My Hot Uncle bagian 4
Oleh Sept
Jakarta, Indonesia
10 Tahun Kemudian
Kediaman Hartanto. Rumah yang sangat megah, bangunan yang sudah mirip istana. Bahkan untuk merawat serta membersihkan kediaman tersebut, dibutuhkan puluhan ART. Ya, itu adalah rumah almarhum Alexander dan almarhumah Dinara.
Rumah yang kini ditinggali oleh Mikaela dan juga pamannya. Sebenarnya Ferdinand memiliki hunian sendiri, ia memilih mansion mewah sendiri. Namun, karena janjinya pada almarhum Dinara dan almarhumah oma Darsa, Ferdinand memutuskan kembali ke Indonesia. Meninggalkan kuliahnya di Inggris, meninggalkan Belanda, sebuah tempat yang menyimpan banyak kesedihan.
Sudah 5 tahun ia tidak menginjak negeri kincir angin tersebut, terlebih setelah mamanya meninggal 5 tahun silam. Ferdinand kini meniti karir di Indonesia. Dan untuk sementara, ia mengambil alih Hartanto Group, setelah sang kakak ipar meninggal. Yang akan menjadi milik Mikaela jika anak itu sudah dewasa.
***
Ferdinand kini sudah berusia 33 tahun. Tapi ia belum juga menikah, masih betah sendiri, karena fokus pada pekerjaan dan fokus pada Mikaela yang sudah mulai remaja. Gadis itu mulai sulit dikendalikan.
Mungkin karena tidak ada figure orang tua yang lengkap, ditambah apa saja yang ia inginkan selalu didapat dengan mudah, membuat Mikaela tumbuh sedikit nakal.
Mika yang kini sudah menginjak kelas 3 SMA tersebut, malah masih tertidur. Padahal hari ini adalah hari senin, bukan hari libur. Sudah pukul 7, tapi gadis itu tidak peduli. Saat ART mengetuk pintu, ia malah berteriak akan memecat siapa yang menganggu tidurnya.
Sementara itu, Ferdinand yang sudah menunggu di meja makan, kembali bertanya pada art, kenapa tidak membangunkan Mikaela.
"Mana Mika?"
"Emm ... masih tidur Tuan."
"Apa? Jam berapa ini? Bangunkan dia!"
"Tapi Tuan."
Ferdinand menahan napas, ia tahu. Keponakannya itu pasti mengancam para art. Alhasil, dia sendiri yang turun tangan. Pria yang sudah memakai jas rapi, dengan dasi polos itu akhirnya mengetuk pintu berkali-kali.
"BIBIKK!" teriak Mikaela yang bersembunyi di bawah selimut.
Ferdinand langsung saja membuka pintu di depannya dengan kunci cadangan. Ini sudah ke sekian kali Mika menbolos sekolah, padahal sudah kelas 3. Ia sampai bosan harus menerima aduan dari guru Mika. Dan harus mengutus sekretarisnya untuk memberikan banyak bingkisan agar Mika selalu lolos. Ya, karena Mikaela ini anak paling rajin membolos.
Jika tidak main belakang, sudah pasti Mikaela tidak akan naik kelas karena presentasi masuk dan absen sangat tidak manusiawi. Kadang berangkat ke sekolah, tapi tiba-tiba ijin sakit. Tapi pada kenyataannya, anak itu malah main ke mall bersama teman-temannya.
Membesarkan Mikaela benar-benar membutuhkan ekstra kesabaran. Mungkin karena selama ini Ferdinand hanya tegas pada semua pegawai di rumah dan di perusahaan, ia tidak pernah bisa tegas saat mendapat Mikaela.
Wajah Mikaela yang sangat mirip seperti maminya, membuat Ferdinand tidak bisa marah-marah pada anak tersebut. Yang ada ia hanya mengingat bagaimana Dinara meninggal dalam pelukannya. Itu cukup membuatnya terngiang sampai sekarang. Tapi kali ini, Ferdinand sedikit tegas. Beberapa bulan lagi Mika akan masuk kuliah, dan anak itu sama sekali tidak berubah. Masih suka seenaknya sendiri, alhasil, Ferdinand akan mulai mendisiplinkan Mikaela sekarang.
KLEK
Tap tap tap
Srekkk ...
Ferdinand menarik ujung selimut yang menutupi kaki jenjang Mikaela.
"BIBIKK!" teriak Mikaela kemudian langsung duduk.
"Bangun!"
"OM!"
"Cepat bangun! Sekolah!"
"Om! Om gak boleh seperti ini! Ini melanggar privasiiii. Kenapa OM main masuk saja kamar Mika. Bagaimana kalau Mika pas gak pakai baju?" omel Mikaela sebelum pamannya marah duluan.
Ferdinand berkacak pinggang, ia tersenyum kecut.
"Jam berapa ini? Cepat mandi! Om tunggu di bawah!"
"Aduh ... perut Mika mules. Kayakanya Mika gak bisa sekolah hari ini, Om."
Mika langsung turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi. Ferdinand hanya bisa menggeleng kepala. Dan akhirnya Mika bolos lagi, karena ia sekarang ada meeting penting, tidak bisa main-main dengan keponakannya yang paling bandell tersebut.
"Bik, pastikan Mika makan dengan benar," ucapnya pada para ART.
"Baik, Tuan."
***
Di dalam kamar mandi, Mikaela malah asik berendam di dalam bathtub dengan busa sabun yang amat banyak melimpah ruah. Ditambah sambil mendengarkan musik lewat earphones yang ia kenakan di telinga. Begitulah Mikaela selama ini, ada saja alasannya untuk tidak datang ke sekolah.
Hingga malam harinya, ketika selesai makan malam, dan memastikan omnya masuk ke dalam kamar, Mikaela mengendap-endap keluar dari kamarnya lewat jendela.
Gadis itu mau party bersama teman-temannya dan rencananya sampai pagi. Rupanya Mikaela ini salah pergaulan. Membuat ia terjerumus dalam pergaulan yang kurang sehat. Seperti saat ini, lolos dari gerbang karena sangat cerdik, Mika kini sudah di dalam mobil taksi menuju ke sebuah klab malam.
The Red Box Clubs
Suara music sangat kuat, membuat jantung ikut berdebar. Hampir semua yang ada dalam ruangannya yang minim cahaya itu mengerakkan tubuh dan kepala mereka, begitu juga dengan Mikaela.
"Cemen banget, masa lo gak berani minum ini?" ejek teman Mika.
Mika terlihat resah, ia takut kalau sampai minum dan ketahuan omnya.
"Nggak, deh!"
"Cih! Apa sih lo, Ka ... gak asik. Lihat gue!"
GLEK GLEK GLEK
Mata Mikaela terbelalak saat temannya minum langsung dari botol dan banyak banget, membuatnya melotot.
"Gila, Lo!"
"Nih coba!"
Mika mengigit bibir bawahnya, hatinya tidak mau, tapi tangannya mulai meraih botol tersebut. Dan ... GLEK GLEK GLEK
BERSAMBUNG
Fb Sept September
IG Sept_September2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
AsYanti
waktu kecelakaan 5 tahun yll bukannya umur Mika baru 7 tahun ya, kenapa cepet banget udah SMAnya? /Gosh/
2024-07-30
0
Qaisaa Nazarudin
Dinara menyusul suami nya,Tinggal lah Mikaela sendirian 😩😩😩
2023-10-31
0
Dewi Zahra
lanjut lagi
2023-05-20
0