Berani

My Hot Uncle bagian 11

Oleh Sept

Suasana menjadi tidak terkendali, hingga Ferdinand harus meyakinkan lagi pada Mika, bahwa dia begitu peduli pada keponakannya itu.

"Om Ferdinand sayang Mikaela ... sangat sayang," ucap Ferdinand dengan suara bergetar. Pria itu ingin mengatakan pada gadis kecil tersebut, bahwa ia menyayangi sang gadis.

Mika lantas mendongak perlahan, meskipun masih menangis sesengukan. Keduanya saling menatap sangat lama, hingga sampai akhirnya Mikaela semakin mengangkat dagunya. Gadis yang masih remaja itu, memberanikan diri semakin dekat. Hingga wajah mereka tidak berjarak.

CUP

Lagi-lagi Ferdinand terbelalak akan aksi berani Mikaela. Sebenarnya, dulu saat Mika masih kecil, Ferdinand sering menghujani Mika dengan pelukan hangat dan kecupann sayang. Akan tetapi, makin ke sini, setelah semakin lama Mika tumbuh dewasa, Ferdinand mulai menarik diri.

Mikaela bukan lagi gadus manis, imut mengemaskan. Dia sudah berubah menjadi sosok gadis yang sedang ranum-ranumnya. Lebih baik sedikit menghindar dari pada sesuatu yang tidak mereka harapkan terjadi. Ya, seperti saat ini misalnya. Mika dengan berani menempelkan bibirnya, hingga membuat Ferdinand tercenggang.

Bibir Ferdinand terkunci rapat, tidak membiarkan Mika masuk ke dalamnnya. Ia mencengkram kedua bahu si gadis, kemudian mendorongnya pelan-pelan.

"Stop Mika! Om akan menganggap ini tidak pernah terjadi lagi. Jadi ... jangan pernah melakukan hal semacam ini!"

Setelah mengatakan itu, Ferdinand bergegas pergi. Pria itu mendesis kesal kemudian masuk ke dalam kamarnya sendiri. Ia sembab membanting pintu karena frustasi. Susah-susah ia membangun pembatas diri, tapi Mikaela begitu saja menerobos dan merusak dinding pertahanan pria tersebut.

***

Di dalam kamar Mika, gadis itu memukuli kepalanya sendiri.

"Bagaimana kalau om Ferdinand semakin menjauh?" gumam Mikaela kemudian menendang guling yang ada di dekatnya.

"Ya ampun! Bodohnyaa aku!"

Mika terus saja memaki dirinya sendiri, kenapa bisa ceroboh sekali. Bagaimana nanti kalau Ferdinand semakin menjauh dan malah menjaga jarak?

Sepanjang malam Mikaela tidak bisa tidur, sampai pagi harinya ia bangun dengan wajah kusut.

"Nona, guru private sudah datang." Bibi datang, tidak lupa membawakan Mikaela camilan dan jus segar.

"Makasih, Bi. Oh ya. Apa om sudah berangkat?"

"Sudah, pagi-pagi sekali," jawab bibi kemudian pamit ke belakang lagi.

"Oh, ya sudah."

Mikaela mendadak lesu, tuh kan. Apa yang ia takutkan malah terjadi. Setelah aksi beraninya, kini Ferdinand sepertinya menjaga jarak. Hal itu membuat Mikaela frustasi.

Dua jam lamanya ia bersama guru bahasa asing, kemudian ganti lagi dengan guru private yang lain. Sampai menjelang sore. Akhirnya kini Mikaela bisa santai. Sekolah di sekolah secara formal, ataupun belajar di rumah dengan guru les pribadi, nyatanya sama-sama melelahkan. Masih mending di sekolah, dia bisa bolos dan tidur di UKS karena pura-pura sakit.

Kalau di rumah, ia tidak berkutik. Apalagi ada CCTV, alhasil ia harus jaga sikap. Kalau tidak, pamannya akan semakin marah dan memperpanjang masa hukuman Mika. Bisa-bisa ia lumutan kalau sampai hukuman Ferdinand ditambah semakin panjang.

