Tak ada yang berubah darinya sejak terakhir bertemu, masih sama bahkan sekarang wajahnya jadi lebih dewasa dari dua tahun yang lalu, terlihat lebih cantik hingga semakin membuatnya tak tahan untuk tidak memeluknya.
Pria itu hanya berdiri di salah satu sudut lift memperhatikan wanita yang selama ini menghiasi mimpi-mimpinya. Tanpa dia sadari sudut bibirnya sedikit mengulas senyum, senyum kecil yang masih bisa dilihat oleh wanita yang juga berdiri berseberangan dengannya, seolah tak ingin terlalu dekat dengan pria yang juga begitu ia rindukan.
Persetan dengan takdir!
Persetan dengan pendapat orang lain tentangnya!
Persetan dengan nama baik keluarga!
Pria itu hanya ingin merasakan kebahagiaan bersatu dengan wanita yang pertama yang bisa membuat jantungnya berirama kencang, membuat perasaan aneh yang menggelitik dalam dadanya.
"Kakak lagi di Jogja juga?" Terdengar sangat basa basi dari nada suaranya tapi cukup membuat jantungnya berpacu kencang hanya untuk mengeluarkan sapaan itu.
Bahkan suaranya pun terdengar sama persis saat terakhir kali dia memutuskan untuk berpisah dengannya.
"Gue kangen!" Jawaban sang pria sangat tak disangka-sangka olehnya dan menarik tubuh tinggi semampai itu ke dalam pelukan hangat yang selalu membuatnya nyaman sejak pertama kali mereka berpelukan.
Jika memang takdir tak mengizinkan kita bersama, izinkan lah aku menciumnya untuk terakhir kali sekedar melepas kerinduanku padanya.
Ku mohon, untuk kali ini saja biarkan kami egois kepada semua orang.
*******
Kaisar sudah memarkirkan mobilnya tepat di sebuah rumah besar tempat acaranya pesta berlangsung. Dentuman musik dari dalam rumah mewah itu terdengar cukup memekakkan telinga.
"Dek, Kakak tunggu di mobil aja ya!"
"Anterin sampe aku ketemu Lovie sama Rani!" Pinta Qiran atau lebih tepatnya memaksa sang Kakak, karena tangannya terus saja menarik-narik lengan kekar kakaknya.
Kalo bukan karena ancaman sang adik yang akan memberitahukan foto ciumannya kepada sang Mommy dia ogah harus berurusan dengan puluhan member cabe-cabean ini.
Lihat mata mereka seperti ingin menerkam Kaisar saat memandang takjub pria yang terlihat cool hanya dengan stelan casualnya, kaos putih dengan celana jins pendek berwarna hitam membuatnya terlihat seperti es campur di tengah teriknya jalanan ibu kota.
"Qir, kenalin dong sama kita!"
"Pacar baru elu ya Qir?"
"Boleh kali minta fotonya buat gue pajang di instastory gue!"
Rengekan teman-temannya tak dihiraukan olehnya. Qiran terus mencari keberadaan dua makhluk cantik yang tinggal satu planet dengannya.
"Bob, Elu liat Lovie sama Rani ga?" Qiran bertanya kepada teman prianya.
"Noh dipojokan lagi oleng!" Jawab Boby.
Oleng? Apa mereka juga menyediakan minuman beralkohol?
Kaisar langsung mencari keberadaan dua teman adiknya itu, masalahnya salah satu dari mereka adalah anak dari tantenya.
Rumah yang begitu besar ini ditambah lebih dari seratus makhluk labil membuat Kaisar kesulitan mencari kedua sahabat adiknya.
Benar saja kedua gadis itu terlihat sedang berpegangan satu sama lain berusaha menyeimbangkan tubuh mereka agar tak terjatuh. Qiran langsung berlari menangkap tubuh Rani, dan Kaisar menangkap tubuh gadis satunya yang terlihat akan tumbang.
