Impossible

My Hot Uncle bagian 7

Oleh Sept

'Ish ... sialll! Kenapa om Ferdinand ada di sini? Harusnya dia kan ikut mencari di luar sana!' gerutu Mikaela yang tertangkap tangan mencuri di kamar omnya sendiri.

Ferdinand berdiri sambil berkacak pinggang, setelah memeriksa CCTV, ia tersadar bahwa anak nakal ini tidak pernah keluar kamar. Dan benar saja, setelah semua orang sibuk mencari, Mika gadis nakal ini mengendap-endap masuk ke kamar Ferdinand.

"Kamu sudah keterlaluan, Mika!"

Melihat tatapan tajam sang paman, Mika sedikit bergidik. Ferdinand jarang marah, lebih banyak diam kalau ia melakukan kesalahan. Tapi sepertinya kali ini Mikaela tidak akan selamat.

"Om pastikan kamu tidak akan bisa melewati pagar rumah ini!" tegas Ferdinand.

"Loh, Om!" Mika mau protes, tapi saat mendapat sorot tajam tersebut ia langsung menunduk.

"Balik ke kamar!" titah Ferdinand penuh penegasan.

Mikaela yang jengkel, langsung berjalan melewati pamannya. Ia sangat benci Ferdinand, karena selalu menganggap ia anak kecil, kalau salah pasti dihukum, dikurung di rumah. Dari pada rumah, ini seperti penjara. Marah, Mikaela kemudian membanting pintu dengan keras. Hal itu membuat Ferdinand mengusap wajahnya dengan kasar. Entah harus bagaimana agar Mikaela dewasa dan tidak melakukan kenakalan remaja lagi.

***

Di dalam kamarnya.

Mikaela melompat-lompat di atas kasur, ia memutar musik yang kencang, sampai kaca pada lemari hiasnya bergetar. Gadis itu menari-nari untuk melepaskan rasa kesalnya. Hingga bibi masuk membawa makanan.

"Saya gak lapar!"

"Nona ... Nona nanti sakit," ucap bibi perhatian.

Tiba-tiba Mikaela mendapat ide.

"Taruh situ, Bi."

Bibi pun tersenyum senang, sebab nona muda mereka akhirnya mau makan. Kalau sampai Mikaela sakit, bisa-bisa satu rumah akan kerepotan.

"Bibi mau lihat Mika makan?" celetuk Mikaela yang mengusir halus artnya.

"Tidak, Non. Baik ... saya permisi." Bibi pun pamit pergi kemudian menutup pintunya dengan pelan.

Mikaela yang bar-barr, ia kemudian mencari sesuatu di dalam laci. Bibirnya menggembang, mengulas senyum licikk. Tangannya mengambil beberapa kapsul, Mikaela yang tidak suka dikekang, dikurung bagai terpenjara, kali ini membuka semua isi kapsul. Ia tuang ke dalam gelas lalu mengaduknya.

Tidak sampai di situ, Mika yang selalu punya akal bulus untuk lolos dari rumah, kali ini meminum banyak obat diet sampai diluar standard pemakaian. Gadis itu tidak peduli, mungkin Mika hanya mencari perhatian, sebab omnya sangat sibuk. Ditambah ia malah dikurung di rumah, jelas Mika tidak menyukai hal itu.

Salah satu cara agar bisa keluar adalah membuat tubuhnya sendiri sakit, nanti pasti akan dibawa ke rumah sakit. Itu yang ada dalam kepala Mikaela, keponakan Ferdinando.

Beberapa jam kemudian.

Bibi mengetuk pintu kamar Mika, tapi tidak ada sahutan. Bibi lantas memutar knop pintu, dan tidak dikunci dari dalam. Wanita paruh baya itu lantas masuk semakin dalam.

"Non ..."

Melihat Mikaela yang terlihat tertidur sambil memeluk guling, bibi lantas hati-hati menyentuh pundak Mikaela. Guru les sudah datang, waktunya Mikaela belajar. Karena gadis itu sudah tidak masuk sekolah formal lagi. Per hari ini, Ferdinand memanggil guru ke rumah.

"Nyenyak sekali tidurnya non Mika," gumam bibi kemudian menyentuh pundak Mika lagi.