Waktu berjalan dengan lamban, Mikaela mulai bosan. Sudah melakukan ini itu, tapi jam sepertinya berjalan pelan. Mika pun pergi ke kolam yang ada di samping. Setelah puas berenang, Mikaela pun kelelahan, ia sampai ketiduran di tepi kolam renang, berbaring dengan tubuh tertutup handuk besar.

"Non ... Nona. Sudah sore."

Mikaela membuka handuk kecil yang tadi menutupi wajahnya.

"Apa om Ferdinand sudah pulang?" baru bangun, ia langsung menanyakan sang paman.

Bibi menjawab dengan ekspresi menyesal, karena melihat raut kecewa saat ia menggeleng pelan.

"Belum, Non."

Mika mendesis, kemudian beranjak dengan perasaan yang tidak enak. Gadis itu ke kamarnya, kemudian langsung melempar tubuhnya sendiri di atas ranjang empuknya yang beralaskan seprai selembut sutera. Wajahnya masam, bibirnya mengerucut. Terlihat sekali ia sedang marah pada pamannya.

"Apa ini karena kejadian itu?" pikir Mikaela kemudian kakinya menendang-nendang karena jengkel sendiri.

Sementara itu, di tempat yang lain.

Hartanto Group

Di sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi dan paling mencolok karena terlihat paling wah, Ferdinand duduk sambil menatap laptop. Pria itu memang di depan laptop. Namun, tidak sedang bekerja. Melainkan sedang memeriksa rekaman CCTV. Sedang apa seharian ini Mikaela. Apa gadis nakall itu kembali berulah?

Tok tok tok

Ferdinand langsung melipat laptop miliknya begitu Bills sang sekretaris datang.

"Apa sudah siap, Tuan?"

Ferdinand mengangguk, ia lalu membuka laptop miliknya dan mematikan alat tersebut. Sembari sedikit merapikan mejanya yang terlihat agak berantakan. Ferdinand sebenarnya orang yang sangat suka kerapian, tidak suka hal-hal yang berantakan. Hanya saja, pikirannya hari ini sedikit kacau karena ulah Mikaela. Membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Tidak fokus dalam bekerja.

...

Bahkan saat sudah tiba di depan rumah. Billi harus memanggil nama pria itu berkali-kali, karena Ferdinand malah melamun.

"Tuan ... Tuan Ferdinand. Kita sudah sampai, Tuan."

"Ehem ... Tuan."

"Tuan."

"Ehem!"

Ferdinand baru merespon, ia menoleh kemudian mengangguk paham. Pria itu turun mobil dengan lesu. Entah mengapa, saat akan masuk ke dalam rumah, kakinya terasa berat untuk melangkah. Perasaan pria itu mulai tidak enak ketika harus masuk ke dalam rumah keluarga besar Hartanto tersebut.

Tap tap tap

Ferdinand melangkah pelan, derap kakinya juga terdengar lesu, sama seperti orangnya. Ia sempat melirik kamar Mikaela, kemudian pergi ke kamarnya sendiri.

KLEK

Mata Ferdinand langsung mau melompat dari tempatnya. Ia melotot melihat pemandangan yang membuat kepalanya pusing bukan main.

"Mika! Kamu keponakan Om. Tolong hentikan!" sentak Ferdinand marah pada Mikaela yang sudah berbaring di atas ranjang dengan menggunakan baju tipis serta rok mini.

Ferdinand jelas marah, karena keponakannya itu mulai sulit dikendalikan dan terus saja membuatnya senam jantung. Gadis 17 tahun itu membuat Ferdinand ketar-ketir.

"Keluar dari kamar Om sekarang!" sentak Ferdinand kasar.

BERSAMBUNG

Fb Sept September

IG Sept_September2020

Follow ya bestie xixiixixxii

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

sabar fer

2023-05-21

0

Sity Paslah

Sity Paslah

ujian sebuah keimanan 😊😊😊

2023-01-02

0

Iyan Loss

Iyan Loss

seru banget ceritanya bikin greget🥰

2022-12-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!