Tawa mereka pun pecah bersamaan, membuat Kaisar semakin curiga ada yang tidak beres dengan minuman yang mereka minum.
"Kakak mau nyium Lovie?" Qiran membekap mulut Kakaknya yang terlihat akan mencium bibir sahabatnya. Padahal saat itu dia hanya mengendus bau alkohol dari mulut gadis bergaun biru toska tersebut.
"Cuma bau cola. Kok kalian bisa oleng gitu?" Jiwa Kakak pada diri Kaisar terpanggil untuk menginterogasi kedua gadis cantik pecinta oppa-oppa tersebut.
"Kita ikut lomba nari sambil muter berpasangan kayak yang ada di film Titanic itu loh Kak!" Jawab Lovie yang tak henti-hentinya tertawa membayangkan keseruan perlombaan yang berhasil mereka menangkan tadi.
"Mr. Baek datang kan?" Mata Qiran berkeliaran mencari keberadaan pujaan hatinya yang saat itu terlihat tampan dan menggemaskan dengan kaos berwarna biru cerah sama dengan warna gaun yang Qiran pakai saat itu.
Sebenarnya nama cowok itu adalah Baehaki, tapi Qiran menganggap nama pujaan hatinya itu terlalu kolot dan gak kekinian jadi dia seenak jidatnya memanggil kekasih halunya itu Mr. Baek sama seperti nama Oppa pujaan hatinya Baekhyun. Ingat kekasih halu, berarti tak ada hubungan apa-apa diantara Qiran dan Mr. Baek. Hanya dia saja yang memproklamirkan diri sebagai kekasih Mr. Baek kepada warga sekolah. Dari yang berwujud hingga tak berwujud.
"Awas lu kalo sampe ngapa-ngapain sama cowok lembek itu, gua kawinin kalian sekarang juga!" Ancam Kaisar pada adik centilnya.
Bukannya takut Qiran malah terlihat berbinar mendengar ancaman kakaknya. "Beneran? Awas kalo boong!" Qiran berlari menghampiri Mr. Baek.
"Lah si pe'a!"
"Yang!" Teriak Lovie yang masih berpegangan pada lengan Kaisar. Dia melambaikan jemari lentiknya ke arah pria yang lumayan tampan.
"Kakak makasih ya udah jadi senderan aku!" Dia pun berlalu.
Kini tinggal ada Rani, anak dari Flower dan Baim yang juga sekaligus guru di tempat mereka bersekolah. "Kakak jangan bilang ke Papa ya!"
Kaisar mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Beb!" Rani berlalu meninggalkan Kaisar seorang diri.
"Cih, kejang-kejang deh tuh Om Baim kalo tahu anaknya punya pacar."
Akhirnya dia memilih ke teras rumah besar tersebut, duduk di salah satu kursi menikmati hisapan rokoknya sambil memperhatikan ketiga bocah yang tengah asik mengobrol dengan pasangan mereka masing-masing.
Sudah bukan waktunya lagi Kaisar menghadiri acara seperti ini, sekarang ini dia lebih cocok diundang ke acara nikahan atau sunatan dari pada harus ikut bergabung dengan alayers-alayers itu.
*****
"Ngapa muka lu kisrut? Kurang cip*k?" Kelakar Haris sahabat dan juga konsultan hukum perusahaannya.
Kaisar melempar sedotan ke arahnya. "Kurang tidur gue, semalem abis ikut party sama cabe-cabean." Jawabnya malas.
"Ris pesenin gue kopi." Pintanya pada Haris yang baru akan menempelkan bokongnya di kursi.
"Hissst, bukannya dari tadi." Jawabnya.
Kedua sahabat Kaisar yang sedang mengobrol dengannya bernama Haris. Abdul Haris dan Muhammad Kemal Haris dan keduanya biasa dipanggil Haris.
"Kalo bukan karena si Kikir punya foto cip*kan gue sama Adel, ogah gue harus gabung sama para Cabe-cabean yang ga jelas itu. Hiiii." Kaisar bergidik sambil membayangkan dandanan Teman-teman adiknya yang menandingi para ibu-ibu sosialita. "Lu semalem lagi ngapain? Gue telponan kagak lu angkat!"
