My Hot Uncle
My Hot Uncle bagian 1
Oleh Sept
Selamat datang di novel kesekian Sept, terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan gabutku. Hehehe ... selamat membaca dan semoga terhibur bestie. Sebelumnya main-main sama mas duda di Hot Duda, sekarang kita main-main sama Uncle yang hot juga ya. Entah Om yang panas alias hoby merong-merong seperti Anggara atau hot yang lain ... cekidott!
***
"Papi lihat! Awannya banyak sekali," celoteh anak kecil bermata indah. Alisnya matanya tebal, hidungnya mancung, matanya berbinar, begitu juga dengan wajahnya, ia terlihat sangat takjub menatap keindahan bumi dari ketinggian. Ya, dia sedang berada di dalam sebuah burung besi yang gagah perkasa. Gadis kecil berusia 7 tahun itu sangat senang dan takjub ketika melihat ke bawah. Awan putih yang berjejer rapi di bawahnya sudah mirip permen kapas bagi bocah lincah nan ceria tersebut.
Anak kecil itu dan keluarganya akan menikmati liburan di Belanda selama dua pekan ke depan. Sekaligus untuk mengunjungi sang nenek yang merupakan asli orang Belanda. Sudah menjadi agenda tahunan, keluarganya akan liburan ke rumah sang oma. Mengisi hari liburan panjang sekaligus berkumpul bersama keluarga.
"Oma pasti sangat senang melihatmu sudah besar," ucap ayah si gadis kecil yang memakai jepit rambut mickey mouse tersebut. Terlihat tambah menggemaskan. Sang ayah lalu mengusap kepala putrinya penuh kasih, kemudian tangan yang lain, menggenggam tangan wanita yang sangat ia cintai seumur hidupnya.
"Lama juga kita tidak pulang ke Belanda, rasanya kita terlalu sibuk. Maafkan aku ya, Sayang," ucap pria berpakaian rapi dengan setelan jas hitam dan dasi abu-abu tersebut. Ia kemudian menarik lembut tangan sang istri. Kemudian mengecupp berkali-kali.
Sosok pria yang hangat, penuh kasih dan cinta pada keluarga. Dia adalah Alexander Marques Hartanto, pria 35 tahun, penerus satu-satunya kerajaan bisnis milik keluarga. Keluarga Hartanto adalah keluarga yang cukup terpandang di negeri ini. Keluarga conglomerate, salah satu pembisnis yang cukup berpengaruh di Indonesia. Selain bisnis tambang batu bara, dan perusahaan serta perkebunan sawit yang cukup luas dengan puluhan ribu pegawai, Hartanto Group juga menguasai banyak bidang bisnis lain.
Salah satunya menjadi agent terbesar dalam penyaluran tenaga kerja ke luar negeri. Segala bidang sudah dirambah oleh Group yang cukup ternama tersebut. Hingga sangat wajar, kekayaan keluarga mereka tercatat dalam jajaran orang terkaya dan berpengaruh dalam sebuah majalah bisnis keluaran luar negeri.
Pria keturunan America Indonesia itu telah menikahi putri conglomerate juga. Sama-sama dari keluarga terpandang, ini seperti sebuah pernikahan bisnis. Tapi mungkin karena jodoh, pernikahan mereka meskipun dari perjodohan, akhirnya bahagia. Apalagi sejak hadirnya Malaikat kecil di keluarga mereka. Mikaela Morgues Hartanto di tahun pertama pernikahan mereka. Sempurna sudah kehidupan Alexander dan sang istri tercinta.
Alexander yang sangat menghargai dan mencintai istri serta putrinya itu, kini sedang menikmati perjalanan liburan sekeluarga menuju Belanda. Sebenarnya ia sudah lama berencana mengajak sang istri untuk ke sana, harusnya beberapa bulan yang lalu, hanya saja pria itu terlalu sibuk. Sehingga baru sekarang ia membawa Dinara Caterina Darsa, wanita keturunan Belanda Indonesia pulang ke tanah leluhurnya.
Ibu dari Mikaela tersebut sepertinya sangat senang dan bahagia karena bisa bersama-sama pergi ke Belanda. Sebab rasanya susah sekali menepatkan waktu agar Alexander suaminya itu bisa ke sana bersama-sama seperti saat ini.
"Nanti jangan terlalu sibuk ya? Biar orang-orang yang tangani perusahaan. Papi cukup fokus liburan," pinta Dinara, ibunda Mikaela.
Alexander langsung tersenyum simpul, ia tahu sang istri sedang menyindir kesibukannya selama ini. Pria itu lantas menatap Dinara, kemudian berjanji pada istrinya itu.
"Okey Honey, I promise."
Senyum Dinara pun menggembang, ia lantas memeluk lengan suaminya yang kekar dan ditubuhi bulu-bulu lembut tersebut.
"Thanks, Sayang."
Alexander lantas mengangguk, mengusap tangan istrinya dengan sayang. Sedangkan Malaikat kecil Mikaela, dia masih menikmati awan-awan putih yang berjajar rapi dan terlihat menggagumkan.
***
Setelah 14 jam penerbangan, akhirnya keluarga kecil Alexander tiba di Bandara. Mereka tiba di Bandar Udara Schiphol Amsterdam, dikenal sebagai Bandar Udara Schiphol, adalah bandara utama di Belanda yang terletak di selatan Amsterdam, persisnya di gemeente Haarlemmermeer.
