...Tak Bisa Melupakannya...
"Ibu!!" Seruku sembari memeluk ibuku.
"Kenapa Allah mengambil David dari diriku Bu?" Tanyaku sembari menangis
"Sabar, Ecca!!" Ujar Ibuku sembari menyeka air mataku.
"Nampaknya kamu masih kehilangan David?" Tanya ibuku.
"Saat David pergi hatiku terasa hampa aku masih mencintainya tetapi kak Fikri hadir lagi dihadapanku, sembari ia memberikan cintanya untuk ku. Lali aku bisa apa?" Tanyaku pada ibuku sembari memeluk ibuku.
"Aku tahu perasaan mu nak, tak mudah untuk melupakan seseorang yang pernah hadir di hati kamu, tapi lambat lain kamu harus melupakan David karena Allah lebih mencintai David. Dia sudah tenang di sana nak!!" Seru ibuku sembari menasehati ku.
"Tapi Bu..!!" Ujar ku.
"Sabar kan hati mu, Ecca kamu harus kuat menghadapi semua ini!!" Seru ibuku.
Beberapa perasaan tak ingin diabadikan. Mereka hanya ingin dititipkan dan dilepaskan di waktu yang baik. Bukan, bukan karena kata sementara itu menyenangkan, hakikatnya, yang singkat tak akan pernah sepadan.
Bukan juga karena kata selamanya terdengar mustahil, sejatinya taka ada yang bisa terjadi di bumi, kalau kau bertanya kenapa, sebenarnya aku juga tidak tahu.
Aku bukan perasaan. Aku hanya berada di tubuh seorang perempuan yang tiap langkahnya berhadapan dengan perasaan. Dan sejujurnya tak enak, membosankan, mudah senang, mudah kecewa, mudah sedih, tapi juga mudah memaafkan.
ooOoo
Kalau saya adalah ini, yang membuat senyummu, maka dia adalah orang lain yang membuat air matamu jatuh. Jangan marah kepadamu yang sudah membuat lingkungan jadi indah, tentram dan damai siapkan sekarang, kamu ingin siapa yang datang menghiburmu?.
Kepala Sekolah membawa risoles dari kantin? Menteri Pendidikan membawa kunci jawaban? Malaikat membawa buah-buahan dari sorga? Pengusaha muda membawa yang harum pewangi? Ahli nujum? Tukang pijit? Tentara? Penari? Atau saya saja yang membawa kata-kata pilihan, saya akan senang mengatakannya dan kamu senang. Jangan nangis, nanti kamu sakit kepala, ada yang perlu saya bantu?.
Albert Einstein melakukan kesalahan kalau ingin benar-benar sama dengan diriku, dia tidak memilihmu menjadi kekasihnya sehingga dia tidak bisa sendirian di kamar dan ingin bertemu denganmu!.
Setiap hal ketika aku menunggumu, waktu berjalan menjadi lebih lambat untukku, malam berjalan lebih lambat, siang berjalan lebih melambat, jam dinding bergerak lebih lambat, usia bertambah lebih lambat, dan saat mana jantung ku berdetak lebih cepat melebihi kecepatan cahaya oleh keinginan bertemu denganmu.
Jarak terkadang membuatnya menjadi asing, membuat seseorang tak percaya akan kekuatan cinta. Silangit yang sama kamu berada, namun belum kamu temukan satu sosok pilihan-Nya.
Bagiku hidup hanya selalu hitam dan putih, kebahagiaan akan selalu berbanding lurus dengan kesedihan. Kita hanya menunggu waktunya bergiliran bukan?. Begitupun dengan kesunyian. Hari ini terasa ramai, mungkin esok kita akan berdialog lagi dengan kesendirian.
Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri.
Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati.
Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan, meski sebenarnya aku belajar dari perubahan yang terjadi.
Beberapa bulan kemudian...
"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya." - Imam Syafi'i
Hijab tak sekadar pelindung bagi wanita melainkan menggambarkan seberapa besar kekuatan dan keindahannya.
Beberapa bulan setelahnya, aku mulai membuka diriku dan mulai merubah penampilan ku. Awalnya aku merasa risih dengan penampilan baru ku ini, tapi syukurlah ayah dan juga ibu ku mendukung ku.
"Ecca?" Tanya ibu ku sembari memperhatikan penampilan baru ku.
"Masaallah kamu jadi semakin cantik, dengan hijab yang kamu kenakan!" Seru ibu ku seraya memuji penampilan baru ku.
"Ah, ibu bisa ajah" ujar ku.
"Alhamdulillah, sekarang Ecca pengen berhijab insyaallah bukan cuma dari penampilan Ecca ajah tapi juga dari hati Ecca" ujar Ecca sembari kemudian duduk di depan meja makan.
"Ecca!!" Seru ayahku.
"Hai, ayah selamat pagi!!" Seru ku.
"Waduh tambah cuantik ajah anak ayah!!" Seru ayah ku.
"Siapa dong ibunya!!" Seru ibu ku.
"Eh, ibu bisa ajah!!" Jawab ayah ku.
"Sekarang Ecca memutuskan untuk berhijab yah, insyaallah dengan hati Ecca juga!" Seru ku.
"Alhamdulillah, semoga istiqomah ya Ca!!" Seru ayah dan ibu ku.
"Nah sekarang gimanih sama wisuda kamu bukannya beberapa minggu ke depan kamu akan di wisuda?" Tanya ayahku.
"Iya ni yah, do'a kan ya supaya nilai Ecca bagus dan juga Ecca lulus!!" Ujarku.
"Iya pasti ayah dan ibu selalu do'a kan yang terbaik buat anak ayah dan ibu yang cantik dan solehah ini!" Jawab ayah dan juga ibuku.
Rasanya waktu lambat lain berganti dan tak terasa sudah hampir dua tahun aku kehilangan David, tetapi entah kenapa bayangan dan kenangan tentang David selalu saja menyertai di benakku bahkan juga dalam mimpi-mimpi ku.
Sejenak aku tersadar dengan kisah cinta yang sebenarnya terjadi dalam hidupku, sebenarnya apa semua wajar. Ketika kamu mencintai seseorang lalu tiba-tiba kandas ditengah jalan ketika orang yang kamu cintai malah diambil oleh yang Kuasa, sebenarnya bukan salah Tuhan, tapi karena keadaan.
Ini kisah ku Ecca seorang gadis berusia 20 Tahun yang kini menginjak dewasa, saat itu Tuhan mempertemukan aku dengan sosok lelaki bernama David tetapi, Tuhan ternyata lebih sayang padanya. Saat aku sedang sangat-sangat mencintai dirinya tiba-tiba Tuhan mengambilnya dariku.
Aku selalu bertanya kepada rembulan akankah aku bisa bertemu dengan David lagi tapi, aku kemudian sadar bahwa aku hanya bisa berharap pada seseorang yang telah Tuhan ambil. Nampaknya Tuhan lebih sayang kepadanya, sehingga ia mengambil dirinya dari diriku.
ooOoo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments