Aku dan Akuta sudah bersiap-siap untuk melawan Toxic, teman-teman kami yang lain juga melihat kami dari kejauhan dengan muka cemas dan takut bercampur. Toxic juga sudah menyiapkan racun dari mulut dan senjata di punggungnya, dia bersiap untuk melontarkan racun-racun dari mulutnya kapan pun mengarah kami berdua.
"Akuta!"
"Ayo!" lalu kami memulai taktik kami dengan zig-zag agar membuat lawan terkecoh.
Awalnya toxic sedikit lengah dari gerakan kami, tapi dia berhasil menangkap Akuta lalu membanting nya ke lantai. Kesempatan itu membuatku maju secepat kilat dan pindah ke belakangnya untuk menyerangnya, tetapi insting dan reflek nya terlalu tajam sampai dia menghindar kemudian menangkap dan mencekik ku.
"Tiruan gerakan orang itu tidak akan membuat mu kuat, Rrrrr" dia membanting ku dengan keras.
Akuta sudah bangkit dan kembali menyerang menggunakan gergaji nya, tetapi dengan santainya toxic langsung menangkapnya dan melemparnya ke tembok.
"Kalian semua payah, bahkan tidak satu inci serangan dari kalian menyentuh ku" dengan sombongnya Toxic.
"Akuta, kau baik-baik saja?" sambil mencoba untuk bangkit setelah dibanting.
"Agak sedikit sakit tangan kanan ku" Akuta seperti memegang bagian tangan kanannya karena kesakitan.
Lalu toxic maju mengarah ku dan mencoba untuk menendang ku, tetapi aku berhasil menghindar lalu memberi sayatan pada bagian kaki nya dengan Sci-Libur. Setelah dia berbalik arah menghadapku . . . . .
"Argh , kau hanya a . . . . ."
...[BUMMMM]...
Tanpa pikir panjang, aku langsung meninju muka nya dengan tinju Divinity.
"Akuta!" aku langsung memberi kode ke Akuta
"Sippp" dia langsung respon dengan semangat dan langsung menyerang bagian pahanya dengan gergajinya nya.
"ini hanya serangan kecil, kalian tidak akan b . . . . "
...[tsrrrrrr]...
Kami langsung menyerang bagian kedua paha kakinya dengan Sci-Libur dan mesin gergaji Akuta. Kemudian dia seperti merasa ada kerusakan di bagian paha nya dan betis nya akibat serangan yang kami lontarkan tadi.
Sekarang toxic sudah sulit untuk bergerak, kami langsung serang dari depan dan belakang bertubi-tubi. Dia mencoba untuk menghindari serangan kami, tetapi jelas sulit untuknya. Bahkan dia tidak bisa menyentuh kami sedikit pun, sampai membuatnya kesal.
"Kalian tidak akan bisa lari dari ku" lalu toxic memuntahkan cairan hijau dari mulutnya dan membanjiri sekitarnya.
"Awas Kevy!" Akuta mendorong ku agar aku tidak terkena cairan itu, tetapi Akuta yang malahan tersakiti oleh muntahan racun nya.
"Kau tidak perlu menolong ku bodoh" Aku mencoba menolong Akuta.
"Berdebat seperti ini tidak akan ada habisnya , ayo serang kembali" Akuta seolah-olah masih kuat dengan efek cairan itu, padahal dia sedang menahan rasa sakit di tangannya.
Kembali ke pertarungan, kami berdua kembali bersiap untuk menghindari serangan berikutnya. Toxic sudah mulai bangkit kembali, tetapi kali ini dia mempunyai senjata bom racun di genggamnya.
"Kevy, itu!" Akuta menunjuk ke arah bom yang dipegang toxic.
"Ya aku tahu , evakuasi teman-teman kita keluar" aku memerintahkan Akuta agar menyelamatkan teman-teman kami yang lain.
"Bagaimana denganmu?" Akuta kembali ragu.
"Aku bisa mengatasinya jika kau bisa mengaturnya dengan cepat" dan aku langsung maju ke arah nya untuk menyerang.
Akuta pun langsung lari mendatangi teman-teman kami yang sedang berlindung kami.
"Ayo, kita harus keluar" Akuta mengajak semua nya untuk evakuasi.
"Bagaimana dengan Kevy?" Kenko dengan muka khawatir.
"Dia . . ." Akuta melihat ke arah Kevy yang sedang bertarung, "Dia akan menyelamatkan kita semua" Akuta lalu mengevakuasi teman-teman kami disini menuju pintu keluar dari ruang bawah tanah ini.
Setelah semuanya keluar, dunia di luar seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan suara yang ada di dalam ruang bawah tanah itu tidak terdengar sampai di luar ruangan ini. Tanpa pikir panjang, Akuta langsung berbalik melihat ke arah pintu menuju ruang bawah tanah itu.