Turun dari pesawat mereka tidak langsung menuju kediaman oma Darsa. Alexander berhenti sejenak untuk mengisi perut mereka. Apalagi Mikaela sudah mengeluh perutnya yang sudah konser beberapa saat lalu. Mereka pun memutuskan untuk mengganjal perut di salah satu cafe yang ada di dalam kawasan Bandara Schiphol tersebut.
"Papi, I want Burger!"
"Iya, Honey." Alexander kemudian memesan dua burger. Satu untuknya dan satu untuk Mikaela.
"Sayang, kamu mau apa?" tanya Alexander pada Dinara yang sedang membalas chat WA.
"Erwtensoep," jawab Dinara yang masih fokus pada smartphone miliknya.
Saat yang lain ingin makan burger, menu sederhana langsung hap, Dinara justru ingin makan makanan khas Belanda. Ya, dia ingin makan erwtensoep yang merupakan sup berkuah kental khas negeri kincir angin. Ertwensope atau sup ercis adalah sup khas Belanda yang terbuat dari kacang ercis. Sup ini berwarna hijau kekuningan bahkan cenderung coklat dan bertekstur mirip dengan bubur. Sup ini juga berisi prei, kentang, daging sapi maupun ayam, dan wortel. Dan ini salah satu menu favorite Dinara jika kangen dengan suasana Belanda.
Tidak butuh waktu lama, sampai pesanan mereka tiba. Mikaela dengan lahap memakan burgernya, meskipun menyisahkan daun hijau yang ada di tengah burger. Dia akan menarik daun itu kemudian meletakkan di atas piring. Itulah kebiasaan Mikaela kecil. Sejak balita, gadis kecil tersebut memang kurang suka mengkonsumsi sayuran.
"Mika, coba sayang. Jangan disisain terus ya."
Mikaela langsung menggeleng menatap ibunya.
"No, Mami. I don't like it." Mikaela kemudian mengambil tisu dan mengusap bibirnya yang munggil. Ia sudah selesai, tinggal menunggu sang ayah. Bukannya makan, Alexander malah berbicara di telpon. Dan itu membuat Dinara tersenyum tipis. Suaminya itu selalu begitu, janji hanya sekedar janji.
"Sayang, makan dulu." Dinara menyentuh lengan suaminya. Alexander hanya mengangguk, tapi sesaat kemudian, ia langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku jas.
"Jangan kerja terus, dong." Dinara mulai menyindir dan protes.
"Cuma telpon, Sayang. Ada hal urgent."
Dinara langsung menghela napas panjang, dan Alexander langsung mengusap pipi perempuan tersebut, agar tidak memasang muka masam di depannya.
"Sorry," ucap Alexander kemudian mulai makan burgernya.
Selesai mengisi perut, mereka kemudian meninggalkan Bandara. Oma sudah menyuruh sopir pribadi untuk menjemput mereka bertiga.
Alexander, Dinara dan Mikaela kini sudah berada di dalam sebuah mobil warna hitam. Mereka akan diantar oleh pak sopir ke mansion milik oma Darsa. Oma memilih menetap di tanah kelahirannya setelah kematian sang suami. Ia ingin menikmati hari senjanya di negeri kincir angin tersebut.
Sepanjang jalan, Mikaela terus saja berceloteh. Ada saja yang ia ceritakan, hingga anak itu capek sendiri lalu akhirnya tertidur. Jalanan cukup sepi, tidak sepadat di Jakarta atau kota-kota besar di Indonesia.
Ketika suasana menjadi hening, Alexander menoleh ke belakang, dilihatnya Mikaela sudah terlelap.
"Batrenya sepertinya sudah habis," canda Alexander yang menoleh ke belakang. Ia duduk di bangku depan, sedangkan Dinara bersama Mikaela di jok belakang.
Dinara hanya tersenyum mendengar candaan suaminya itu, tapi senyumnya seketika menghilang saat matanya fokus pada sebuah kendaraan yang oleng di ruas jalan yang berbeda. Sebuah truck pemadam kebakaran sepertinya kehilangan kendali, hingga pindah jalur. Alexander jelas heran, melihat wajah istrinya yang langsung pucat dan seperti membeku.
"Sayang ... kamu kenapa?"
Tidak ada jawaban atas pertanyaan Alexander, karena detik berikutnya mobil hitam mereka langsung dihantam truck merah besar yang telah lepas kendali.
BRUAKKK
Terdengar suara tabrakan yang cukup keras, hingga mobil hitam itu terguling beberapa kali.
BERSAMBUNG
FOLLOW IG sama FB author yaaa hehhe. ngarepppp.
IG Sept_September2020
Fb Sept September
Bagaimana kisah liburan keluarga yang harusnya bersisi moment indah tersebut?
Ada 20 judul novel tamat di sini. Kalian bisa ketik nama pena SEPT di kolom pencarian. Dan semboga terhibur bestie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
komalia komalia
aku lanjuy
2024-02-21
0
Dewi Zahra
nyimak dulu ya kak
2023-05-18
0
Sri indrawati
nyesek bgt kak sep😢😭😭
2023-05-18
0