Malam hari di sebuah kereta yang berjalan dan terbakar oleh api hasil ledakan bom, sehabis dipasang dari dalam kereta membuat perhatian warga sekitar. Beberapa gerbong hancur akibat ledakan itu. Beruntungnya, hanya sedikit penumpang yang terluka dan tidak sadarkan diri. Meski kami juga harus memprioritaskan untuk menyelamatkan mereka.
Namun di gerbong 8, ada suatu pertarungan sengit antara 2 pemegang pecahan kristal legendaris. Pertarungan itu memperebutkan pecahan kristal untuk menggabungkan kekuatan nya agar menyatukan pedang legendaris tersebut.
"TSARGHH" aku mengayunkan pedang ku mengarah Jack yang masih berdiri seperti sedikit lemas.
Dia juga masih mengayunkan kembali tinju golem nya mengarahku dan menahan ayunan pedangku. Lalu aku langsung menarik pedang ku dan mengayunkan kembali mengarah ke perutnya.
"Argh . . . ." Jack tersayat oleh pedang ku di bagian perut.
Sayatan itu membuatnya terluka dari dalam, meski armor mecha nya sangat tebal. Lalu dia mengepalkan tangannya dan hendak memukul ku. Dengan cepat, aku menghindar. Setelah itu, aku langsung menusuk perutnya sampai menembus ke belakang.
"Eugh . . ." dia mendorongku dengan kedua tangannya sehingga aku terpental jauh dan armor ku sedikit lecet.
Kemudian dia menarik pedang ku dari perut nya seolah-olah tidak terasa sakit. Ia melemparkan pedang itu kepadaku secara lurus seperti peluru. Aku menangkapnya dengan kedua tangan ku dan terdorong sedikit ke belakang.
"Permainan baru saja dimulai nak!" dia menggeram sedikit kesakitan sepertinya, tapi dia seolah-olah seperti tidak terasa kesakitan.
Aku terkejut karena tiba-tiba ada percikan dari luka nya seperti menjahit luka itu perlahan.
"A . . . apa?" aku tercengang sedikit.
Ternyata dia memulihkan diri nya sendiri menggunakan kekuatan dari kristal itu. "Jika kau memang ingin bertarung serius, AYO KITA MULAI!"
Sebuah cahaya kuning bersinar di armor nya. Beberapa besi bekas ledakan dari gerbong kereta itu menyatu ke senjata di tangannya itu sehingga meningkatkan kekuatan dari senjatanya.
Sekarang, dia memiliki kekuatan magnet di tangannya. Dia dapat menarik beberapa besi. Tinju nya sekarang mempunyai duri, yang sepertinya menyakitkan jika aku terkena pukulannya.
"Flashbang Punch!" seketika tinju itu melayang mengarah kepadaku
Jurus yang ia keluarkan menciptakan efek seperti bom cahaya. Sehingga membuat pandangan dan pendengaran ku kabur.
Aku terhantam di bagian helm ku. Membuat helm ku menjadi rusak. Sekarang helm ku sudah setengah hancur.
Aku agak sedikit masih pusing oleh efek bom cahaya yang barusan dilempar. "Kalau begini terus, kapan aku akan menyerang?!"
Aku menggenggam gagang pedang ku dan mengayunkannya dua kali membentuk huruf X, sehingga mengeluarkan sinar panas dari efek pedang itu.
"Xross Impact" Aku mendorong pedang ku dan sinar panas itu menerobos Jack.
Sinar panas itu membuat armor nya menjadi rusak sedikit dan terbakar. Sekarang kami sama sama lemas. Sedikit sadar kalau aku baru menyadari bahwa stasiun Extrobile sudah lewat.
Jika Extrobile adalah stasiun akhir, maka selanjutnya adalah menuju "Road End" atau jalan buntu mengarah ke jalan yang belum selesai total. Lebih parahnya lagi, rel ini berada di atas jalanan yang banyak kendaraan dan warga sekitar. Banyak nyawa manusia yang akan terancam jika tidak ada yang menghentikannya.
