DEG..
DEG..
Jantung Safira berdebar begitu kencang ketika mendengar sebuah kabar yang benar-benar membuatnya hancur.
"Apa yang kau katakan tadi?!" teriak Lala yang begitu marah setelah mendengar Putri mengatakan kalau dirinya sedang hamil.
Apa yang bisa dikatakan oleh Safira, kedua kakinya terasa lemas jantungnya berdebar begitu kencang ketika dia mendapatkan kabar seperti itu. hari ini bagaikan hari yang benar-benar begitu gelap, hari yang benar-benar membuat Safira seperti berada di pintu kematian.
"Apa yang ingin kau lakukan, Putri?" tanya Safira kepada putri.
"Tentu saja aku ingin Mas Rudi bertanggung jawab atas bayi yang ada di kandunganku." jawab Putri.
Terasa nafas Safira tercekat ketika Putri mengatakan kalau dia sekarang sedang hamil dan wanita itu meminta Safira untuk melepas suaminya.
"Sudah berapa lama kalian bersama?" tanya Safira yang menahan air matanya, kata-kata itu tiba-tiba keluar begitu saja tanpa dipikirkan oleh Safira.
"Apa yang ingin kalian lakukan, Apakah kamu ingin menikah dengannya Mas?" tanya Safira. air matanya ingin sekali keluar, namun Safira terasa menahan beban itu dengan sangat baik.
Lala dan Amel menatap wajah Safira, raut wajah kesedihan dan benar-benar terluka itu membuat Safira hanya bisa terdiam.
"Kenapa kamu mengatakan hal itu dengan istriku?!" tanya Rudi kepada Putri.
"Kenapa aku tidak boleh mengatakannya, Mas. kamu harus bertanggung jawab atas segala yang kau lakukan. aku sudah hamil dan kamu harus bertanggung jawab atas semua yang telah kita lakukan." jawab Putri.
"Aku tidak pernah mengatakan ingin menikahimu," ucap Rudi.
"Kamu tidak boleh seperti itu dong Mas, aku sudah mengandung benih cinta kita." jawab Putri.
"Kamu bilang kamu hanya ingin bersenang-senang denganku dan tidak mau hamil, bahkan Kau bilang kau akan bersenang-senang denganku dan tidak akan mengatakan hal ini kepada istriku." ucap Rudi.
Kata-kata yang keluar dari mulut Rudi itu bagaikan pisau yang begitu tajam, pisau itu sudah menyayat hati Safira tanpa tersisa sama sekali. "Putri Benar Mas, kamu sudah berselingkuh dengannya di belakangku, sekarang dia telah hamil kamu telah melakukan perbuatan yang begitu berdosa, mas. lalu Apakah kamu ingin meminta Putri untuk menggugurkan kandungannya?" tanya Safira yang membuat Rudi terdiam.
Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Rudi kembali setelah Safira mengatakan hal itu.
setelah mengatakan hal itu terlihat Rudi menoleh menatap istrinya, pria itu menatap wanita yang dia cinta itu dengan tatapan mata yang begitu tajam.
"Sayang, dengarkan Mas." ucap Rudi.
"Apa yang perlu aku dengar Mas, Apa yang perlu aku pertahankan. di belakangku kalian sudah melakukan dosa, bahkan kalian melakukan hubungan terlarang itu di rumah kita." ucap Safira yang membuat Rudi langsung tersentak begitu luar biasa.
DEG..
jantung Rudi benar-benar terasa terhenti Ketika istrinya mengatakan kalau dia tahu kalau suaminya melakukan hubungan terlarang itu di rumahnya. tatapan mata Rudi menatap Safira, tatapan mata itu seolah ingin menanyakan mengenai kata-kata istrinya tadi.
"Apa maksudmu, sayang?" tanya Rudi kepada Safira.
"Kenapa Mas, Apakah kamu terkejut dengan kata-kataku tadi?" tanya Safira yang membuat Rudi terdiam.
Langkah kaki Safira masuk ke dalam Toko swalayan tersebut, dia tidak akan mau keluar untuk menemui suami atau sahabatnya itu. terasa liang lahat itu terbuka untuk Safira, hari ini Safira benar-benar merasakan depresi yang sangat luar biasa. Safira tahu kalau ini semua hanya cobaan semata tapi cobaan ini terlalu berat untuk wanita itu.
