Tak ada kata yang mereka ucapkan sepanjang perjalanan pulang. Lovie lebih memilih pulang ke rumahnya daripada harus datang ke rumah Qiran.
"Aku pulang ya Kak, makasih buat semuanya." Ucap Lovie saat mobil hitam Kaisar berhenti di depan rumahnya.
Tak ada jawaban dari pria di balik kemudian yang dia ajak bicara. Kaisar diam seribu bahasa.
Lovie turun dari mobil dengan meninggalkan sebuah hati yang retak. Izinin Otor yang elem Mas.
"Lop!" Kaisar berlari ke arah wanita yang baru memasuki pekarangan rumahnya.
"Gue gak tau harus bilang apa lagi ke elu. Mungkin maaf gue ga akan berarti juga buat lu. Tapi Lop, jangan tinggalin gue begitu aja." Ucap Kaisar dengan deru nafas yang terengah-engah.
"Aku tanya, gimana perasaan Kakak ke aku? Cinta? Atau sekedar nafsu? Apa Kakak bisa lepasin Kak Adele demi aku?"
Pertanyaan Lovie membuat Kaisar menyadari ada hati yang akan terluka karena keegoisan dirinya. Kaisar diambang kebimbangan. Kaisar tidak bisa begitu saja mengakhiri hubungan sepihak dengan Adele, tapi untuk melepaskan Lovie sepertinya itu juga akan sangat sulit, Lovie seperti virus yang telah menggerogoti hati dan otaknya. Hingga setiap kesempatan kosong otak cerdasnya akan memodifikasi gambar-gambar Lovie dalam berbagai ekspresi.
Jika dibandingkan diantara keduanya, Adele jauh menang banyak dari segi apapun dibanding Lovie, pendidikannya tinggi, karirnya bagus, keluarganya pun baik, wajahnya tak kalah cantik dari Lovie. Tapi cinta Kaisar sudah tertuju untuk Lovie, gadis yang dulu dia anggap alay karena sejenis dengan adiknya tapi entah karena apa dia berhasil menerobos masuk ke dalam hati seorang playboy sekelas Kaisar.
"Kakak masih bingung?" Lovie membuyarkan lamunan Kaisar yang kini tengah menatap wajahnya.
"Aku baik-baik aja Kak, ini ga seberapa dengan ujian hidup aku selama ini. Aku masuk ya!" Lovie berbalik arah.
"Gue mohon Lop, sekali lagi. Izinin gue meluk lu sekali lagi." Entah mengapa suara Kaisar terdengar bergetar.
Mereka pun kembali berciuman bukan hanya berpelukan seperti yang Kaisar pinta di bawah sinar rembulan yang bersinar terang.
Kaisar semakin memperdalam tautan mereka saat Lovie menyambutnya. Kedua seperti tak ingin melepaskan satu sama lain. Bahkan Lovie memeluk erat tubuh pria dengan luka yang masih basah di punggung tangannya.
Takdir memang tak pernah baik kepadanya. Dia seperti tak ingin melihatnya bahagia.
*****
Qiran dan Rani sudah siap dengan ratusan pertanyaan untuk dia berikan kepada Lovie, tapi ketika melihat hanya Kaisar yang turun dari mobilnya Qiran yang sejak satu jam lalu telah menunggu mereka di teras rumah langsung menanyakan keberadaan Lovie pada pria yang terlihat kusut.
"Si Lopenya mana?"
"Pulang." Jawab Kaisar lesu.
"Kok pulang? Aku kan tadi nyuruh Kakak bawa dia kesini!" Qiran sewot tanpa memperdulikan raut wajah Kakaknya yang galau. "Elu ga nyium dia dengan paksa kan?" Kali ini suaranya setengah berbisik.
Rani yang sedari ada ada bersamanya pun ikut mengangguk, menyetujui ucapan Qiran, seolah memberi tahu jika keduanya telah mengetahui kelakuan mesum Kakaknya terhadap Lovie.
Tapi Kaisar sudah tidak memperdulikan omongan adiknya yang terdengar sedikit mengancam dia berjalan begitu saja melewati Qiran dan Rani, membuat Qiran menyadari ada yang tak beres dengannya.
"Kak Kaisar kenapa?"
"Mana gue tau, lu tau sendiri gue kan dari tadi sama elu." Jawab Qiran.
*****
Wajah Lovie tak kalah murung dari Kaisar saat Qiran dan Rani bertemu di sekolah. Pertanyaan yang sejak semalam mereka rangkai menjadi terlupakan begitu saja saat melihat wajah murung sahabatnya.
"Lop, elu kenapa sih?"
"Elu kayak kurang tidur." Timpal Bobi.
