Setelah mendapatkan kelas modeling singkat selama satu minggu terakhir ini, akhirnya Lovie untuk pertama kalinya melakukan sesi pemotretan. Kaisar meminta bantuan Rima sang salah satu orang yang bertanggung jawab di bagian pemasaran untuk menemaninya.
Mendengar permintaan tolong dari Kaisar Rima yang juga salah seorang dari fans garis keras Kaisar dengan senang hati menerima permintaan tolong pria yang memiliki kriteria calon suami idaman setiap wanita, karena otomatis dia akan sering bertemu Sang pujaan hati.
Lovie benar-benar gugup, tapi dia berusaha untuk tidak menunjukkannya karena takut akan direndahkan oleh para seniornya.
"Kamu saudara Pak Kaisar?" Salah seorang model cantik nan julid menyapa Lovie berusaha mendekati model yang dia kenal sebagai sepupu dari pemilik perusahaan ini.
Lovie mengangguk dengan wajah angkuh, semakin meyakinkan mereka yang berusaha baik padanya. "Mohon bimbingannya ya Kakak-kakak semua."
"Dengan senang hati," jawab Angel Sang model senior.
•
•
•
Ini adalah hari yang sangat melelahkan dan sangat mendebarkan untuk Lovie, pengalaman pertamanya menjadi model benar-benar cukup menguras tenaganya. Semua kru begitu kagum dengan hasil kerja Lovie yang bisa disejajarkan dengan model profesional.
"Kamu nggak pulang?"Tanya Rima.
"Aku capek banget Kak, ngaso dulu ini." Ucapnya dengan telapak tangan penuh keringat.
"Mau saya anter ke ruangan Pak Kaisar, sekalian aku juga mau ngasih tau hasil kerja kamu?" Padahal itu adalah alasan Rima supaya bisa bertemu Kaisar. Dasar ganjen.
"Iya deh, sekalian aku juga pengen bilang makasih ke Kakak."
Rima tersenyum licik, rencananya bertemu pujaan hati akhirnya akan bisa terwujud. "Yuk!"
•
•
"Gimana pemotretan tadi? Mau kamu lanjut?" Ucap Kaisar yang masih sibuk dengan beberapa dokumen yang harus dia pelajari sebelum ditandatangani.
"Lanjut lah Pak, orang semua kru muji Dedek Lovie." Si Centil Rima yang menyahut.
Pria dengan kemeja digulung dan tatanan rambut yang sudah tidak serapi tadi pagi menoleh ke arah Rima dan Lovie secara bergantian. "Kamu dibayar berapa sama si Lope ampe muji-muji dia gitu?" Kaisar tersenyum merendahkan.
Melihat senyum merendahkan dari calon pria yang akan mengisi relung hatinya, Lovie pun membalas dengan senyum angkuhnya.
"Jangan salahin aku kalo nanti Kakak malah jatuh cinta sama aku!" Terdengar nada mengancam.
Kaisar malah tertawa. "Elu kali yang bakalan jatuh cinta duluan sama gue! Anak masih pitik ngomongnya sombong bener." Kaisar melempar bola kertas tepat mengenai kepala gadis cantik itu.
"Bapak liat sendiri deh hasil fotonya nanti, nih saya ambil beberapa foto Lovie waktu lagi pemotretan." Rima memperlihatkan hasil jepretan kamera handphonenya, ini juga sekaligus cara dia untuk bisa lebih dekat dengan Kaisar. Dasar genit, cuih.
Benar apa kata Rima, Lovie terlihat seperti model profesional lainnya. Senyumnya, tatapan matanya, dan gestur tubuhnya terlihat sangat natural.
"Elu kesambet Arzetti Bilbina Lop? Keren. Kerja bagus!" Mantan playboy kampus itu memuji gadis alay di hadapannya.
Dan si Mantan Anak Sultan itu kembali menunjukkan senyuman angkuhnya.
"Rim, terimakasih ya! Mungkin saya akan sering meminta bantuan kamu, untuk nemenin dia melakukan pemotretan." Senyuman Kaisar berhasil menghipnotis Rima untuk menganggukan kepalanya.
Tiga puluh menit berlalu, Lovie sudah mulai merasa bosan berada di ruangan kerja Kaisar.
"Kak masih lama?" Rengeknya.
"Bentar lagi." Kaisar menjawab tanpa menoleh sedikit pun ke arah lawan bicaranya.
Lovie mengendus. "Daritadi jawaban bentar lagi bentar lagi mulu. Aku udah laper."
"Iya bentar bawel, tadi elu bilang pengen ditraktir makan, ya sabar lah! Gue juga belum telepon Adele."
Kaisar melirik jam tangannya, sudah hampir petang, pantas saja manusia dalam masa pertumbuhan itu merasa lapar.
Dia membuat panggilan telepon kepada sang kekasih. "Halo Yang, jadi kan makan malem bareng aku?"
Lovie tak mendengar jawaban dari sang lawan bicara, hanya bisa melihat wajah tersenyum Kaisar yang mengartikan jika kekasihnya akan datang.