Sekitar beberapa jam kemudian Rudi dan Putri akhirnya meninggalkan Toko swalayan karena Safira tidak ingin keluar. terlihat Rudi begitu marah kepada putri, dia tidak akan pernah mengira Putri mengatakan kepada istrinya kalau sekarang dia sedang hamil.
"Apa yang kamu lakukan, Kenapa kamu mengatakan hal itu pada Safira?!" seru Rudi.
"Memangnya kenapa aku tidak boleh mengatakan hal itu mas, Seharusnya kamu berterima kasih padaku. aku tidak akan membiarkan bayi yang ada di kandunganku ini di aborsi!" seru Putri.
"Siapa yang menyuruhmu untuk hamil, aku tidak pernah sekalipun memintamu untuk melakukannya. kamu bilang kamu tidak ingin mengandung Karena kamu hanya ingin bersenang-senang!!" teriak Rudi.
"Iya benar, waktu itu aku mengatakannya Tapi aku tidak tahu kalau benih itu sudah tumbuh di rahimku." jawab Putri.
Rudi tidak bisa mengatakan apapun, memang dia menginginkan seorang anak namun bukan seperti ini. Rudi benar-benar tidak bisa mengatakan apapun, bahkan pria itu terlihat terduduk di ruang tamu rumahnya. kesalahan yang diperbuat Rudi benar-benar tidak bisa dimaafkan, pria itu tahu kalau istrinya tidak akan pernah memberikannya maaf.
"Segera nikahi aku Mas." ucap Putri.
"Aku tidak akan mungkin menikahkanmu, aku juga tidak akan mungkin untuk menceraikan Safira." jawab Rudi.
"Siapa yang memintamu untuk menceraikan wanita itu, aku memintamu untuk menikahiku bukan untuk menceraikannya. aku mau anak ini mempunyai ayah!" seru Putri yang membuat Rudi benar-benar tidak bisa mengatakan apapun.
Kedua kaki Rudi langsung lemas dan terduduk di lantai rumahnya, pria itu tahu kalau istrinya benar-benar tersakiti.
Malam ini Safira terduduk di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah Bu Esti. wanita itu terlihat menatap lalu lalang jalanan yang begitu ramai, entah apa yang terjadi kepada Safira. pikirannya benar-benar kosong tanpa ada sedikit kalimat sama sekali, langkah kakinya berjalan menyusuri jalan raya pikirannya tidak bisa dibuat untuk berpikir.
TIN...
TIN....
suara klakson di jalan raya terus berbunyi ketika Putri berjalan tanpa arah di tengah jalan.
TIN...
TIN...
suara klakson terus berbunyi, namun Safira tidak pernah menghiraukan suara klakson itu. di dalam hatinya terus berpikir lebih baik dia meninggalkan dunia ini, kehidupannya benar-benar sudah tidak bisa menemukan kebahagiaan. suaminya telah berselingkuh dengan sahabat SMA yang selalu dia percaya.
apa yang bisa dikatakan oleh Safira hari itu.
BRUKK..
tak berselang lama sebuah truk yang berjalan begitu kencang tidak bisa mengerem mobilnya secara mendadak, tubuh langsing nang indah itu seketika terhempas di jalan raya. tatapan mata seorang pria yang ada di dalam mobil nampak menatap seorang wanita yang sudah tersungkur tak berdaya di tengah jalan raya.
"Tolong! tolong!!" teriak supir truk yang meminta tolong kepada mobil yang ada di jalan raya.
Gunawan yang ketika itu baru pulang dari meeting dengan salah satu pekan bisnisnya, nampak dia menatap wajah seorang wanita yang beberapa hari lalu dia temui.
"Adi, tolong hentikan mobilnya." pinta Gunawan kepada sopirnya.
Seketika mobil itu terhenti, dengan segera Gunawan keluar dari mobilnya dan menelpon ambulans.
"Ada apa, Tuan?" tanya sopir Gunawan kepada bosnya.
"Aku akan ikut ambulans itu, kamu tolong ikuti aku ke rumah sakit." ucap Gunawan yang kemudian ikut masuk ke dalam mobil ambulans bersama dengan Safira yang sudah berlinang darah.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- my little wife
- Janji di bawah rembulan
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatan mu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Uneh Wee
kasian safira kenapa tak minta cerai aja sih fir
2022-10-21
0
Jupilin Kaitang
perbuatan yang menamba kebodohan,ko mati bahagia bagi ci pelakor
2022-10-03
1
cahya sumirat
banyak tipo'y thor
2022-09-22
0