Cerita Lovie

Rencana bolos yang telah mereka rencanakan akhirnya tak pernah terjadi. Keenamnya pulang pada waktu yang telah ditentukan sekolah.

Lovie sedang berada di sebuah ruangan yang memanjang foto berbagai model yang memakai produk pakaian yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.

"Gede banget nih ruangan." Lovie berbicara pada dirinya sendiri sambil mengelilingi ruangan dari kakak sahabatnya. 

Kriek!

Pintu terbuka, seorang pria tinggi tegap dengan tatapan mata tajam menghampirinya yang tengah memandang jalanan ibu kota dari jendela kaca besar. Entah apa yang sedang ia pikirkan hingga dia tak tahu jika si pemilik perusahaan sedang menatap iba padanya. 

"Lope!" Serunya. Tak ada jawaban. "Lop!" Masih tetap sama. Akhirnya si pemilik kaki panjang itu menghampiri gadis berseragam putih Abu-Abu yang entah tengah menatap apa.

"Woy. Malah ngelamun." Gadis itu sedikit terhenyak, hingga mata bulatnya terlihat membulat sempurna. 

"Astaghfirullah, ih si Kakak bikin aku jantungan, kalo aku mati gimana? Mana belum kawin." 

"Lu pikir gue udah kawin? Lagian gue panggil-panggil elo ngelamun aja. Si Kikir mana?" Kaisar mengendurkan dasinya, memijat tengkuknya yang terasa berat. 

"Tapi kan Kakak udah sering ciuman." Lovie tersenyum malu, foto Kaisar yang sedang mencium mesra Adele kembali terlintas di ingatannya. 

"Woy, ngapa lu ketawa -ketawa sendiri? Makanya jangan kebanyakan maen sama si Kikir! Eror kan jadinya otak lu."

"Apa? Kangen ya!" Gadis yang selalu mengaku-ngaku rakyat planet EXO itu muncul dengan dua gelas softdrink di tangannya. 

"Nih minum dulu!" Qiran menyerahkan satu cup kepada sahabatnya yang akan melamar kerja sebagai model di perusahaan kakaknya. 

"Ckckck." Kaisar menilik ABG cantik yang direkomendasikan untuk menjadi model dengan tatapan merendahkan, secara dia tahu kelakuan member cabe-cabean di hadapannya ini. 

"Kakak tau kan kalo kondisi perekonomian aku sekarang lagi sulit?" Gadis cantik itu mulai mengiba. 

"Ga usah pake istilah ekonomi sulit segala, bilang aja elo sekarang udah miskin!" Bisik Qiran. 

Bletak!!! 

Jitakan mendarat di keningnya, hingga membuat gadis bertubuh mungil itu meringis, bukan oleh Lovie tapi oleh kakaknya sendiri yang tidak percaya dengan apa yang keluar dari mulut kecil adiknya. 

"Iya gue tau. Tapi masalahnya bentar lagi kan elu mau ujian sekolah, bukannya lebih giat belajar, malah mau kerja. Gue takut mengganggu kegiatan belajar elu!"

"Tenang kak, dia itu otaknya encer, dan kita selalu mempersiapkan contekan untuk antisipasi kalo kita ga bisa jawab soal." Qiran yang menjawab.

Dengan bodohnya Lovie menganggukkan kepalanya dengan raut wajah bangga. "Justru karena bentar lagi mau pelulusan sekolah aku harus nyari uang yang banyak."

"Buat apa?" Tanya Kaisar yang terus memperhatikan kelebihan yang dimilikinya. Cantik memang, postur tubuhnya pun sesuai untuk dijadikan seorang foto model. Tapi itu tidaklah cukup, seorang foto model harus fotogenik dan bisa menonjolkan produk yang akan dia jual. 

"Buat bikin kebaya sama bayar salon, kan itu butuh uang banyak Kak. Ya kan Qir?" Lovie meminta dukungan sahabatnya. 

"Ga tau, gue kan bakalan dibayarin Mommy."

"Iyain aja pea!" Lovie menyikut sahabatnya. 

Pada akhirnya Kaisar pun pasrah, tapi dengan satu syarat jika Lovie memang tidak berbakat di bidang modeling ia tidak boleh protes jika Kaisar menyuruhnya berhenti. 

Dia melihat punggung kedua gadis itu menghilang dari balik pintu ruang kerjanya. Kemudian kembali memperhatikan foto-foto yang diberikan Qiran untuk membuktikan jika Lovie adalah model yang tepat untuk produk pakaian remaja yang akan diluncurkan bulan depan. Lima lembar foto yang pose layaknya member cabe-cabean yang membuat Kaisar bergidik. "Hadeuh yang kayak begini mau jadi model? Agency mana juga yang mau nerima dia?"

Lovie berlari menghindari tetesan air yang turun dari langit secara keroyokan menuju kafe tempatnya bekerja setelah pulang sekolah. Kerja paruh waktu yang dia lakukan dari jam 5 sore hingga sepuluh malam setiap harinya adalah sampingan untuk sekedar memenuhi kebutuhan jajan dan kuota tiap bulannya. 

"Ngapain lu disini?" Untuk kedua kalinya suara Kaisar mengejutkannya. 

Gadis itu dengan ceria menunjukkan rentetan giginya yang rapi. "Kerja!" jawabnya riang.

Mantan playboy kampus itu mengerutkan keningnya meminta penjelasan dari gadis berkemeja pink di hadapnya. 

"Aku kerja di kafe ini Kak, udah 4 bulan. Rekomendasi dari Kikir," jawabnya tanpa terlihat minder sedikitpun. 

Kaisar benar-benar dibuat takjub dengan apa yang dilakukan Lovie untuk menyambung hidupnya. "Temenin gue ngobrol dulu sebelum temen gue datang!" Dia menarik pergelangan kecil tangan penggemar berat Sehun EXO itu. 

"Tapi aku harus kerja Kak, ntar diomelin Pak Galih!" jawab Lovie sambil melirik ke arah atasannya yang tengah berdiri di meja kasir. 

"Jangan takut sama si Kampret, hari ini elu bolos kerja dulu entar gue yang bayar upah lu hari ini, dua kali lipat," jawabnya santai, sebab dia sudah sangat akrab dengan pria yang menjabat manager kafe. 

Mendengar Kaisar akan membayarnya hanya untuk menemaninya ngobrol Lovie jadi sumringah. "Awas kalo bo'ong!" Mata indah itu memberi ancaman kepada calon pria yang akan memporak-porandakan hatinya nanti. 

Segelas coklat panas seporsi kentang goreng Kaisar pesan untuk menemani mereka ngobrol. 

"Ceritain semuanya ke gue! Dari mulai orang tua lu meninggal sampe jadi kayak sekarang ini!" Kaisar masih tidak percaya jika orang tuanya tidak meninggalkan harta apapun untuk putri semata wayangnya. 

"Setelah ayah sama bunda kecelakaan, kurang lebih satu bulan atau dua bulan kemudian ada orang datang ke rumah bilang kalo semua harta dibekukan, aku ga tau. Aku ga ngerti, Om Andri yang tau persis. Seminggu kemudian aku disuruh keluar dari rumah, Om Andri adeknya Bunda sebenarnya udah ngajak aku ikut dia ke Jogja, tapi aku ga mau. Tante Ajeng kayaknya ga suka sama aku, aku takut nanti aku dijadiin pembantu kayak yang suka ada di film azab-azaban itu. Jadi dia beliin aku rumah kecil, bukan kecil tapi keciiiiiiiiiilll banget, ga ada kamar mandi di dalam kamar, kamarnya aja sempit, bahkan langit-langitnya aja pendeeeeeeek banget, bikin sesek, dapurnya sempit, kamar mandinya kecil. Perabotannya juga kayak yang biasa dipake rakyat jelata." Matanya terlihat berkaca-kaca saat menceritakan kehidupannya sekarang. Tanpa dia sadar tangannya saling meremas menceritakan betapa getirnya hidupnya saat ini. 

"Emang Om Andri elu itu kagak ngirimin uang buat kebutuhan lu sehari-hari?" Kaisar masih tidak percaya setelah melalui proses hingga saat ini, kesombongan gadis itu masih saja belum berkurang, masih sama seperti dulu. 

