasil kerjanya, apalagi jika akhir pekan upahnya jauh lebih besar dari biasanya.
Tak berbeda jauh dengan Lovie, sang pemilik gelar Master of Kissing itu pun merasakan hal yang sama, semalam wajah Lovie selalu terbayang, bahkan dalam mimpipun wajah cantik bermata bulat itu kembali hadir membuatnya harus keramas di pagi hari.
"Kamu sakit?" Zee terlihat mengkhawatirkan si sulung.
"I'm ok Mom." Ucapnya lesu.
"Kak anterin aku ke rumah Om Baim! Ada urusan penting yang harus aku selesaikan sama si Rani." Rengek si Bungsu.
"Males gue Dek. Gue cape. Kurang tidur gue semalem." Kaisar tak kalah merengek dari Qiran.
"Cih, si soang!" Si cantik merajuk, membuat Zee geleng-geleng kepala melihat putri semata wayangnya terlihat tidak menghormati Sang Kakak.
"Halo?" Kaisar mengangkat panggilan telepon dari Haris dengan malas. "Hmmm— gue lagi di rumah, lagi mager gue.— dimana?" Kaisar terdengar antusias saat mendengar jawaban dari lawan bicaranya. "Gue nyampe setengah jam lagi."
Wajah lesu dan leceknya langsung berubah sumringah.
"Katanya mager?" Sahut Qiran yang melihat gelagat pria yang memiliki julukan soang itu akan pergi ke luar.
"Kamu mau kemana?"
"Ketemuan sama Haris, urusan kerjaan." Kaisar beranjak dari kursinya tanpa menghabiskan roti berbalut selai cokelat yang baru beberapa gigit dia lahap.
"Gimana badan Mommy ga tambah melar kalo kerjaannya ngabisin makanan sisa kalian aja." Keluh Zee.
"Ih si Mommy kayak rakyat jelata aja makan makanan sisa." Timpal Qiran yang juga tidak menghabiskan susunya dan pergi begitu saja tanpa peduli pada tanduk tak kasat mata yang muncul dari kepala Mommynya.
*****
Lovie masuk ke dalam kafe dengan lesu, dia langsung berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti seragam kerjanya. Dia tidak melihat jika ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari sudut kafe.
"Elu sakit Vie?" Tanya salah seorang rekan kerjanya yang umurnya 3 tahun lebih tua darinya.
"Nggak Mbak, cuma kurang tidur doang. Semalem aku ga bisa tidur." Ucapnya lesu sambil memakai apron berwarna hitam berlabel nama kafe di pinggangnya.
"Minum suplemen ini aja! Moga bisa memulihkan stamina lu." Perempuan itu memberikan sebutir suplemen kepada Lovie.
Lovie tidak mengira rekan kerja yang biasa bersikap judes dan nyinyir itu sebegitu perhatiannya kepadanya.
"Makasih Mbak Put." Lovie tersenyum.
"Jangan GeeR dulu, gue gak mau elu males-malesan kerjanya dengan alesan kurang enak badan. Ntar gue lagi yang capek." Mulut bergincu merah itu kembali berkata ketus seperti biasanya.
Isstt si Kampret, nyesel gue bilang makasih, dasar kutu kupret.
Lovie memulai pekerjaannya, dia memulai dengan merapikan gelas-gelas dan piring yang ada di dapur. Tangan yang tak pernah menyentuh pekerjaan itu kini telah lihai dalam hal melakukan pekerjaan itu.
"Vie ada yang cari kamu di meja 11." Galih sang Manajer Kafe mencondongkan separuh tubuhnya ke ruang dapur.
"Iya Pak."
Lovie mendatangi meja no 11 yang ada di sudut ruangan itu, meja dengan dua kursi itu memang sengaja diperuntukkan untuk pasangan.
"Ada apa?" Lovie ketus saat melihat pria yang paling ia hindari saat ini.
Bukan Kaisar pemirsa, tapi Rafi. Sang mantan kekasih yang telah memanfaatkan dirinya dan menguras habis semua tabungannya. Untuk apa dia mendatangi Lovie? Otor juga nggak tau.
"Bisa duduk dulu sebentar, ada yang mau aku omongin ke kamu." Rafi menarik dan setengah memaksa tubuh ramping itu duduk di hadapannya.
"Aku ga ada waktu. Aku sibuk." Lovie masih terdengar ketus.