Haris nyengir. "Ma ayang. Lagi anget-angetan."
Kaisar memasang ekspresi jijik di wajahnya mendengar jawaban vulgar sahabatnya itu.
"Diangetin mulu, kapan lu ngawinin dia?"
"Udah. Tinggal nikahnya doang. Hehehe…" Jawabnya tanpa rasa berdosa.
Tak lama Haris datang membawakan kopi hitam dengan sedikit gula pesanan Kaisar.
"Ris!"
"Hemmmm?" Jawab keduanya kompak.
"Maksud gue si Kemal Haris. Hissst lagian kalian tuh kenapa sih harus punya panggilan yang sama?"
"Tanya emak bapak gue sono! Ngapa lu marah ke gue?" Salah satu Haris marah.
"Elu mau nanya apa ke gue?" Tanya yang satunya.
"Kapan lu mau pindah ke kantor gue? Gue butuh lagi banget jongos buat gue suruh-suruh."
"Ih si Bangke. Lu tuh ya, manusia paling ga singkron antara wajah sama kelakuan lu. Pa lagi bacot lu. Muka keren abis, tatapan mata tajam, eh pas buka mulut, sampah doang isinya."
"Sultan mah bebas mau ngomong apapun. Emang rakyat jelata kayak kalian!"
Dan toyoran pun mendarat di jidat pria tampan tersebut.
"Aset berharga perusahaan ini, jangan maen toyor-toyor aja lu pada! Rakyat kecil kaya kalian emang ga bisa ngebedain mana barang berharga dan barang tidak berharga. Pala boleh sama, isinya beda Bro, kalo diibaratin nih ya, kalo gue itu roti isi daging yang ada di hotel berbintang, kalian tuh singkong parut yang diisi oncom." Kaisar mengusap-usap jidat bekas toyoran kedua sahabatnya.
Dan kali ini mereka mendaratkan pukulannya di kepala si tampan.
"Cih, Kai gue curiga kenapa elu belum nikah juga." Haris menjeda ucapannya, sambil memperhatikan pangkal paha sahabatnya itu. "Kevin ga bisa tegak lurus yah?"
Spontan Kaisar meninju lengan sahabat sablengnya itu. "Dasar kampret. Elu kagak tau aja kalo pagi sinyalnya kuat banget. Udah kayak menara sutet."
Kedua sahabatnya itu malah mencibir ucapan pria tampan di hadapan mereka seolah meragukan ucapannya.
"Yakin? Kok diajakin kawin ma si Adel ngulur-ngulur waktu mulu?"
Seperti biasa Kaisar menghembuskan nafas kasar lewat mulutnya, seolah bosan dengan pertanyaan tersebut. "Entahlah gue belum siap aja. Kalo harus nikah dalam waktu dekat. Lah elu juga, kapan lu ngawinin si Nanda?"
"Yeay gue bilang kawin mah udah tinggal nikah doang. Lagian gue sih tinggal nunggu dia wisuda doang, lagian si Jack udah terbukti keampuhannya." Jawab Kemal Haris dengan bangga.
"Lagian lu pacaran sama anak kuliahan. Dasar pedofil lu!"
"Eits, pedofil itu yang nafsu sama anak kecil. Lah cewek elu bisa liat sendiri kan ukurannya. 36D." Jawab Haris sambil mempraktikkan seolah sedang memegang sebuah benda yang besar di depan dadanya.
Dan obrolan unfaedah antara ketiga pria tampan itu pun berlanjut mengisi akhir pekan ketiga pria lajang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
ponii
es campur kaiii 😂
2025-04-04
0
Vivo Smart
baiklah... mari membingung bersama ketika haris dipanggil😆
2024-06-01
1
miss kimbyun
sama pacarku baekhyun juga 😂😂😂
2023-06-06
1