"Akuta, selamatkan Kevy!" Kenko meminta tolong agar Akuta mau menolong Kevy di sana.
"Akan kucoba!" lalu Akuta langsung pergi kembali ke dalam ruang bawah tanah dan berlari untuk menyusul ku secepat mungkin.
Di luar ruangan Kenko masih takut jika Akuta dan aku tidak akan kembali, begitu juga dengan yang lainnya. Mereka semua masih menatap ke arah pintu berharap kami berdua keluar dari ruangan itu.
Sementara itu, aku masih bertarung bersama Toxic untuk mengambil kristal yang dia miliki karena itu adalah bagian dari pecahan kristal legendaris Cryptide.
Pertarungan sengit ku masih berlanjut. Serangan demi serangan aku lontarkan berkali-kali dan bertubi-tubi, ditambah ayunan pedangku kepadanya. Begitu juga dengan dia yang menembakan cairan racun dari mulut dan punggungnya, ia juga mencoba memukulku dan menangkap ku dari segala arah.
"Haha, dimana letak darah yang tidak akan pernah jatuh dari diriku ini? haha" gurauku kepadanya.
Hal itu membuatnya jengkel sampai dia marah dan memukul ke segala arah, namun aku dengan mudahnya menghindari serangannya dan menyerangnya kembali semudah itu.
"Tidak kali ini" kemudian dia berhasil memukul ku dengan pukulan asal nya dan menangkap ku, lalu dia membanting ku berkali-kali sampai helm ku hampir pecah olehnya.
"Jika kau memang ingin bertarung bersama ku, berarti kau sudah mempersiapkan diri untuk mati ditangan ku" Toxic kembali membanting ku ke segala arah.
Disaat aku sedang dibanting . . . .
...[Zrettttt . . .]...
Tebasan mesin gergaji dari belakang toxic, Akuta sudah sampai tujuan dan membantu ku untuk melawan Toxic. Kemudian Akuta langsung menusuk Toxic dari belakang dan memutarnya dengan kuat agar toxic terbelah, namun sekarang toxic berpaling mengarah ke Akuta dan mencoba mengehentikan serangan gergaji itu.
Disaat Akuta menyerang dari belakang aku langsung memasang bom yang ku ambil dari koleksi di ruang bawah tanah ini, kemudian aku menempelkannya di dada toxic setelah dia tidak melihat aku menempelkan nya. Lalu aku memukul kepala toxic dengan tinju Golem Divinity dan menjatuhkannya.
"AKUTA AYO PERGI!" Kemudian aku menyalakan bom itu dan berbunyi untuk 2 menit.
Akuta dan aku langsung lari secepat kilat mengarah ke luar pintu, tetapi toxic terbangun dan mencoba mengejar kami juga.
"Kalian tidak akan kemana-mana!!!" toxic mencoba menggapai kami berdua. Waktu berlalu sehingga tersisa 1 menit, kami masih dikejar-kejar.
Sedikit lagi tinggal naik tangga saja untuk mengarah ke pintu, kemudian Akuta keluar terlebih dahulu dari pintu itu. Sebelum aku ikut keluar, aku berpaling ke arah toxic lalu meninju dada nya menggunakan kekuatan Divinity. Lalu aku merebut kristal itu dari dalam inti zirah itu dan berdiri di atasnya
"Adiós" lalu aku berpose sedikit dan lalu langsung pergi ke atas tangga dan keluar dari ruangan itu.
Sepertinya waktu sudah habis, kami tidak mendengar suara apapun dibawah sana padahal pintu itu adalah menuju ruangan itu.
"Kalian tidak apa-apa?" Aku menanyakan kepada teman-teman yang lain, aku langsung berubah kembali menjadi human form dan lemas sehingga membuatku membungkuk.
Tetapi disaat aku menanyakan itu, aku kaget karena tiba-tiba Kenko langsung memelukku tanpa pikir panjang.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, bodoh" ekspresi nya seperti cemas karena takut diriku kenapa-kenapa.
"uh . . . . eum . . . . yaa??" wajahku memerah, sungguh aku tidak pernah dipeluk oleh perempuan sebelumnya.
Tapi ini rasanya nyaman sekali, dalam hati ku berkata "WAAAAAAAAAAAA"begitulah perasaan ku.
Disaat aku sedang dipeluk oleh Kenko, teman-teman ku yang lain seperti melihat ku dengan muka muka gembira dan lega. Akuta juga sudah berubah kembali menjadi human form, sekarang dia juga sudah memegang kekuatan kristal SlashyBlood. Setelah Kenko selesai memelukku, dia seperti merasa lega. Seketika aku ingat sesuatu dan langsung mengeluarkan nya dari saku celana ku.
"Baiklah, bagaimana jika kita teliti kristal ToxicParty ini?" aku mengeluarkan kristal itu dari saku celana ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Airhujan
Rapi bener ka, saran penulisan dialog dong🙏
2023-02-12
1