Diary Ecca Season II

Diary Ecca Season II

Prolog

Dear Diary,

Sejenak aku tersadar dengan kisah cinta yang sebenarnya terjadi dalam hidupku, sebenarnya apa semua wajar. Ketika kamu mencintai seseorang lalu tiba-tiba kandas ditengah jalan ketika orang yang kamu cintai malah diambil oleh yang Kuasa, sebenarnya bukan salah Tuhan, tapi karena keadaan.

Ini kisah ku Ecca seorang gadis berusia 20 Tahun yang kini menginjak dewasa, saat itu Tuhan mempertemukan aku dengan sosok lelaki bernama David tetapi, Tuhan ternyata lebih sayang padanya. Saat aku sedang sangat-sangat mencintai dirinya tiba-tiba Tuhan mengambilnya dariku.

Lalu apakah aku mampu melupakan David? Dan apakah ada sosok pengganti dirinya? Inilah kisah ku...

ooOoo

Cinta adalah candu jangan menggebu nanti jadi babu kekal di dalam semu, cinta itu anugrah jangan terlalu marah nanti luka parah nikmati dengan pasrah, cinta juga bisa mendewasakan pergi untuk menyabarkan menjatuhkan untuk menguatkan pelangi setelah hujan. Hujan air mata, ada yang dihempaskan awan sebelum cerah menggeser hitam merata di langit, ada yang harus kau buang sebelum senyum mengasingkan duka yang sakit.

Matahari bersinar di ufuk timur berikan sinarnya yang terang sembari menunggu datangnya sang fajar menyingsing, aku tak tahan melihat cahaya terang yang begitu besar nan indah namun tak pelak cahyanya memberikan tanda tanya terhadap perasaan ku yang berkecamuk antara kebimbangan dan juga ketidak pastian yang membuat aku tak percaya akan indahnya cinta, naluri ku bertanya ada apakah gerangan dengan misteri yang selalu saja timbul dalam kehidupanku yang membuat aku tak mampu melalui setiap proses dalam kehidupanku. Aku tak gentar namun juga yakin tapi tak pelak hati kecilku pun bertanya apakah aku mampu memenuhi hajat hidupku dengan baik.

Semua akan berganti siang akan digantikan malam, begitu pula dengan matahari yang tak akan mungkin bersinar ditengah malam. Apa cuma aku yang terdiam sendiri, sejenak aku berfikir dengan setiap sekenario yang Tuhan buat untuk ku, semuanya ambigu gak jelas.

Sang waktu berjalan tak pelak kau tak memberikan aku waktu untuk sejenak melupakan egoku, aku tahu semua hal yang aku lakukan dengan sadar ataupun tidak mungkin menyakiti hatimu, bukan sang waktu yang salah bukan kita pula yang harus menafikan setiap hal yang telah terjadi. Lihatlah aku yang disini melawan getirnya hidupku sendiri tanpamu aku lemah melawan pahit getirnya hidupku sendiri. Aku sadar setiap jam menit detik gak akan mudah mengucapkan kata maaf meski demikian egoku masih membuat aku merasa takut.

"Kak Fikri?" Tanyaku

"Kakak tahu dari mana, aku ada disini?" Tanyaku

Saat itu aku sedang berada di tepi danau dekat rumahku, hanya disini tempat yang paling damai dan tentram. Aku suka berada disini apalagi saat David masih ada, tapi kini David telah tiada rasanya hatiku sangat hampa tanpa dirinya. Meskipun dia kini tak ada lagi bersama diriku, tapi aku selalu merasa bahwa David masih tinggal di hatiku.

"Nampaknya, sulit sekali membuka hati kamu Ecca?" Tanya Kak Fikri

"Maksud kakak?" Tanyaku

"Apakah kamu lupa Ecca?" Tanya Kak Fikri sembari kemudian dia memegang tanganku

Lantas saat dia memegang tangan ku aku malah teringat David.

"Bisa lepaskan tangan mu kak!" Seruku

"Kenapa kamu masih seperti itu Ecca!!" Seru kak Fikri

"Aku sebenarnya tak meminta kamu untuk membalas cintaku, aku masih sadar bahwa kamu masih kehilangan sosok David yang masih sangat kamu cintai tapi apa kamu tak sedikitpun menghargai perasaan ku?" Tanya Fikri.