"Gue cuma kurang enak badan doang. Kemaren si Rafi dateng ke kafe." Lovie berusaha mengalihkan arah pembicaraan para sahabatnya. Dia masih belum sanggup untuk menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Kaisar kepada siapapun termasuk Qiran.
"Ngapain tuh si Kampret?" Zaki naik pitam.
"Ngajak balikan." Jawab Lovie sambil menyeruput es teh manis yang ia pesan.
"Kayaknya lu harus nerusin rencana lu buat ngadain tahlilan di Kampret deh Kir." Rani ikut panas.
Lovie menceritakan setiap detil kejadian kemarin siang kepada para sahabatnya. Termasuk saat Rafi mendapatkan hadiah bogem mentah dari Kaisar.
"Si Soang mukul si Kampret?" Seru Qiran.
Lovie mengangguk. Mendengar nama Kaisar diucapkan Lovie kembali membayangkan wajah Kaisar dan ciuman perpisahan mereka semalam yang penuh deraian air mata, Lovie kembali menangis.
"Kikiiiiiiiiiirrrr, gue patah hati." Lovie menangis dipelukan Qiran.
"Ntar gue bikin bonyok tuh muka jelek si Kampret." Qiran yang salah memahami maksud ucapan Lovie berusaha menenangkan tangis sahabatnya.
"Hati gue kayak keseleo Kir, sakit banget."
"Heh Pea, elu walaupun lagi mewek tapi seenggaknya kalo ngomong mikir dulu ngapa! Mana ada hati keseleo?" Zaki mendorong belakang kepala Lovie.
*****
Tak beda jauh dengan Lovie Kaisar sedang uring-uringan di dalam ruangan kerjanya, seperti biasa Haris yang juga sahabatnya selalu menjadi tempat sampah curhatan Kaisar saat moodnya sedang down.
"Bener kata Lovie Kai. Udah lah, elu relain aja si Dedek Emesh, lu fokus aja sama Adele."
"Gampang bacot lu ngomong gitu, lu kagak mikirin si Kevin? Dia tersiksa tau. Baru kali ini si Kevin sekenceng ini sinyalnya waktu liat cewek. Gue aja pemiliknya ampe kaget. Eh baru juga beberapa kali nikmatin bibirnya, dia malah ditinggalin begitu aja. Gue berasa PHPin Kevin tau."
"Somplak lu!" Haris melemparkan bolpoin ke arah atasannya yang tengah khusyuk mempelajari laporan di tangannya.
"Si Lope lagi ngapain ya sekarang? Gue takut dia kangen doang sama gue." Ucap Kaisar sambil melipat kacamatanya dan tersenyum, bayangan wajah Lovie selalu berhasil membuat seutas senyum di wajah tampannya.
Haris hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Kaisar yang telah menjadi seorang budak cinta.
"Si Dedek Emesh apa elu yang kangen?"
"Kevin tepatnya." Kaisar tersenyum mesum.
"Telepon si Rima, tanya kapan jadwal pemotretan si Lope? Bilangin sama dia, kali ini suruh si Lope gantiin Angel buat ambil gambar sama gue!"
"Kai elu udah gila? Lovie udah nyerah, gue harap juga elu ngelakuin hal yang sama. Inget Adele!" Bentak Haris.
"Gue lagi nantangin Si Takdir, liat siapa diantara kita yang akan menang?" Kaisar tersenyum dengan tatapan kosong ke langit-langit yang berwarna putih.
"Gue saranin elu ke psikiater deh! Gila lu lama-lama kalo gini terus. Nantangin Takdir, kagak sekalian lu tantangin patung pancoran sonoh!"
Ucap Haris kemudian pergi meninggalkan Kevin yang sedang menegang saat Sang pemilik kembali membayangkan wajah cantik bermata bulat yang kini sudah tak sesuci Otor.
Takdir: kok si Kaisar nantangin gue sih Tor? Emang gue salah apa?
Author: makanya elu bae-bae sama dia, terutama si Kevin.
Takdir: Kan elu yang nulis Tor, kenapa Kaisar kagak ngomong langsung aja ke elu?
Lovie: Oh jadi elu Tor penyebab gue ga bisa kenalan sama Kevin?
Author: kok elu nimbrung mulu sih Lop? Ntar kalo gue gantiin posisi elu, baru nyaho lu.
Kaisar: Jangan khawatir Dedek Lope, Kevin akan setia menunggumu… 😘😘😘
Lovie: Uuucchh,,,, Kevin, coo cuiiiiitt, jadi pengen cepet liat kamu pake sarung pasti unyu-unyu… 🥰🥰🥰
Author:😒😒😒
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Murni Aneka
jadi lebih cantik adele dri lovie ya?
2024-06-10
1
nova vaw
othor aku yg suci jg pengen liat kevin...buahahahha
2023-04-10
1
Devi Lingkar Bentang
hahaha
2023-02-15
0