"Aku tunggu di restoran biasa. Aku juga bawa si Lope, minta ditraktir makan dia karena udah kerja dengan baik hari ini." Kaisar mencibir ke arah Lovie yang sedang menarik satu sudut bibirnya.
"Oke, aku tunggu. Bye."
Satu jam berlalu. Mereka sudah sampai di sebuah restoran yang berada di sebuah hotel, kebetulan Lovie juga ingin ditraktir di restoran mewah untuk bisa menikmati steak yang sudah lama tidak bisa dia nikmati. Sebelumnya Kaisar telah membawa gadis itu membeli gaun, karena saat itu Lovie masih mengenakan seragam sekolahnya.
Semua mata menatap kagum kepada sepasang manusia yang baru memasuki restoran, seorang pria tampan dengan postur tubuhnya yang pelukable, atau enak dipeluk, dan seorang gadis cantik bermata bulat terlihat serasi.
"Kak Adele masih lama ya? Aku udah laper banget." Gadis tak tahu diri itu kembali merengek.
"Ck! Sabar napa Lop, elu jadi cewek kagak ada jaim-jaimnya amat di depan cowok." Protes Kaisar dan kembali melakukan pangggilan telepon kepada kekasihnya.
Raut wajah Kaisar tiba-tiba berubah kecewa mendengar jawaban dari orang yang dia telpon.
"Kita makan berdua aja. Adele ga bisa datang, lagi nanganin pasien gawat darurat yang baru datang." Ucap si Tampan.
"Kakak jangan kecewa gitu dong, aku juga ga kalah cantik sama Kak Adele." Si pemeran utama wanita menggoda si pemeran utama pria.
"Tapi sengklek." Balas Kaisar.
Makan malam romantis yang tadinya Kaisar buat untuknya dan Adele berubah menjadi makan malam penuh canda tawa dengan gadis cantik mantan anak Sultan.
*****
Kaisar sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah Lovie, rumah yang tidak terlalu kecil seperti yang diceritakan Lovie, walaupun sederhana tapi terlihat asri.
"Ini rumah lu Lop?" Kaisar menunjuk dengan matanya.
"Hmmm." Lovie mengangguk.
"Ini sih kagak kecil pea! Gue kira elu tinggal di rumah petakan yang reot."
"Ih si Kakak, kalo dibandingin rumah aku yang dulu ini tuh kagak ada seperempatnya dari luas rumah aku." Jawab Lovie yang sedang mencari sesuatu di lantai mobil Kaisar.
"Ih powerbank aku pake jatoh segala lagi. Nyalain lampunya napa Kak!"
"Ngomong juga kagak lu kalo lagi nyari powerbank, pake ngegas lagi ngomongnya!" Kaisar tak kalah sewot dari perempuan bergaun coklat muda di sampingnya sambil menyalakan lampu mobilnya.
Di bawah sinar lampu mobil yang temaram wajah perempuan cantik di sampingnya jadi terlihat berkali-kali lipat lebih cantik. Jiwa playboy yang lama telah hilang tiba-tiba datang saat menatap wajah yang kini tersenyum setelah menemukan benda berbentuk kotak yang dicarinya.
"Kak aku pulang ya! Makasih traktirannya! Ntar kalo aku udah dapet komisi, gantian aku yang traktir Kakak, tapi jangan di tempat yang tadi ya! Traktir pizza atau burger aja ya!"
Fokus Kaisar bukan pada ucapan Lovie tapi pada bibir mungil merah muda yang seperti terlihat manis bila dicium.
"KAK!!" Bentak Lovie sambil melambai-lambaikan tangannya di depan mata Kaisar. "Yaelah malah bengong!"
Kaisar langsung menepis perasaannya yang datang tiba-tiba itu.
Bocah! bocah! Dia masih bocah!! Batinnya.
"Iya, iya, pulang sonoh! Cuci tangan, cuci kaki, minum susu terus bobo."
"Minum susu? Punya aku udah cukup gede Kak!" Gadis sengklek itu tidak tahu jika ucapannya membangunkan anggota tubuh Kaisar yang tersembunyi.
"Astaghfirullah! Jangan sampe elu ngomong gitu di depan cowok laen pea!" Bentak Kaisar saat melihat gadis cantik itu keluar dari mobilnya.
"Hehehe. Cuma ke kakak doang, kan Kakak kagak aku anggap cowok," jawabnya sambil memperlihatkan barisan gigi-giginya yang putih.
Gadis periang itu berlari ke arah pintu rumahnya dengan membawa tas dan kantong plastik belanjaan yang berisi seragam sekolahnya.
Sedangkan Kaisar masih menenangkan si Kevin yang sedang mencari tempat peristirahatannya.
...Semoga terhibur......
...Jangan lupa ritualnya!...
...Like!!!...
...Komen!!!...
...Vote!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Ve
udah otor nya sendiri yg buat tokoh Rima, eehhh dy malah jijik sndri..
wkwkwkkkk
2024-07-20
1
Ardiansyah Gg
ya elah... si kevin... masa' segitu aja ud bangun 🤭
2024-04-27
2
Dyah Saja
gitu gitu elu cinta mati bang
2023-12-28
1