Lovie mengangguk. "Dia ngirimin duit lah, tiap awal bulan dia ngirim uang lima juta. Tapi masih belum cukup, uang yang dia kirim cuma bisa memenuhi kebutuhan aku sama Bi Sumi (nama pengasuhnya) sehari-hari sama bayar uang Sekolah. Bahkan sekarang kita berdua aja lebih sering makan telor ayam daripada ayamnya." Keluhnya. "Aku aja harus ngerengek dulu ke Bi Sum kalo minta uang buat nonton atau buat nongkrong sama temen-temen, makanya aku cari kerja paruh waktu buat keperluan aku sendiri, supaya ga nyusahin Bi Sumi."

Lovie dan adiknya memang benar-benar dari satu spesies yang sama, kesombongan dan keangkuhan mereka benar-benar mirip bagai telur dibelah dua. 

Tapi Kaisar benar-benar takjub melihat Lovie yang terlihat tidak terpuruk atau pun minder. Dia tidak tahu saja jika tak ada yang berani mengusik kehidupannya karena benteng yang dibuat Qiran untuknya. 

"Gebetan baru nih kayaknya. Bening bener." Suara Harus memecah lamunan Kaisar yang tengah menatap wajah makhluk bermata bulat itu. 

"Pala lu gebetan! Temen adek gue Monyet!" jawab pria tampan berkemeja biru cerah itu.

Haris sedikit tertegun melihat kecantikan alami Lovie yang belum tersentuh make-up. Sulit dipercaya jika gadis cantik itu masih berseragam putih abu-abu. 

"Lu boleh pergi. Lanjutin kerjanya sono!" Hanya dengan sedikit menggerakkan dagunya Lovie bangkit dari tempat duduknya. 

"Kakak jangan lupa mau bayar aku dua kali lipat!" Lovie mengingatkan. 

"Abis ngapainin dia lu ampe minta dibayar segala?" Haris tersenyum menyudutkan.

"Ngobrol! Mang lu pikir ngapain Monyet?" jawab Kaisar, ketus.

...Jangan lupa ritualnya... ...

...Like ...

...komen...

...Vote...

Terpopuler

Comments

Mah Nizar

Mah Nizar

baca ngulang sambil nunggu c Raja hutan sama c kunti bogel up 🥰🥰🥰

2024-01-25

3

Bungas Dhin

Bungas Dhin

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-10-01

0

Nenden Zakiah Bahasuan

Nenden Zakiah Bahasuan

kesombongan Zee nurun banget sama kai dan kikir

2023-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Birthday Party
3 Obrolan absurd di meja makan
4 Hukuman dari guru BK
5 Cerita Lovie
6 Pemotretan Pertama Lovie
7 Qiran in action
8 Double Date
9 Mulai Uncontrol
10 Si Merah Terpampang Nyata
11 Kaisar Naik Darah
12 Kecupan yang menakjubkan
13 Antara Adele dan Lovie
14 Kiss Time
15 Kiss Time part 2
16 Tersulut Emosi
17 Terulang Lagi
18 Sarung Kevin
19 Mengakhiri sebelum memulai
20 Menantang Takdir
21 Mulai menantang Takdir
22 Makan Malam
23 Permainan Sang Takdir
24 Wejangan ibu mertua
25 Di Panggil BK
26 You are my destiny
27 Pertemuan Adele dan Lovie
28 Kemarahan Adele
29 Jadi, Kevin itu,,,,???
30 Jeng,, Jeng...!!!!
31 Dominic Toretto versi Qiran
32 Mendadak Hamil
33 Lovie menjual diri
34 Dating...
35 Sleeping Handsome
36 berpisah
37 Bukan mimpi
38 Datting part. 2
39 Hari Pelulusan
40 Berusaha bersifat Egois
41 Mengungkap Fakta
42 Perbincangan Antar Lelaki
43 Jadilah Seperti Bawang
44 Momen perpisahan
45 Tetaplah di sampingku
46 Hari Kelulusan Qiran and the gengs part. 1
47 Hari kelulusan Qiran and the gengs part. 2
48 Dalang
49 Tunangan
50 Bertemu
51 Untuk hari ini, besok dan seterusnya
52 Setelah 2 tahun
53 Dua tahun untuk Lovie
54 Bukan Ilusi
55 Kepergok Haris
56 Menualah bersamaku!
57 Kemarahan Ibu Negara
58 Lamaran
59 Menuju hari bersejarah
60 Akad
61 Gagal
62 Video kecil Kaisar
63 Ada apa dengan Qiran?
64 Siang Pengantin
65 Ocehan Qiran
66 Ada apa dengan Mr. Baek?
67 Gara-gara Lovie
68 Masih tentang Mr. and Mrs. Baek
69 Mengajarkan sopan-santun
70 Obrolan tiga wanita
71 Obrolan tiga wanita
72 Mengunjungi pantai Sawarna
73 Lagu untuk Lovie
74 Pertengkaran pertama
75 Terpaksa Berpisah
76 Kok bisa?????
77 Gara-gara Adele
78 Pesta syukuran
79 Permintaan yang emejing...
80 Alat Pelindung Diri
81 Foto model
82 Mahakarya Qiran
83 i'm your destiny
84 Beri aku selamat!
85 The Twins are coming
86 Dominic Toretto versi Qiran part. 2
87 The Twins has came
88 Baby Sora dan Baby Aurora
89 Sebuah akhir yang bahagia
90 Sepatah kata dari Otor Soleha
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Awal
2
Birthday Party
3
Obrolan absurd di meja makan
4
Hukuman dari guru BK
5
Cerita Lovie
6
Pemotretan Pertama Lovie
7
Qiran in action
8
Double Date
9
Mulai Uncontrol
10
Si Merah Terpampang Nyata
11
Kaisar Naik Darah
12
Kecupan yang menakjubkan
13
Antara Adele dan Lovie
14
Kiss Time
15
Kiss Time part 2
16
Tersulut Emosi
17
Terulang Lagi
18
Sarung Kevin
19
Mengakhiri sebelum memulai
20
Menantang Takdir
21
Mulai menantang Takdir
22
Makan Malam
23
Permainan Sang Takdir
24
Wejangan ibu mertua
25
Di Panggil BK
26
You are my destiny
27
Pertemuan Adele dan Lovie
28
Kemarahan Adele
29
Jadi, Kevin itu,,,,???
30
Jeng,, Jeng...!!!!
31
Dominic Toretto versi Qiran
32
Mendadak Hamil
33
Lovie menjual diri
34
Dating...
35
Sleeping Handsome
36
berpisah
37
Bukan mimpi
38
Datting part. 2
39
Hari Pelulusan
40
Berusaha bersifat Egois
41
Mengungkap Fakta
42
Perbincangan Antar Lelaki
43
Jadilah Seperti Bawang
44
Momen perpisahan
45
Tetaplah di sampingku
46
Hari Kelulusan Qiran and the gengs part. 1
47
Hari kelulusan Qiran and the gengs part. 2
48
Dalang
49
Tunangan
50
Bertemu
51
Untuk hari ini, besok dan seterusnya
52
Setelah 2 tahun
53
Dua tahun untuk Lovie
54
Bukan Ilusi
55
Kepergok Haris
56
Menualah bersamaku!
57
Kemarahan Ibu Negara
58
Lamaran
59
Menuju hari bersejarah
60
Akad
61
Gagal
62
Video kecil Kaisar
63
Ada apa dengan Qiran?
64
Siang Pengantin
65
Ocehan Qiran
66
Ada apa dengan Mr. Baek?
67
Gara-gara Lovie
68
Masih tentang Mr. and Mrs. Baek
69
Mengajarkan sopan-santun
70
Obrolan tiga wanita
71
Obrolan tiga wanita
72
Mengunjungi pantai Sawarna
73
Lagu untuk Lovie
74
Pertengkaran pertama
75
Terpaksa Berpisah
76
Kok bisa?????
77
Gara-gara Adele
78
Pesta syukuran
79
Permintaan yang emejing...
80
Alat Pelindung Diri
81
Foto model
82
Mahakarya Qiran
83
i'm your destiny
84
Beri aku selamat!
85
The Twins are coming
86
Dominic Toretto versi Qiran part. 2
87
The Twins has came
88
Baby Sora dan Baby Aurora
89
Sebuah akhir yang bahagia
90
Sepatah kata dari Otor Soleha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!