Kemudian aku hanya terdiam, dan termenung sembari menyesali ke egoisan ku.

"Nampaknya kamu belum bisa mengikhlaskan kepergian David!!" Seru kak Fikri.

Lalu kemudian kak Fikri bergegas pergi dari hadapanku, kemudian...

Air mataku lantas bercucuran, aku tak kuat menahan air mataku, aku bingung bagaimana harus menghadapi semua ini. Perasaanku yang kalut dan carut marut tak bisa di atur sementara aku harus di hadapi dengan perasaan kak Fikri terhadap ku, aku seperti gadis yang egois dan naif padahal aku sadar betul kak Fikri mencintai aku tapi aku malah menutup hatiku dan justru malah membiarkan perasaan ku hancur kala David pergi dan di ambil oleh Tuhan yang maha kuasa.

"Ya Allah jika sudah begini bagaimana aku harus mengambil keputusan yang tepat, dilain sisi aku mencintai David tapi David telah tiada, tapi disisi lain kak Fikri masih menyimpan rasa kepadaku dan sementara itu aku selalu mengabaikan dirinya, aku seperti seseorang yang egois" ujarku sembari menangis di tepi Danau dekat rumahku.

Saat aku hendak pulang, aku seperti menghitung seujung jalan dengan langkah pijakan ku yang tak henti bertanya, kapan aku sampai ke rumahku.

Lalu, saat aku sampai di depan rumah aku malah melihat bekas rumah David yang kini di jual.

Aku bertampah sedih, padah biasanya ada David yang berada di samping rumahku. Sebagai tetangga dan juga sahabat ku, tapi kini David telah tiada rasanya aku bertambah sedih.

Lantas jalan ku luluh lantah aku serasa tak melihat apa-apa lagi dan saat aku tersadar ternyata aku di kamarku.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanyaku dalam benakku.

"Padahal tadi aku ada di depan rumah?" Tanyaku.

"Tadi kamu pingsan!" Ujar ibuku

"Apa yang sebenarnya kamu fikirkan Ca?" Tanya ibuku.

"Ibu!!" Seruku sembari memeluk ibuku.

"Kenapa Allah mengambil David dari diriku Bu?" Tanyaku sembari menangis

"Sabar, Ecca!!" Ujar Ibuku sembari menyeka air mataku.

"Nampaknya kamu masih kehilangan David?" Tanya ibuku.

"Saat David pergi hatiku terasa hampa aku masih mencintainya tetapi kak Fikri hadir lagi dihadapanku, sembari ia memberikan cintanya untuk ku. Lali aku bisa apa?" Tanyaku pada ibuku sembari memeluk ibuku.

"Aku tahu perasaan mu nak, tak mudah untuk melupakan seseorang yang pernah hadir di hati kamu, tapi lambat lain kamu harus melupakan David karena Allah lebih mencintai David. Dia sudah tenang di sana nak!!" Seru ibuku sembari menasehati ku.

"Tapi Bu..!!" Ujar ku.

"Sabar kan hati mu, Ecca kamu harus kuat menghadapi semua ini!!" Seru ibuku.

Beberapa perasaan tak ingin diabadikan. Mereka hanya ingin dititipkan dan dilepaskan di waktu yang baik. Bukan, bukan karena kata sementara itu menyenangkan, hakikatnya, yang singkat tak akan pernah sepadan.

Bukan juga karena kata selamanya terdengar mustahil, sejatinya taka ada yang bisa terjadi di bumi, kalau kau bertanya kenapa, sebenarnya aku juga tidak tahu.

Aku bukan perasaan. Aku hanya berada di tubuh seorang perempuan yang tiap langkahnya berhadapan dengan perasaan. Dan sejujurnya tak enak, membosankan, mudah senang, mudah kecewa, mudah sedih, tapi juga mudah memaafkan.

ooOoo

Terpopuler

Comments

Yeonso

Yeonso

Semangat terus thoor!!
kalau berkenan jangan lupa mampir ya,

2022-09-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!