Atas semua keyakinan dan dukungan yang diberikan oleh teman-temannya akhirnya Safira memutuskan untuk percaya kepada sang suami, namun di sisi lain Safira akan memastikan apa yang dikatakan oleh orang-orang itu tidaklah benar. memang Amel dan yang lain belum menunjukkan foto dan video kemesraan suaminya dan sahabatnya. mereka masih menghargai perasaan Safira.
Malam ini ketika Rudi sudah pulang dari tempat kerjanya, nampak pria itu meletakkan ponselnya di dapur.
"Kamu lagi ambil apa, Sayang?" tanya Rudi kepada sang istri.
"Ini lho Mas, lagi ambil barang ini susah banget." jawab Safira.
"Ya sudah kalau begitu aku ambilkan, setelah itu mas mau mandi dahulu." jawab Rudi.
Tanpa sadar Rudi sudah meninggalkan ponsel yang selalu dia sembunyikan dari sang istri, tanpa sepengetahuan Safira ternyata suaminya itu memiliki dua ponsel. Entahlah apa yang akan Safira lakukan namun terlihat wanita itu masih meyakinkan dirinya.
"Aku tidak pernah mengira Kalau Mas Rudi mempunyai ponsel cadangan." ucap Safira.
Entahlah apa yang ada di benak Safira, namun wanita itu melihat dua ponsel yang sudah tergeletak di meja dapur. tak berselang lama terlihat Rudi membuka pintu dapur, Hal itu membuat Safira langsung bersembunyi di bawah kolong meja tempat memasak dan harus berpura-pura mengambil sesuatu.
"Sayang, kamu belum selesai?" tanya Rudi.
"Belum mas, Memangnya ada apa." jawab Safira.
"Nggak cuma Mas mau ambil ponsel Mas, tadi ada pesan nggak?" tanya Rudi.
"Nggak Mas, memangnya mas ninggalin ponsel di mana?" tanya Safira yang pura-pura.
"Ya udah kalau gitu.'' jawab Rudi.
Safira benar-benar merasakan sakit ketika suaminya membohonginya selama ini, Safira selalu yakin kepada pria yang sudah 1 tahun lebih itu menikahinya. ketika Rudi sudah pergi dari dapur Safira terlihat mulai berdiri, wanita itu menatap sang suami yang sudah pergi.
"Apakah kamu benar-benar sudah berselingkuh, Mas." ucap Safira dalam hati.
Ponsel yang di berada di saku baju Safira berdering, wanita itu melihat ponselnya dan ternyata itu panggilan dari Bu Esti. dengan segera Safira berpamitan kepada sang suami untuk keluar sebentar. "Mas, aku keluar sebentar ya. aku mau ke minimarket terdekat untuk membeli beberapa barang!!" seru Safira.
Rudi keluar dari kamarnyaz menatap sang istri yang hendak pergi. "Baiklah sayang, hati-hati ya." jawab Rudi.
Safira keluar dari rumahnya, menatap ponsel yang ada di tangannya kemudian menjawab panggilan telepon dari Bu Esti. "Ternyata suamiku mempunyai dua ponsel, bu." ucap Safira sembari memegang dadannya.
"Ya sudah kalau begitu, Kamu tidak usah memikirkan sesuatu yang buruk. kamu harus percaya kalau semua itu hanyalah mimpi buruk." ucap Bu Esti.
Beberapa saat kemudian Safira kembali ke rumah, saat Safira hendak membuka pintu, terdengar suara yang begitu lirih dari samping rumah. Karena penasaran Safira mulai mengintip ke tempat asal suara dan ternyata di sana ada sang suami yang sedang menelpon seseorang.
"Kenapa kamu masih menelpon jam segini, aku sudah bilang kan Kalau istriku belum tidur." ucap Rudi.
Terdengar samar-samar suara seorang wanita yang menelpon Rudi, Hal itu membuat Safira merasa terhentak dengan begitu keras. "Siapa yang menelpon Mas Rudi saat ini." ucap Safira yang terus mendengarkan suara tersebut. karena tidak ingin ketahuan akhirnya Safira langsung masuk ke rumah.
Rudi yang mendengar pintu rumah terbuka seketika pria itu mematikan ponselnya dan berjalan masuk ke dalam dapur rumahnya.
"Kamu sudah pulang, sayang?" tanya Rudi kepada Safira.
"Iya Mas, Memangnya ada apa." jawab Safira dalam hati.