"Apa biarkan saja, ya?"

Bibi lantas berbalik, tapi matanya tertuju pada botol obat yang ada di atas nakas. Curiga, bibi langsung menoleh dan menyibak rambut yang menutupi wajah Mikaela.

"TOLONG!"

Bibi berteriak panik, membuat penjaga langsung berlari, disusul Ferdinand yang sejak tadi ada di ruang kerjanya. Pria itu sedang meeting online, tapi karena teriakan bibi, ia langsung berlari menuju sumber suara.

Melihat mulut Mika berbusa, Ferdinand panik. Ia langsung membopong tubuh Mikaela.

"Siapkan mobil!" titah Ferdinand panik.

Sopir langsung membuka pintu, Ferdinand membawa masuk Mikaela, saat mobil akan berjalan, tiba-tiba Ferdinand bicara lain.

"Stop!"

Ferdinand yang semula panik, perlahan matanya menajam.

"Buka matamu!"

'Sialll!' Mika merutuk, kok omnya bisa tahu kalau ia pura-pura.

"Kamu pikir Om bodohhh? Bau pasta gigi ini tidak bisa menipu Om."

'Sialll siallll sialll!' Mika ingin menjerit karena ketahuan.

Agar tidak dimarahi semakin parah, gadis nakall itu kembali berulah. Dengan aggressive ia merapatkan tubuhnya.

Tidak mau tingkah bar-barr Mika diketahui sang sopir, Ferdinand langsung meminta sopir pribadinya keluar.

"Bapak nisa turun sekarang," pinta Ferdinand.

Setelah hanya ada mereka berdua, Ferdinand langsung menepis badan Mika yang mendesak sejak tadi.

"Mika! Hentikan!"

Mika yang kesal karena selalu ketahuan, ia pun memilih mengakhiri sandiwaranya. Mika kemudian meraih tisu yang ada di antara dua kursi di depannya. Gadis itu mengusap mulutnya dengan tisu kemudinya duduk dengan muka bebek.

"Entah harus bagaimana Om hadepin kamu!" ujar Ferdinand marah.

Tiba-tiba, perut Mikaela benar-benar sakit. Gadis itu mencengkram perutnya sendiri. Sering bohong, membuat Ferdinand mengira bahwa Mika sedang akting.

"Kalau kamu mau nipu Om, lebih baik sana ... jadi bintang film!" celetuk Ferdinand kesal.

Mika mendongak, kemudian menatap pamannya dengan wajah pucat yang menahan sakit.

"Teruskan! Kamu pikir Om percaya?"

"O-m ... perut Mika sakit," ucap Mikaela lirih. Tapi dasar tukang bohong, sekali jujur orang pun tidak percaya. Ferdinand memilih membuka pintu, lebih baik ia meninggalkan Mikaela yang baginya pinter drama tersebut.

Akan tetapi setelah beberapa langkah setelah keluar dari mobil, ia mendengar suara orang jatuh. Spontan Ferdinand menoleh, dilihatnya Mikaela jatuh saat berusaha turun dari mobil.

"Mika!"

Mikaela mencengkram perutnya, terasa panas dan sangat sakit.

"Sakit OM!"

Yakin bahwa Mikaela tidak berbohong, Ferdinand memanggil sopir dan langsung menuju rumah sakit.

***

UGD

Ferdinand mondar-mandir di depan unit gawat darurat, ia gelisah karena keponakannya masih ditangani di dalam sana.

KLEK

"Dok ... bagaimana keponakan saya?"

Dokter tidak langsung bicara, ia malah meminta Ferdinand menuju ruangannya. Dan saat mereka sudah duduk di ruangan khusus, Ferdinand merasa tercenggang atas apa yang dijelaskan oleh sang dokter.

"Tidak mungkin!" ucap Ferdinand dengan wajah tidak percaya.

BERSAMBUNG

Fb Sept September

IG Sept_September2020

Terpopuler

Comments

deSu

deSu

🤣🤣🤣

2023-10-11

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

penasaran kak

2023-05-21

0

Sri indrawati

Sri indrawati

gokil bgt nih bocah🤣🤣😭😭

2023-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!