"Aku mau minta maaf atas kejadian kemaren lalu. Aku ga bermaksud nggak ngakuin kamu sebagai pacar aku. Tapi dia itu perempuan yang orang tua aku jodohin." Ucap Rafi mengiba sambil menggenggam tangan berjari lentik milik Lovie.
Tapi Lovie terlihat tidak peduli, rasa sakitnya masih sangat membekas, bahkan sekarang perih itu kembali datang menyesakkan pemilik dada berukuran 36D itu.
"Cukup, lu pikir gue oon banget apa? Hei bung, elu kebanyakan baca novel perjodohan?" Sindir wanita bermata bulat yang sedang menahan tangisnya.
"Aku serius Vie, dia perempuan yang orang tua aku jodohin."
"Emang orang tua lu punya utang berapa banyak ke cewek itu ampe mau ngawinin elu sama cewek yang keliatannya cuma manfaatin duit lu? Kalo ngehalu yang beda ngapa! Alesan elu itu receh banget." Ucapan Lovie memancing emosi pria yang memiliki ketampanan hanya Standar Nasional Indonesia itu, yang memang ingin memanfaatkan kepolosan Lovie untuk menguras uangnya lagi.
"Cuih. Sombong banget lu? Kayak masih jadi anak Sultan aja! Cewek miskin aja belagu banget, kalo bukan karena dulu elu banyak duitnya, ogah gue deketin cewek sombong n alay macem elu!" Rafi sudah tidak lagi berpura-pura baik di hadapan Lovie.
Bugh…
Sebuah tinju mendarat di wajah yang memiliki tingkat halu yang juga Standar Nasional Indonesia. Bukan dari Lovie ataupun pahlawan bertopeng member pasukan Avenger, tapi dari pria yang telah membuat hatinya bertalu-talu semalaman.
"Anjing lu!" Kaisar kembali mencengkram kerah baju yang juga dengan merek Standar Nasional Indonesia. Tinju pun kembali mendarat membuat keriuhan di dalam kafe.
Beberapa diantara para pengunjung memanfaatkan momen itu untuk mencuri kesempatan memeluk tubuh pasangannya, seolah melindungi mereka.
"Udah Kai, bisa mati tuh bocah!" Haris menarik tubuh tinggi dan berdada bidang itu.
Rafi yang saat itu ambruk di tempat tanpa sempat melakukan perlawanan dibantu untuk bangun oleh Galih.
"Lepasin!" Rafi menyibakan tangan Galih yang membantunya bangun.
"Liat aja gue akan laporin kejadian ini ke polisi." Ancam Rafi.
"Laporin sana gue kagak takut. Kayak punya duit aja lu bayar pengacara. Elu aja kagak kenal siapa gue. Dan gue pastiin elu orang susah yang ga pernah beli majalah." Kesombongan tingkat penduduk Uranus itu muncul.
"Pantes aja lu kembali sombong, ternyata elu simpenan Om-om sekarang." Rafi menunjuk ke arah sang mantan.
"Wah ngelunjak nih kampret. Ngatain gue Om-om dia. Gue Om-om banyak duit, pimpinan perusahaan, calon pewaris perusahaan bokap gue, ketampanan gue standar Internasional, yang selalu digandrungi semua wanita, dari balita ampe nenek-nenek. Bisa mengayomi, dan panutan setiap orang." Kaisar terus mengoceh tak tentu arah, jika Haris tak memegangnya mungkin wajah Rafi sudah miring ke kanan karena ulahnya.
Kaisar: Kampret tuh bocah ngatain Dedek Emesh gue Miskin.
Author: Kan emang miskin Ay.
Lovie : Apaan itu pake Ay,, Ay segala?
Author: Heh kok elu ikut nimbrung mulu sih?
Kaisar: Udah ga usah didengerin dia. Percuma. Kevin tetap untukmu..
Lovie : Cooo.. Cuiiittt.. Pengen cepet Ketemu Keviiiiiiinnn...
Author: Tak semudah itu Rosalinda!!!😡😡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
*k🎧ki€*
kirain pahlawan bertopengnya Sinchan 🙄
2024-06-05
1
jumirah slavina
mommy : Kikirrrrr
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-03-28
1
Ammar Boy
nasib emak2 emang jadi tonh sampah keluarga.
2023-06-10
1