Hati Mika

My Hot Uncle bagian 8

Oleh Sept

"Pak Ferdinand tidak usah terlalu khawatir, ini masih kecurigaan saya. Kita masih harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut," terang dokter yang melihat ketegangan di wajah Ferdinand.

Sementara itu, mata Ferdinand masih melotot. Ia masih belum yakin dengan dugaan dokter tersebut. Mika sehat, tidak mungkin keponakannya itu sakit parah.

"Keponakan saya itu gaya hidupnya sehat, Dok. Pasti dugaan Dokter salah!" ujar Ferdinand. Namun, Ferdinand langsung lemas, dia memang menjamin semua makanan di rumah. Tapi tidak bisa mengontrol makanan apa yang masuk dalam lambung Mikaela.

Ia mengusap wajahnya, merasa menyesal atas apa yang menimpa keponakannya itu. Cukup ia kehilangan anggota keluarga. Sekarang hanya Mika miliknya. Ia tidak punya keluarga lagi selain bocah nakall itu.

"Baiklah, Dok. Lakukan pemeriksaan menyeluruh sekarang!" ucap Ferdinand kemudian. Ia menyerahkan pada dokter yang jelas lebih ahli dari pada dirinya.

***

Hari itu juga Mikaela menjalani serangkaian pemeriksaan secara menyeluruh. Sampai Mikaela jenggah. Ia bosan harus masuk ruang satu ke ruang yang lain. Mika lelah karena harus diperiksa berkali-kali dan darahnya diambil tidak hanya satu kali. Belum lagi ia harus berbaring dan keluar masuk alat yang seperti kapsul tersebut.

"Om! Mika diapain lagi?" protes Mika yang kini didorong di atas kursi roda oleh omnya sendiri. Rasanya ingin berontak, karena merasa tidak sakit parah.

"Sudah Mika. Kamu duduk saja dengan tenang." Ferdinand kemudian menepuk pundak keponakannya itu dengan lembut.

Beberapa jam kemudian.

"Mika itu cuma sakit perut karena kebanyakan minum obat diet. Kenapa sampai diperiksa berkali-kali seperti ini!" protes Mikaela.

Ferdinand langsung menatap tajam dokter yang tadi menakut-nakuti Ferdinand. Setelah memastikan Mikaela baik-baik saja, Ferdinand langsung menepi dengan dokter yang tadi membuatnya ketar-ketir.

"Dokter hampir membuat jantung saya copot!" cetus Ferdinand, tapi ia merasa lega. Ternyata Mikaela hanya sedikit keracunan obat diet, ditambah gadis itu mengalami kram perut karena tamu bulanan.

"Lain kali periksa yang benar, Dok ... baru diagnosis!" ucap Ferdinand lagi.

Dokter hanya menepuk pundak Ferdinand, tapi kemudian ikut lega. Sebenarnya ia juga khawatir, beberapa tahun lalu, Mika sempat ia tangani. Suasana menjadi sangat heboh ketika Tim dokter menangani cucu dari group Hartanto yang termasyur itu, Ferdinand kelihatan sekali takut kehilangan keponakannya itu. Jadi, sebenarnya dokter hanya bersikap hati-hati. Takut hal yang buruk menimpa keluarga kaya raya tersebut. Sebab rumah sakit juga tidak mau dituntut karena dianggap lalai.

***

Dengan muka masam, Mikaela meninggalkan rumah sakit. Ia satu mobil dengan pamannya. Sepanjang jalan, Mika bersikap ketus pada sang paman.

"Apa perutnya masih sakit?" tanya Ferdinand tiba-tiba.

Bukannya menjawab, Mika langsung melengos. Gadis itu capek karena harus menjalani banyak pemeriksaan saat di rumah sakit akibat sikap berlebihan sang paman. Padahal, Ferdinand hanya mungkin takut kehilangan kembali lagi.

Mikaela adalah satu-satunya yang ia miliki, bagaimana bila yang di atas juga mengambil gadis yang mungkin sedikit nakall ini? Tapi jujur, meskipun sering geleng-geleng kepala atas sikap Mikaela, Ferdinand tidak pernah marah. Ia menyayangi gadis itu sepenuh hati, mungkin malah lebih. Terlihat dari cara Ferdinand yang kini menatap Mika dengan tatapan khawatir.

"I'm fine, Mika baik-baik saja!" ucap Mika ketus. Ia masih marah, karena semua fasilitas yang diberikan oleh Ferdinand masih cibut.

"Untuk apa kamu minum obat itu? Apa kamu mau mati?"

Suasana mendadak hening. Tiba-tiba Mikaela teringat mami dan papinya.

"Itu mungkin lebih bagus, Mika mungkin akan lebih bahagia bila ikut mami sama papi!" cetus Mikaela.

JLEB

Rasanya sakit sekali, seperti ada yang menghujam jantungnya. Apalagi Dinara meninggal dalam pelukan Ferdinand. Pria itu mendadak tertegun dan matanya perih.

"Kalau kamu ingin menyusul mami dan papi ... lalu Om dengan siapa?"

...

Ganti Mikaela yang tertegun, gadis itu kemudian menatap wajah pamannya.

"Om bisa menikah, dan tidak akan kerepotan mengurus Mika lagi!" ujar Mika dengan berani.

Ferdinand menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kenapa bicara seperti itu? Apa Om pernah mengeluh selama ini? Apa yang kamu mau, bukankah sudah om berikan?"

"Om hanya memberikan Mika uang, Mika gak hanya butuh uang! Mika butuh kasih sayang. Mika butuh teman untuk bercerita. Mika butuh mami yang selalu masakin Mika, yang nyisir rambut Mika, yang belai Mika dengan kasih. Mika butuh papi ... Papi yang sayang sama Mika. Papi yang bisa temani Mika ke mana Mika mau pergi. Mika kangen mereka!" tutur Mikaela panjang lebar dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Tidak mau terlihat menangis di depan pamannya, Mika langsung memalingkan muka. Ia mengusap pipinya yang sudah basah. Sementara itu, Ferdinand menarik napas dalam-dalam, kemudian meraih tubuh Mikaela. Pria tersebut langsung mendekap Mika dalam pelukannya.

BERSAMBUNG

Follow IG dan FB Sept yaaa hehehe

Fb Sept September

IG Sept_September2020

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut

2023-05-21

0

Mentari

Mentari

mengandung bawang

2023-02-03

0

Adriani Komink

Adriani Komink

Aduh banyak bawangnya

2023-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!