Safira terus menanyakan Siapa orang yang sudah menelpon suaminya, terlihat Safira menatap suaminya dengan begitu intens. raut wajah Rudi memang tidak seperti biasanya, dia benar-benar sudah berubah seolah pria itu menjadi pemuda ABG yang sedang mencari cinta.
"Mas, besok kamu libur atau masuk?" tanya Safira.
"Memangnya ada apa." jawab Rudi.
"Sekali-kali Ayo kita jalan-jalan dong, Mas." pinta Safira kepada Rudi.
DEG...
Rudi langsung tersentak Karena dia sudah berjanji kepada putri kalau besok mereka akan berjalan-jalan ke suatu tempat.
"Maafkan mas ya sayang, karena mas tidak bisa mengantarkanmu. kamu tahu sendiri kan akhir-akhir ini mas benar-benar sangat sibuk." jawab Rudi.
"Ya sudah kalau begitu Mas jangan terlalu capek ya. Memangnya besok Mas mau ke mana?" tanya Safira kepada Rudi.
Tentu saja Rudi harus mempersiapkan jawaban atas pertanyaan istrinya tersebut. "Besok Mas harus keluar kota untuk melihat pemasaran yang ada di sekitar kota Bandung dan Bogor. Kamu tahu kan kemungkinan besar dua hari ini mas tidak akan pulang." jawab Rudi.
"Lalu, Mas berangkat sama siapa?" tanya Safira yang seolah ingin menanyakan dengan siapa suaminya pergi.
"Tentu saja dengan rekan-rekan kerja mas, Memangnya sama siapa lagi." jawab Rudi.
"Sama cewek atau cowok?" tanya Safira kembali.
Menanggapi pertanyaan sang istri yang seperti itu Rudi sedikit menghela nafasnya. "Sudahlah sayang, sama cewek atau cowok mereka itu kan teman kerja. kenapa sih kamu sangat penasaran banget, Apakah ada sesuatu yang membuatmu sangat penasaran?" tanya Rudi.
Safira menggelengkan kepalanya, wanita itu menatap sang suami yang raut wajahnya kesal dengan pertanyaannya. Kenapa harus kesal dengan pertanyaan seperti itu wajib kan sang istri bertanya mengenai hal itu, toh kalau suaminya benar-benar tidak melakukan sesuatu Kenapa jawabannya sangat menohok.
"Sudah sudah, lebih baik kamu istirahat dahulu. nanti mas bakal persiapkan barang-barang mas sendiri." ucap Rudi.
Karena rasa penasaran dan sedikit tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh suaminya, akhirnya Safira melakukan sesuatu kepada sang suami. setiap hari Safira harus menerima sebuah pesan yang bertuliskan kalau suaminya selalu bersama kekasihnya, bahkan orang itu mengirim beberapa foto yang membuat Safira dari hari ke hari benar-benar sangat tertekan.
"Mas sekali-kali dong Kalau keluar kota ajak aku, kenapa sih Kok kamu sekarang jarang sekali mengajak aku?" tanya Safira.
DEG...
"Mas itu lagi kerja sayang, bukannya jalan-jalan. Memangnya kamu kenapa sih Kok kamu itu seolah-olah ingin menyudutkan aku, apa kamu pikir aku ini bersenang-senang. apa Kamu pikir aku ini sedang berkencan dengan seorang wanita?" tanya Rudi dengan raut wajah yang sedikit kesal.
Safira mencoba menahan emosinya, wanita itu masih mencintai suaminya dengan cinta yang begitu besar. "Maaf Mas, aku kan cuma bertanya kenapa kamu marah." ucap Safira dengan nada lembut.
Mendengar ucapan Safira yang seperti itu seketika Rudi langsung menghela nafasnya dengan sangat dalam, dia benar-benar tidak bermaksud ingin mengatakan hal itu kepada sang istri namun apalah daya jika Rudi takut kehilangan wanita yang begitu dia cintai. Namun di sisi lain Rudi harus menahan semua dosa yang selalu dia lakukan.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- my little wife
- Janji di bawah rembulan
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Suharti Ristie
yg benar ah tor masak safira jawab pertanyaan rudi kok keteranganya bicara dalam hati..
rapiin lah teks nya
2022-11-28
0
Karina Karina
Kebiri rame2 yuk pembaca 😈.
2022-11-21
1
fitriani
laki2 ******😡😡😡😡😡
2022-11-11
0