"Dengar, aku ingin kita menghentikan kereta ini!" aku mencoba negosiasi dengan Jack.
"Untuk apa? pertarungan kita belum selesai!" Jack menolak dengan egois nya.
"TAPI BANYAK NYAWA YANG TERANCAM DI BAWAH SANA!"
"AKU TIDAK PEDULI!" gerutu Jack.
Perdebatan itu hanya akan membuang-buang waktu saja, karena Jack masih ingin serakah atas kristal yang masih ku pegang.
"Jika dia tidak bisa diajak berkompromi, maka tidak ada cara lain" kata ku di dalam hati. "Baiklah, huh . . . . ."
Aku menarik nafas sedalam mungkin. Lalu menggenggam kembali pedang ku lebih erat dengan berpose sedikit. "Saat nya . . . ." aku berkuda kuda.
Aku maju secepat kilat dan langsung berada di belakangnya setelah mengayunkan pedang itu sekuat mungkin, ditambah kecepatan setara kedipan mata. "Final Ultra Sci-Libur Slash!!!"
...[CTAARRRR . . . .]...
Suara armor hancur. Pecahan besi-besi yang ada di armor Jack memental ke belakang dan membuat Jack membungkuk sembari memegangi perutnya.
"Aaaaakh . . ." Jack kesakitan dalam kesunyian, membuat dia terbaring tak sadarkan diri.
Lalu aku mendatanginya untuk mengecek keadaannya. Aku melihat dia memegang kristal kuning yang masih di genggamnya. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil kristal yang dia pegang dan menyimpannya di dalam tas kecil ku.
Akuta, Orez, dan Kenzu sudah berdiri dengan sedikit kesakitan. Aku menyuruhnya duduk terlebih dahulu di bangku penumpang.
"Kevy, hentikan kereta ini sebelum mengarah ke jalan raya!" tegas Akuta.
"Tunggu disini" aku menyuruhnya untuk beristirahat.
Setelah itu, aku langsung berjalan mengarah ke gerbong paling depan. Namun sayangnya, tuas rem darurat sudah patah akibat ledakan sebelumnya.
"Waktu ku hanya 1 menit" sedikit berbisik.
Aku secepat mungkin pergi ke depan kereta dan melihat jalan buntu semakin dekat. Aku menjulurkan kaki ku ke arah rel sambil mencoba memberhentikan kereta ini.
"Awa Awe aww Aww . . . " Aku langsung mengangkat kaki ku karena kesakitan. "Bodoh nya aku. Aku bukan Spiderman."
Tersisa 30 detik lagi dari perkiraan perhitungan ku, dan aku mencoba berpikir secepat mungkin. "OIYA" seketika aku teringat sesuatu. Aku langsung mengambil kristal Divinity.
Aku melihatnya beberapa detik sebelum kereta jatuh ke bawah. Kemudian aku mencoba hal nekat yaitu menggabungkan kedua kristal itu dan . . . . .
...[BUMMM . . . . .]...
Terjadi sebuah ledakan cahaya namun tidak membuat sekitar terjadi kerusakan. Kereta sedang terjatuh ke bawah, orang-orang sudah berteriak dan merunduk.
Seketika ada cahaya berwarna biru mengangkat kereta yang terjatuh itu kembali ke rel nya secepat kilat. Orang-orang yang di bawah melihat ke atas untuk mengecek kereta yang tadi jatuh.
Namun semua orang tercengang oleh sebuah cahaya berwarna biru itu mengembalikan kereta kembali ke rel nya. Begitu juga penumpang di dalam kereta yang berada di gerbong tengah terluka melihat gerbong paling depan untuk mengecek keadaan.
Akuta, Kenzu ,dan Orez juga melihat cahaya itu di depan. Mereka bingung apa yang terjadi di depan dan kenapa keretanya bisa kembali terangkat. Akhirnya cahaya itu sedikit memudar sampai terlihat sebuah armor terbang berwarna biru.
"I . . . i . . .itu adalah," Akuta tercengang.
"Kevy?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
CHARON
ceritanya keren thor, tandain dulu samape sini
2022-12-29
1